webnovel

Feelingss

.....

MyPjh · Celebrities
Not enough ratings
4 Chs

3

"Za, gue bosen nih disekolah. Cabut yok!" Ajak Reza pada Farza

Farza Adinata merupakan salah satu siswa yang paling digandrungi banyak siswi karena ketampanan pastinya.

"Gue males ah." Ucap Farza kemudian tidur dimejanya.

"Ayo Ndri. Gue bosen banget sumpah," ucap Reza kali ini pada Andri temannya.

"Yaelah Reza, bentar lagi juga bel pulang kali. Ngapain kek lo, tidur kek tuh kaya si Farza. Cape gue dengarin lu mulu. Pusing tau gak." Ucap Andri yang langsung dianggukkan oleh Farza.

"Ya ampun punya teman gini amat ya." Keluh Reza

Bel pulang berbunyi semua siswa berhamburan meninggalkan kelas mereka. Begitu juga dengan Farza dan kedua temannya itu.

"Akhirnya semua ke gabut-an gue hilang. Setelah mendengar suara bel pulang hehe," ucap Reza senang

"Lo padahal cuma dengar bel pulang doang tapi, kek bahagianya tiada tara," sahut Andri yang kemudian tertawa pelan

"Ya habisnya mau gimana lagi, gue ajakin lo sama Farza cabut. Lo pada gak mau, yakali gue cabut sendirian kan gak asik," sambung Reza

"Dia itu memang selalu sendiri begitu?" Tanya Farza tiba- tiba saat melihat Clara dari kejauhan.

"Dia emang gitu. Sikapnya udah kaya es di kutub utara, dingin banget," sahut Reza

"Tapi, Lo kenapa jadi tiba- tiba merhatiin dia Za? Tanya Andri penasaran

"Enggak gue penasaran kenapa dia sampai segitunya," ucap Farza

"Segitunya gimana Za?" Sambung Reza

"Kepo banget si hidup lo Reza," ucap Farza lalu berjalan mendahului kedua temannya itu

"Ayolah Za, ada apa lo tertarik sama dia ya? Ngaku lo hayo!" Ejek Reza sembari mengekori Farza dan juga Andri.

Andri hanya diam tanpa berbicara satu patah kata. Karena Clara. Karena dia mencintai Clara walaupun dalam diamnya.

***

Clara berjalan mengikuti langkah kaki Membawanya. Dia tidak tau bahwa sedari tadi Farza sudah mengekor padanya. Clara menoleh kearah Farza. Menatap Farza dengan tatapan dingin kemudian menghiraukannya dan kembali melanjutkan perjalanannya.

"Sikapnya itu.. Dingin sekali," ucap Farza pelan kemudian mensejajarkan langkahnya dengan Clara. Clara kembali menoleh ke sampingnya dan melihat Farza sekilas

"Lo tau gue?" tanya Farza membuka obrolan

"Siapa lo, gue gak tau," jawab Clara tanpa melihat Farza

"Masa lo lupa sama gue?" tanya Farza lagi

Lagi- lagi Clara menoleh dan menatap Farza sebentar lalu memalingkan kembali wajahnya.

"Gue gak kenal sama lo," ucap Clara

"Ya elah masa belum lama udah lupa lo sama gue," ucap Farza

"Gue Farza," ucap Farza memperkenalkan dirinya sambil menyodorkan tangannya

"Oh," ucap Clara. Farza langsung menarik kembali tangannya seolah dia tidak pernah menyodorkannya.

"Lo siapa?" tanya Farza

"Clara." Jawab Clara dengan wajah yang super duper datarnya

"Nama yang bagus," lanjut Farza

"Menurut lo." Sambung Clara kemudian terdiam

"Ya maaf kalo gue salah," sambung Farza

"Kenapa? Kok lo diam gitu?" lanjut Farza

"Bukan urusan Lo," ucap Clara kemudian mempercepat jalannya

"Ya ampun juteknya," ucap Farza kemudian kembali mengekori Clara.

"FARZA!!" panggil seseorang. Farza langsung menoleh ke asal suara dan ada gadis yang menghampirinya yang ternyata satu sekolah dengannya.

"Siapa ya?" tanya Farza kemudian menoleh ke arah Clara dan dia sudah jauh berjalan di depannya.

"Aku Bunga. Kamu mau pulang ke arah sana? Kita satu arah pulang bareng yuk," ucap Bunga. Dia teman sekelas Clara. Salah satu orang yang mengatas namakan kata Teman hanya untuk memanfaatkan seseorang.

