webnovel

Siluman Rubah (B)

Sosok pria bersurai panjang dengan mata kelabu duduk di atas batu singgahsana tersenyum puas menatap gadis manusia yang tidak sengaja ia temukan di tengah hutan.

"Ahh... Cantik sekali." Gumamnya.

Saat ini Suwa sudah dirias sedemikian rupa dengan memakai pakaian sutera berwarna merah menyala yang begitu indah. Tubuhnya sudah bersih, wajahnya yang sempat berdebu sudah disapu oleh air yang mereka paksakan.

Gadis itu menjadi terlihat begitu bersinar seperti seorang puteri bangsawan yang penuh pesona.

"Manusia ini beruntung sekali." Decak beberapa siluman perempuan yang merasa iri. Berharap bahwa di musim kawin ini, tuan Kao yakni pemimpin klan Urocyon (klan rubah abu-abu di dunia Legendary) memilih salah satu dari mereka untuk bercinta dengannya. Namun harapan mereka musnah lantaran tuan mereka telah menemukan manusia yang sudah ditetapkan menjadi pasangannya malam ini.

"Lepaskan aku siluman brengsek!" Suwa menatap nyalang namun dalam hati menjerit meminta tolong. Tetapi siapa yang akan menolongnya sementara ia dikelilingi puluhan atau bahkan ratusan siluman rubah yang siap menyantapnya.

Tiba - tiba Suwa memikirkan sosok pria bermata perak yakni sang Falcon. Berharap pria itu datang menyelamatkannya. Namun hanya sesaat, ia langsung menggelengkan kepala.

'Ahh tidak Suwa. Ditolong atau tidak nasibmu akan tetap sama.' Gumamnya dalam hati.

"Tuan Kao, sebaiknya kita segera melakukan ritual." Ujar salah satu anggota kelompok. Rembulan di langit malam ini sudah hampir bersinar terang, waktu yang sangat tepat untuk melakukan ritual.

"Kau benar." Kao menatap wanita yang berdiri dengan tubuh terikat. Matanya berkilat, "Malam ini musim kawin siluman rubah akan di mulai."

Sorakan kegembiraan kembali terdengar. Mereka melompat senang. Bahkan beberapa siluman rubah ada yang langsung menggendong  pasangan kawinnya dengan penuh minat, membuat Suwa meringis mual. Seakan hal itu merupakan peristiwa mengasyikkan dan lumrah bagi para siluman.

Musim kawin adalah saat yang tepat untuk memperoleh kekuatan bagi bangsa rubah. Dan sama dengan manusia, di dunia Legendaris pun juga memiliki tingkatan kasta. Siluman - siluman rubah biasa hanya setia pada satu pasangan. Namun berbeda dengan pemimpin mereka yang disebut sebagai golongan bangsawan (Siluman berkekuatan paling tinggi). Mereka dihormati dan mendapat tempat spesial. Pemimpin atau golongan rubah derajat tinggi bebas mencari maupun memilih pasangan masing - masing dan sifatnya tidak mengikat. Kecuali si pemimpin sudah benar - benar menemukan pasangan yang berhasil menggetarkan hati.

Tubuh Suwa yang dililitkan ke batang kayu tak bisa memberi banyak gerakan. Nafasnya tercekat saat sosok yang dipanggil Kao mendekat. Tubuhnya gemetar takut, keringat dingin membasahi peluh.

Suwa benar - benar takut dan jijik. Makhluk ini akan menyentuhnya. Lebih baik dia mati.

"Bunuh saja aku!" Suwa bergumam. Matanya menatap tajam namun tak menampik ada genangan air mata di sudut indera penglihatannya.

Pemimpin klan Urocyon itu tak peduli. Dia tersenyum miring, sangat menikmati keberanian gadis manusia yang menatapnya dengan sorot murka.

"Mungkin aku akan membunuhmu. Tapi setelah kita bercinta."

Suwa mengeram. Tidak bisa menahan emosi, ia meludahi wajah siluman itu, "Brengsek."

Beberapa siluman rubah nampak terkejut dan marah melihat tuannya diperlakukan seperti itu. Mereka sontak mengeram, menunjukkan gigi taringnya bersiap mencabik gadis manusia yang begitu kurang ajar.

Tetapi Kao malah terkekeh. Dia mengangkat sebelah tangan agar anak buahnya tidak melakukan tindakan tersebut.

"Hahahaha.... Aku semakin menyukai wanita mungil dan manis sepertimu. Kau begitu berani. Pasti akan sangat memuaskan."

Suwa berdiri merinding. Memejamkan mata berharap dewa kematian mencabut nyawanya.

