1 Prolog

Tokyo, 21-08-2022, Jam 05:59.

Di sebuah perumahan yang terletak di Prefektur Tokyo.

Di sana terdapat seorang anak laki-laki yang sedang tertidur dengan pulas di atas kasur berukuran 200 X 160 CM. Anak laki-laki ini memiliki wajah yang terlihat sedikit tampan. Dia juga memiliki rambut hitam sepanjang pundak dengan poni nya yang terlihat terjatuh di sisi kanan wajah nya yang mencapai dagu nya dan terdapat beberapa helai rambut milik nya yang berwarna putih. Serta, anak laki-laki ini juga memiliki wajah yang terlihat agak sedikit feminin dan lembut.

Anak laki-laki ini memiliki nama Shimotsuki Souji. Dia ini merupakan anak tertua dari keluarga Shimotsuki dan saat ini ia sedang berada di kelas dua Sekolah Menengah Atas. Serta, dia juga bersekolah di sekolah elit yang bernama 'Ryuuji Gakuen'.

Souji saat ini terlihat sedang tertidur dengan sangat nyenyak di atas kasur miliknya. Namun, beberapa saat kemudian, tiba-tiba saja terdengar sebuah dering dari alarm yang terletak di atas meja yang ada di dekat kasur dari Souji.

*Lero lero lero lero lero*

Mendengar suara dari alarm tersebut. Souji sedikit mengerang, sebelum dia dengan malas mulai membuka kelopak mata nya dan memperlihatkan mata heterochromia Azure-Violet milik nya yang tampak sangat indah. Souji kemudian mulai mengalihkan pandangan nya ke arah jam alarm yang ada di atas meja dengan jengkel.

*Huhhh*

Menghela nafas nya dengan lelah, Souji kemudian mulai bangkit dari tempat tidur nya dan mematikan jam alarm yang berbunyi itu. Lalu, Souji mulai melakukan sedikit peregangang, sebelum dia mulai berjalan pergi menuju kamar mandi.

Di kamar mandi, Souji mulai melakukan aktivitas pagi nya seperti biasa, yaitu; menggosok gigi dan mencuci muka nya.

Setelah itu, dia mulai menatap cermin yang ada di depan nya itu dengan mata heterochromia azure-Violet milik nya yang mulai menyipit dan berkata.

"Sigh ... Rambut ku ini sudah mulai kembali ke warna asli nya lagi ya? *Huhhh* Ini benar-benar sangat merepotkan sekali, aku seperti nya harus mewarnai nya lagi setelah pulang sekolah nanti" Ucap Souji dengan nada jengkel, sambil mulai menata rambut hitam milik nya dan mengenakan sebuah lensa kontak berwarna hitam yang menutupi warna mata asli milik nya.

Setelah itu, Souji mulai mengenakan seragam sekolah yang terdiri dari; kemeja lengan panjang berwarna putih, celana panjang berwarna abu-abu, dasi bergaris merah-biru tua-putih-hitam dan jaket bordir berwarna biru tua.

Lalu, anak laki-laki berambut hitam ini mulai berjalan menuju ke dapur dan mulai memasak sarapan. Kemudian, pada saat Souji mulai menaruh sarapan yang barusan dia buat di atas meja makan, tiba-tiba saja muncul seseorang yang berjalan menuju ke meja makan, dan langsung duduk di salah satu kursi yang ada di sana.

Orang itu adalah seorang gadis cantik yang memiliki kulit putih seperti mutiara dan terlihat lebih muda dari pada Souji. Gadis ini memiliki rambut putih bergelombang dengan panjang yang mencapai pinggangnya dan diikat dalam gaya ponytail menggunakan ikat rambut berwarna biru. Serta, gadis ini juga memiliki mata indah yang berwarna azure.

Gadis ini juga mengenakan seragam sekolah yang terdiri dari; kemeja berwarna putih yang digulung hingga sikut, rok berwarna abu-abu, dasi bergaris merah-biru tua-putih-hitam, blazer bordir biru tua yang di gulung hingga sikut dan kaos kaki hitam yang mencapai paha nya.

Gadis ini memiliki nama Shimotsuki Masuyu. Dia merupakan anak kedua sekaligus yang termuda dari keluarga Shimotsuki, dan dia saat ini sedang berada di kelas tiga Sekolah Menengah Pertama. Serta, dia juga bersekolah di sekolah elit yang sama dengan Souji. Namun, dia berada di tingkat SMP dari sekolah tersebut.