"Kamu kenapa liat ke arah sana terus, eh itu Clara bukannya?" ucap Bunga yang melihat Clara menjauh

"Lo kenal dia?" tanya Farza

"Maksud kamu Clara? Kenal kan kita berdua satu kelas," ucap Bunga

"Ah.. Kalian satu kelas, kita ngobrol dulu bentar yuk. Bisa gak?" tanya Farza

"Bisa banget bisa," ucap Bunga kegirangan secara dia begitu menyukai Farza. Akhirnya Farza dan juga Bunga singgah sebentar di Cafe dekat sana.

"Lo mau pesan apa, biar gue yang bayar." Tawar Farza

"Serius nih kamu Za?" tanya Bunga

" Iya, udah lo pesan yang lo mau." Lanjut Farza cepat

Bunga pun mulai memesan minuman untuk mereka berdua. Pelayan menghampiri mereka untuk menanyakan pesanan.

" Kamu mau apa?" tanya Bunga

"Apa ajalah gue mah," ucap Farza

"Em.. Kalau gitu 2 Americano." Ucap Bunga kemudian menatap kembali Farza

"Dia itu kenapa?" tanya Farza tiba- tiba

"Ah.. Siapa? Dia siapa?" tanya Bunga bingung

"Clara," ucap Farza

"Clara? Clara kenapa? Kamu mau tau soal Clara?" tanya Bunga

"Iya, kasih tau semua yang lo tau tentang dia. Sekarang," ucap Farza

Bunga terlihat agak kesal dengan Farza. Kenapa dia malah menanyakan Clara bukan dirinya.

" Kenapa kamu mau tau semua tentang Clara? Kamu ada rasa suka kah sama dia?" tanya Bunga

"Enggak. Gue Cuma mau tau dia itu kenapa, udah itu doang." Ucap Farza

"Baiklah, Clara itu orangnya jahat asal kamu tau, dia gak akan segan melukai orang yang membuatnya kesal atau marah. Walaupun dia penyendiri sebenarnya dia itu sangat ingin memiliki teman. Dia bahkan pernah memaksa aku untuk menjadi temannya, jika aku menolak dia akan membuatku babak belur pastinya." Ucap Bunga mengarang semua yang dikatakannya

"Sejahat itu dia?" tanya Farza tidak percaya dengan semua yang dikatakan oleh Bunga 

"Iya dan kamu tau kak Ryan senior kita, Clara sangat amat menyukainya dan sangat terobsesi sama kak Ryan. Dan beberapa waktu lalu dia melihat kak Ryan menyatakan cintanya pada kak Salsa. Itu membuatnya sangat marah," sambung Bunga

"Dia memang marah dan kesal sekali waktu itu," ucap Farza pelan

"Hah.. Apa?" sahut Bunga

"Enggak bukan apa- apa. Coba lanjutkan" sambung Farza

"Walaupun dia anak orang kaya, hartanya dimana- mana. Kamu tau, dia itu tidak pernah merasakan kasih sayang orang tuanya. Yang aku dengar dari orang- orang." Lanjut Bunga

"Tidak pernah merasakan kasih sayang orang tua? Apa maksudnya?" Ucap Farza bertanya- tanya

"Dia diterlantarkan orang tuanya disini, kamu tidak tau itu?" jawab Bunga

"Memang orang tuanya kemana?" tanya Farza

"Orang tuanya bekerja diluar negri dan Clara ditinggalkan disini sendirian," jawab Bunga

"Lalu, apa sikapnya memang sedari dulu begitu?" tanya Farza

"Sikap apa? Ah sikap dinginnya itu maksud kamu?" tanya Bunga

"Iya. Kenapa dia bisa sampai seperti itu?" tanya Farza lagi

"Ya kalo itu sih aku gak tau, soalnya aku kan tidak dekat dengan dia. Kau tau itu saja karena banyak yang membicarakannya." Ucap Bunga

"Tapi kenapa kamu penasaran Soal Clara?" lanjut Bunga

"Gue Cuma penasaran aja pas liat kejadian waktu itu," ucap Farza

"Kejadian waktu itu? Ah kejadian waktu Clara dan Kak Ryan kah?" tanya Bunga

"Iya," jawab Farza cepat

" Kamu lihat juga kejadian itu ternyata, aku kira kamu penasaran dengan Clara karena kamu punya rasa sama dia, ternyata kamu Cuma iseng nanya," ucap Bunga disertai dengan hembusan nafas pelan.

"Bagaimana bisa gue gak melihat hal itu, gue punya mata dua ini gunanya buat apa kalo bukan buat melihat, gak bisa mikir lo ya." Ucap Farza kemudian pergi meninggalkan Bunga disana.

