webnovel

BAB 5 Malaikat Ketiga

Di Laut Tokyo, Bekas Tokyo 1, Jepang.

Sebuah makhluk aneh berbentuh humanoid berwarna hijau lumut dengan beberapa karapas eksternal sedang asyik menyelam di lautan darah, dia melewati beberapa jalanan yang terendam air laut dimana matanya yang terlihat kosong sebenarnya sedang melihat sekeliling dengan penasaran.

Tapi yang tidak dia duga, 1 km jauh di belakangnya ada sebuah kapal selam Angkatan Laut Jepang yang mengikuti.

"Disini Tango 01-93, kami menemukan target. Dia sedang berenang menuju Tokyo 1." Ucap komunikator di kapal selam menyeka keringat di dahinya.

Di kapal selam sendiri suasana tidak terlalu baik, baik kru dan komandan ketika melihat makhluk besar tersebut merasa ketakutan di dalam jiwa mereka. Ini pertama kalinya mereka melihat makhluk sepanjang 80 - 95 meter berenang dengan santai di lautan, dan posisi mereka cukup dekat dengan makhluk tersebut. Mereka bisa mati kapan saja.

"Ya? Baiklah! Pak, Komando Utama memerintahkan kita untuk.mengawasinya saja!." Setelah menerima balasan dari pihak yang dia hubungi, komunikator tersebut menoleh komandannya yang berdiri kaku di ruang kontrol.

"Fiuh syukurla- !!." Komandan kapal selam itu menghela nafas lega, tapi ketika dia melihat kelayar monitor. Makhluk itu sudah berbalik ke arahnya seperti menatap makanan, detik berikutnya sebuah sinar silang muncul dari matanya.

*CRIIIIIIII*

'Kapan?!.' Pikir Komandan kapal selam, dengan tubuh sepanjang 80 meter tidak mungkin berputar 180° di tempat sesempit 20 atau 30 meter!.

"Tidak Baik!! Mundur sekuat tenaga !!." Perintah komandan dengan panik ketika melihat sinar tersebut, tapi sayangnya terlambat.

*Booom* *Slash*

Permukaan air meledak ke atas membentuk salib, dan kapal selam yang mengikuti makhluk tadi muncul ke permukaan dengan terbelah dua lalu meledak di udara.

*Booom*

Di langit, sebuah pesawat P3 Poseidon dengan rondel lingkaran merah dan lambang UN di sisi kiri dan kanan nya naik ke atas untuk mencari tempat aman.

"Sial! itu nyaris! Beritahu Komando Pusat, Kuroshio telah hancur! Sekarang Makhluk itu berenang ke arah Hakone!." Ucap seorang pemimpin tim di pesawat, dengan tanggap seorang komunikator memberi Komando Pusat yang ada di NERV, Tokyo 3.

....

Di Kapal Induk Kitty Meow, Heylel yang sedang bersantai di luar anjungan sambil merasakan angin semilir dan bau aneh dari laut, tiba - tiba mengangkat kepalanya lalu mengerutkan keningnya. Dia baru saja merasakan AT Field yang harusnya dilepaskan oleh saudara atau saudarinya yang lain.

"Siapa?...." Gumam Heylel dengan wajah serius melihat ke arah timur laut.

Dia beranggapan itu harusnya saudaranya, tapi ketika dia menelurusi jejak AT Field yang baru saja dipakai, dia merasa asing. Dia memang merasakan bahwa ada jejak saudara atau saudarinya, tapi ada rasa aneh serta menjijikan dari AT Field yang dilepas, seperti tidak murni dan karya setengah jadi.

*Tap* *Tap* *Tap*

Suara langkah kaki bergema di balkon anjungan Kapal Induk Kitty Meow, Heylel yang mendengar langkah tersebut menoleh dan ternyata itu adalah Wakil Komandan Fuyutsuki dimana wajahnya sangat tabah.

"Fuyutsuki - san? ada apa?." Tanya Heylel penasaran melihat kehadiran pria tua itu disini.

"Heylel, aku baru saja menerima kabar bahwa Malaikat Keempat baru saja memasuki Tokyo 1." Ucap Fuyutsuki lalu menemani Heylel diluar anjungan.

"Malaikat Keempat? Apakah ini menurut Naskah Laut Mati siapa nama kodenya?." Heylel mengerutkan keningnya, di sistem Malaikat tidak ada peringkat seperti itu, yang ada hanyalah Generasi.

