webnovel

Ex-Bangsat Boys

Ini kelanjutan kisah cinta mantan leader Bangsat Boys. Kisah cinta si Bos dan Bu Bos ternyata tak semulus yang diharapkan, cinta mereka karam ditengah jalan. Sekarang si Bos bukan anak berandal seperti beberapa tahun lalu, ia telah menjadi mahasiswa jurusan bisnis manajemen merangkap owner kedai Boba. Bu Bos juga sudah bukan remaja polos lagi, kini ia telah menjadi selebgram hits yang kondang dimana-mana. Lama berpisah, keduanya kembali dipertemukan dalam keadaan yang berbeda. Kali ini apakah hubungan mereka akan berhasil? Atau kembali karam? Benarkah cinta hanya butuh waktu?

nyenyee_ · Celebrities
Not enough ratings
40 Chs

Mengejar Happy Ending

Greeekkk...

Cahaya matahari yang memaksa masuk ke dalam pupil mata membuat Unaya terjaga. Gadis yang semalam mabuk berat itu menghela nafas panjang. Ia masih mengantuk dan cukup terganggu dengan gorden yang dibuka secara tiba-tiba. Lantas saja Unaya memasang wajah sebal ke arah maid yang menatapnya tanpa ekspresi. Sebodo amat, Unaya menarik selimutnya hingga menutupi wajah.

"Nona masih bisa tidur nyenyak setelah apa yang Nona lakukan pada Tuan Guan semalam?". Tanya maid itu hingga Unaya dibuat mikir keras. Memang apa yang ia lakukan semalam? Seingatnya ia minum di club lalu mabuk, terus?

Unaya memutar bola matanya beberapa kali. Sekelebat ia mengingat sesuatu.

ANJING LO! BANGSAT!

"Pftttt... Oh yang itu". Unaya menahan tawa. Tidak ada rasa takut dengan apa yang telah ia lakukan, melainkan puas. Ia puas telah memaki Guan semalam.

"Hahahaha... Semalem itu gue keren kan maid?". Unaya menyibak selimutnya. Kini gadis itu terlihat bar-bar. Bahkan maid di depannya pun terheran-heran dengan sikap Unaya yang berbeda. Maksudnya cara bicara gadis itu.

"Anda masih bisa tertawa disaat rumor buruk tentang anda dan Tuan Guan tersebar?". Tanya maid itu lagi. Unaya berdecak, gadis itu mengambil ponselnya.

"Aduhhh Lo ngomel mulu, maid. Kepala gue pusing, mending Lo bikin air jahe kek atau teh hangat buat gue". Perintah Unaya.

"Anda harus melihat ini dulu Nona". Kata maid itu sambil menunjukan sesuatu di ponselnya. Unaya yang sedang membalas pesan dari Jun pun menatap ponsel si maid dengan malas.

"Breaking news! Una Frozen bikin skandal lagi! Mabuk di club dan diam-diam tunangan dengan pengusaha muda. Benarkah Una Frozen mengalami kekerasan dari tunangannya itu? Una Frozen yang dikenal dengan image kiyowo ternyata hidupnya keras juga...".

"Hahaha apaan sih ini artikel aneh tapi bener juga. Baguslah, biar semua orang tahu kalau Guanjing itu baik di depan media cuma buat pencitraan doang". Komentar Unaya sambil terbahak. Maid yang sedari tadi memperhatikan Unaya bengong ditempatnya. Benar-benar heran dengan sikap gadis itu yang berubah seratus delapan puluh derajat.

"Maid, Lo kenapa malah bengong disini? Kan gue bilang mau air jahe atau teh anget, buruan". Tegur Unaya jengkel.

"Nona, Tuan Guan marah sekali pada Nona. Nona akan dikurung di dalam kamar selama seminggu". Kata Maid itu prihatin. Tentu saja merasa kasihan dengan nasib Unaya. Puluhan maid dan ajudan yang sudah bekerja di rumah Guan tidak bisa keluar lagi. Mereka juga dikurung seperti Unaya. Bahkan maid itu pun menyesal telah bekerja di rumah ini. Unaya masih muda dan memiliki karir yang gemilang, sungguh sayang jika terjebak di neraka ini. Ia hanya akan diinjak-injak oleh Guan. Pemuda itu memiliki prinsip jika wanita yang ia cintai tidak boleh lebih unggul dari dirinya. Karena baginya wanita itu pantasnya tunduk di bawah kuasanya.

