webnovel

Falling in Love with The Jaguar Beast

Princess Anneliese harus menemukan keturunan terakhir dari bangsa Siluman Agung dan memenuhi ramalan untuk menyelamatkan keluarganya dan rakyat Southern Kingdom. Southern Kingdom jatuh ke tangan Northern Imperial. Northern Imperial menyandera kakak laki-laki Princess Anneliese dan menuntut pertunangan Princess Anneliese dengan Putra Mahkota Northern Imperial sebagai tanda persekutuan. Meskipun terpojok, Princess Anneliese percaya pada ramalan para tetua di masa lampau yang mengatakan bahwa dirinya adalah titisan dari Penyihir Suci, pelindung Southern Kingdom. Masalahnya ramalan itu juga mengatakan bahwa kunci kemenangan Southern Kingdom adalah penyatuan kekuatan Penyihir Suci dan keturunan Siluman Agung. Princess Anneliese bertekad mencari keturunan Siluman Agung yang tersisa meskipun selama ini mereka diyakini telah punah. Ketika kereta kuda Princess Anneliese diserang oleh kelompok pemberontak, Princess Anneliese diselamatkan oleh seekor jaguar. Jaguar penyelamat Princess Anneliese bukan jaguar biasa, melainkan Siluman Jaguar bermata ungu. Sayangnya Princess Anneliese kehilangan jejak Siluman Jaguar akibat kedatangan pasukan Northern Imperial yang membawanya ke istana tunangannya, Prince Ivorein. Ivorein yang ditemui Anneliese bersikap kasar, dingin, dan angkuh seperti kabar yang sudah sering didengar Anneliese. Namun yang paling mengganggu bagi Anneliese adalah tatapan aneh dari mata ungu Prince Ivorein. Satu rahasia yang tidak diketahui Anneliese adalah setiap malam Ivorein berubah wujud menjadi seekor jaguar.

dy0 · History
Not enough ratings
3 Chs

Aku Tidak Akan Menyentuhmu

Ivorein makin mendekat, tersihir oleh aroma lembut yang memanjakan indera penciumannya sejak gadis itu datang. Rambut merah Anneliese mekar ke segala arah, membuat Ivorein ingin menyentuhnya, menyelipkannya ke balik telinga gadis itu.

"Y-yang Mulia?" suara Anneliese mencicit, tak mampu menyembunyikan rasa takutnya.

Tanpa disadari pemiliknya, tangan Ivorein telah terulur ke rambut Anneliese dan melakukan persis seperti yang dibayangkannya. Ivorein tersentak kaget. Segera ditariknya kembali jari-jari yang terjerat dalam rambut ikal Anneliese.

Anneliese merasakan dadanya berdesir ketika Ivorein menyentuh rambutnya. Seharusnya dia berhak marah ketika lelaki itu melewati batas tanpa izinnya. Namun… sentuhan lembut di kepala dan kedekatan mereka membuat Anneliese merasakan sensasi aneh di tubuhnya.

Sepertinya kaki Anneliese mendadak lemas.

"Sepertinya aku tidak bisa menahanmu lebih lama, kau kelihatan lelah," ujar Ivorein seraya melingkarkan mantel bulu tebal ke tubuh Anneliese yang sempat goyah.

Sebelum Anneliese sempat bereaksi, kedua kakinya tiba-tiba melayang. "Yang Mulia, turunkan saya!" pekik Anneliese panik.

"Aku hanya akan mengantarmu ke kamar, tenanglah!" Dengan gerakan ringan, Ivorein menggendong Anneliese menuju sisi lain kastil.

Mau tak mau Anneliese melingkarkan lengannya ke leher Ivorein. Jantungnya seakan mau meledak ketika begitu dekat dengan Ivorein. Dilihat dari dekat, dagu yang tegas dengan sorot mata tajam milik pangeran itu terlihat begitu menawan.

Ivorein berjuang mengendalikan diri agar kakinya tidak membawa Anneliese lebih jauh dari kamar tidur gadis itu. Dia kembali mengingatkan dirinya sendiri pada titah Paduka Raja agar waspada pada orang-orang Southern.

Tidak terkecuali gadis itu dan kakak laki-lakinya.

Namun terutama, gadis itu.

"Turunkan aku!" Suara Anneliese bergema di sepanjang koridor.

Ivorein menurunkan Anneliese di depan sebuah ruangan. Anneliese mengembuskan nafas lega sekaligus kecewa. Susah payah dia berusaha melepaskan diri dari keinginan untuk tetap dekat pada musuhnya itu.

Anneliese mendorong Ivorein menjauh agar tercipta jarak antara mereka berdua.

Bagaimana bisa dia melupakan rencananya untuk mencari tahu keadaan Dyre? Apakah Dyre masih hidup? Seharusnya begitu! Karena kalau tidak, Anneliese akan merancang pembalasan yang sepadan!

"Kita perlu bicara!" ujar Anneliese dengan mengambil sikap mendongak, menegakkan diri dengan anggun.

"Kau masih mau bicara? Mau bicara di dalam kamarmu?" Tanpa diminta, Ivorein membuka pintu kamar dan menerobos mask.

"Aku perlu tahu kondisi Dyre!" tukas Anneliese yang kali ini melupakan tata krama untuk mempersilakan tamu di kamarnya duduk.

"Dan aku perlu jaminan bahwa Southern akan setia di bawah ayahku, Emperor Gunrr!" balas Ivorein.

Annelie memejamkan mata sejenak lalu berkata pelan, "Bebaskan kakakku dan ambil aku untuk jaminan!"

Ivorein terbahak. Suara tawanya membuat Anneliese membeku karena terkejut.

"Ja-jangan macam-macam! Biarpun menjadi sanderamu, aku masih seorang putri!" Anneliese tampak kesal.