"Za ehh Farza," ucap Bunga agak berteriak

Farza terus berjalan walaupun dia mendengar Bunga memanggilnya. Di perjalanannya Farza selalu berfikir apa yang dikatakan Bunga itu benar atau tidak, walaupun dia tau pasti tidak semua yang dikatakannya itu benar, Farza yakin itu.

"Pasti ada pemicu dari semua hal ini," ucap Farza yang mulai penasaran dengan semua ini walau memang sudah dari awal dia penasaran tentang Clara.

"Dia dingin, penyendiri, dan hidup sendirian. Kasihan juga dia," ucap Farza pelan

Setelah mengetahui hal itu Farza menjadi lebih penasaran terhadap Clara. Disetiap kesempatan Farza selalu mencari perhatian Clara. Dimana Clara berada disitu pasti ada dirinya.

Hari ini langit kelabu bertanda akan segera turun hujan. Clara hanya menatap ke arah jendela sambil melihat hujan turun perlahan. Hari ini Free class di karenakan semua guru rapat untuk kakak kelas mereka.

Situasi kelas Clara kini seperti kelas pada umumnya saat tidak ada guru yang mengajar, rusuh. Apalagi banyak yang keluar masuk kelas, itu membuat Clara sedikit risih walaupun dia hanya diam sedari tadi.

Clara menatap sekitarnya, ada yang sedang bernyanyi, ada yang sedang bermain game dan ada yang menatap ke arahnya tajam. Tidak lain dan tidak bukan itu segerombolan anak perempuan dikelasnya itu. Clara hanya menatapnya sebentar dan langsung memalingkan wajahnya. Merasa tersindir oleh Clara mereka pun menghampirinya.

"Apa? Kenapa lo lihat kita kaya gitu hah?" tanya salah satunya dan Clara hanya diam. Dia tidak ingin membicarakan apapun.

"Eh Clara! Lo tuli hah? Apa lo bisu? Atau mungkin lo tuli juga bisu. Iya!" ejek anak yang lainnya

"Clara! Lo itu kalau di tanya itu jawab bukannya belaga bisu. Lo itu punya mulut gunanya buat ngomong, kalo gak lo pake tuh mulut. Mendingan lo bisu sekalian," kini Bunga yang berbicara dan Clara langsung menatap ke arahnya.

"Apa? Kenapa lo liatin gue gitu hah, ngajak ribut lo?" tanya Bunga marah ketika Clara menatap ke arahnya.

"Gue punya mata, jadi gak salah dong gue lihat ke arah lo? Gue diam walaupun gue punya mulut gak berarti gue bisu. Menurut gue lebih baik lo diam daripada mulut itu lo gunain buat ngomong yang gak penting. Semua orang juga ada yang diam, ada yang ngomong tapi, gak semua orang ngomong hal yang gak penting kaya lo." Ucap Clara sembari menunjuk ke arah Bunga

"Lo Cuma nampang tau gak," lanjut Clara

Hal itu membuat Bunga marah dia langsung saja menarik rambut Clara dan terjadi keributan disana. Clara juga menarik rambut Bunga. Terjadi saling tarik menarik disini. Clara kalah jumlah karena teman- teman Bunga membantu melawan Clara. Kepalanya tak sengaja terbentur ke meja hal itu membuat keningnya berdarah walau tidak banyak.

Melihat darah yang keluar dari kening Clara, Bunga dan kawanannya menghentikan hal itu kemudian meninggalkan Clara.

Clara menyentuh dahinya yang berdarah dan langsung keluar menuju UKS. Diperjalanannya dia melewati kelas Farza. Farza yang tak sengaja melihat Clara lewat langsung berlari keluar kelas.

"Clara!" panggil Farza yang sudah berada diluar kelasnya

Clara menoleh keasal suara kemudian kembali melanjutkan perjalanannya menuju UKS.

"Darah! Clara tunggu," ucap Farza kemudian menyusul langkah Clara

" Minggir!," suruh Clara cepat

"Kening lo luka," ucao Farza ingin menyentuh dahi Clara

"Gue tau, minggir!" ucap Clara yang langsung menggeser tubuh Farza

"Kenapa bisa terluka gitu?" tanya Farza sambil mengikuti langkah Clara. Clara hanya diam dan tetap melanjutkan perjalanannya

"Hei janganlah diam, gue-" ucap Farza terpotong Clara

"Apa urusannya sama lo. Gue yang luka bukan lo, jadi jangan sok perhatian sama gue." Ucap Clara kembali menuju UKS

"Ya ampun sifat dinginnya itu makin menarik buat gue," ucap Farza masih terus mengekori Clara, sampailah mereka di UKS, hari ini tidak ada dokter yang bertugas jadi dia mengambil kotak P3K dan mulai mengobati dirinya sendiri. Farza yang melihat hal itu langsung merebut kotak P3K itu.