Melihat gadis berambut putih itu, Souji mulai menatap nya sejenak, sebelum dia menghela nafas nya dengan lelah dan berkata.

"Sigh ... Bisakah kamu lebih memperhatikan penampilan mu itu, Masu-chan? Kamu itu masih kelas tiga sekolah menengah pertama. Tapi kamu sudah menggunakan hal-hal seperti itu" Ucap Souji dengan nada lelah, sambil duduk di kursi yang ada di depan gadis berambut putih itu.

Gadis berambut putih yang mendengar hal itu, dia langsung mengerutkan kening nya dengan jengkel dan berkata. "Berhentilah memanggil ku seperti itu!! Aku bukan anak kecil lagi!!" Ucap Masuyu dengan jengkel, sambil membanting meja makan. "Dan juga, aku tidak ingin diberitahu oleh orang yang sangat buruk seperti mu, yang bahkan reputasi buruk nya saja sudah terdengar hingga ke gedung sekolah ku" Lanjut nya dengan nada jengkel, sambil mulai memakan makanan nya.

Souji yang mendengar hal itu hanya bisa menghela nafas nya saja dengan lelah dan mulai memakan makanan miliknya sendiri. Meskipun begitu, dia cukup sedih, karena melihat adik nya yang imut ini mengatakan hal yang seperti itu juga kepada nya. Tapi, dia juga tidak bisa membalas nya, atau mungkin lebih tepat nya lagi adalah dia sudah lelah untuk membalas hal-hal seperti itu. Karena, hal seperti ini hampir selalu terjadi semenjak dia mulai memasuki kelas satu Sekolah Menengah Atas.

Walaupun begitu, sejujurnya, apa yang dikatakan oleh Masuyu ini adalah sebuah kebenaran. Karena, Souji sebenarnya memiliki reputasi yang sangat buruk di sekolah nya. Bahkan, rumor buruk nya saja sudah terdengar hingga keluar sekolah. Oleh karena itu, dia sudah cukup lelah untuk membalas nya dan mulai menerima hal itu seperti sesuatu hal yang biasa-biasa saja bagi nya.

Setelah menghabiskan sarapan nya, Souji kemudian mulai menaruh semua piring kotor di wastafel, sebelum ia mulai berjalan menuju kamar nya untuk mengambil tas milik nya. Tidak lupa juga dia mengambil sebuah syal berwarna putih dengan corak api yang berwarna scarlet-biru muda dan langsung mengenakan nya di leher nya.

Selesai dengan hal itu, Souji kemudian langsung turun kembali ke dapur dan di perjalanan, dia melihat Masuyu yang juga sedang mengambil tas milik nya. Mengabaikan gadis berambut putih itu untuk saat ini. Souji kemudian mulai mengambil salah satu dari dua buah bekal yang tergeletak di meja makan dan langsung menaruh nya di dalam tas milik nya. Setelah itu, Souji mulai berjalan menuju ke Masuyu yang berada di ruang tamu.

Sesampainya di sana, dia langsung membuka mulut nya dan berkata. "Masu-chan, bekal milik mu ada di atas meja makan" Ucap Souji, sambil langsung berbalik dan pergi tanpa menunggu jawaban dari gadis berambut putih itu.

Sementara itu, Masuyu yang mendengar perkataan dari Souji, dia langsung membuka mulut nya dan berkata. "Sudah berapa kali aku bilang, berhenti memanggil ku seperti itu!! Aku bukan anak kecil lagi, dan hal itu akan menjadi sangat menjijikkan jika kamu yang memanggil ku seperti itu" Ucap Masuyu dengan nada kesal, sambil menatap Souji yang sedang berjalan pergi dengan penuh permusuhan.

"Dan juga, dari kemarin aku sudah bilang kepada mu bukan? Kalau aku tidak akan pernah memakan bekal buatan mu itu. Bahkan membawa nya pun aku tidak akan pernah!" Lanjut nya dengan nada jengkel, sambil kembali bermain dengan Smartphone yang saat ini sedang ia pegang.

