webnovel

Ending

Nadya duduk termenung seorang diri, menunggu dokter dan perawat keluar dari ruang IGD. Terdengar langkah kaki menghampirinya. Nadya menoleh dan melihat Aryo duduk di sampingnya saat ini. Nadya masih menangis lalu menyandarkan kepalanya di pundak Aryo. Aryo tak bisa berkata apa-apa dan hanya mengusap kepala adiknya. Tak berselang lama, dokter dan para perawat keluar dari ruang IGD. Aryo dan Nadya pun menghampiri mereka dan mendapatkan kabar bahwa Kai baik-baik saja. Nadya tampak lega meskipun dirinya merasa bersalah. Ia merasa kejadian ini seharusnya tidak terjadi pada Kai. Para perawat pun membawa Kai untuk dipindahkan ke ruangan pasien. Nadya dan Aryo pun mengikutinya.

Nadya menatap Kai yang tengah tertidur pulas. Kai mengalami luka cukup parah dibagian kepala akibat perbuatan Tabte Sora. Aryo mengatakan padanya bahwa saat ini Tante Sora sudah kembali dirawat di rumah sakit jiwa. Nadya tak khawatir tentang Tante Sora. Saat ini yang paling penting baginya adalah Kai. Sudah beberapa jam berlalu sejak Kai ditangani oleh dokter namun tak kunjung sadar. Nadya bersandar di tepi ranjang. Tangannya menggenggam tangan Kai, berharap Kai sadar bahwa dirinya selalu disisinya. Mata Nadya terasa berat setelah semua peristiwa yang terjadi. Nadya memejamkan matanya dan melepaskan lelahnya.

Entah berapa lama Nadya tertidur. Ketika terbangun, dirinya sudah berada di atas tempat tidur. Nadya menoleh ke segala arah, melihat di mana dirinya berada. Ruangan itu begitu bersih dan cukup besar. Ada sofa yang tak jauh dari tempat tidur yang ditempati Nadya. Nadya melihat beberapa peralatan medis di sisi kanan dan kiri tempat tidur. Nadya hendak turun dari tempat tidur ketika melihat Kai berjalan ke arahnya dengan menyeret troli infusan.

"Kai, kamu udah sadar?" tanya Nadya terkejut.

"Iya." ujar Kai yang kini duduk di tepi ranjang.

"Kita di mana? Di hotel?" tanya Nadya.

"Bukan. Kita masih di rumah sakit. Untungnya ibuku datang dan memindahkan aku ke ruangan ini." terang Kai.

"Ini rumah sakit? Wah, ruangan ini lebih besar dari kamar aku. Kalau digabungin sama kamar mandi di rumah juga masih enggak cukup." Nadya menoleh ke segala arah ruangan.

"Ini ruangan VIP. Bagaimana bisa aku ditempatkan di ruangan biasa? " ujar Kai sombong.

"Aku enggak punya uang buat bayar VIP. Ngomong-ngomong gimana keadaan kamu? Parah?" tanya Nadya khawatir.

"Lumayan." ujar Kai singkat.

Nadya merasa canggung berada di tempat tidur dengan Kai di sisinya. Nadya pun turun dan duduk di sofa yang tak jauh dari ranjang. Kai tersenyum lalu ikut duduk di sofa. Wajah Kai berubah serius ketika menatap luka kecil di tangan Nadya.

"Kamu terluka." ujar Kai.

"Ah, ini. Cuma luka kecil, enggak masalah. Sepertinya waktu aku berusaha kabur dari Tante Sora. " ujar Nadya.

"Kamu kenal perempuan itu?" tanya Kai serius.

"Iya, dia itu ibunya Mina, sahabat aku waktu SD dulu. Dia jadi gila gara-gara anak lelakinya, Rio, diculik dan dibunuh orang. Sejak saat itu tiap dia lihat ada anak lelaki, dia pikir itu Rio. Kasihan juga sih Tante Sora." jelas Nadya.

Jantung Kai berdebar. Kai semakin mendekat ke arah Nadya dan menarik tubuh Nadya ke arahnya. Nadya terkejut dan mendorong tubuh Kai dengan pelan.

"Kai, kamu mau ngapain?" tanya Nadya bingung.

"Nad, aku mau lihat punggung kamu sebentar. Boleh?" tanya Kai.

"Buat apa?" tanya Nadya tampak bingung.

Kai tak menjawab. Ia memutar tubuh Nadya dan membuka sedikit baju Nadya dan melihat punggung Nadya. Ada bekas jahitan di punggung Nadya yang Kai kenali.

"Luka ini kamu dapat dari mana?" tanya Kai.

"Oh, ini. Ini luka yang dibuat Tante Sora. Dia tusuk aku pakai pecahan kaca waktu aku nolong anak lelaki yang dia sekap di rumahnya. Kenapa?" tanya Nadya.

"Nad, anak lelaki yang kamu selamatkan itu adalah aku." ujar Kai.

Nadya menatap Kai dengan bingung. Otaknya seakan mencerna ucapan Kai. Ia hanya diam dan mendengarkan cerita Kai.

"Aku anak lelaki yang diculik oleh wanita itu. Dulu dia adalah pengasuhku. Entah bagaimana ceritanya sikapnya berubah padaku. Dia menyekapku dan terkadang menyiksaku. Aku ingat bahwa aku diselamatkan oleh gadis kecil yang menyusup masuk ke dalam rumah. Dia terluka karena menolongku. Sejak saat itu aku berjanji suatu hari nanti aku akan menemukan gadis kecil itu dan meminta maaf padanya. Dan juga akan berjanji padanya untuk melindunginya. Tapi setelah sekian lama, aku bahkan tidak bisa melindungimu. " Ujar Kai.

Nadya tersenyum. Tangannya mengusap pelan pipi Kai.

"Ternyata itu benar kau. Kau masih sama seperti dulu. Kali ini bukan aku yang melindungimu, tapi kamu yang melindungi aku. Janjimu udah kamu tepati, Kai." ujar Nadya sambil tersenyum.

Kai menatap Nadya lalu memeluknya. Kejadian di masa lalunya membuat dia trauma dan meninggalkan luka yang cukup dalam. Tetapi Kai bersyukur, masa lalunya juga membawanya bertemu dengan Nadya. Seseorang yang telah ditakdirkan untuknya melalui masa lalu yang pedih.