webnovel

Fire Twins

Dewa telah meninggalkan dunia. Kekaisaran Oblitus penguasa benua runtuh dan seluruh benua dibawa ke dalam kehancuran. Kejahatan bukanlah hal yang baru. Nyawa bukanlah barang berharga. Kedamaian hanyalah impian naif. Kelaparan dan kemiskinan menguasai benua.Bertarung atau mati, membunuh atau dibunuh, tak ada orang yang bisa dipercaya. Frans anak yang dianggap jenius, putra seorang pahlawan ,dengan keluarga yang lengkap dan bahagia bertahan sebagai seorang bangsawan perbatasan ditengah runtuhnya kerajaan dan invansi kedua kekaisaran. Meskipun begitu, "Haaa, apakah aku sebaiknya jatuh kesandung dan pura-pura lupa ingatan saja ya?". Kembarannya terlalu emosional, Ayahnya seorang pahlawan tapi selalu pesimis, hanya ibunya saja yang bisa dia percaya. Semua mengandalkannya sebagai 'jenius' tapi dia tak menyukainya. Perjalanan panjang tentang arti sebuah cinta,keluarga dan kekuatan menantinya.

Anthest_48 · Fantasy
Not enough ratings
18 Chs

Kembali

Pasukan berkuda bergerak melalui jalan hutan. Terlihat dua buah panji dibawa oleh pasukan itu panji berwarna merah darah dengan lambang pedang dan tameng.

Serta panji berwarna sama dengan lambang sebuah naga hitam yang menyemburkan api. Panji pertama adalah simbol keluarga Lancaster dan yang kedua adalah Bendera dan simbol keluarga kerajaan.

Pasukan baron telah menyelasikan misinya. Mustahil bagi baron untuk melindungi semua desa dengan pasukan pribadinya.Mereka hanya bisa berpatroli dari desa ke desa.

Segera setelah ia selesai di desa dimana Frans dan Edwin ditemukan dan akan melakukan patroli, ia menemukan bahwa hampir semua desa di pinggir perbatasan diserang prajurit kekaisaran.

Beberapa masih bisa terselamatkan,tetapi yang lain sudah runtuh menjadi debu ketika mereka sampai. Semakin ia mengetahui kondisi wilayahnya saat ini semakin emosinya memburuk.

Baron Lancaster dengan beberapa luka yang telah diperbannya sendiri, menunggangi kuda di depan pasukan bersama Jhosua. Ia hanya melamun dan menggenggam kencang tali kekang kuda nya.

Jhosua yang melihat itu hanya diam, mengerti kalau hal terbaik untuk saat itu memberinya ruang untuk sendiri. Butuh waktu lama bagi Jhosua untuk menyelamatkan penduduk Desa Pond dimana ia bertemu Frans dan Edwind. Banyak dari mereka terluka parah, dan ia harus mengubur yang meninggal.

Ketika ia selesai, ia bertemu Baron yang telah kembali dari menyelamatkan desa yang lain.

"Hei, Jho"

"Ada apa Ed?"

Jhosua melihat baron mulai melihat telapak tanganya yang masih tertutup sarung tangan besi dengan senyum pahit.

"Mereka menyebutku pahlawan tapi aku lemah bukan?Sungguh ironis"

"Haaah…terakhir kali kau mengatakan itu saat kejadian itu ya… apa kau lupa? jawabanku masih sama Ed"

Mengingat sesuatu dari perkataan Jhosua, Baron mulai menatap mata Jhosua yang berbicara serius dengannya

"Bukan hanya kau, Kita semua itu–"

"–lemah"

Baron mulai teringat lagi perkataan Jhosua saat itu

'Iya Ed! Kau lemah!Tetapi aku juga lemah! Semua orang itu lemah!Tetapi kenapa semua orang lemah ini berjuang?!Kenapa orang lemah ini tak pernah berhenti?! Karena mereka punya kekuatan! Ya!Entah itu kau,aku atau orang yang mati sia-sia disana!Jadi kenapa kau berhenti hanya karena kau lemah?!Apa kau lupa harapan dan ambisimu yang membuatmu sampai disini?!'

"Yah, kau sekarang juga punya alasan yang lebih kuat lagi untuk terus bertarung bukan?"

Baron mengangguk pelan dan kembali terdiam. Jhosua yang merasa bosan mulai menoleh dan melihat ke bagian belakang barisan.

Beberapa gerobak berisi prajurit dan penduduk yang terluka. Tidak banyak yang terluka parah tetapi seorang pria dipenuhi perban yang berbaring di atas gerobak menarik perhatian nya.

"Oh iya Ed, apa kau ingat siapa pria yang terluka parah disana?"

"Dia ayah dari Tina,kau tahu Tina kan?"

"Oh tentu saja,Aku sering mendengarnya dari anak-anakmu,tetapi apakah dia seorang penduduk biasa?"

"Apa maksudmu?"

"Ketika aku mencoba menjalankan perintahmu di Desa Pond, aku melihat jejak darah yang mengarah ke pepohonan, aku menemukannya berbaring di tanah penuh luka dan ia memegang sebuah pedang panjang. Sangat aneh penduduk biasa memegang sebuah pedang panjang. Kemungkinan terburuk dia mata-mata, tetapi sepertinya dia terluka melawan prajurit kekaisaran. Jadi sementara ini aku menyelamatkanya."

"Kenapa dia masuk ke pepohonan?"

"Iya! Kau benar, sangat beruntung tidak ada binatang buas yang mencium bau darahnya di sana. Luka-lukanya juga sangat parah. Butuh waktu lama untuk mengobati lukanya. Kenyataan ia masih bisa bertahan sampai sekarang itu sangat luar biasa."

"Terakhir kali aku bertemunya dia memang seperti seorang petarung. Tetapi Ia hanya bercerita kalau dia dulu pernah menjadi seorang prajurit bayaran di provinsi Parvus. Namun berhenti segera setelah ia menikah."

"Hmm apakah benar begitu?Aneh kalau ia berhenti setelah dia menikah dan pindah ketempat seperti ini."

Baron mulai tersenyum dan mengangguk mengetahui jawaban sahabatnya.

"Hmm,seperti yang kau pikirkan,tetapi aku tahu semua orang punya rahasia dan mencoba mencari tahu hanya untuk hal seperti itu hanya membuang waktu "

"Haa?! Apa ini?apa kau tak masalah jika identitas keluarga calon menantumu tidak jelas?"

"Haa?Oh iya kak ,apakah kau dulu juga memeriksa identitas keluarga calon adik angkatmu?"

Mendengar baron memanggilnya kakak, sebuah ekspresi aneh mulai muncul di wajahnya

"Tentu saja tidak bodoh!kau itu temanku!kenapa aku tak percaya padamu?"

"Hahaha... kau lihat? masalahnya bukan di identitasnya,tapi percaya atau tidaknya"

"Huh? Kau percaya begitu saja?"

"Tidak juga, tapi lebih tepatnya jika mereka macam-macam dengan keluargaku, membersihkan sebuah keluarga penduduk biasa itu lebih mudah daripada sebuah keluarga bangsawan, hahahaha!"