webnovel

Fight 4 Real

"Ada kebenaran di balik masalah yang kita hadapi saat ini." Berawal dari pertemuan dengan ketua Fight 4 Real yang ditakuti oleh para berandalan dan dibawa ke markas Fight 4 Real, Asahina Konomi berjuang bersama kelompok Fight 4 Real dan menjadi anggota kelompok tersebut untuk menegakkan kebenaran di Hibiya. Siapa sangka kalau musuh-musuh mereka berasal dari pihak orang dekat mereka dan mereka tetap berjuang di jalan kebenaran meskipun nyawa mereka menjadi taruhannya. Berhasilkah mereka?

Sakumora_Kanata · Urban
Not enough ratings
6 Chs

Chapter 2

SMA Kirishima, Class 1-3....

Aku hanya menopang dagu melihat situasi kelas yang seperti biasa, selalu ramai. Manik kuning milikku menatap ke arah jendela di mana bunga sakura yang menjadi awal pertemuanku dengan Fight 4 Real.

~~ Flashback ~~

Markas Fight 4 Real....

Malam hari....

Cklek!!!

"Aku datang, teman-teman."

"Akhirnya kau muncul juga, Asahina Konomi."

Manik kuning milikku menangkap ketiga orang yang menyambut kehadiranku kapan saja dan diam dalam keheningan. Ya, mereka adalah ketua Fight 4 Real, Himeragi Hotaru, anggota sekaligus menara Fight 4 Real, Amatsuki Kakeru dan yang termuda, Yuzunashi Hikari.

"Selamat datang, Konomi-senpai."

"Terima kasih, Hikari-chan."

Sedangkan Hotaru-senpai hanya duduk di Soga sambil menatap berkas di mejanya. Manik coklatnya melirik ke arahku yang baru saja datang tersebut. Kertas-kertas di tangannya diabaikannya dan menatapku sejenak.

"Jadi, kau memutuskan untuk bergabung dengan Fight 4 Real, Asahina Konomi?"

"Ya, senpai." Aku menjawab dengan mantap tanpa keraguan "Aku siap."

Hotaru-senpai meletakkan berkas di meja dan bangkit dari tempatnya duduk saat ini "Selamat datang di Fight 4 Real, detektif Asahina Konomi."

"Terima kasih. Mohon kerja samanya."

"Hikari, tunjukkan kamar untuk Konomi." Diapun hanya berjalan menuju kamarnya "Kita lanjutkan besok."

Cklek!!!

Blam!!!

Tinggallah kami bertiga setelah Hotaru-senpai pergi. Gadis yang bernama Hikari tersebut membawa barang bawaanku ke sebuah kamar kosong di sebelah kamarnya.

"Mari, ikut aku."

"Tapi, apa kau tidak apa-apa membawa barang seberat itu?" Aku terkejut melihat Hikari mengangkat bawaanku.

"Jangan khawatir, Konomi-senpai. Aku sudah biasa dengan semua ini." Hikari hanya tersenyum imut karena merasa dia paling muda saat ini.

"Ah, ya. Tolong ya, Hikari-chan."

"Tehee~~"

Dan kamipun membubarkan diri ke kamar masing-masing....

****

"Hah.... hah.... hah.... "

Terlihat pemuda bersurai hitam tersebut merasa tersiksa dengan rasa haus yang menyerangnya. Bukan rasa haus biasa melainkan rasa haus darah yang menyengat di kamarnya.

"Jika Konomi adalah gadis itu.... maka.... aku harus.... memilikinya seutuhnya."

Pemuda tersebut hanya menyeringai mendengar ucapannya sendiri "Ya, mumpung sekarang dia di sini, di Fight 4 Real.... jadi, aku tidak perlu repot-repot membawanya seperti 3 tahun yang lalu kan? Hehehe.... "

Dan semuanya menjadi gelap....

****

Keesokan harinya....

Markas Fight 4 Real....

Cklek!!!

Pintu utama markas Fight 4 Real dikunci dengan baik agar tidak ada yang berani menerobos markas kelompok yang letaknya saja sangat misterius. Manik coklat milik Hotaru-senpai kini beralih pada kami bertiga.