"Apa- apaan sih lo," kesal Clara

"Emangnya lo bisa ngobatin diri lo sendiri?" tanya Farza

"Bisa, gue udah biasa lakuin hal ini sendiri." Ucap Clara kembali merebut kotak itu.

"Lo kalo gak punya keperluan gak usah ada disini. Risih tau gak gue liatnya." lanjut Clara

Mendengar hal itu Farza langsung membaringkan tubuhnya di ranjang yang ada disana. Clara melihatnya dengan tatapan tidak suka dan Farza pun berpura- pura tertidur namun sesekali melihat Clara.

"Ngapain sih lo masih disini?" tanya Clara tidak suka adanya Farza didekat nya

"Gue pusing, jadi gue istirahat di UKS. Salah?" ucap Farza yang membuat Clara makin kesal

"Bisa gak, sini gue bantu lo," tawar Farza saat melihat Clara kesulitan mengetahui dimana lokasi lukanya karena tidak ada cermin disana.

"Gak usah, gue bisa sendiri." Ucap Clara ketus

Farza hanya melihatnya dan dia akhirnya geram karena Clara selalu mengoleskan obat itu ke tempat yang salah

" Ckk, Sini gue bantuin. Katanya lo bisa sendiri tapi apa ini? Luka lo gak ada yang kena, malah kemana tau nih obatnya. Gue bersihin dulu lukanya. Tahan Cuma sebentar kok gak sakit." Ucap Farza yang mulai melembut

"Iya gue juga tau gak sakit, akh.." ucap Clara kemudian sedikit menggerang karena Farza sedang membersihkan lukanya.

"Eh.. Maaf sakit ya. Gue pelan- pelan oke," ucap Farza kembali membersihkan luka Clara

"Sebenarnya lo itu kenapa, kok sampe luka kaya gini. Lo jagoan berantem dikelas hah?!" ucap Farza agak kesal

"Kalo gak ada yang mulai gue juga gak akan kaya gini," ucap Clara kemudian menatap Farza yang sedang serius mengobati lukanya.

Farza hanya meng- iyakan semua perkataan Clara dan tetap fokus mengobati luka Clara.

"Kenapa lo baik sama gue saat yang lainnya gak ada yang perduli sama gue?" tanya Clara tiba- tiba

"Ya gak kenapa- kenapa sih, mau aja gue dekat sama lo." Jawab Farza

"Sakit ga?" sambung Farza saat selesai menutup luka Clara

Clara menggeleng cepat "Enggak kok, gak sakit.  Makasih," katanya kemudian keluar UKS

"Boleh ga gue jadi teman lo?" tanya Farza seketika Clara menghentikan langkah kakinya kemudian menghadap ke arah Farza

"Jangan deh ya, bukannya gue gak bolehin lo. Cuma aja gue nya gak mau punya teman, maaf." Tolak Clara pelan dan langsung kembali ke kelasnya.

"Dingin banget jadi pengen rasain gimana dia kalo hangat," ucap Farza sambil tersenyum

Clara kembali ke kelasnya. Bunga dan anak- anak yang tadi membully Clara kembali menatapnya dengan tatapan tidak suka. 

"Balik lagi dia," ucap salah satu yang tadi membully nya

"Kita kasih pelajaran lagi aja gimana?" lanjut siswi itu

"Kalian mau emang? Kalau kalian mau silahkan saja," ucap Bunga sembari disertai seringaian.

Saat anak- anak yang segerombolan dengan Bunga mendekat tiba- tiba saja Farza langsung menerobos masuk ke kelas Clara.

Semua isi kelas menatap ke arah Farza, tak sedikit dari anak perempuan yang ada disana berteriak kegirangan, terutama Bunga. Dia sangat menyukai Farza jelas.

"Farza, kamu mau ngapain kesini?" Tanya Bunga sembari menghampiri Farza

"Emm.. Gue salah masuk kelas. Clara haii.." sapa Farza ketika melihat Clara kala itu. Clara hanya melirik dan langsung mengalihkan pandangannya.

Bunga langsung menatap Clara dengan tatapan sinisnya karena dia sangat menyukai Farza. Dia merasa Clara akan menjadi penghalangnya untuk mendapatkannya.

__________