"Cuma seminggu doang? Nanggung amat, kenapa gak setahun aja? Atau selamanya gitu, biar gue enggak lihat wajah Guanjing itu lagi". Sahut Unaya cuek. Benar-benar tidak peduli dengan perlakuan Guan. Yang penting semalam ia bisa mengeluarkan unek-uneknya didepan pemuda itu. Sudah lega dan puas. Ia merasa lebih tenang.

"Nona, tolong jaga ucapan Nona. Kalau tuan tahu...".

"Stop maid! Lo dari tadi bawel mulu! Tugas Lo tuh cuma jagain dan ngelayanin gue. Gak usah ikut campur". Bentak Unaya. Bukan bermaksud kasar, hanya saja Unaya sedang pusing dan lelah. Butuh istirahat, bukan dengerin ocehan maid gak jelas.

"Maafkan saya Nona". Kata Maid itu menyesal. Sadar kalau terlalu ikut campur urusan Unaya. Maid itu hanya kasihan dengan Unaya, takut jika Guan mendengar sumpah serapah yang diucapkan Unaya dan berakhir mendapat hukuman yang lebih kejam.

"Ya udah sana keluar, gue mau istirahat". Maid itu mengangguk patuh dan memberikan waktu sendiri untuk Unaya.

Selepas kepergian maid, Unaya mengubah posisi tidurnya menjadi duduk. Ia kembali memijit pelipisnya. Gila ya efek Vodka bisa bikin sepusing ini. Unaya kapok dan gak mau mabuk-mabukan lagi.

"Udah pusing, eh si maid cerewet banget bikin nambah pusingnya". Gerutu Unaya.

Tling....

From: Jekayang

Heh...

Sama yang lebih tua tuh sopan!

Unaya membulatkan matanya begitu membaca pesan dari Jeka. Bingung kok Jeka bisa tahu kalau ia baru saja mengomeli orang?

"Nih bocah napa yak? Perasaan gak ada kontakan apa-apa sebelumnya". Baru juga hendak mengetikan balasan, satu chat baru dari Jeka muncul.

Gue bukan bocah ya!

Gue udah gede

GEDE!

cenayang ya?

Bukan cenayang...

Tapi unayang

Eakkkkk :v

"Wkwk cringe abis nih orang". Kekeh Unaya.

Lo dikurung seminggu? :(

Kok tahu :)

Tapi gue seneng sih

Jadi gak bisa lihat wajah Guanjing itu lagi (:

Yahhh kangen dong :(

Gue mau jemput papa Lo

Hari ini bebas

Gue emang butuh sendiri dulu Jek

Ulah gue udah bikin se-Indonesia gempar :(

Kasihan Om Jun :(

Titip Papa ya Jek

Maaf gak bisa ikut

Lega papa udah bebas

Siap...

Lo yang sabar ya disana

Tunggu bentar aja

Gue pasti bakal bebasin Lo dari Guan

Gak perlu Jek

Emang tempat gue tuh di sini :')

Udah bener gue ditumbalin ke Guan biar dia gak sentuh keluarga kita :)

Kata siapa tempat Lo disana?

Lo itu pantesnya ada di sisi gue, tempat Lo dihati gue :')

Lo tenang aja

Ini usaha terakhir gue buat perjuangin Lo

Dah dulu ya...

Love you💜

Gue capek dibikin meleleh mulu

Smooth like butter...

Eh tapi Lo belum jawab

Kok bisa tahu gue tadi ngomong apa?

Jeka?

Yuhuuuuu...

P

P

P

"Hih... Kok ga dijawab sih? Gue bukan jemuran yang suka digantung! Sebel tapi sayang... Love you too. Muach... Muach... Muach...". Jerit Unaya sambil mencium-cium ponselnya.

***

Jeka terkekeh mendengar suara Unaya dari earphone nya. Berkat penyadap suara itu Jeka jadi lebih bahagia. Ya iyalah setiap detik bisa dengerin suara Unaya. Jadi tahu juga kelakuan random gadis itu meski hanya dari suaranya saja. Pemuda itu menyalakan mesin mobil dan segera meluncur ke kantor polisi. Seperti Dejavu, dulu ia yang dijemput papa Unaya di kantor polisi kalau sekarang kebalikannya.

