webnovel

Chapter -005-

Ceklek..

Drrrtt…

Drrrttt…

Drrrttt..

Yuki yang baru saja selesai membersihkan dirinya, sedikit mengerutkan dahinya saat mendengar suara getaran ponselnya yang berada di atas meja belajar.

Dengan perlahan Yuki melangkah kakinya menuju meja belajar untuk melihat siapa orang yang sedang menghubunginya saat ini.

'Taichi-kun'

Yuki dapat melihat ID Caller yang muncul di layar ponselnya. Tatapan mata Yuki beralih pada angka jam di sudut layar ponselnya yang saat ini sudah menunjukan pukul lima sore.

Tanpa menungu lama lagi, Yuki pun langsung menggeser tombol hijau untuk menjawab panggilan telepon itu.

Drrtt..

"Hallo?" Sapa Yuki terlebih dulu sambil melangkahkan kakinya menuju tempat tidur.

'Kreeseekk.'

Yuki mengerutkan dahinya heran saat belum mendapatkan balasan dari seberang sana dan hanya mendengar suara gemerisik saja.

"Hallo? Taichi-kun? Kau tidak sedang melindur dan menghubungi ku bukan?" Tanya Yuki dengan nada sedikit kesal. Sebab saat ini jam sudah menunjukan pukul sepulu malam di tempat Taichi yang sedang berada di Los Angeles.

'Kreseek..H-halo Yu-kun!'

Yuki menghela nafas lega karena akhirnya dirinya dapat mendengar jawaban dari seberang sana.

"Ya, ada apa kau menghubungi ku? Bukankah disana sudah jam sepuluh malam?" Tanya Yuki kepada Taichi dengan tatapan matanya yang mengarah pada beberapa bingkai foto tergantung pada dinding kamarnya.

'Ya kau benar, disini sudah jam sepuluh malam. Tapi aku teringat jika aku belum menghubungi mu sama sekali hari ini!'

Decakan pelan keluar dari bibir Yuki. "Tssk, aku sudah bukan anak kecil lagi yang harus selalu kau hubungi setiap hari Taichi-kun!"

Suara gelak tawa keras terdengar dari seberang sana, membuat Yuki sedikit menjauhkan ponselnya untuk mengurangi kebisingan dari suara gelak tawa Taichi.

'Bagaimana pun menurut diriku dan yang lain, kau tetaplah little Yuki kami yang sangat berharga. Jadi kami harus selalu menghubungi mu untuk memastikan kau dalam keadaan baik-baik saja.'

Kedua bola mata Yuki memutar malas. "Berhentilah menggoda ku. Saat ini aku sudah merupakan murid sekolah menengah atas, jadi berhenti menganggapku seperti anak kecil."

Suara decakan kini terdengar dari arah Taichi. 'Tsk,tsk,tsk, tidak bisa. Sampai kapanpun kau tetaplah little Yuki kami.'

Dengan malas, Yuki hanya membalas perkataan Taichi dengan dehaman pelan saja. "Hmm, terserah kau saja."

Terjadi keheningan diantara mereka berdua saat ini. Yuki yang tengah menatap fokus kertas formulir pendaftaran aktifitas club SMA Natsu. Sedangkan itu Taichi di seberang sana yang tengah menatap langit malam kota Los Angeles dari balkon apartmennya.

"Hmm, Taichi-kun. Menurut mu aku harus ikut aktivitas club apa?" Tanya Yuki memecahkan keheningan diantara dirinya dan Taichi.

Diseberang sana Taichi terkekeh pelan. 'Kau pasti sudah tahu bukan jawaban apa yang akan ku berikan kepada mu saat ini? Kau boleh mengikuti aktivitas club apa saja, yang terpenting jangan club aktivitas olahraga.'

Dengusan Yuki hembuskan, karena Taichi sama sekali tidak menjawab apa yang dirinya tanyakan.

"Bukan itu maksudku. Aku bertanya, menurut mu aku akan lebih cocok mengikuti aktivitas club apa selain dalam bidang olahraga?"

Terjadi kehening sesaat di tempat Taichi. Karena Taichi tengah memikirkan aktivitas club apa yang cocok untuk Yuki selain aktivitas olahraga.

'Aku rasa, kau akan cocok mengikuti aktivtas club memasak, membaca dan musik. Karena aktivitas itu tidak terlalu mengeluarkan begitu banyak tenaga dan tidak akan melukai kaki mu.'

"Hmm, diantara ketiga pilihan tadi, menurutmu aku akan lebih cocok berada di club mana?" Tanya Yuki lagi membuat Taichi menaikan sebelah alisnya.

'Ada apa ini? Apa sekarang kau jadi tidak bisa menentukan keputusan mu sendiri Yu-kun?'

Yuki bergumam pelan. "Aku hanya bingung saja. Karena biasanya aku hanya mendapatkan pilihan antara voli, basket dan sepak bola. Tentusaja dengan semangat aku akan memilih basket. Namun sekarang akut tidak dapat memilih salah satu dari mereka."

Taichi yang mendengar perkataan Yuki langsung diam mematung ditempatnya dengan sebelah tangannya yang mengepal kuat.

