2 2. Teknologi Asisten Esport

Ding!

Suara dering pemberitahuan game terdengar oleh Aldi. Ia merasa familiar dengan suara tersebut. Kemudian, layar holografik berwarna biru transparan muncul di hadapannya. Layar itu terlihat sangat mirip dengan layar status pemain yang perah ia saksikan pada sebuah animasi bertemakan game realitas virtual.

Suara dering dan kemunculan layar tersebut membuatnya terdiam kebingungan untuk beberapa waktu. Ia mengusap-usap matanya, memastikan apa yang dilihatnya ini nyata atau hanya sekedar ilusi setelah kelelahan melakukan aktifitas hari ini.

"Kak, kamu ngapain di sana?"

Suara manis seorang gadis menyela pikiran Aldi. Ia menoleh, melihat gadis muda yang dikenalnya berdiri menatapnya dengan keingintahuan. Tahu bahwa itu adalah sepupunya sendiri, ia langsung menanyakan apa yang dilihatnya saat ini tanpa menjawab apa yang ditanyakan sepupunya.

"Nadya, apakah kamu melihat ini?" tanya Aldi menunjuk pada layar holografik.

Mendengar pertanyaan aneh dari sepupunya, Nadya kebingungan. Dia menggelengkan kepalanya, sembari mengangkat bahu dan menjawab, "Aku tidak melihat apa-apa. Sebenarnya, kakak melihat apa, sih? Muka kakak kok terlihat bingung banget?"

"Um, ini ... sesuatu yang terlihat seperti layar status karakter pada anime bertemakan dunia fantasi atau game realitas virtual, sesutu seperti itu. Apakah kamu tidak melihatnya?" tanya Aldi kembali setelah menjelaskan dengan cara yang berbeda dan sulit dicerna oleh orang awam.

Tanpa perlu berpikir keras, Nadya telah menyimpulkan sesuatu setelah mendengar penjelasan dari Aldi. Penjelasan itu sama sekali tidak masuk akal baginya. Menurutnya Aldi terlalu banyak bermain game dan menonton serial animasi sehingga kakak sepupunya tersebut tidak bisa membedakan kedua hal tersebut dengan dunia nyata.

"Kak, kurasa kamu harus mengurangi bermain game dan menonton anime. Lebih baik perbanyak kegiatan di luar rumah dan bersosialisasi agar tidak berhalusinasi seperti itu. Jika dibiarkan terus seperti itu, aku akan memberi tahu ayahku untuk membawamu ke psikiater," jawab Nadya seraya menggelengkan kepalanya dengan ekspresi kasihan.

"Masuklah, Kak. Jangan terlalu lama berhalusinasi hal itu di luar, angin malam tidak baik untuk kesehatanmu, terutama kesehatan mentalmu itu," lanjutnya lalu berjalan masuk ke rumah.

Jawaban Nadya membuat urat dahi Aldi berkedut. Ia bertanya dengan serius, tetapi sepupunya menganggap ia berhalusinasi karena sering bermain game dan menonton anime. Bahkan ingin membawanya ke psikiater untuk diperiksa dan disembuhkan.

"Benarkah aku hanya berhalusinasi?" gumamnya penuh keraguan melihat layar holografik di depannya. Setelah beberapa saat memastikan hal tersebut, ia tidak menemukan jawabannya. Untuk sementara ia menyampingkan hal ini dan masuk ke dalam rumah untuk membersihkan tubuhnya terlebih dahulu.

Ketika masuk, ia melihat bibi dan pamannya sedang menonton televisi. Berbincang sebentar dengan mereka, ia langsung ke kamar untuk mengambil handuk. Tubuhnya gerah dan sedikit berkeringat karena berkumpul dengan banyak orang saat menonton final turnamen MPL tadi.

Ia merasa segar kembali setelah mandi, kemudian mengisi perutnya karena rasa lapar telah terasa saat di perjalanan pulang tadi. Setelah mengisi perut, ia langsung ke kamar, berniat meneliti layar holografik yang tiba-tiba muncul.

Layar holografik dipanggil sekali lagi, matanya langsung menatap sisi kanan layar karena ada sebuah gambar buku bertuliskan buku pengenalan dan paduan penggunaan. Tangannnya langsung mengetuk pada gambar tersebut dan terbukalah layar lain dengan penuh tulisan berisikan pengenalan serta paduan penggunaan dari 'teknologi' ini.

Melalui buku tersebut, ia mengetahui bahwa teknologi ini disebut sebagai 'Asisten'. Ini merupakan teknologi dari peradaban misterius di alam semesta yang tidak diketahui. Kegunaannya terutama untuk membantu makhluk peradaban tersebut mencapai tujuan dari impian maupun keinginannya.