Jeka ikut lega Suryo bebas meski sikap lelaki itu kurang baik padanya. Ia bahkan mengijinkan Suryo tinggal sementara waktu di rumahnya, pemuda itu tahu Suryo sedang dalam masa sulit. Sebenarnya keputusan ini agak mengkhawatirkan sih. Suryo tinggal dirumahnya otomatis akan tinggal dengan Sonia juga. Mereka pernah menjalin biduk rumah tangga dan saling cinta. Apalagi Suryo sudah digugat cerai Irene.

"Kalau CLBK gimana anjir". Gumam Jeka tanpa sadar. Pantas saja akhir-akhir ini Jun terlihat loyo, padahal biasanya aktif dan ceria seperti anak TK. Tapi kalau gak baik-baikin Suryo nanti ia susah dapat restu dong? Saat ini Jeka sedang berusaha mendapat restu dari Suryo agar hubungannya dengan Unaya lancar. Soal Jun dipikirin nanti deh. Mungkin Jeka bisa membelikan rumah sederhana untuk Suryo, tapi kasihan tinggal sendiri pasti kesepian.

Singkat cerita, Jeka sampai di kantor polisi. Ia menemui petugas kepolisian dan berbincang sejenak kemudian Suryo dibebaskan. Mereka saling tatap, seperti canggung karena memang hubungan keduanya tidak baik sebelumnya. Suryo tiba-tiba menundukkan kepalanya, entah malu atau tidak sudi menatap wajah Jeka.

"Ayo Om, kita pulang". Ajak Jeka berusaha bersikap biasa saja. Ia jalan lebih dulu dan Suryo mengekor dibelakang. Sikap Suryo malah membuat Jeka jadi semakin canggung. Diajak bicara diam saja, sekarang malah berjalan dibelakangnya seperti buntut. Jeka lantas berhenti berjalan agar Suryo berdiri disampingnya. Lagi-lagi lelaki itu menatap Jeka tanpa mengucapkan apapun.

"Om kelamaan tinggal di penjara jadi lupa cara ngomong ya?". Tanya Jeka konyol. Seperti biasa, kapan sih Jeka enggak garing?

"Iya, di dalam sel gak ada temen". Sahut Suryo yang membuat Jeka nyengir.

"Nah gitu dong Om, sahutin kek kalau saya ngomong. Biar gak canggung-canggung amat". Kata Jeka. Keduanya masuk ke dalam mobil. Tadinya Suryo hendak duduk di bangku belakang namun dicegah oleh Jeka.

"Om duduk didepan aja! Saya kan calon mantu Om, bukan sopir". Canda Jeka. Senyum kecil nampak di wajah Suryo. Dulu candaan garing dari Jeka sama sekali tidak bisa membuat Suryo tersenyum, justru sangat menggangu. Namun entah kenapa kali ini berbeda, sepertinya Suryo baru melihat sisi baik Jeka dan merasakan ketulusan pemuda itu.

"Calon mantu beneran Om dimana? Kok gak kelihatan". Tanya Jeka iseng. Ia jadi lebih banyak bicara, mulai mengakrabkan diri dengan Suryo.

"Jangan sebut dia calon mantu saya lagi. Saya malah menyesal telah memberikan Unaya padanya". Kata Suryo terlihat marah. Dendam tentu saja, ia sudah mempercayai Guan seratus persen tapi malah dikecewakan. Jeka nyengir karenanya.

"Om, nyari calon mantu yang kayak gimana sih Om? Yang kayak saya ini gak masuk kriteria ya?". Jujur Jeka jengkel sekali dengan Suryo. Yang menjalani hidup kan anaknya, kenapa lelaki itu yang mengatur segalanya? Lihat sekarang, Suryo malah menjerumuskan Unaya ke lubang setan.

