webnovel

Chapter 35 - Ingatan Masa Lalu

Dengan masih memakai seragam kelulusan, Rikka, Tan, dan Kumine berjalan di koridor akademi.

"Tan, Kumine, Kita lulus!!!" Rikka merangkul Tan dan Kumine dengan sangat erat. Rasa senangnya tidak terbayangkan saat itu.

Kumine tak bisa berhenti memandangi gulungan ijazah di genggamannya. "Aku masih belum bisa percaya ..."

Tan membetulkan posisi topinya yang bergeser. "Ya, perjalanan kita yang sebenarnya baru akan dimulai!"

Rikka melepas rangkulannya dan berlari kedepan. Ia berbalik badan sambil melebarkan tangannya. "Sebagai lulusan terbaik, kita bisa kemana saja!"

Ia menggunakan kedua tangan untuk menggambarkan seluruh kata-katanya. "Penjelajahan ke tempat asing, mengunjungi kota-kota terkenal, melawan monster-monster yang kuat, petualangan hidup dan mati, dan masih banyak lagi hal lainnya!"

"Dan mengembangkan bisnis." Tan mengedipkan sebelah matanya.

"Ya, dan itu!" Rikka menjentikkan jarinya.

Rikka berjalan mendekat kearah Tan. "Menjadi petualang kaya raya, memiliki bisnis 7 turunan."

Tan ikut berjalan menghampiri Rikka. "Kepuasan jiwa dan raga terpenuhi, tanpa melupakan kebutuhan finansial!"

Mereka berdua melakukan tos dan berteriak bersamaan. "Lalu bergabung dengan Fallen Orions!"

Tiba-tiba, ada seseorang yang berjalan kearah mereka dari belakang. "Aku mendengar Fallen Orions. Apakah para murid terbaik ini tertarik dengannya?"

Mereka bertiga menengok. "Papa Ardent?!"

Ardent tersenyum sambil bertepuk tangan. "Selamat untuk kelulusan kalian ya!"

Rikka segera berlari ke depan Ardent. "Apakah kami bisa langsung bergabung dengan Fallen Orions???"

Ardent tertawa melihat Rikka yang sangat antusias. "Hahaha, aku juga tidak tahu. Coba saja kalian mendaftar, tapi seleksinya agak sulit loh."

Tan menjawab dengan percaya diri, "Heh, tentu saja kami akan berhasil."

Rikka kembali mundur ke dekat Tan. Mereka berdua membuat sebuah pose aneh sambil berkata secara bersamaan, "Karena kami adalah yang terbaik!"

Kumine hanya bisa tertawa menyaksikan kekompakan Rikka dan Tan yang agak unik. "Ya, aku yakin kalian pasti akan diterima dengan mudah."

Rikka yang mendengar ucapan Kumine menyadari sesuatu yang aneh. "Kalian?"

Tan juga ikut menyadarinya. "Memangnya kau tidak mau ikut?"

Rikka mendekati Kumine dan menggoyang-goyangkan bahunya. "Kau tidak lupa kan soal tujuan kita kan? Tujuan untuk berkeliling dunia dan menjelajahi tempat yang masing-masing dari kita ingin jelajahi?"

Sambil bergoyang-goyang Kumine menjawab, "Aku belum cerita dengan kalian ya?"

"Cerita?" Rikka menghentikan goyangannya.

"Cerita apa?" tambah Tan yang berjalan mendekat.

Kumine mengambil nafas, dan mulai menceritakannya dengan semangat. "Impianku adalah menjadi Fashion Designer. Aku ingin mendesain berbagai pakaian kelas tinggi di berbagai belahan dunia. Mempelajari perbedaan budaya, akulturasi budaya, dan berbagai keunikan budaya yang ada adalah impianku."

"Ah!" Kumine menyangka kalau ucapannya barusan berpotensi untuk melukai hati kedua sahabatnya. "B-bukan berarti aku berbohong saat berkata akan ikut bergabung seperti kalian. Hanya saja, aku memiliki sebuah impian untuk menjelajahi dunia dengan jalan yang berbeda. Aku akan tetap bergabung setelah aku merasa cukup belajarnya."

