webnovel

Chapter -024-

Krekk..

Cesss..

"Ini untuk mu Yuki-kun." Ucap Eita sambil menyodorkan minuman kaleng dingin kepada Yuki. Yuki pun mengulurkan sebelah tangannya untuk mengambil kaleng minuman dingin itu.

"Terimakasih senpai." Ujar Yuki yang dibalas dengan anggukan kepala oleh Eita.

"Maaf atas kelakuan Misaki-kun tadi, ya Yuki-kun."

Yuki berdeham pelan merespon perkataan Eita.

"Kurasa ini juga bukan sepenuhnya salah Misaki-senpai."

Eita menaikan sebelah alisnya, namun dirinya memilih untuk tetap diam di tempat untuk mendengarkan perkataan Yuki selanjutnya.

"Aku dapat mengerti mengapa Misaki-senpai begitu sangat marah kepada ku. Karena sikap ku yang sama sekali tidak memiliki pendirian seperti tadi."

Yuki menghela nafas panjang lalu menatap langit sore hari yang terlihat cerah.

"Kalau sudah begini apa yang harus aku lakukan lagi agar Ai-chan tidak terus menahan keinginannya sendiri untuk bergabung dengan club basket." Ujar Yuki pasrah yang membuat Eita langsung membulatkan kedua matanya terkejut.

"A-apa katamu barusan Yuki-kun??" Tanya Eita pada Yuki untuk lebih meyakinkan apa yang dirinya dengar tadi tidak lah salah.

Yuki kini menolehkan kepalanya kearah Eita yang duduk tepat disebelahnya dan tengah memasang ekspresi wajah terkejut.

"Aku belum mengatakan ini secara langsung kepada Senpai karena Ai-chan terus bersikeras menekan keinginannya sendiri agar tidak membuat diriku merasa bersalah."

Eita langsung menggelengkan kepalanya cepat. "Bukan, bukan itu. Maksud ku tadi kau mengatakan apa? Kau bilang jika Aida-chan sebenarnya ingin bergabung dengan club basket??"

Dengan santai Yuki menganggukan kepalanya. "Ya, sebenarnya aku dapat melihat melalui tatapan matanya setiap dirinya diam-diam tengah memperhatikan club basket berlatih. Keinginan yang membara sama seperti saat dirinya melihat Washida Club berlatih dulu."

Eita terdiam sesaat ditempatnya, lalu kembali bertanya kepada Yuki.

"Jika memang Aida-chan ingin masuk kedalam club basket mengapa dirinya… "

Eita tidak kembali melanjutkan perkataannya saat dirinya teringat dengan apa yang di katakan oleh Yuki sebelumnya.

"Benar, dia tidak ingin bergabung dengan club basket karena dirinya tidak ingin membuat dirimu merasa tidak enak. Kau yang sebenarnya benar-benar ingin masuk kedalam club basket, tetapi tidak bisa karena kesehatan mu Jadi Aida-chan memilih untuk ikut sama seperti mu, tidak masuk kedalam club basket."

Yuki langsung menganggukan kepalanya membenarkan apa yang dikatakan oleh Eita.

Eita yang melihat Yuki menganggukan kepala pun langsung menghela nafas panjang.

"Jadi, maka dari itu kau tadi hadir dan ikut melakukan pelatihan dengan club basket tanpa sepengetahuan dari ku dan juga Aida-chan?" Tanya Eita yang kembali di balas anggukan kepala oleh Yuki.

Eita kembali menghela nafas panjang. "Hah, Aida-chan sama sekali tidak berubah ya sifaf nya sejak dulu dia pertama kali masuk kedalam club washida."

"Ya, kau benar senpai. Maka dari itu aku ingin Ai-chan mengikuti keinginannya sendiri. Jika dirinya ingin masuk kedalam club basket, maka masuk saja. Tidak perlu memikirkan diriku."

Tap.. Tap.. Tap..

Eita mengulurkan sebelah tangannya untuk menepuk-nepuk sebelah pundak Yuki.

"Mungkin pemikiran yang kau miliki, dengan pemikiran yang dimiliki oleh Aida-chan atau anggota club washida lainnya tidak sama seperti dirimu, Yuki-kun."

Yuki terdiam sesaat ditempatnya. "Ya memang benar. Pemikiran diantara kami memang tidak ada yang sama senpai. Jika pemikiran mereka sama seperti pemikiranku maka mereka pasti tidak akan memilih untuk tetap masuk kedalam club basket seperti saat ini."