Di surga, Heylel adalah Generasi Pertama bersama Mikhail, Uriel, Gabriel, Raphael Azazel dan Baraqiel. Mereka disebut Malaikat Tinggi dalam Surga.

Lalu ada Generasi Kedua yang berisi Adam, Lilith, Sachiel, Shamshel, Shemhazed, Kokabiel dan masih banyak lagi. Mereka disebut Seraph.

Generasi Ketiga berisi lebih banyak lagi, seperti Ramiel, Israfel, Tabris, Zeruel, Shaquel dan lain sebagainya. Mereka disebut Cherub.

Bahkan ada Generasi Keempat yang Heylel belum pernah bertemu dengan salah satu dari mereka di Surga dulu.

Fuyutsuki melirik Heylel sejenak, takut apakah Malaikat disebelahnya akan marah atau bagaimana.

".... Itu memiliki kode : Sachiel." Jawab Fuyutsuki terdiam sejenak.

*bang*

Heylel memukul tralis baja di luar anjungan, dimana tralis itu langsung penyok seperti di benturkan ke benda sangat berat dan keras. Heylel tahu nama itu, Sachiel adalah salah satu anggota tim yang ikut untuk menangkap Adam dan Lilith!.

"Lalu... Apa yang Seele lakukan untuk membangkitkannya?." Tanya Heylel pelan dengan amarah tertahan yang sewaktu - waktu bisa pecah kapan saja. Mata biru Heylel sudah berubah menjadi merah darah sekarang, dia menatap Fuyutsuki.

"Saya Harap anda tidak marah lebih jauh... Kita masih di Kapal Induk Amerika Serikat." Fuyutsuki mengingatkan Heylel terlebih dahulu, dia tidak ingin rencana Seele, NERV ataupun milik Heylel terungkap.

"Hah— sekarang katakan!." Heylel menyadari dia berbuat sembrono, jadi dia meredamkan amarahnya.

"Mereka melakukan ritual alkimia untuk penghidupan kembali para Malaikat dengan menggunakan Darah milik Adam, itu yang aku dengar dari Ikari - kun dimasa lalu." Ucap Fuyutsuki menghela nafas tak berdaya, setelah mengatakan ini mungkin Heylel akan meledakan bumi dan memulai Dampak Ketiga lebih cepat. Tapi nyatanya dia terlalu jauh memikirkannya.

"Begitu.... Maka dari itu kita akan mengikuti rencana mereka, setelah sampai di NERV aku ingin berbicara dengan Ikari Gendo dan beberapa orang terpercaya." Ucap Heylel tenang, tapi ada rasa kematian di matanya yang sudah kembali normal.

"... Dimengerti." Fuyutsuki mengangguk, dia lalu masuk ke dalam anjungan lagi dimana suasana di dalam masih normal.

Di luar, Heylel mendekapkan lengannya dan menunduk.

"Aku akan menyelamatkan kalian semua.... Saudara dan Saudariku... Aku akan." Gumam Heylel mengukuhkan keinginan untuk mensucikan saudara dan saudarinya dari apa yang diperbuat Seele terhadap mereka.

"Mungkin ini masih ada kaitannya dengan kroni - kroni Azazel...." Tambahnya, karena menurut misi barunya. Ada orang - orang milik Azazel di dunia ini, hanya saja Heylel belum mengetahuinya.

'Dengan melakukan praktik Alkimia itu, ada kemungkinan pikiran mereka sudah terdistorsi... Ya Tuhan, ini cukup menyulitkan.' Desah Heylel ketika memikirkan kemungkinan dari praktik yang dilakukan Seele.

...

5 jam kemudian. Pukul 13:00.

Disebuah distrik terbengkalai di selatan Tokyo 3, suara wereng bergema di musim semi yang sejuk ini. Walaupun ini pukul 1 siang suasana Jepang tidak terlalu panas, apalagi di kota yang dekat dengan pegunungan, bahkan sangat sejuk.

Seorang remaja berusia 14 atau 15 tahunan sedang berdiri di depan telepon umum untuk menelepon seseorang, dia memiliki wajah biasa saja namun agak kekanak - kanakan, rambut pendek berwarna hitam, dan hidung rata - rata Orang Jepang.

Dia adalah Ikari Shinji yang baru saja sampai dan menunggu di lokasi yang ditentukan, tapi hingga pukul satu siang dia belum bisa menghubungi pihak yang akan menjemputnya.

