webnovel

Fire Twins

Dewa telah meninggalkan dunia. Kekaisaran Oblitus penguasa benua runtuh dan seluruh benua dibawa ke dalam kehancuran. Kejahatan bukanlah hal yang baru. Nyawa bukanlah barang berharga. Kedamaian hanyalah impian naif. Kelaparan dan kemiskinan menguasai benua.Bertarung atau mati, membunuh atau dibunuh, tak ada orang yang bisa dipercaya. Frans anak yang dianggap jenius, putra seorang pahlawan ,dengan keluarga yang lengkap dan bahagia bertahan sebagai seorang bangsawan perbatasan ditengah runtuhnya kerajaan dan invansi kedua kekaisaran. Meskipun begitu, "Haaa, apakah aku sebaiknya jatuh kesandung dan pura-pura lupa ingatan saja ya?". Kembarannya terlalu emosional, Ayahnya seorang pahlawan tapi selalu pesimis, hanya ibunya saja yang bisa dia percaya. Semua mengandalkannya sebagai 'jenius' tapi dia tak menyukainya. Perjalanan panjang tentang arti sebuah cinta,keluarga dan kekuatan menantinya.

Anthest_48 · Fantasy
Not enough ratings
18 Chs

Ayah dan Paman

Seorang pria berbadan kekar memakai full plate armor menunggangi kuda bergerak cepat menyusuri jalan di tengah hutan.

Prajurit berkuda dengan pakaian serupa mengikutinya di belakang.

Menjadi seorang bangsawan di perbatasan, sudah menjadi tanggung jawabnya untuk menjaga wilayah yang diberikan tuannya kepadanya.

Tetapi menjadi bangsawan perbatasan sama seperti seorang bangsawan rendahan, di buang ke tanah yang di rawan konflik dengan harapan bahwa kejayaan yang Ia peroleh selama mengabdikan diri tidak akan berkembang hingga membahayakan bangsawan lain dan sirna bersama waktu.

Edmundo Lancaster ,seorang baron serta ayah dari Frans dan Edwin.

Ia bersama prajurit seperjuangannya bergerak cepat menuju desa yang dijarah oleh tentara kekaisaran.

Hanya dua anaknya yang ada dipikirannya. ­­Ia mengetahui betul bahwa kondisi di ibukota kerajaan tidaklah baik.

Ia juga tidak menduga kekaisaran akan menyerang sekarang.

Seharusnya deklarasi perang dengan mengirimkan pemberitahuan perlu dilakukan terlebih dahulu.

Menyerang tanpa pemberitahuan secara diplomatis ataupun jastifikasi yang jelas sama saja seperti orang barbar yang tidak mengerti adab.

Sebenanya tidak diperluka jastifikasi apapun, semua sudah mejadi pengetahuan umum di kalangan bangsawan bahwa Kekaisaran Magna mengklaim sebagai penerus kekaisaran oblitus.

Menilai dari tindakan mereka, mereka pasti mengira bahwa kerajaan lain di benua ini sebagai kelompok pencuri yang mengambil tanah yang seharusnya adalah hak mereka.

Baron Lancaster mulai keluar dari jalur hutan dan ia sekarang berada di atas bukit.

Ia bisa melihat desa terbakar bersama teriakan-teriakan. "Aku harap Frans dan Edwin tidak disana".

Ia percaya dengan Frans, baginya Frans adalah anak jenius tapi anaknya yang lain cukup membuatnya khawatir.

Terlebih ia tahu dari istrinya jika Edwin menyukai seorang gadis di desa ini. "Mereka mengklaim semua tanah di benua tetapi ia membunuh orang yang seharusya adalah penduduknya, sebenarnya apa yang mereka mau?".

Bagi Baron Lancaster yang utama bagi seuah wilayah adalah pendudukya seperti sebuah pasukan yang sangat bergantung dari prajurit-prajuritnya.

Kondisi moral,kemampuan dan fisik setiap prajurit sangat penting untuk keberhasilan mereka sebagai unit pasukan.

Wilayah sesubur apapun tidak dapat berjalan dengan baik jika penduduknya tidak dikelola dengan baik.

Namun pemandangan di depanya menunjukkan bahwa kekaisaran tak memperdulikan penduduk yang akan mereka kuasai.

"Semuanya!pacu kuda kalian! kita akan selamatkan warga desa yang masih hidup!"

"Siap!"

+++

Frans berlari mengejar saudara kembarnya.Meskipun ia masih bisa melihat saudaranya berlari di depannya menyusul dan menghentikannya adalah hal yang sulit, fisiknya jauh lebih inferior daripada Edwin.

'Ugh,haruskah aku berhenti?rasanya lebih baik aku pura-pura jatuh dan pingsan saja kan?' Sebagai anak bangsawan perbatasan latihan fisik adalah hal wajib.Namun bakat adalah masalah yang sungguh berbeda.

Kita beruntung tidak ada pajurit yang mengejar, tapi bukankah Edwin yang bodoh bisa mengerti kalau ada kemungkinan pasukan pengintai milik musuh berada di sekitar sini?Hmm?

Meskipun di hutan, ia mendengar ada suara banyak langkah kaki.

'Oh dewa,semoga itu pasukan milik ayah. Hampir menjadi budak sudah cukup buruk.Apa aku juga harus mati muda ugh!'

Edwin berhenti dan Frans menabrak punggungnya. Frans yang terkejut melihat arah tatapan saudaranya, ia melihat sekelompok prajurit berlari kearahnya.

Seorang prajurit berbadan besar dengan armor tanpa helmet bergerak memimpin di depan sekelompok prajurit. Terlihat wajah seperti veteran dengan wajah penuh bekas luka ,rambut pendek berwarna kuning dan iris mata berwarna merah. Frans dan Edwin mengenal orang ini dengan baik,dia adalah seorang knight dan teman seperjuangan ayah mereka. Jhosua juga menjadi pelatih pedang mereka. Sehingga mereka sangat senang melihat Jhosua datang ke arah mereka.

"Paman!"

Edwin berteriak memanggil Jhosua. Jhosua yang masih bergerak kearahnya mempercepat langkahnya.

"Frans,Edwin,kembalilah ke kastil segera Jhosepin sangat mengkhawatirkan kalian."

Jhosepin adalah nama adik Jhosua dan ibu dari Edwin dan Frans. Edwin menjawab Jhosua dengan pertanyaan yang lain

"Paman, apakah kau melihat Tina saat dari kastil?"

"… kembaliah ke kastil,aku dan ayah kalian akan menyelasaikan masalah di sini "

" Edwin, kita harus kembali ke kastil dan mencarinya sendiri disana"

"…"

Jhosua tidak ingin menunggu jawaban Edwin memanggil nama dua orang prajurit yang bersamanya

"Bob,Jack bawa tuan muda kembali ke kastil,aku serahkan kepada kalian"

"Siap!"

"Baik!"

"Edwin, ayo!"

"…"

Frans menarik tangan Edwin dan mengajaknya bergerak bersama kedua prajurit ke arah kastil