webnovel

LUAR NEGRI

Lelaki paruh baya berjambang putih itu memanggil anak gadisnya, yang baru saja pulang dari bekerja! "Sera, kemari Nak! Ayah ingin bicara," Ucap Ayah gadis itu.

"Baik Ayah!" jawab Sera, sembari melepas sepatu yang dikenakannya, lalu menaruhnya di rak sepatu.

Sera yang masih mengenakan stelan hitam dan celana bahan berwarna senada itu, menghampiri Ayahnya dan duduk di kursi ruang tamu. Sera selalu hormat kepada Ayahnya karena ia dibesarkan dengan baik di keluarga yang amat hangat.

"Ayah ingin membicarakan sesuatu padamu, apakah kamu ada waktu?" tanya Ayahnya lirih dengan halus.

Sera mengangguk pelan.

"Ayah melihat kamu sudah cukup dewasa untuk diajak berbicara dan menentukan keputusan, untuk itu Ayah tidak ingin berbicara dengan Kakak mu! Dan ingin langsung menyampaikannya," lanjut Ayahnya.

"Ada apa Ayah?" tanya Sera.

"Ayah ingin memperkenalkan kamu pada anak pak Lurah, namanya Bagus! Dia baru saja pulang bersekolah di Luar Negeri, pak Lurah meminta bapak mengenalkannya padamu."

Raut wajah Sera tiba-tiba berubah! Ia sangat tau kemana arah pembicaraan sang Ayah.

"Ayah, jika hanya untuk silaturahmi Sera bisa, tetapi jika Ayah berniat ingin lebih dari itu antara Sera dan anak pak Lurah, maaf Ayah! Sera tidak bisa," jawab Sera sopan.

"Kenapa Nak, apa kamu tidak menyukainya? kamu kan belum pernah bertemu dia?"

"Bukan begitu Ayah, Sera memiliki seseorang yang Sera sukai."

Pak Jenay, begitu orang-orang sekitar memanggilnya! Dia melihat raut wajah putrinya yang menatap kebawah, pertanda ia menolak, ini pertama kalinya putri bungsunya itu bersikap seperti itu.

"Sera? Ayah tau Nak, kamu tidak enak tentang ini! Ayah harap Sera jujur pada Ayah, siapa laki-laki yang mencuri hati putri Ayah?" tanya pak Jenay.

Sera mengangkat wajahnya, raut wajah malu terlihat di wajahnya. "Dia... dia berada jauh dari sini ayah, tinggal di Luar Negeri!" Jelas Sera.

Ayahnya tampak bingung, "Dimana kamu bertemu dengannya?"

Sera menggeleng pelan, "Aku belum bertemu dengannya Ayah," jawab Sera pelan.

"Lalu bagaimana kamu bisa percaya pada laki-laki yang belum pernah kamu temui?"

"Ayah, maafkan Sera! Untuk kali ini Sera ingin mengambil keputusan sendiri!" Lanjut Sera.

Pak Jenay tidak berbicara apa-apa lagi, ia bangkit dari duduknya dan pergi ke kamarnya, Sera bisa melihat keputusasaan di wajah Ayahnya.

Sera merogoh ponsel yang ada di tasnya begitu ia sampai di kamar tidurnya, ia mencari kontak bernama Sahin, laki-laki yang dipacarinya selama satu tahun ini hanya lewat sosial media.

"Sahin, apa kamu punya waktu aku ingin bicara!" Pesan teks langsung Sera kirim pada kekasihnya itu.

Tidak butuh waktu lama Sahin membalasnya, "Tentu, tapi hanya sebentar! Aku hampir menyelesaikan waktu istirahatku," balas Sahin.

Perbandingan waktu antara Indonesia dan Istanbul sekitar 4 jam kurang lebih, karena itulah Sera sering harus menata waktunya, bahkan saat malam hari tiba, Sahin akan menelpon sekitar pukul 8 sepulangnya dari bekerja, sedangkan Sera harus menahan kantuk karena di Indonesia sudah pukul 00.00 mereka bisa menelpon sekiranya 1 jam, Sera tidak pernah mengeluh ataupun meminta Sahin mengerti waktunya! Karena memang jam Indonesia lebih dulu dibanding disana.

"Sepertinya akhir tahun ini aku akan mengunjungimu ke Istanbul!" Pesan itu melesat dengan cepat langsung dibaca oleh Sahin.

"Benarkah? kamu serius."

"Iya, aku akan mengunjungimu! Aku sudah menabung cukup uang untuk pergi kesana, bukankah kamu berjanji akan datang ke Indonesia juga?" tanya Sera.

"Benar, aku akan ke Indonesia jika sudah memiliki cukup uang juga," balas Sahin.

Percakapan mereka selesai karena Sahin harus masuk bekerja lagi.