Souji yang mendengar hal itu hanya bisa menghela nafas nya saja dengan lelah dan berkata. "Sudah ku duga akan berakhir seperti ini. Aku mulai bertanya-tanya, sejak kapan dia mulai berubah menjadi seperti itu?" Gumam Souji dengan nada sedih, sambil mulai memakai sepatu milik nya.

Menggelengkan kepala nya untuk menghilangkan pemikiran negatif yang mulai memasuki kepala nya, Souji kemudian mulai membuka mulut nya kembali dan berkata. "Kalau kamu memang tidak ingin memakan nya. Maka kamu tinggal berikan saja kepada kucing" Ucap Souji dengan nada yang terdengar cukup keras, sambil bangkit setelah dia selesai memakai sepatu milik nya.

Souji yang tidak mendengar jawaban apa pun dari Masuyu hanya bisa tersenyum kecut saja dan mulai berjalan menuju pintu keluar. Akan tetapi, baru beberapa langkah ia berjalan, Souji tiba-tiba saja menghentikan langkah kaki nya dan berbalik ke arah belakang.

"Ngomong-ngomong, aku hampir lupa memberitahu mu. Tapi, nanti malam aku tidak akan pulang ke rumah" Ucap Souji, sambil mengeluarkan Smartphone milik nya dan mulai menyalakan nya.

Setelah itu, Souji mulai membuka pesan dan mengirim sebuah pesan kepada seseorang.

[Ngomong-ngomong, Kyouya. Apakah aku boleh menginap di rumah mu malam ini?]

Setelah mengirim pesan tersebut, Souji kemudian mulai kembali mengalihkan pandangan nya ke arah depan, untuk melihat kepala Masuyu yang sedang mengintip ke arah nya dan menatapnya dengan tajam.

Masuyu yang melihat Souji yang mulai menatapnya itu, ia langsung membuka mulut nya dan berkata. "Kenapa kamu tidak pulang malam ini? Apakah terjadi sesuatu?" Tanya Masuyu kepada Souji dengan nada khawatir, sambil mulai menatap nya dengan mata yang terlihat sedikit bersalah.

Souji yang melihat hal itu langsung menjadi sedikit terkejut. Akan tetapi, dia dengan cepat pulih dan berkata. "Hehh~ Jadi, adik ku yang imut ini mengkhawatirkan ku ya~" Jawab Souji atas pertanyaan Masuyu dengan nada menggoda, sambil menunggu seseorang yang dia kirimi pesan tadi membalas pesan nya.

Masuyu yang mendengar perkataan dari Souji langsung memiliki wajah yang memerah dan buru-buru membantah nya. "S-si-siapa juga yang mengkhawatirkan mu!! A-aku hanya tidak ingin kehilangan koki kelas atas gratis seperti mu!!" Bantah Masuyu atas perkataan Souji dengan nada jengkel, sambil memalingkan wajah nya ke samping. Namun, masih terlihat dengan jelas bahwa mata nya itu mengintip ke arah Smartphone yang saat ini sedang di pegang oleh Souji.

Souji yang mendengar hal itu hanya bisa tersenyum hangat saja ke arah gadis berambut putih itu dan berkata. "Ya, ya, terserah kamu saja" Ucap Souji dengan nada malas, sambil mulai membuka pesan yang baru saja ia dapat.

Melihat bahwa itu adalah balasan dari pesan yang ia kirim sebelum nya, Souji kemudian tanpa basa-basi langsung membaca nya.

[Aku sih bisa-bisa saja. Tapi, memang nya kamu sedang memiliki masalah dengan keluarga mu, Souji-san?]

Selesai membaca pesan tersebut, Souji hanya bisa tersenyum kecut saja, sebelum dia membalas nya.

[Tidak. Hanya saja, hari ini ada teman ibu ku yang mampir. Jadi, kamu seharusnya tahu bukan alasan nya, Kyouya?]

Mengirim pesan tersebut, Souji kemudian sedikit menoleh ke arah Masuyu, untuk melihat apa yang sedang gadis itu lakukan. Namun, pada saat Souji baru saja menoleh ke arah depan, ia langsung dikejutkan oleh seberapa dekat nya Masuyu dengan nya, dan hal itu membuat nya mundur beberapa langkah ke belakang.

"Sigh... Bisakah kamu berhenti diam-diam mendekat seperti itu? Karena, hal itu benar-benar membuat ku sangat terkejut" Ucap Souji dengan nada yang terdengar sedikit jengkel, sambil berbalik untuk berjalan kembali menuju pintu keluar.

