webnovel

Chapter -003-

Yuki yang sedari tadi tangannya terus di tarik-tarik oleh Aida pun menghembuskan nafas lega saat kini dirinya berhasil kabur dari perempuan itu yang tengah terjebak dalam acara festival.

Yuki yang sedang duduk diatas kursi taman pun menyandarkan tubuhnya sambil merentangkan kedua tangannya.

"Argh, sepertinya aku harus kembali melakukan pemanasan rutin lagi setiap pagi. Aku merasa tubuhku benar-benar akan hancur berkeping-keping jika terus mengikuti kemana Ai-chan pergi." Gumam Yuki dengan tatapan matanya mengarah keatas langit.

Yuki memejamkan kedua matanya untuk menikmati hembusan angin yang begitu nenangkan di padu dengan gemerisik dedaunan yang saling menari.

"Kira-kira apa ya yang sedang dilakukan mereka semua di sekolah baru mereka. Apa mereka sedang berakhir sama seperti ku yang masih memiliki keraguan untuk bergabung dengan salah satu club aktivitas sekolah?" Gumam Yuki bermonolog pada dirinya sendiri masih sambil tetap memejamkan kedua matanya, membayangkan kembali hari-hari yang sudah dirinya lalui selama tiga tahun bersama dengan teman-temannya di club basket Washida.

"Jika mereka melihat diriku yang sedang terduduk seperti ini, Jun-kun dan Suda-kun pasti sudah sibuk memijat kedua kaki ku, lalu Ikuta-kun akan memberikan pijatan pada kedua pundak ku sebagai tanda terimakasih mereka kepada diriku yang sudah membantu mereka." Gumam Yuki lagi masih sambil tetap memejamkan kedua matanya membayangkan kembali ketiga teman satu clubnya yang tengah memberikan pijatan pada kedua kaki dan juga pundaknya.

Membayangkan hal itu membuat Yuki merasa nyaman, seolah-olah dirinya benar-benar dapat merasakan kembali bagaimana rasa nyaman dari pijatan-pijatan yang di berikan oleh teman-temannya itu.

Yuki hampir saja terlelap karena menikmati rasa pijatan dan hembusan angin yang dirinya bayangkan saat ini, jika saja dirinya tidak merasakan sakit pada pundak sebelah kanannya karena sebuah remasan cukup kuat.

Seketika Yuki langsung membuka kedua matanya karena pijatan dari Ikuta yang tidak senyaman biasanya. Lantas kedua bola mata Yuki langsung membulat terkejut saat mendapati dua orang murid laki-laki memakai seragam club basket tengah terduduk di hadapannya dengan kedua tangan, dua murid tersebut yang berada di kedua kakinya.

Selain itu Yuki semakin membulatkan kedua matanya terkejut saat kembali mendapati seorang murid laki-laki bersergam clu basket berada di belakanganya dengan kedua tangan yang berada di atas kedua pundaknya.

"Huwaaa! Siapa kalian? Dan apa yang sedang kalian lakukan padaku?!" Tanya Yuk sedikit memekik dan langsung beranjak dari duduknya, menjauh dari ketiga murid laki-laki tersebut.

Ketiga murid laki-laki tersebut yang tidak lain dan tidak bukan adalah Toma, Tomo dan Shuhei, langsung membungkukan badan mereka dengan seulas senyum terulas diwajah mereka.

"Perkenalkan kami bertiga adalah salah satu anggota club basket di SMA Natsu ini. Aku Toma nomor punggung enam puluh, teman ku bernomor punggung dua puluh delapan ini adalah Tomo, lalu yang bernomor punggung tujuh ini adalah Shuhei. Kebetulan saat kami sedang jalan bersama, kami melihat dirimu yang tengah terduduk disini, jadi kami pun langsung berjalan menghampiri mu." Ucap Toma dengan senyuman yang masih terulas diwajahnya.