Rikka menghela nafas dan melepaskan bahu Kumine. "Kukira apa ..."

Tan tersenyum sambil menepuk dahinya. "Kau hampir membuatku kena serangan jantung."

Kumine menjadi bingung dengan respon Rikka dan Tan yang diluar dugaannya. "E-eh? Maksudnya?"

Rikka melipat tangannya. "Janji kita adalah bersama-sama mewujudkan impian untuk menjelajahi dunia. Tak peduli apapun jalan yang kau pilih, selama itu adalah impianmu, maka perjanjian kita tetaplah terjaga."

Tan mengangguk setuju dengan ucapan Rikka. "Itu benar. Aku dan Rikka bergabung dengan Fallen Orions karena itu diperlukan untuk mewujudkan impian kami. Jika impianmu akan terhambat karena bergabung dengan Fallen Orions, maka kau harus berjalan di jalanmu sendiri!"

Rikka kembali merangkul Kumine dari samping. "Singkatnya, kejarlah impianmu sejauh mungkin, Kumine!"

"Hampir saja lupa." Tan mengeluarkan 2 buah kotak kecil dari kantungnya dan memberikannya pada Rikka dan Kumine.

"Ini adalah tanda perjanjian kita!" Tan mengangkat tangan kanannya, memperlihatkan gelang baru yang ia kenakan.

Rikka membuka kotak tersebut, dan terlihat gelang sama dengan yang Tan gunakan. "Heh, tentu saja hadiah dari Tan tidak pernah main-main."

"Tentu saja, karena janji kita bukanlah sekedar permainan."

Rikka menengok kearah Kumine. "Kau dengar itu? Kami semua mendukungmu, jadi kejarlah impianmu Kumine!"

Kumine membuka kotak yang ada di tangannya. Setelah membukanya, ia tak bisa menahan air mata yang keluar. Ia menangis penuh kebahagiaan dari dukungan besar yang diberikan oleh kedua sahabatnya.

Ia memakai gelang tersebut dan mengusap air matanya. "Semuanya, terimakasih!"

Setelahnya, mereka pulang ke rumah masing-masing untuk mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan. Rikka dan Tan mempersiapkan diri mereka untuk mendaftar di hari itu juga. Mereka memeriksa senjatanya berkali-kali agar yakin bahwa senjatanya dalam kondisi yang bagus. Mereka juga meminta izin orang tua atau wali serta beberapa identitas lainnya yang dibutuhkan untuk mendaftar, serta ijazah khusus sebagai tanda bahwa mereka adalah dalah satu lulusan terbaik dari akademi STEGA.

Disisi lain, Kumine tidak hanya menyiapkan peralatan yang ia butuhkan, tapi seluruh barang-barangnya. Ia bersiap untuk pindah kota karena ia sudah menemukan tujuan pertamanya sejak lama. Buku-buku tentang pakaian, beberapa kain bahan, dan seluruh barangnya dimasukkan kedalam kereta kuda untuk berangkat siang itu juga.

Setelah Rikka dan Tan mendaftar di Fallen Orions, mereka segera berkumpul dengan Kumine di gerbang utama kota untuk berpisah.

Rikka memeluk Kumine dengan erat. "Hwaaa, jaga diri baik-baik ya disana. Jika bisa, kirimi kami surat juga ya!"

"Tentu saja, aku akan mengabarkan setiap perkembangan yang ada pada kalian. Tunggu aku sampai kembali ya!"

Rikka melepas pelukannya dan membiarkan Kumine naik ke dalam kereta.

Kumine membuka pintu jendela dan melambai pada mereka sembari kereta tersebut berjalan. "Rikka, Tan, sampai jumpa lagi!!!"

"Janji ya kirim kami surat!" Rikka tak berhenti menangis saat kereta Kumine bergerak semakin jauh.