Sementara itu, Masuyu yang mendengar perkataan dari Souji langsung mengalihkan pandangan nya ke arah samping dan berkata. "Hmp! Siapa juga yang diam-diam mendekati mu. Jangan kegeeran dah" Jawab Masuyu dengan nada kesal. Namun, gadis itu masih menatap Souji dengan sedikit khawatir dari sudut mata nya.

Souji yang mendengar hal itu langsung terdiam, sebelum dia berbalik ke arah Masuyu dan berkata. "M-mustahil... J-jadi, selama ini k-kamu adalah seorang Ts-tsundere?" Tanya Souji kepada Masuyu dengan nada gerogi yang entah kenapa terdengar dipenuhi oleh keterkejutan, sambil menatap gadis berambut putih itu dengan mata yang membelalak.

Masuyu yang mendengar perkataan dari Souji ini, dia lagi-lagi langsung memiliki wajah yang memerah, sebelum dia berkata. "S-s-s-s-siapa juga yang Tsundere huh!!" Masuyu kembali membantah perkataan dari Souji dengan wajah yang berubah menjadi merah total, dan ia juga memiliki nada suara yang terdengar jengkel, sambil kembali mengalihkan pandangan nya ke samping.

Souji yang melihat bagaimana adik nya ini bereaksi dari lelucon nya tadi hanya bisa tersenyum kecut saja ke arah nya, sebelum dia kembali berbalik untuk berjalan menuju pintu keluar dan membuka pintu tersebut.

Namun, sebelum Souji bisa berjalan keluar dari rumah. Dia tiba-tiba saja dihentikan oleh Masuyu yang menarik lengan kanan nya.

Melihat hal itu, Souji langsung menghela nafas nya dengan lelah, sebelum dia mengalihkan pandangan nya ke arah Masuyu dan berkata. "Ada apa, Masu-chan?" Tanya Souji kepada Masuyu dengan nada yang dipenuhi oleh kebingungan, sambil menatap nya dengan mata yang bertanya-tanya.

Masuyu yang baru saja menyadari apa yang sedang ia lakukan itu langsung saja menarik kembali lengan nya dan buru-buru mengalihkan pandangan nya ke samping, sambil berkata. "Hmp!! Jangan g-geer ya? A-a-aku melakukan semua hal ini itu, h-hanya karena kamu belum menjawab pertanyaan ku yang sebelum nya saja. D-dan bukan berarti aku memiliki maksud lain atau apalah" Jawab Masuyu atas pertanyaan Souji dengan nada kesal, sambil melirik Souji dari sudut mata nya.

Souji yang melihat hal itu hanya bisa kembali tersenyum hangat saja ke arah Masuyu dan menepuk-nepuk kepala nya, yang menyebabkan wajah dari gadis berambut putih itu langsung kembali berubah menjadi merah total.

Kemudian, Souji langsung berbalik tanpa menunggu jawaban dari Masuyu dan berjalan keluar, sambil berkata. "Aku tidak pulang ke rumah, karena Okaa-san bilang teman nya ingin mampir ke rumah malam ini" Ucap Souji, sambil terus berjalan keluar.

"Jadi, karena aku tidak ingin mengganggu nya. Aku memutuskan untuk menginap saja di rumah Kyouya. Terlebih lagi, kamu seharusnya sudah tahu alasan kenapa aku melakukan hal itu bukan?" Tanya Souji kepada Masuyu, sambil berhenti dan berbalik ke arah Masuyu dengan senyum cerah di wajah nya.

Masuyu yang melihat hal itu, ia hanya mengangguk kan kepala nya saja sebagai jawaban atas pertanyaan dari Souji, tanpa mengatakan sepatah kata pun.

Melihat hal itu, Souji langsung menganggukkan kepala nya sedikit, sebelum dia kembali membuka mulut nya lagi dan berkata. "Kalau begitu, aku permisi dulu dan..." Ucap Souji, sambil berbalik dan mulai berjalan pergi. "...Semoga kita bisa bertemu lagi, wahai adik ku yang sangat imut" Lanjut nya dengan nada menggoda, sambil tersenyum dengan sangat menggoda juga ke arah Masuyu, sebelum dia buru-buru berbalik dan mempercepat langkah kaki nya untuk segera menjauh dari tempat itu.