"Dan mengenai apa yang sedang kami lakukan tadi. Kami tidak sengaja mendengar dirimu yang bermonolog sendiri, lalu kami pun langsung berinisiatif untuk mewujudkan apa yang kau katakan pada saat bermonolog tadi." Lanjut Shuhei yang di balas anggukan kepala oleh Toma dan Tomo.

Yuki yang mendengar penjelasan dari Toma dan Shuhei pun menghela nafas panjang, lalu membungkukan badannya. Bagiamana pun juga tiga orang yang berada di hadapannya saat ini adalah seniornya di SMA Natsu

"Maaf dan terimakasih. Tapi aku bernolog sendiri bukan berarti menginginkan pijatan itu, aku hanya bermaksud ingin mengingat saja kenangan di sekolah ku dulu."

Toma, Tomo dan Shuhei yang melihat Yuki membungkukan badannya pun langsung menggelengkan kepala mereka serempak.

"Tidak, tidak. Kau tidak perlu meminta maaf ataupun berterimakasih. Kami melakukan hal tadi tanpa paksaan sama sekali, tenang saja." Ucap Tomo yang disetujui oleh Toma dan Shuhei.

Yuki terdiam sesaat di tempatnya. Lalu menganggukan kepala pelan.

"Baiklah kalau begitu, aku akan pergi sekarang. Terimakasih dan selamat tinggal." Ucap Yuki sambil membungkukan badannya lalu berbalik badan untuk beranjak pergi meninggalkan Toma, Tomo dan Shuhei.

Toma, Tomo dan Shuhei yang melihat Yuki sudah melangkahkan kaki berjalan menjauh dari mereka pun langsung melayangkan tatapan pada satu sama lain, lalu dengan serempak mereka langsung membungkukan tubuh mereka.

"Tetsuya Yuki-Senpai! Kami mohon bergabunglah kedalam club basket SMA Natsu!" Seru Toma, Tomo dan Shuhei bersamaan. Membuat Yuki yang baru saja berjalan beberapa langkah langsung berjengit kaget saat nama lengkapnya di panggil.

"Kami mohon Tetsuya-senpai! Bergabunglah kedalam club basket kami!" Ucap Toma masih sambil membungkukan tubuhnya.

"Benar Tetsuya-Senpai! Kami mohon bergabunglah dengan club basket kami!" Sahut Shuhei untuk meyainkan Yuki.

"Kami sangat berharap kau akan bergabung dalam club basket kami Tetsuya-senpai!" Sambung Tomo yang ikut untuk meyakinkan Yuri.

Sedangkan itu Yuri yang kini sudah kembali membalkan tubuhnya kearah Toma, Tomo dan Shuhei yang masih membungkuk pun menghela nafas panjang. Apa lagi saat meningat ketiga senior di hadapannya ini memanggil dirinya senior juga.

"Senpai, kalian tidak perlu sampai membungkukan tubuh dalam seperti itu." Ucap Yuki merasa tidak enak melihat Toma, Tomo dan Shuhei yang tengah membungkukan tubuh kepadanya.

"Tidak, kami harus membungkukan tubuh kami pada orang yang benar-benar hebat seperti dirimu, meski kau memiliki usia dibawah kami." Ucap Tomo yang disetujui oleh Toma dan Shuhei.

Yuki yang mendengar perkataan Tomo semakin merasa tidak enak.

"Aku tidak sehebat apa yang kalian pikirkan. Bagaimana pun juga aku hanyalah tetap murid baru sekolah menengah atas. Tidak lebih." Sahut Yuki sambil menggelengkan kepalanya.

Toma langsung menegakan tubuhnya dan menggelengkan kepalanya tegas.

"Tidak! Kau bukan hanya seorang murid baru sekolah menengah atas! Tapi kau adalah seorang atlet basket yang benar-benar sangat bertalenta! Kau dan semua anggota club basket Washida membuat para pemain basket lainnya merasa iri dengan kepintaran kepiawayan kalian dalam bermain basket!"

