3 Part 3 - Bar to Night

Bar

Ya begini, musik edm dengan volume besar, lampu gemerlap dan jangan lupakan alkohol yang ada.

Aku mengajaknya kemari karna aku fikir dia akan bosan kalau di flat terus, sedangkan orang-orang itu sepertinya masih mencari bocah menyebalkan ini. Aku rasa dia cukup, ehm tampan tapi aku rasa tidak akan menyaingi Suga ku.

Gadis bodoh aku bahkan tidak bisa melupakan caranya tersenyum padaku dan itu yang membuatku miris. Menyedihkan

Aku bersiap dan langsung ketempatku melakukan pekerjaan, soal anak itu? Dia sedang berkeliling katanya. Terserah dia saja aku tidak peduli sama sekali, aku tersenyum ramah kepada setiap pelanggan. Tapi tenang saja aku hanya menjadi barthender dan pengeksekusi bukan sebagai pelacur ataupun pemuas lelaki kurang perhatian seperti manusia dihadapan ku ini.

"Hai Nona Aza?" sapanya dengan mengangkat tangan seraya mengajak ku bertos ria

"Kau selalu salah menyebutkan namaku, ada apalagi sekarang? Kau bertengkar dengan pacar mu atau selingkuhan mu berulah lagi?" ucapku sambil menyiapkan minuman yang biasa dia pesan. Long Island

"Oh iya maaf, nama mu terlalu sulit untuk gadis yang aku temui. Untuk aku kemari, tentu saja untuk minum bersama mu. Aku juga tampak bahagia bukan sekarang" ucapnya bangga sambil menyesap minumannya

"Kau hanya tampan tapi bodoh hanya untuk mengingat namaku yang hanya 4 huruf itu tidak bisa. Arza, nama ku Arza...apa perlu aku ulangi lagi?" menekan nama ku agar dia lebih jelas mendengar karna suara musik yang besar

"Ya ya ya, kau ini kenapa galak sekali sih? Aku baru ini bertemu gadis yang bisa memarahi ku" wajah cengengesannya itu membuatku ingin memukulnya

"Tentu saja karna aku berbeda dengan gadis-gadis mu itu, well ya aku rasa kau lebih baik dari kemarin. Apa kau sudah bebas dari masa hukuman mu karna memberikan credit card ke selingkuhanmu yang gila belanja itu?" sambil terkekeh mengingat dia dihukum dan diseret pulang oleh bodyguard ayah nya dari Bar seminggu kemarin.

Dia mungkin 1.000 banding 1 dengan pria yang aku temui, biasanya mereka akan mengajak ku untuk ke kamar tapi dia mengajak ku untuk berbincang masalahnya dia kira aku konsultan atau bagaimana.

Oh iya aku lupa mengenalkannya, dia Vinlan Xalacas. Orang-orang biasa memanggilnya V irit sekali bukan.

"Hei ada apa disana Arza?" ucapnya sambil menyipitkan mata dan melihat ke arah ujung bar sana, seperti ada keributan

Aku pun menyipitkan mata ku untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.

Hell NO

Anak itu akan dihajar oleh begundal sialan. Sontak aku berlari dari tempatku dan langsung menahan tangan orang yang akan meninju Jungkook.

"Kenapa kau menahan tanganku Arza? Jangan ikut campur" aku bisa lihat bagaimana urat-urat muka yang terlihat marah itu. Sial, apa yang sebenarnya dilakukan bocah ini

"Dia adik sepupu ku, apa dia berbuat salah? Kalau iya aku minta maaf dan aku peringatkan jangan pernah menyentuh dia. Oh iya, tolong lepaskan dia jangan ada suruhanmu yang berani menyentuhnya atau aku akan membuat mereka seperti daging dipasar nantinya" ucapku dingin dan menengok kearah mereka yang masih memegang Jungkook. Tapi perlahan mereka melepaskannya

"Jaga sepupu mu itu untuk tidak menyentuh jalang ku atau dia akan mati jika melakukannya lagi." Aku langsung melihat kearah Jungkook setelah apa yang Rean katakan barusan

Ya nama orang yang akan meninju Jungkook adalah Rean Charon

Dia menggelengkan kepala dan langsung bicara

" Hei jalang mu itu yang mendekatiku bukan aku, aku juga tidak sudi didekati oleh jalang mu itu." Tentu saja aku harus tahu ini betul atau tidak

Aku melihat kebelakang Rean dan aku bisa lihat Clara ada disana, dia memandangku takut.

"Hei Clara, apa benar kau yang mendekatinya duluan? Atau bagaimana? Bisa kau jelaskan?" aku melihat matanya dan tepat sasaran aku tahu pasti dia yang mendekatinya duluan, Jungkook tampan hari ini dan aku rasa menurutnya itu santapan yang bagus

"Aku...aku" dia bahkan gagap ketika aku melihatnya dengan tajam

"Dia bahkan gagap Rean, apa kau percaya bahwa sepupu ku yang mendekatinya duluan? Urus saja dia terlebih dahulu dan aku akan mengajari sepupuku bagaimana harus menghadapi wanita ular seperti itu nanti." menarik Jungkook dan berjalan melewati mereka aku sempat berhenti dan menengok

"Oh iya aku lupa, kau Clara Qwart jangan pernah selangkah ah tidak sejengkal mendekatinya atau aku akan mematahkan kaki mu nanti dan merobek mulutmu jika berani memfitnah sepupuku lagi. Rean tolong ya ajari dia" menarik Jungkook kearah tempat kerjaku dan menyuruhnya duduk disamping Vinlan

"Maaf Lika, aku selalu merepotkanmu" dia lucu sekali sekarang hahaha

"Ya memang, sudah duduklah disini agar aku bisa mengawasimu" menyerahkan milk shake stroberi untuknya dan lihat dia langsung menyeruputnya hingga setengah gelas

"Siapa ?" itu suara Vinlan, dia terlihat tidak suka atau hanya aku yang merasa seperti itu

Belum sempat aku bicara, Jungkook sudah menyelanya "Aku adiknya, kenapa? Kau tidak suka?" Dia tengil sekarang, aku baru lihat dia punya gigi kelinci yang lucu

"Tidak, aku hanya tidak pernah tahu Arza punya sepupu" Vinlan melihat kearahku, sebelum dia bicara ingin pergi

"Aku pulang dulu Arza, terima kasih atas minumannya. Boleh lusa aku mengajakmu mengobrol santai diluar?" ucapnya sambil meminta persetujuan dari ku

"Ya tentu saja. Kau bisa hubungi aku" dia mengangguk dan berlalu pergi

Membuat minuman pelanggan lain dan tersenyum ramah saat memberikannya.

Sudah menunjukan pukul 4 dini hari

"Kenapa dia memanggil mu Arza? Dan saat malam itu mereka memanggilmu Lika? Sebenarnya siapa namamu?" aku meliriknya sekilas dan membereskan tempatku

"Aku tahu kau mengantuk, ayo pulang"

avataravatar
Next chapter