Masuyu yang ditinggal sendirian hanya bisa menatap dengan mata kosong saja ke arah dimana Souji menghilang. Karena, dia saat ini benar-benar tidak bisa memikirkan apa pun lagi. Sebab, seluruh rangkaian kejadian yang sangat mendadak tadi, dan dia masih mencoba untuk memproses nya.

Kemudian, gadis berambut putih itu langsung terbangun dari lamunan nya, saat tiba-tiba saja terdengar bunyi pintu yang tertutup dengan cukup keras, akibat diterpa oleh angin.

*Bukk*

Mendengar bunyi tersebut, Masuyu langsung terbangun dan mencoba melihat-lihat sekitar nya dengan sedikit linglung, sebelum seluruh rangkaian kejadian yang terjadi beberapa saat yang lalu langsung menyerang nya dan membuat seluruh tubuh nya menjadi merah cerah.

Masuyu langsung menjadi semakin gemetaran, saat seluruh kejadian itu terus-menerus diulang di dalam kepala nya, sebelum dia akhirnya rusak sepenuh nya.

"O-o-o-o-oni-onii-chan no baka!!!"

Masuyu yang rusak langsung berteriak dengan sangat keras, sebelum ia terjatuh ke lantai tanpa tenaga dan mulai memegangi kepala nya.

"Onii-chan no baka. Baka, baka, baka, baka. Kau pikir aku akan dengan mudah tergoda seperti itu hah, baka, baka, baka, baka"

Masuyu terus mengulangi hal itu, saat dia mencoba untuk berdiri dan berjalan pergi menuju ruang tamu untuk mengambil tas milik nya. Namun, gadis berambut putih ini juga tidak lupa untuk pergi menuju dapur untuk mengambil bekal yang ada di atas meja makan.

"Walaupun kamu baka, aku masih akan tetap menyukai mu, Onii-chan" Ucap Masuyu dengan nada yang entah kenapa terdengar menjadi semakin menyeramkan, sambil tersenyum dengan ronah merah di pipi nya. "Dan, aku tidak akan pernah membiarkan mu dimiliki oleh siapa pun selain aku" Lanjut gadis itu dengan senyum mesum yang mulai tumbuh di wajah nya, saat dia mulai melihat sebuah foto dari pemuda berambut hitam tadi yang sedang tertidur.

Setelah itu, Masuyu mulai berjalan pergi keluar dari rumah dengan suasana hati yang sangat baik. Namun, gadis ini waktu itu masih belum menyadarinya. Jika tadi adalah terakhir kali nya, dia bisa bertemu dengan Onii-chan tersayang nya itu.

☆-----___-----___-----☆

Di sebuah gedung berwarna putih. Yang tidak lain adalah gedung Sekolah Menengah Atas dari Ryuuji Gakuen. Atau mungkin, lebih tepat nya lagi adalah, di salah satu ruang kelas yang ada di dalam gedung tersebut. Terlihat di sana ada seorang pemuda yang sedang tertidur dengan sangat nyenyak di bangku miliknya, yang berada di pojok kelas.

Tidak ada seorang pun yang membangunkan nya, bahkan saat bel pertanda istirahat sudah berbunyi. Atau mungkin, lebih tepat nya lagi adalah orang-orang memang menjauhinya.

Jika ada orang luar yang melihat hal ini. Mereka pasti akan berpikir bahwa pemuda itu adalah seseorang yang di isolasi dari lingkungannya.

Namun, jawaban mereka ini bisa dibilang salah sekaligus benar. Sebab, meskipun pemuda ini memang terlihat seperti orang yang di isolasi dari lingkungan nya. Namun ,hal itu tidak mengartikan bahwa dia ini tidak memiliki teman sama sekali.

Ngomong-ngomong, pemuda ini adalah Shimotsuki Souji. Dan saat ini, ia sedang tertidur dengan cukup pulas, akibat pelajaran sebelumnya yang sangat membosankan.

Lalu, beberapa saat kemudian, Souji mulai sedikit mengerang, sebelum dia mulai membuka kelopak mata nya dan berkata dengan nada lelah.