"Tenanglah, My Lady. Tidak akan ada yang macam-macam. Karena aku tidak akan menyentuhmu."

Tanpa menunggu perkataannya berakhir, Ivorein berbalik, keluar dari ruangan tempat mereka berada. Bunyi pintu berdebum mengakhiri pertemuan itu.

Tangan Anneliese mencengkeram dadanya, sekarang tidak ada lagi alasan untuk bersandiwara bersikap sok berani. Nyatanya di bawah mantel bulu tebal, Anneliese menyembunyikan pundaknya yang gemetar menahan rasa takut, khawatir, dan cemas yang berlebihan.

Pergi ke tempat baru sebagai tawanan musuh bukan hal yang ringan bagi Anneliese yang dibesarkan sebagai putri raja, pewaris urutan kedua setelah putra mahkota Southern Kingdom.

Namun Anneliese tidak mau tenggelam dalam kesedihan dan ketakutannya. Didengarkannya baik-baik sampai langkah-langkah kaki di luar kamarnya menghilang.

Tangan Anneliese meraba pingganggnya. Pada tali pinggangnya yang tersembunyi di dalam gaun luar, ibundanya, Ratu Southern, menyembunyikan kantung kecil berisi potongan kristal abadi. Sejak lahir, takdir Anneliese sebagai titisan Penyihir Suci telah diumumkan. Titisan Penyihir Suci diramalkan akan menyelamatkan Southern Kingdom bersama dengan keturunan terakhir Bangsa Siluman Agung.

Yang perlu dilakukan Anneliese adalah menyempurnakan kemampuan sihirnya dan menemukan keturunan terakhir Siluman Agung. Namun pertama-tama, Anneliese ingin menyelamatkan Dyre, kakaknya.

Anneliese mendekati jendela kamarnya. Dari balik jendela, tampak sebuah pelataran luas dengan pagar batu di sisi Barat Laut. Di belakang tembok batu itu, sebuah menara yang tampak suram menjulang.

Anneliese mengetuk-ngetukkan jarinya ke pinggiran jendela,berpikir keras. Dari apa yang dipelajarinya selama ini, setiap kastil biasanya memiliki tempat khusus untuk tawanan. Dan tidak ada tempat yang lebih cocok sebagai tempat untuk menyembunyikan sandera, selain di menara kecil yang tidak mencolok.

Pasti di menara itu Dyre berada. Anneliese bertekad akan mendapatkan cara untuk masuk ke dalamnya!

Sementara itu, tak jauh dari tempat Anneliese berdiri, dalam ruangan lain di kastil, Ivorein berjalan mondar-mandir dengan gelisah. Semua yang terjadi di luar kendalinya. Semuanya salah!

Gadis itu seharusnya hanya sandera bisa seperti halnya Dyre, putra mahkota Southern, yang saat ini disekapnya di Menara Barat Laut. Namun Emperor Gunrr berkeras, Ivorein harus bertunangan dengan Anneliese agar kekuasaan mereka di wilayah Selatan tidak terganggu.

Anneliese dan Dyre adalah sandera sebagai jaminan kekuasaan Northern Imperial tidak goyah di seluruh benua. Pasalnya, wilayah Selatan selama ini selalu menjadi momok bagi pasukan Northern.

Southern Kingdom, kerajaan kecil di wilayah Selatan, yang dipercaya menjadi wilayah kekuasaan terakhir para penyihir dan bangsa Siluman, selama ini menolak takluk di bawah Emperor Gunrr. Bahkan mereka telah mengkhianati persekutuan dengan Northern dan menyebabkan kesengsaraan bagi penduduk Northern.

Tak terkecuali untuk Ivorein, yang harus kehilangan banyak hal di usia muda. Dada Ivorein terasa panas, dipenuhi amarah mengingat pengkhianatan Southern Kingdom di masa lalu.

Tapi bagaimana jika bahkan tubuh Ivorein pun mengkhianatinya?

Setiap malam, setiap inchi dari tubuh Ivorein mengkhianatinya. Mengubahnya menjadi sosok lain yang tidak dikenalnya.

Monster.

Mereka menjulukinya monster, makhluk yang lebih rendah dari manusia dan harus dienyahkan dari muka bumi.

Ivorein memejamkan mata, mengingat pipi Anneliese yang memerah ketika angin dingin Northern menerpa. Pipi yang makin merona ketika Ivorein mendekatinya dan menyentuh rambut panjang bergelombang miliknya. Ivorein ingin menenggelamkan diri dalam kelembutan rambut merah itu.

Namun malam makin larut dan sebentar lagi tubuh Ivorein bukan lagi miliknya. Ketika awan gelap menutup rembulan, terdengar raungan putus asa dari tenggorokan Ivorein.

Raungan yang kemudian berganti dengan auman keras, bergema ke seluruh penjuru kastil. Semua orang di Northern menyangka, Emperor Gunrr menyembunyikan monster di salah satu sudut gelap penjara kastil.

Bahkan kabar angin yang beredar mengatakan, monster itu kadang berkeliaran di hutan sebelah Timur. Mengendap-endap mengawasi kastil Northern dari segala penjuru. Tidak seorang pun berani berkeliaran di luar kastil menjelang tengah malam sampai sebelum pagi menjelang.

Kabar lain mengatakan Emperor Gunrr berhasil menaklukkan seantero benua karena jasa monsternya. Siapa pun di dataran Northern tahu bahwa monster milik Emperor Gunrr tidak kenal belas kasihan di medan perang.

Monster haus darah, mereka menyebutnya.

Dan auman monster itu pun terbawa angin, menembus dinding-dinding kastil, melewati jendela kamar, tempat Anneliese terjaga dari mimpi panjangnya.