Eita langsung terdiam di tempatnya mendengar perkataan Yuki yang di ucapkan tanpa melihat kearah dirinya sama sekali.

"Lalu, sekarang apa yang akan kau lakukan lagi untuk membuat Aida-chan masuk kedalam club basket?" Tanya Eita mencoba untuk mencari topik pembicaraan lain.

Yuki terdiam sesaat dengan tatapan kedua matanya fokus menatap kearah lapangan sepak bola, dimana para anggota club sepak bola tengah berlatih.

"Senpai, apa kami para junior baru masih bisa untuk mengisi lembar formulir pemilihan club aktivitas sekolah?" Tanya Yuki yang kali ini sambil menatap kearah Eita.

Eita yang di tatap oleh Yuki terdiam sesaat, mengingat jika sebenarnya waktu pengisian dan pengumpulan lembar formulir pemilihan club aktivitas sekolah sudah tidak ada lagi.

"Ehmm, apa yang akan kau lakukan jika waktu pengisian formulir pemilihan club aktivitas sekolah masih bisa?" Tanya Eita terlebih dulu kepada Yuki. Agar dirinya dapat memikirkan langkah selanjutnya untuk membicarakan perihal ini pada guru pembimbing club basket dan anggota yang lain. Terutama dirinya harus memikirkan matang-matang apa yang akan dirinya katakan kepada Masaki yang merupakan wakil kapten nya.

Yuki terdiam cukup lama, membuat Eita juga sedikit ragu dengan apa yang akan dirinya lakukan nanti.

"Aku memiliki rencana untuk mendaftar kedalam club basket bersama dengan Ai-chan sebagai manager grup."

Eita tidak dapat menyembunyikan ekspresi keterkejutannya saat ini setelah mendengar perkataan Yuki.

"Y-yuki-kun, apa kau yakin dengan apa yang kau katakan barusan????" Tanya Eita dengan kedua mata yang membulat terkejut.

Dengan santai dan yakin, Yuki pun menganggukan kepalanya. "Tentu saja aku yakin senpai. Aku sudah memikirkannya. Setidaknya jika aku memang sudah tidak bisa bermain basket lagi, aku masih bisa menjadi manager di club basket. Mengingat club basket SMA Natsu juga belum memiliki manager club dan juga pelatih."

Eita yang mendengar perkataan Yuki langsung terkekeh meringis, mendengar secara langsung fakta yang terjadi di dalam club basket yang dirinya pimpin saat ini.

"Ah, yah apa yang kau katakan itu benar. Tapi entah mengapa terasa begitu menyakitkan saat kau yang mengatakannya dengan tatapan tenang dan polos seperti itu Yuki-kun."

Yuki sedikit mengerutkan dahinya melihat ekspresi yang saat ini tercetak di wajah Eita.

"Kau tidak perlu merasa bersalah ataupun merasa malu senpai. Karena disini yang salah ada mantan pelatih kalian dulu. Kalah dalam sebuah pertandingan bukan berarti menjadi akhir dari kejayaan club basket SMA Natsu. Jika keterampilan kalian terus diasah dan mendapat pelatihan yang cukup kalian pasti dalam kembali memenangkan pertandingan basket tidak nasional seperti tiga tahun lalu."

Eita diam terperangah di tempatnya mendengar perkataan Yuki yang terdengar penuh dengan aliran positif.

"Apa yang kau katakan ada benarnya Yuki-kun. Hanya saja saat ini untuk mencari dan mendapatkan pelatih yang masih memiliki kepercayaan dan mau kembali melatih kami tidak lah mudah." Ujar Eita mengalihkan tatapan matanya menatap menerawang langit sore.

"Memang benar club basket SMA Natsu adalah club yang tidak pernah terkalahkan dalam pertandingan tingkat sekolah menengah atas. Hanya saja itu berlaku saat empat tahun lalu, tidak berlaku lagi untuk sampai saat ini." Lanjut Eita membuat Yuki melayangkan tatapan matanya mengarah kepada dirinya.

"Kau tidak perlu pesimis Senpai. Aku yakin club basket SMA Natsu akan kembali bersinar seperti empat tahun lalu." Ucap Yuki dengan nada optimis begitu sangat tersirat.

Eita pun langsung menolehkan kepalanya kearah Yuki dengan seulas senyum teramat kecil terulas diwajahnya dan sebelah tangannya terulur untuk menepuk sebelah pundak Yuki.

"Senang nya jika bisa memiliki pemikiran optimis dan positif seperti dirimu Yuki-kun."