" Dikarenakan sekarang dalam kondisi darurat, seluruh jaringan komunikasi dimatikan." Sebuah suara terdengar dari telepon.

"Ah, tidak berguna ya? Telepon genggamku juga tidak ada sinyal, bus dan kereta juga tidak beroperasi." Shinji mengeluh dengan apa yang terjadi di sini. Dia lalu melihat kertas foto yang ia bawa, dimana itu adalah foto seorang wanita muda berambut ungu, memakai baju tidak berkerah berwarna kuning yang agak longgar dan hotpans biru denim, di foto tersebut juga terdapat beberapa kata dan bekas lipstik disana.

".... Mungkin aku harus ke shelter saja." Gumamnya lalu melihat jam di tangannya, karena merasa sedang dilihati, Shinji melihat ke arah tententu.

Di kejauhan dia melihat seorang gadis berambut biru muda berseragam SMP berdiri di tengah jalan, dia memiliki mata merah darah dan tubuhny agak tembus pandang.

'Hantu? Tapi ini siang hari.' pikirnya spontan memikirkan hal ghaib.

Lalu burung - burung yang hinggap di atas kabel listrik terbang dan menghasilkan suara kepakan sayap *flap*, dimana itu menarik perhatian Shinji.

Lalu ketika dia melihat kembali ke arah gadis yang berdiri di jalan, dia menemukan bahwa gadis tersebut sudah menghilang.

'Kemana gadis itu?.' Pikir Shinji bingung kemana perginya sosok gadis tersebut.

Lalu sebuah hembusan angin kencang disertai ledakan besar terdengar, yang membuat Shinji harus menutup telinganya karena suaranya sangat keras seperti ledakan sonic.

*boom* *boom* *boom*

Langkah kaki berat terdengar di kejauhan, Shinji lalu berbalik melihat ke arah sumber suara. Dia melihat beberapa pesawat VTOL mundur lalu diikuti sosok raksasa yang berjalan maju, raksasa itu memiliki warna hijaulumut di tubuhny, dia juga memiliki tulang eksternal menutupi bahu dan dadanya dimana di dada ada sesuatu seperti setengah bola tertanam disana.

*DUSSS* *DUSSS* *DUSSS*

Tak lama berselang 3 rudal jelajah lewat di atas dirinya berbelok 90° ke kanan lalu melakukan pendakian ke arah raksasa hijau tersebut, itu membuat Shinji panik karena jarak rudal dengannya cukup dekat dirinya.

"Ah?." Shinji reflek menunduk lalu melihat kemana perginya 3 rudal tersebut.

*boom* *booom* *booom*

Beberapa saat berikutnya terdengar ledakan keras disertai gempa kecil, raksasa tersebut lalu diselimuti api yang dihasilkan oleh ledakan rudal yang mengenai dirinya. Tapi itu tidak berhasil menlukainya, karena terdapat pembatas tak kasat mata yang muncul ketika rudal hendak mengenai dirinya.

"Itu tidak berhasil! Mundur! Mundur! Ap-." Perintah dari salah satu pesawat VTOL, tapi celakanya sebuah AT Field berbentuk lembing berwarna merah muda menembusnya. Lembing tersebut adalah milik monster raksasa yang baru saja mereka rudal namun tidak berhasil melukainya.

Setelah tertusuk lembing, pesawat tersebut kehilangan ketinggian dan jatuh tidak jauh dari posisi Shinji berada.

"Ap-." Shinji jatuh terduduk karena itu nyaris jatuh tepat di atasnya.

*Ohm*

Monster raksasa itu tiba - tiba memiliki halo di atasnya, berikutnya dia melompat beberapa puluh meter dan jatuh tepat di pesawat yang nyaris menghantam Shinji.

*Boom*

Setelah terinjak, pesawat tadi meledak ketika tergencet kaki monster tersebut. Shinji yang sudah panik tidak bisa menggerakan tubuhnya dan hanya bisa menutupi kepalanya.

"Ahhh!!." Teriak Shinji panik, tapi bukannya dia ikut terpanggang. Dia masih baik - baik saja dan mendengar suara dencitan ban mobil dan pintu terbuka.

"Shinji - kun! masuklah!." Suara seorang wanita terdengar yang membuat Shinji mendongak. Dia melihat seorang wanita dengan kacamata elegan membuka pintu mobilnya.

Penciptaan itu sulit, dukung aku ~ Voting untuk aku!

Apakah kamu menyukainya? Tambahkan ke koleksi!

galih_pambudicreators' thoughts