"Uhh... Sepertinya sudah istirahat"

☆-----___-----___-----☆

(POV Souji)

"Uhh... Sepertinya sudah istirahat"

Aku menggumamkan hal itu dengan nada lelah. Lalu, aku mulai melihat-lihat sekitar ku dengan mata yang mengantuk, sebelum aku kembali menutup mata ku dan masuk ke dalam Dunia mimpi.

Ya, itulah yang tadinya ingin aku lakukan. Namun, tiba-tiba saja ada seseorang yang memanggil ku dari arah samping.

"Shimotsuki-kun, apakah kamu masih tidur?"

Aku yang mendengar suara itu langsung membuka sedikit kelopak mata ku, dan mengintip untuk melihat siapa orang yang memanggil ku ini. Sebab, aku sedang tidak ingin diganggu oleh siapa pun.

Pada saat aku melihat ke arah dari mana suara itu berasal, aku langsung diperlihatkan dengan penampakan dari seorang gadis yang sangat cantik dan memiliki aura elegan bercampur anggun di sekitarnya. Rambut hitam milik nya itu terlihat sangat halus, dan mencapai pinggul nya dan diikat menggunakan sebuah pita merah bercorak awan hitam dalam gaya ponytail. Serta, mata merah darah milik gadis ini juga mulai menatap ku dengan intens, yang sedikit mengganggu ku.

Ya, gadis cantik berambut hitam ini memiliki nama Shinomiya Hina. Dia merupakan putri pertama dari keluarga Shinomiya yang sangat terkenal. Banyak sekali orang yang beranggapan baik tentang nya. Karena, bukan hanya cantik dan cerdas, tapi dia juga adalah seseorang yang sangat suka sekali membantu orang lain. Lalu, banyak juga orang yang memuja nya dan ingin berpacaran dengan nya hingga menembak nya. Walaupun begitu, mereka semua ditolak oleh nya.

Namun, bagiku dia ini bukanlah seorang Dewi atau pun Malaikat. Karena, untuk ku dia itu hanya terlihat seperti seekor iblis yang terus-menerus mengganggu waktu tidur siang ku yang berharga saja.

Oleh karena itu, aku langsung mengabaikan nya dan mulai kembali tidur. Namun, entah kenapa aku mulai merasa seperti sedang ditatap dengan penuh cemoohan oleh semua orang.

Tentu saja, aku tidak mempedulikan hal itu dan lanjut mengabaikan gadis ini.

Akan tetapi, pada saat aku baru saja ingin kembali tertidur dengan lelap. Aku tiba-tiba saja mendengar seseorang mulai berbicara kepada gadis ini.

"Sudah abaikan saja anak putus sekolah itu, Shinomiya-san. Bagaimana jika kamu makan siang dengan ku saja?"

Aku yang mendengar suara itu langsung menghela nafas ku secara internal dan mulai mengintip ke arah dari mana suara itu berasal, untuk melihat apakah dia memang orang yang saat ini sedang aku pikirkan atau tidak.

Di saat aku mengintip ke arah tersebut, aku langsung diperlihatkan seorang pemuda yang terlihat sepantaran dengan ku yang mulai berjalan menuju ke arah Shinomiya-san. Pemuda ini memiliki penampilan yang tampak seperti orang eropa pada umum nya, dengan rambut pirang pendek dan mata giok. Hanya saja, wajah dari pemuda ini sangat menjengkelkan dan membuat seseorang yang melihatnya ingin langsung meninju nya (Mungkin hanya aku saja).

Meskipun aku mengatakan hal itu, aku tidak melakukan hal apa pun dan hanya terus berpura-pura tertidur saja, selagi aku mulai menonton perkembangan yang akan terjadi diantara kedua orang ini.

"Maafkan aku, Kevin-san. Hanya saja, aku sudah memiliki janji dengan Shimotsuki-kun untuk makan siang bersama"

Aku langsung terkekeh secara internal, saat mendengar perkataan dari Shinomiya-san. Sebab, gadis ini seperti nya selalu saja menjadikan ku sebuah tameng untuk menolak ajakan dari orang-orang. Namun, pemuda ini sepertinya masih belum menyerah.

"Tapi, bukankah tidak cocok bagi seorang Dewi seperti mu untuk makan bareng sam-"

"Walaupun kamu menghina Shimotsuki-kun seperti itu, aku masih tetap akan menolak mu"

Sejujurnya, cukup menyenangkan untuk menonton perkembangan ini lebih lanjut. Karena, pemuda ini benar-benar bodoh dan sangat menyedihkan. Lagi pula, sudah tahu kalau dia ini ditolak secara terang-terangan oleh Shinomiya-san, tapi dia masih tetap saja ngotot seperti ini.