Tomo dan Shuhei pun langsung ikut menegak kembali tubuh mereka dan menganggukan kepala mereka cepat.

"Itu benar! Kau dan teman-teman mu adalah aset terpentng negeri ini! Kami mohon bergabunglah dengan club basket kami!" Sahut Shuhei begitu bersemangat dengan sorot mata berapi-rapi.

Yuki yang baru saja ingin membuka suara terurungkan niatnya saat mendengar suara Aida dan melihat perempuan itu sedang berjalan di belakang Toma, Tomo dan Shuhei.

"Ara, ara. Ada apa ini Yu-kun? Apa kau sedang dimintai tolong untuk ikut kedalam klub basket?" Tanya Aida sambil berjalan menghampiri Yuki. Membuat Toma, Tomo dan Shuhei kini menatap kearahnya dengan tatapan heran.

Yuki yang di beri pertanyaan oleh Aida pun menganggukan kepalanya pelan. "Ya, para senpai memperkenalkan diri mereka dari club basket SMA Natsu."

Aida terdiam sesaat ketika sudah berada tepat disamping Yuki. Tatapan Aida kini menatap tajam Toma, Tomo dan Shuhei bergantian dari atas sampai bawah. Membuat Toma, Tomo dan Shuhei merasa heran dan juga sedikit takut dengan tatapan tajam yang di layangkan oleh Aida kepada mereka.

"Tidak, kau di larang untuk mengkuti club olahraga apa pun disekolah ini." Ucap Aida menolehkan kepalanya kembali kearah Yuki, lalu memngulurkan selembar formulir.

"Aku sudah mendaftarkan dirimu untuk bergabung kedalam club musik. Jadi kau tidak bisa masuk ke club mana pun lagi." Lanjut Aida sambil melirik tajam kearah Toma, Tomo dan Shuhei.

Toma, Tomo dan Shuhei yang mendengar perkataan Aida pun langsung membulatkan kedua mata mereka terkejut.

"Dan mulai sekarang, kalian berhentilah untuk meminta Yu-kun masuk kedalam club olaharaga mana pun disekolah ini! Kalian mengerti?" Tanya Aida dengan nada tegas dan tatapan mata yang semakin tajam.

Toma, Tomo dan Shuhei yang di tanya dan di tatap tajam oleh Aida pun langsung menegup susah payah saliva mereka.

Yuki yang merasa sedikit tidak enak dengan apa yang di lakuakn Aida oleh Toma, Tomo dan Shuhei pun berdeham pelan.

"Senpai, seperti apa yang di katakan oleh teman ku, aku sudah masuk kedalam club musik dan tidak akan masuk kedalam club olahraga apapun di sekolah ini. Ku harap kalian akan menemukan murid baru yang lebih pantas dan lebih baik dari ku untuk bergabung dengan kalian."

Aida yang medengar Yuki berkata terlalu sopan pun memutar kedua bola matanya malas.

"Ayo cepat kita pulang. Aku masih harus menyiapkan makan malam untuk kita semua Yu-kun." Ujar Aida yang sudah mengaitkan lengannya pada lengan Yuki, membuat Toma, Tomo dan Shuhei kembali membulatkan kedua bola mata terkejut.

Yuki pun menganggukan kepalanya untuk merespon perkataan Aida.

"Kalau begitu kami permisi dulu senpai, selamat tinggal."

Setelahnya Yuki dan Aida pun berjalan menjauh dari Toma, Tomo dan Shuhei yang masih terdiam di tempat mereka masing-masing.

"Apa kita harus menyerah membujuk nya untuk masuk kedalam club kita?" Tanya Shuhei dengan rautwajah sedikit kecewa.

Dengan tegas Toma pun menggelengkan kepalanya. "Tidak! Kita tidak boleh menyerah sebelum dirinya masuk kedalam club basket kita!"