Ya dewa tolong aku!

Pria bersurai hitam dengan wajah yang cukup rupawan itu kini hanya berjarak beberapa centi darinya. Mengamati Suwa sejenak. Kemudian menyeringai, "Kita akan bersenang - senang malam ini."

Saat Kao mendekat hendak mencium bibir Suwa, tiba - tiba tubuhnya terpental.

'BLUMMM'

Beberapa siluman terbelalak kaget begitupun dengan dirinya.

Mengumpat kasar, Kao membersihkan darah di sudut bibirnya, "Sial.... Sepertinya kau sudah ditandai."

Suwa membuka mata. Ia pun juga terkejut. Kemudian ia melirik lehernya yang mendadak bersinar keemasan. Tanda dari sang Falcon. Dan untuk pertama kali Suwa berterimakasih pada Ludra karena telah menyayat lehernya saat itu.

Siluman rubah pemimpin klan Urocyon bangkit kembali mendekati Suwa. Mengernyit heran.

Dia tak pernah melihat sesuatu yang seperti ini sebelumnya. Sinar aneh yang muncul di leher gadis itu sama sekali bukan dari makhluk Legendaris yang pernah ia jumpai.

Kao merupakan salah satu pemimpin terkuat bangsa rubah. Ia sangat hafal berbagai macam tanda yang disamatkan makhluk Legendaris untuk menandai kepemilikannya. Dan baru kali pertama menemukan tanda seperti ini.

Apa ada spesies baru?

Mengerutkan kening. Ia mencoba kembali menyentuh Suwa. Tetapi lagi-lagi tubuhnya terpental, seperti ada dinding yang mengelilingi tubuh Suwa.

"Sial." Kao mengumpat. Ia bergumam merapalkan mantera penghilang sihir. Dia sudah terlanjur menyukai wanita ini.

Saat dirasa manteranya cukup berhasil karena perlahan garis keemasan yang ada di leher Suwa meredup. Kao berjalan mendekati Suwa lagi.

Dan....

'CRASSSHHH'

Sebuah cahaya putih bergerak seperti kilat. Bertepatan dengan itu, beberaapa tubuh siluman tersayat dengan luka goresan seperti cakaran. Mereka mati seketika.

Sontak para prajurit klan Urocyon bergerak waspada. Manik mereka melirik kanan-kiri. Mencari siapa makhluk yang secara tiba-tiba menyerang.

Kao memutar badan saat mendengar jeritan anak buahnya. Manik abu - abunya melebar mendapati beberapa anggota tumbang.

Meloncat melindungi kawanannya. Ia menggerakkan telinga supernya untuk mendengar keberadaaan makhluk lain.

Ya... Dia menangkap pergerakan makhluk asing di dalam gua ini.

"Lindungi anak-anak dan wanita!" Ujar Kao memberi perintah pada prajuritnya.

"Baik tuan."

Kao mengeram menunjukkan gigi taringnya. Kuku-kuku tajamnya mulai keluar. Bersiap menyerang sosok putih yang telah menewaskan anak buahnya.

"Siapapun kau, tunjukan wajahmu!"

'CRASSHHH'

Sekelebat bayangan putih kembali menyerang. Sangat cepat namun beruntung, Kao bisa menghindar. Dan benda yang dipakai makhluk tersebut hanya mengenai lengannya.

Kao meringis perih. Sayatan itu terasa menyakitkan dan begitu dingin. Hingga membuatnya ngilu.

Dan....

'BLUMM.'

Secara mengejutkan, sosok dengan kecepatan cahaya itu meloncat. Turun menampakkan diri di hadapan seluruh klan Urocyon hingga membuat tanah yang ia pijak berdentum.

Pria berjubah silver duduk berjongkok dengan sebelah lutut tertompang di atas tanah. Sementara kaki kanannya menekuk ke atas. Cara jatuh yang begitu agung. Perlahan sosok itu berdiri.

Seluruh mata terbelalak. Nafas mereka tercekat ketika melihat siapa makhluk yang muncul di hadapan mereka.

Sosok berambut putih dengan mata perak berkilau secerah langit. Begitu rupawan. Baju zirah prajurit berwarna silver dengan simbol elang di belakang jubahnya. Di balik kepalan tangannya terdapat benda runcing yang terbuat dari es.

Makhluk yang berdiri di hadapan mereka nampak berkilau dan bersahaja. Persis seperti gambaran makhluk mitologi di dunia Legendaris yang sering diceritakan.

Kao, pemimpin siluman rubah tersebut terperangah. Tak percaya dengan apa yang ia lihat.

"Fa.... Falcon."

***