"Kalian semua, berhati-hatilah dalam bertindak karena bisa saja Penjahat Kota mencium gerak-gerik kalian. Ini juga berlaku untukku sendiri."

"Oh, baru sadar ya?" Begitulah batinku yang berbicara setelah mendengarkan penjelasannya. Sungguh ironis sekali....

"Dan Asahina Konomi?"

"Ya?" Akhirnya namaku disebut juga. Astaga, hidupku akan jungkir balik nantinya.

"Mulai sekarang kau akan kulatih secara pribadi."

Hening sejenak....

Jeda lama sekali....

"Hee??!! Kenapa harus aku??"

"Karena cuma kau yang tidak bisa bertarung, nona detektif."

Aku  menoleh ke arah Kakeru-senpai dan Hikari. Kulihat Kakeru-senpai hanya tersenyum kikuk sedangkan Hikari memasang wajah tak berdosanya. Ingin sekali kuhajar mereka bertiga jika aku sudah menguasai ilmu bela diri.

"Jadi, bagaimana, miss Asahina Konomi?"

Aku hanya pasrah dan mengiyakan ucapan "terkutuk" nya tersebut "Baiklah, senpai."

"Keputusan yang bagus, Konomi-san."

"Selamat berjuang ya, Konomi-senpai."

Kulihat mereka berdua tersenyum kecut. Apa yang terjadi nantinya ya?? Hanya Tuhan yang tahu.

"Baiklah. Ayo kita pergi."

"Ya."

~~ Flashback End ~~

"Konomi-san, Konomi-san.... "

Aku tersentak kaget mendengar ada yang membuyarkan lamunanku dan menoleh ke arah yang membuyarkan lamunanku. Ya, dialah Yumehara Sekirei, seorang pemuda bersurai kuning yang menepuk bahuku sehingga aku terkejut.

"Ya, ada apa, Sekirei-kun?" Akupun menatap manik jingga dari Sekirei sendiri "Memangnya ada masalah?"

"Tidak ada kok, Konomi-san. Kau sendiri melamun terus dari tadi. Aku memanggilmu sampai 5 kali lho."

Hening sejenak....

Jeda lama sekali....

"Ah, ya, kau benar. Terima kasih, Sekirei-kun." Aku baru menyadari bahwa aku sudah lima kali dipanggil Sekirei. Betapa malunya aku yang tidak sadar atas semua panggilan Sekirei.

"Ya, sama-sama, Konomi-san."

"Huh, anak lulusan SMP Akaritsuno memang payah, tapi kok bisa ya masuk ke sekolah elite ini ya??"

Aku dan Sekirei menoleh ke arah seorang gadis bersurai coklat yang panjangnya sepinggang dan seorang gadis bersurai merah muda sebahu. Manik kuning milikku melirik gadis bersurai merah muda yang terlihat lemah tersebut. Ya, mereka adalah Kawada Yusa dan Takahashi Wahana.

"Sudahlah, Yusa-san. Masih beruntung Asahina-san bisa berjuang masuk sekolah ini."

"Diam kau, Wakana!!! Tidak seharusnya dia bersekolah di sini kan? Lagipula kakaknya hanya detektif biasa."

Sekirei mulai menunjukkan emosinya dan hendak menampar Yusa, namun tangan kokohnya kutahan karena tidak enak dengan kelas.

"Sudahlah, Sekirei-kun. Biarkan saja dia semaunya."

"Ta-tapi, Konomi-san.... "

"Sudah, biar saja nanti kena balasannya."

Akhirnya Sekirei menurut dan memilih diam saja. Aku hanya tersenyum melihat Sekirei yang terlihat tenang dari yang kulihat tadi. Manik kuning milikku menatap selidik apa yang terjadi nantinya dan sesuai dugaanku, Wakana diusir oleh Yusa dan duduk di bangkunya sendiri.

"Haah.... "

"Wakana-san." Sekirei menghampiri Wakana dan menatap Wakana dengan tatapan kesalnya "Kenapa kau tidak melawannya, Wakana-san? Kau kan orang terhormat."