Jujur saja, aku yakin saat ini pasti Shinomiya-san memiliki beberapa pembuluh darah yang berdenyut-denyut di dahi nya. Namun, bukan pemuda ini namanya, kalau dia sudah menyerah dengan begitu mudah nya.

"Memang nya apa hebatnya sampah sepertinya ini sih dibandingkan dengan ku yang b-"

*Plakk*

Aku hampir tertawa, saat melihat Shinomiya-san menampar pemuda menyedihkan, yang aku tidak ingat nama nya ini. Dan, karena hal itulah juga, kedok berpura-pura tidur ku ini terbongkar dan membuat Shinomiya-san langsung mengalihkan pandangan nya ke arah ku.

Aku yang melihat Shinomiya-san mulai menatap ku dengan penuh kebingungan ini, hanya bisa menghela nafas ku saja dengan lelah, sebelum aku mengambil bekal milik ku dan langsung berjalan keluar dari kelas, sambil mengabaikan semua orang yang menatap ku dengan penuh cemoohan.

"Kenapa kamu bangun Shimotsuki-kun?"

Mendengar pertanyaan dari Shinomiya-san, aku langsung terdiam, sebelum aku berbalik ke arah nya dan berkata.

"Kamu bilang, jika kamu ingin makan siang denganku kan? Kalau memang tidak jadi ya ti-"

Namun, sebelum aku bisa menyelesaikan kalimat ku ini. Shinomiya-san tiba-tiba saja langsung menarik lengan ku, sambil berkata.

"Tentu saja. Kalau begitu, ayo pergi dari sini" Shinomiya-san mengatakan hal itu dengan senyum cerah di wajahnya, sambil mulai menyeret ku melalui lorong sekolah.

Siapa pun yang ada di sana, apakah kalian tahu? Semua orang di sepanjang jalan mulai menatap ku dengan tatapan iri dan penuh cemoohan, yang benar-benar tidak berusaha mereka sembunyikan sama sekali. Dan tentu saja, aku menjadi semakin terisolasi secara sosial di sekolah ini, akibat kecemburuan. Sedangkan orang yang menyebabkan hal itu tidak menyadarinya sama sekali.

.....

....

...

Aku saat ini sedang berjalan di lorong sekolah bersama dengan Shinomiya-san, yang tampaknya sedang dalam suasana hati yang sangat baik.

"Jadi, kita akan makan siang dimana Shinomiya-san?" Aku menanyakan hal itu hanya untuk memecahkan keheningan di antara kami berdua saja. Meskipun aku sudah tahu tentang jawabannya sih.

"Tentu saja, kita akan makan diatap seperti biasanya"

"Ohh"

Aku hanya menganggukkan kepala ku saja dengan ringan, setelah aku mendengar jawaban dari Shinomiya-san. Lagi pula, aku juga tidak terlalu peduli dimana kita akan makan siang. Namun, aku berharap jika selanjutnya aku bisa tidur dengan lebih tenang dari pada hari ini.

Di dalam hati ku, aku mulai berdoa kepada siapa pun yang ada di atas sana, agar aku bisa bersantai besok. Tapi tentu saja, doa ku ini tidak akan pernah terwujud.

Lalu, pada saat aku sedang berbelok dan mulai ingin menaiki tangga bersama dengan Shinomiya-san, aku tiba-tiba saja mendengar sebuah suara asing dari seorang perempuan yang memanggil ku.

[Akhirnya aku menemukan mu Master]

Aku yang mendengar suara itu langsung terdiam dan berhenti bergerak, yang menyebabkan Shinomiya-san mulai menatap ku dengan khawatir. Namun, aku mengabaikan tatapan nya itu dan mulai melihat-lihat sekeliling ku dengan serius.

"Shimotsuki-kun, apakah terjadi sesuatu?"

Mendengar pertanyaan dari Shinomiya-san, aku langsung mengalihkan pandangan ku ke arah nya dan berkata.

"Neh Shinomiya-san, apakah kamu barusan mendengar ada seorang perempuan yang berkata 'Master'?" Aku menanyakan hal itu dengan serius. Sebab, hal ini entah kenapa benar-benar cukup mengganggu ku.