'Maaf, karena diriku kau harus memilih aktivitas diluar club olahraga dan juga kau harus kehilangan kesempatan berharga untuk menjadi atlet basket.'

Kedua bola mata Yuki langsung membulat terkejut mendengar perkataan Taichi. Dirinya tidak bermaksud membuat Taichi mengucapkan permintaan maaf kepadanya.

"Tidak, kau tidak perlu meminta maaf kepada ku Taichi-kun. Ini juga sudah menjadi keputusan ku sendiri untuk pensiun bermain basket. Kau tidak perlu kembali merasa bersalah seperti dulu lagi Taichi-kun."

Diseberang sana Taichi langsung menggelengkan kepalanya, meski dirinya tahu jika Yuki tidak akan bisa melihat gelengan kepalanya.

'Tidak, ini semua tetap menjadi salah ku! Seandainya kau tidak menolong ku saat itu, kau pasti tidak harus berhenti bermain basket dan memendam impian mu sejak kecil menjadi seorang pemain basket internasional.'

Yuki sedikit susah menegup salivanya mendengar perkataan Taichi di seberang sana.

"Kau tidak boleh berkata seperti itu Taichi-kun. Saat itu aku menyelamatkan mu karena kau adalah sahabat ku satu-satunya. Aku tidak akan mungkin membiarkan hal buruk terjadi kepada sahabatku sendiri." Ucap Yuki dengan mengulas senyum kecil diwajahnya.

Yuki sama sekali tidak mendengar respon balasan dari Taichi.

Helaan nafas panjang pun Yuki hembuskan, dirinya mencoba untuk mengubah topik pembicaraan saat ini.

"Taichi-kun. Kurasa aku sudah menemukan ide untuk masuk kedalam club aktivitas apa." Ujar Yuki sengaja menjeda perkataannya.

"Kurasa mengambil club aktivitas memasak tidak lah buruk. Karena Hana-neechan menjadi ketua aktivitas club itu, aku yakin oneechan akan langsung menyetujui diriku untuk bergabung kedalam club memasaknya." Lanjut Yuki dengan nada riang begitu kentara.

Suara kekehan pelan terdengar dari tempat Taichi. Yuki yang mendengar suara kekehan Taichi pun mengulaskan senyum kecil diwajahnya.

'Ya kurasa itu club yang baik untuk mu. Mengingat kau juga pintar memasak. Tidak ada salahnya bukan kau kembali mengasah kemampuan mu memasak?'

Dengan ringan Yuki menganggukan kepalanya. "Kau benar! Ya aku akan memilih untuk mendaftar kedalam aktivitas club masak."

Diseberang sana, Taichi pun ikut menganggukan kepalanya. 'Ya dan kuharap saat aku sudah kembali ke Tokyo, kau akan selalu memasakan sarapan, makan siang, makan malam dan camilan untuk ku setiap hari!'

Yuki mengerutkan dahinya dalam mendengar perkataan Taichi yang terdengar sedikit menjijikan baginya.

"Ewwh, jika seperti itu sebaiknya kau cepatlah mencari kekasih disana. Agar setiap hari dan setiap saat kau akan selalu di masakan menu makanan kesukaan mu Taichi-kun."

Taichi tidak dapat menahan gelak tawanya mendengar nada jijik dari perkataan sarkah Yuki kepada dirinya.

'Jika aku memiliki dirimu, mengapa aku harus mencari kekasih lagi? Lebih baik aku mengencani dirimu sebelum kau bertemu dengan orang yang kau sukai.'

Yuki kembali memutar kedua bola matanya malas. "Sudahlah, kalau begitu aku akan mengakhiri telepon ini. Besok aku sudah mulai bersekolah kembali. Kau pun juga sama bukan Taichi-kun?"

Masih dengan terkekeh pelan, Taichi pun menganggukan kepalanya meski dirinya tahu Yuki tidak dapat melihat nya.

'Ya, baiklah kalau begitu. Besok aku akan kembali menghubungi dirimu, jadi jangan coba-coba kau kabur dan tidak menjawab panggilan ku!'

Dengan malas Yuki menganggukan kepalanya."Baik-baiklah, aku tidak mengangkat panggilan mu! Jaa ne!"

Tanpa menunggu balasan dari Taichi diseberang sana, Yuki langsung memutuskan secara sepihak panggilan diantara mereka berdua dan memilih untuk segera mengisi formulir pendaftaran keanggotaan club sekolah.

Pilihan Yuki sama sekali tidak berubah saat ini. Dirinya akan benar-benar memilih untuk mengikuti ativitas club memasak yang di pimpin oleh Hanami, kaka keduanya. Biarlah seluruh murid SMA Natsu gempar dengan pemberitaan dirinya yang lebih memilih aktivitas club memasak di bandingkan basket. Karena dirinya sama sekali tidak merahasiakan status dirinya yang sudah berhenti bermain basket untuk seterusnya.

"Baiklah! Besok pagi aku tinggal memberikan ini kepada anggota OSIS dan menerima pengumuman yang akan menggemparkan seluruh penghuni SMA Natsu!"