webnovel

Feelling bad to love

Mengandung unsur 21+ di beberapa part, harap bijak dalam membaca. Anna Flynn bekerja di perusahaan di bawah naungan Orlado group. Kehidupannya Anna yang tenang menjadi kacau setelah Putra Tunggal Oraldo menjabat sebagai CEO. Noah Genta Orlado. Anna di minta menjadi kekasih palsunya. Lantaran wanita yang di cintai Noah justru malah mencintai sahabat. Namun keduanya justru terjebak di permainan yang mereka ciptakan sendiri. Akankah perasaan Cinta di antara mereka akan hadir?

Rorow_391 · LGBT+
Not enough ratings
6 Chs

FBTL 3

"Hai mba Tere" Sapa Anna ketika di depan meja sekretaris depan ruangan Noah

"Oh hay Anna, Ada apa?" jawab Teresa dengan senyuman manis di bibirnya.

"Ini mba di suruh Bu Dona" Anna menunjukan berkas yang ada di tangan.

"Masuk aja, Pak Noah ada di dalam "

Anna mengangguk kemudian mengetuk pintu.

Tok tok tok

"Masuk"

Terdengar jawaban dari dalam, Anna menggenggam ganggang pintu

Ckleek.

Noah memandang orang yang barusan masuk ke ruangannya.

"Emm saya di suruh ibu Dona menyerahkan berkas ini Pak"

Karna tidak ada jawaban apapun, Anna memutuskan tetap berdiri di depan pintu, tangannya ia gunakan untuk merangkul berkas. Karna jujur dia tidak tau harus berbuat apa saat ini. Ini kali kedua dirinya memasuki ruangan CEO, jika kali pertama masih ada Teresa sekretaris pak Billy dulu yang menemaninya.

"kau menyuruhku mengambilnya darimu huh?" Noah melirik Anna

"Eh?" Anna menyeritkan dahi, tidak mengerti

"Apa kau akan terus diam seperti patung di situ. Kakimu sudah tidak berfungsi ?!"

"Bukankah tadi dirinya yang tidak merespon, sekarangg menyalahkanku!" batin Anna geram.

Setelah menyerahkan berkasnya, Anna bergerak cepat membalikan badan, baru dua langkah kakinya menjauh. Suara Noah menghentikan langkahnya

"Siapa namamu?" Tanya Noah tanpa melihat Anna, dirinya justru sibuk membolak balik berkas yang Anna bawa tadi.

"Anna pak, Anna Flynn" jawab Anna

30 menit telah berlalu, Anna masih berdiri pada posisinya, Noah tidak mengeluarkan sepatah katapun selain menanyakan namanya tadi. Dirinya sungguh ingin segera keluar dari ruangan ini, Karna pekerjaan nya sudah menanti. Dengan segenap keberanian Anna berkata

"Maaf pak, apa saya sudah boleh pergi?" Tanya Anna sesopan mungkin.

"Memang siapa yang menahanmu?" Noah mendongkrak melihat ke arah Anna.

Anna melotot membelakan matanya.

"Bukankah tadi Anda yang memanggil Saya kembali Pak?" Anna berusaha menahan emosi yang hampir keluar.

"Aku hanya menanyakan namamu tidak menahanmu, ku pikir perusahaan ini hanya merekrut gadis cerdas, tapi ternyata Ck" ejek Noah.

"Anda mengejek saya Pak?"

"Apa aku menyebut namamu tadi."

" Tapi kata-kata anda seperti menunjuk saya"

"Kau saja yang perasa"

"Baiklah saya memang perasa, Terimakasih atas PUJIANNYA pak !" Anna sengaja menekan kata pujian yang menurutnya itu sebagai antonim.

Brakkk

Bunyi pintu di tutup dengan keras. Anna berjalan dengan muka merah padam menahan amarah.

Teresa kaget karna bunyi pintu yang begitu keras.

"Kau kenapa Na?" Teresa menghentikan langkah Anna ketika sudah berada di dekatnya.

"Tanya saja pada bosmu yang menyebalkan itu!"

Teresa hanya bisa melihat punggung Anna yang semakin menjauh tanpa mengucapkan apapun.

Pasti Anna kesal karna kelakuan atasanya itu.

Sebelumnya pak Billy memang sudah menjelaskan jika kelakuan putranya sedikit menjengkelkan.

" Gimana Na?" Tanya Alisya melihat Anna sudah kembali ke meja.

"Diam !! " tanpa sadar Anna membentak

Rachel terkejut mendengar suara bentakan Anna, Di liriknya Alisya yang masih berada di sebelah meja Anna.

Alisya kembali ke mejanya dengan kikuk.

"Kenapa dia?" Tanya Rachel

"Gue gak tau, Tadi bu Dona nyuruh dia buat ke ruangan Pak Noah, eh balik balik malah kesetanan gitu"

"Nanti kita tanya waktu makan siang"

*********

"Na makan yuk" Alisya bertanya dengan suara pelan, karna melihat ekspresi muka Anna. Sedangkan Rachel bungkam tidak berani bicara, Sahabatnya yang satu ini jika sudah marah memang menyeramkan.

Anna melihat jam di tangannya menunjukan pukul 12:10.

"Oke" Anna berdiri berjalan ke arah keluar kantor di ikuti kedua sahabatnya.

Makan siang berjalan dengan hening, tidak ada pembicaraan sama sekali.

"Sorry" Anna berucap

"Hem?" Rachel dan Alisya saling melirik satu sama lain

"Sorry tadi gue emosi" Anna menjelaskan

"Gue bakal maafin kalo lo cerita semuanya ke kita." suara Alisya.

Anna menceritakan kejadian yang di alami ketika berada di ruanagan Noah, kedua temannya setia mendengarkan.

"Jadi lo marah gak jelas dari tadi hanya gara-gara di kerjai Pak Noah" Alisya memekik setelah mendengar cerita Anna.

"Gimana gue gak marah, waktu gue terbuang percuma karna CEO sialan itu!!"

"Kalo gue ya Na, Mau diam di situ seharian penuh juga gak masalah. Apalagi memandang wajah tampan pak Noah"

"Lo gatau aja gimana menyebalkan nya dia" Anna meyruput minuman untuk mendinginkan amarah.

"Arghhhh sial ! Pasti nanti gue lembur" Anna mengacak ngacak rambutnya frustrasi.

"Sans Na, biasanya lo juga kalo akhir bulan selalu lembur."

"Nanti pasti lebih malem lagi gue pulangnya"

Tanpa mereka sadari, Orang yang mereka bicarakan berada tidak jauh dari mereka.

Noah tersenyum miring mendengar dirinya di bicarakan.

"Seperti akan menarik bekerja disini" Gumam pelan Noah.