"Tidak, Yumehara-san." Wakana mulai menyanggah ucapan Sekirei dan hanya tersenyum kecil "Yusa-san dan keluarganya merebut semua perusahaan milik ayahku dan memaksa kami untuk menuruti keinginan mereka."

"Lalu, apa kau akan terus diam saja, Wakana-chan?"

Akupun langsung bangkit dari bangkuku dan melangkah ke arah mereka berdua. Tangan milikku menepuk bahu kiri Wakana dengan pelan "Ada kalanya, kau  harus memberontak karena ini kan kehidupan keluargamu dan tidak boleh ada pihak lain yang ikut campur."

Wakana langsung menunduk dan mencerna ucapanku dan Sekirei "Ya, kalian benar, teman-teman." Diapun mulai tersenyum bahagia pada kami "Terima kasih, Asahina-san, Yumehara-san."

"Sama-sama, Wakana-chan. Itu gunanya teman."

"Teman ya?? Tentu."

Syukurlah, aku bisa melihat senyuman tulus di wajah gadis bersurai merah muda tersebut. Aku bisa merasakan aura yang cukup mencekam dari seorang Takahashi Wakana.

Kuharap dia dan keluarin baik-baik saja....

****

"Kakak tidak perlu khawatir padaku lagi. Aku baik-baik saja selama di sana."

("Ya, aku percaya, Konomi. Kau adalah gadis yang kuat seperti Ayah dan Ibu.")

Hening sejenak....

Jeda lama sekali....

("Kakak harap Kazuya cepat ditemukan agar masalah kita selesai.")

"Apa paman tetap mencari cara untuk menghancurkan keluarga kita?"

("Kemungkinan iya, Konomi. Paman Kantor pasti mencari cara untuk menguasai harta keluarga kita. Kakak dan Kak Risa akan berusaha untuk mencegah hal itu terjadi.")

Aku  hanya tersenyum mendengar ucapan kakakku, yaitu Asahina Azami yang seorang detektif senior "Ya, kak. Aku mengandalkan kakak saat ini.  Jaga diri kakak ya.... "

("Kau juga, Konomi. Sampai jumpa.")

"Ya, kak Azami."

Pit!!!

Aku mematikan ponselku dan menatap ke arah langit. Jadi, ini yang selama ini digugat oleh pamanku? Bukankah warisan milik ayah ke tangan kami? Atau sebenarnya paman ingin membuat kami terpuruk?

Entahlah, hanya Tuhan yang tahu....

"Kau menungguku lama, Asahina Konomi?"

Manik kuning milikku beralih pada seorang pemuda bersurai hitam dan bermanik coklat jangan lupakan jaket merah yang selalu menemaninya. Ya, dialah Himeragi Hotaru, ketua Fight 4 Real.

"Tidak juga, senpai. Aku sudah biasa kok." Aku hanya tersenyum melihat karisma Hotaru-senpai semakin besar.

"Baiklah, Konomi. Ayo kita pulang."

Kulihat Hotaru-senpai langsung menggenggam tanganku tanpa berpikir panjang. Wajahku seketika berubah menjadi merah. Perasaan apa ini? Apakah pesona seorang Himeragi Hotaru semisterius ini?

"Ada apa, Konomi?"

"Ti-tidak ada kok, senpai." Aku berusaha mengalihkan pandangan darinya.

"Hn.... Baiklah."

Dan kamipun pulang ke markas Fight 4 Real dengan tenang tanpa hambatan....

****

Dari kejauhan, tepatnya di atap gedung yang tak terpakai tersebut, terlihat 2 orang berpakaian serba hitam dan menatap ke arah depan seolah-olah melihat sesuatu yang kasat mata.

"Apa kau merasakan sesuatu Kazuya-kun?"

"Ya, keberadaan kakak-kakakku, Asahina Azami dan Asahina Konomi."

Salah satunya membuka tudung jubah tersebut dan terlihat surai coklat gelap yang sangat indah. Manik kuning keemasan milik pemuda yang telah membuka identitas penyamarannya sendiri terpancar dengan baik namun penuh harapan.

"Kak Azami, Kak Konomi, kita akan bertemu lagi bila saatnya tiba."