"Yang jelas kaya, mapan, good boy, intinya bisa mencukupi kebutuhan hidup Unaya. Mana ada orangtua yang mau melihat anaknya hidup susah? Saya merawat Unaya selama ini dengan keringat dan air mata agar dia hidup layak. Saya gak mau anak saya dapat orang sembarangan". Sahut Suryo. Jeka mengangguk paham, ia setuju dengan perkataan Suryo. Tidak ada orangtua yang mau melihat anaknya susah, entah kenapa ia jadi ingat almarhum Papanya. Jeka saja menyesal karena tidak mendengarkan nasehat Papanya dulu. Lihatlah sekarang ketika ia menjalankan amanah dari Papanya, ia jadi sukses. Orangtua begitu rewel ya demi kebaikan anak-anaknya. Kelak ketika Jeka menjadi orangtua, ia akan tahu rasanya.

Tapi kesalahan Suryo hanya satu, tidak memberikan Unaya kepercayaan. Jeka yakin kok Unaya mana mungkin mau bersanding dengan orang sembarangan. Bukan hanya Unaya saja, melainkan semua perempuan. Makanya ia kerja keras agar pantas bersanding dengan Unaya. Konotasi orang sembarangan bukan merujuk ke orang dari kalangan bawah. Maksudnya semua perempuan pasti menginginkan pasangan yang bertanggung jawab dan punya pekerjaan. Minimal bisa menghidupi keluarga, sudah cukup disebut bertanggungjawab.

"Om gak suka sama saya karena saya bad boy kan? Biarpun tampilan saya kayak gini, tapi saya anti nyakitin perempuan Om. Unaya aja saya sayang-sayang". Kata Jeka.

"Gak cuma itu, pekerjaan kamu itu gak jelas". Sahut Suryo. Jeka terkekeh, wah belum tahu aja ini lelaki siapa dia.

"Om punya hape gak?".

"Ya punya lah".

"Hape jangan cuma buat pajangan aja Om. Disitu ada aplikasi Google, bisa search nama Jeka Nalendra. Nanti bakal muncul tuh prestasi-prestasi saya". Kata Jeka sombong. Biarin sombong aja sekalian biar Suryo terkaget-kaget dengan pencapaiannya. Lagian segitu gak sukanya sama Jeka sampai gak mau cari tahu. Hello! Jeka udah sukses lho.

"Saya gak punya kuota". Jeka berdecak. Lupa kalau calon mertuanya ini sekarang udah bangkrut. Rumah aja gak punya, apalagi kuota?

"Om mau minta dibeliin apa sih? Rumah? Mobil? Apartemen?". Tawar Jeka. Bukan kaleng-kaleng karena menawarkan aset.

"Mau kamu jadi mantu saya". Sahut Suryo cepat.

"Hah?". Saking cepatnya Suryo bicara, Jeka sampai blank dibuatnya. Takut salah denger atau cuma halu aja.

"Saya mau kamu gantiin peran saya untuk menjaga Unaya". Suryo menatap Jeka serius. Sekarang ia sadar jika penampilan luar itu belum menunjukan sifat asli seseorang. Tak ada bedanya dengan sebuah masakan, presentasi yang indah tak menjamin rasa. Suryo dari dulu sudah melihat wujud kasih sayang Jeka pada Unaya. Namun ia selalu merasa berat dan tidak yakin pada Jeka. Maka sekarang ia akan coba yakinkan diri jika pemuda disampingnya ini adalah pendamping yang sesuai untuk putrinya.

Jeka diam saja, pikirannya terpecah. Ia senang dengan perkataan Suryo namun suara Unaya diearphonenya cukup menggangu.

"Aw! Sakit!".

"Diam! Perempuan kurang ajar kayak kamu pantas dipecut seperti binatang".

Jeka mengepalkan tangannya. Matanya berkilat marah, Guan semakin semena-mena pada Unaya.

"Shit!".

"Om tenang aja, saya selalu punya cara untuk melindungi Unaya". Kata Jeka. Pemuda itu segera menghubungi Zara.

"Halo Zara. Gue mau surat gugatan itu dikirim secepatnya! Gue kirim tambahan buktinya. Persidangan harus secepatnya digelar. Lo paham kan?...".

"Oke thanks...". Suryo yang sedari tadi menyimak hanya diam sambil menatap Jeka dengan bingung. Siapa yang mau digugat? Jeka menoleh kearah Suryo.

"Om juga harus jadi saksi di persidangan nanti biar cerita ini happy ending". Kata Jeka serius.

--Ex-Bangsat Boys--