Pekerjaan Sera pun dibagi menjadi dua shift, jika masuk pagi dia akan pulang sekitar pukul 5 dan jika shift siang dia akan pulang jam 11 malam, terkadang meskipun lelah ia akan memaksakan diri untuk menerima telpon Sahin.

7 bulan berlalu, Sera sudah berhasil mengumpulkan uang untuk pergi ke negara kekasihnya itu, ia sudah membuat Pasport, Visa, bahkan menukar uang untuk digunakan disana. Sera ingin memberikan kejutan pada Sahin sehingga dia memajukan keberangkatan nya satu minggu lebih awal.

Ini untuk pertama kalinya Sera pergi keluar negeri, selama satu tahun ia terus menggali informasi untuk tinggal di negara itu, bagaimana cara berbicara dan berpakaian.

Sera berpamitan pada Ayahnya, walau berat melepas putri bungsunya sang Ayah tetap membiarkan gadisnya pergi! Pak Jenay sangat percaya pada anak bungsunya itu.

Sera mencium tangan pak Jenay dan lelaki paruh baya itu mencium pipi anaknya. Lambaian tangan dari gadis berparas cantik itu dibalas oleh ayahnya.

Di bandara Sera menghubungi Sahin, Sera mengirim pesan pada kekasihnya itu, membahas pertemuan pertama mereka yang ingin romantis seperti orang-orang yang menguploadnya di sosial media.

Penerbangan dari Indonesia ke Istanbul memakan waktu setengah hari full, 12 jam sudah Sera akhirnya tiba di tanah yang bukan di negerinya. Kemudian Sera menyesuaikan jam tangannya dengan jam Istanbul yang lebih lambat 4 jam.

Jetlag menyergap matanya, di indonesia ini sudah sekitar jam 2 pagi dan di Istanbul masih jam 10 malam an.

Hotel yang sudah Sera pesan tidak jauh dari bandara, hanya dengan menaiki taksi satu kali ia sudah sampai disana. Hotel dengan desain yang memanjakan mata, untuk pertama kalinya Sera akan tidur disebuah kamar yang bukan rumahnya.

Staff hotel disana piawai memakai bahasa Inggris, sehingga Sera tidak terlalu kesulitan ketika bertanya, berhubung orang Istanbul kebanyakan akan memakai bahasa Turki untuk keseharian mereka, dan mereka sangat menghargai bahasanya.

Kasur berukuran besar, tiga kali lebih besar daripada dirumahnya. Gadis itu langsung tidur, pegal di punggungnya membuat matanya sangat berat! Sampai ia tertidur dan bangun pukul 4 pagi, di indonesia ini sudah pukul 8.

Sera menelpon temannya, mengatakan ia sudah sampai Istanbul. Dan mengatakan ia akan berbahagia dengan cutinya yang belum pernah ia ambil selama setahun itu.

Sera keluar dari kamar karena perutnya yang berbunyi, ia mengucek matanya dengan berjalan, tidak sadar Sera menabrak sesuatu didepannya.

"Maaf saya tidak sengaja!" Sera panik bukan main, karena kesalahannya itu.

"Tidak masalah, apa kamu butuh bantuan?" tanya seorang lelaki berkaos putih dengan dada bidang menyapa Sera.

"Aku lapar! Tapi tidak tahu harus kemana, aku kesulitan sekarang!" Jelas Sera.

"Kamu dari Indonesia?" tanya nya.

Sera mengangguk. "Disini ada menu nasi goreng, kamu bisa minta itu untuk makan."

"Benarkah?" Sera tersenyum dengan indah membuat wajahnya cantik sempurna walau tanpa riasan.

"Kenalkan saya Keenan, kamu bisa memanggil saya nama saja! Senang bertemu denganmu," laki-laki itu mengulurkan tangannya.

"Aku Sera, terimakasih atas bantuannya," Sera menyalami laki-laki itu, lalu pergi meninggalkannya.

Keenan berdiri dan tersenyum melihat gadis itu berjingkrak-jingkrak meninggalkannya.

"Pak Keenan, ada yang bisa saya bantu?" tanya salah satu staffnya, melihat Keenan keluar malam-malam.

"Tidak, kamu bantu gadis itu! Dia ingin makan nasi goreng," jawab Keenan.

Sang staff pun segera pergi ketika atasan nya itu menyuruhnya.

Keenan adalah pemilik hotel yang memang tinggal disana, ia sangat mencintai bisnisnya ini, karena keinginan sang Ayah. Ia mempunyai kebiasaan berkeliling, memastikan semua yang menginap nyaman di hotelnya.

Sera menyantap makanan itu di jam 4.30 pagi, "Ah, nikmat sekali! Mimpi apa aku makan jam segini," lirih Sera setelah melahap makanannya.

Ia kembali kekamarnya dan menyiapkan pakaian untuk mengunjungi Sahin ketempat kerjanya, ia berencana memberikan kejutan pada kekasihnya itu.

Next chapter