"Kami menantikan kepulanganmu, Kumine!" Tan juga melambai balik pada Kumine sampai keretanya tak lagi dapat terlihat tertutup cakrawala.

Rikka akhirnya berhenti menangis setelah beberapa saat. "Ayo Tan, kita juga harus memulai tes masuknya."

Tan mengangguk. "Ya, kita tidak boleh kalah dari Kumine!"

Beberapa bulan hingga tahun telah berlalu sejak saat itu. Kemampuan Kumine dalam mengetahui budaya dan membuat desain pakaian semakin berkembang. Rikka dan Tan juga sudah menjelajahi berbagai tempat yang mereka inginkan, perlahan-lahan mewujudkan impiannya masing-masing. Mereka bertiga saling bertukar surat setiap Kumine mengabarkan apa yang baru saja dialaminya, dan sebaliknya.

Akan tetapi, sesuatu tragedi terjadi menimpa Kumine tanpa diketahui oleh siapapun. Dalam perjalanannya menuju kota lain, kereta kudanya disergap oleh sosok misterius. Tidak ada yang selamat dari kejadian itu, tapi tubuh Kumine menghilang tanpa jejak bersama dengan kereta, kuda, dan kusirnya. Beberapa hari kemudian, muncul 'Kumine' palsu di kota yang ia tuju sebelumnya. Kumine palsu itu terus bergerak seperti yang asli sambil tetap mengirimkan surat pada Rikka dan Tan, membuat mereka tidak curiga sama sekali pada kondisi Kumine asli yang entah dimana.

Setelah beberapa waktu, surat tersebut akhirnya sampai kepada mereka. Malam hari setelah menjalani pekerjaan yang berat, Rikka memeriksa surat-surat miliknya. Rasa lelahnya seketika hilang setelah melihat amplop yang diterima bertuliskan nama Kumine. Ia segera berlari menuju ke kamar penginapan dan duduk di kursinya untuk membuka surat tersebut.

"Untuk teman baikku sejak di akademi sekaligus salah satu dari lulusan terbaik STEGA, Rikka. Halo Rikka, bagaimana kabarmu? Aku baik-baik saja disini. Katamu, kau baru saja mengalahkan salah satu monster yang merepotkan bersama partymu ya? Hahaha, aku jadi semakin penasaran bagaimana rasanya kita satu party lagi seperti dulu bersama dengan Tan juga. Tapi kurasa aku perlu latihan lagi jika pulang nanti. Bagaimana hubunganmu dengan Ardent? Kata Tan, kau sudah seperti adiknya sendiri. Mungkin sebaiknya kau ungkapkan saja padanya bagaimana perasaanmu, tapi tak apa tetap menyimpannya sendiri. Apapun pilihanmu, aku akan tetap menudungkungnya! Kau juga sudah tahu kan kalau bisnis Tan baru saja membuka cabang bisnisnya di kota lain? Aku pernah melihatnya saat aku melewati sebuah kota dalam perjalanan. Seperti yang diharapkan, barang-barang disana sangat berkelas! Aku membeli beberapa keperluan harian disana. Mungkin aku akan membeli barang lainnya nanti jika kembali melihat toko milik Tan. Seperti biasa, aku masih sibuk dengan memikirkan desain pakaian di kota ini. Desain budaya mereka lebih unik dari yang kemarin, jadi kurasa aku harus begadang untuk mencari ide. Jangan khawatir, karena aku begadang karena aku memang suka memikirkan ide-idenya. Sepertinya hanya itu dulu yang bisa kuceritakan. Semoga sehat lalu Rikka! Dari teman baikmu, Kumine."

Rikka sangat senang ketika membaca surat dari Kumine palsu. Gaya penulisan dan bentuk tulisannya sama persis dengan Kumine asli, sehingga Rikka tidak mengetahui bahwa yang menulis surat padanya bukanlah Kumine.

Rikka mengambil pena dan kertas untuk menulis surat balasannya. "Aku ingin impianmu cepat terwujud Kumine! Kemudian kita akan kembali berkumpul dan bercerita banyak hal seperti dulu!"