"Apa maksud mu Shimotsuki-kun? Aku tidak mendengar apa pun" Shinomiya-san segera menjawab pertanyaan ku dengan nada yang dipenuhi oleh kebingungan, sambil mulai menatap ku dengan mata yang bertanya-tanya.

Aku yang mendengar jawaban nya itu menjadi sedikit terkejut. Namun, aku dengan cepat pulih dan menggelengkan kepala ku, sambil berkata.

"Tidak, mungkin aku saja yang masih sedikit tertidur"

Shinomiya-san yang mendengar perkataan ku itu mulai menatap ku dengan sedikit khawatir. Namun, dia sepertinya tidak menanyakan hal itu lebih lanjut dan mulai kembali berjalan, sambil berkata.

"Kalau begitu, ayo kita pergi"

"Ya" Jawab ku dengan singkat atas perkataan dari Shinomiya-san, sambil mulai berjalan di belakangnya.

Namun, pada saat aku baru ingin menaiki tangga, kali ini, aku tiba-tiba saja melihat ada sebuah garis aneh yang muncul dilantai.

"Tunggu sebentar Shinomiya-san" Aku langsung mengatakan hal itu, sambil mulai menatap garis aneh yang ada di lantai.

"Ada apa?" Shinomiya-san tampaknya kembali menjadi bingung, saat aku memanggilnya.

Aku mengabaikan kebingungan nya itu dan menunjuk ku ke arah garis aneh yang berada dilantai, sambil berkata.

"Bukankah barusan tidak ada garis sama sekali di sini?"

Shinomiya-san yang mendengar perkataan ku ini, ia langsung menjadi semakin bingung dan mengalihkan pandangan nya menuju ke arah lantai yang aku tunjuk. Lalu, pada saat dia melihat ke arah lantai, mata nya langsung melebarkan dengan penuh keterkejutan.

"Ehh!! Kamu benar, darimana asalnya garis ini?" Shinomiya-san menanyakan hal itu kepada ku dengan nada serius bercampur bingung, sambil mulai menatap garis aneh yang ada di lantai dengan sangat seksama, seakan-akan ia sedang mencoba untuk mengkonfirmasi sesuatu.

Namun, suara yang tadi aku dengar, tiba-tiba saja kembali berbicara. Akan tetapi, kali ini ia berbicara dengan nada yang terdengar sangat kesal.

[Sial!! Bukankah ini lingkaran sihir milik ja.lang sialan itu!! Bagaimana bisa hal itu muncul di sini?! J-jangan bilang, apakah dia benar-benar ingin memanggil beberapa orang dari Dunia ini ke sana...]

Aku yang mendengar hal itu langsung melihat-lihat sekeliling untuk memastikan siapa pemilik dari suara ini. Namun sayangnya, aku sama sekali tidak bisa menemukan pemilik dari suara asing tersebut.

Lalu, pada saat aku sedang dalam keadaan jengkel, akibat tidak bisa menemukan siapa pemilik dari suara misterius itu. Garis aneh yang ada dilantai tiba-tiba saja menyala sedikit, yang tentu saja menyebabkan aku dan Shinomiya-san menutup mata kami dengan tangan kami secara refleks.

Dan juga, Shinomiya-san sempat hampir terjatuh dari tangga. Namun, aku berhasil tepat waktu untuk menolong nya.

Shinomiya-san kemudian mulai berdiri dengan tenang. Akan tetapi, wajah milik nya benar-benar berubah menjadi merah total. Namun, sebelum Shinomiya-san bisa mengatakan sesuatu. Suara misterius yang sebelum nya itu tiba-tiba saja kembali berbicara. Namun kali ini, ia berbicara dengan nada yang terdengar sangat lembut.

[Tenang saja Master... kali ini... aku akan pastikan untuk melindungi mu... dari wanita sialan itu... apapun yang terjadi... dan... mulai sekarang aku... akan selalu berada di dekat mu... Kalau begitu sampai jumpai lagi... Mas...ter–]

Setelah suara misterius itu terputus. Cahaya yang bersinar dari garis misterius ini tiba-tiba saja menjadi sangat terang, hingga membutakan seluruh penglihatan ku.

avataravatar
Next chapter