Keinginan terdalam Aldi merupakan keinginan untuk bisa masuk ke dunia esport. Melalui hal itu, teknologi ini langsung berubah nama menjadi 'Asisten Esport'. Melalui keinginan tersebut, fungsi dari teknologi ini telah berubah sangat signifikan, bahkan tampilannya pun menjadi tampilan status di dalam game maupun anime bertemakan game. Teknologi ini juga menyesuaikan diri berdasarkan tempat di mana pengguna itu berada.

"Ternyata ini adalah teknologi misterius. Sepertinya aku tidak berhalusinasi, tetapi teknologi ini memiliki mekanisme privasi yang begitu maju sehingga baik itu suara maupun tampilan itu hanya bisa dirasakan olehku saja."

Fungsi dari Asisten Esport terutama terletak pada peningkatan kemahiran pengguna agar permainannya pada bidang esport meningkat dan mencapai tujuannya. Selain itu, ada pula fungsi tambahan di mana pengguna akan diberi hadiah sebagai bentuk dorongan untuk mencapai impiannya tersebut. Hingga impian itu selesai diwujudkan, teknologi ini akan menghilang dengan sendirinya dikarenakan tugasnya sebagai pembantu Aldi dalam mewujudkan impian telah selesai.

"Teknologi ini ... akan kugunakan sebaik-baiknya. Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan besar ini dan kini impianku tidak hanya di MLBB, tetapi...." Aldi tidak menyelesaikan gumamannya, ia menyimpan perubahan tujuannya di dalam hati sampai ia menyelesaikan tujuan pertamanya.

Ding!

[Selamat, Anda telah mendapatkan kado pemula]

Sebuah suara dan pemberitahuan segera muncul ketika ia memikirkan tentang tujuan barunya. Layar tersebut sangat meriah dengan efek kembang api yang begitu indah serta memiliki efek suara keren. Ia langsung membuka hadiah itu setelah efek-efek pemberitahuan menghilang.

"Buka kado!"

[Selamat, Anda mendapatkan 3 poin skill. Poin skill bisa digunakan pada tab skill. Silakan diperiksa dengan hati-hati]

[Selamat, Anda mendapatkan ....]

Pemberitahuan lain dari hadiah kado pemula terus muncul di hadapannya, tetapi matanya tertuju pada poin skill. Melalui buku penggunaan tadi, ia mengerti tentang penggunaan poin ini dan bagaimana cara menggunakannya, tapi ia cukup penasaran apakah ia bisa mempelajari skill seperti pada game-game rpg yang pernah ia mainkan.

Setelah menutup layar pemberitahuan, ia membuka tab skill. Terlihat ada banyak sekali pohon skill yang ditampilkan, sayangnya ia hanya bisa skill esport, bukan skill yang terdapat pada game-game rpg. Informasi tab skill juga memberitahunya bahwa ia hanya bisa mengaktifkan satu pohon skill esport, yaitu pohon skill Mobile Legends Bang Bang saja untuk saat ini.

"Meskipun hanya bisa mengaktifkan satu pilihan untuk saat ini, tetapi itu benar-benar sesuai dengan tujuanku. Mari lakukan langkah demi langkah hingga bisa membuka kategori pohon skill esport lainnya," ucapnya sembari melihat tipe pohon skill lainnya.

Ada jenis pohon skill lainnya, yaitu pohon skill bertipe keterampilan nyata. Tipe ini akan memberikan keterampilan dari profesi yang ada di kehidupannya, baik pengetahuan maupun memori otot serta aspek lainnya terkait dengan profesi tersebut. Sebagai contoh, jika mengaktifkan keterampilan bernyanyi, ia akan mengetahui pengetahuan mengenai olah suara serta memori alami tentang cara menyanyi sehingga keterampilan itu akan mengalir dengan alami ketika digunakan.

"Ini ... sungguh sebuah kejutan. Aku tidak menyangka teknologi ini akan mempunyai keterampilan profesi seperti ini," gumamnya dengan tatapan terkejut. Namun, saat ini ia tidak membutuhkan hal ini karena baginya skill esport merupakan hal utama. Oleh karena itu, ia langsung mengaktifkan pohon skill esport Mobile Legends Bang Bang setelah mengetahui tipe pohon skill lainnya.

Pohon skill esport MLBB yang awalnya gelap berubah menjadi terang ketika berhasil diaktifkan. Terdapat empat cabang pada pohon skill ini, diantaranya adalah Penguasaan Role, Penguasaan Hero, Penguasaan Item, dan Makro.

Cabang Penguasaan Role memiliki lima cabang lainnya, yaitu Jungler, Explaner, Goldlaner, Midlaner, dan Roamer. Sementara itu, penguasaan hero, item, dan makro hanya memiliki satu cabang lain.

Setiap cabangnya dibutuhkan satu poin skill untuk membukanya, sedangkan Aldi hanya memiliki tiga sehingga ia jatuh dalam kebingungan untuk memilih skill esport mana yang perlu diaktifkan.

"Jadi, cabang skill mana yang tidak kubutuhkan saat ini?" gumamnya berpikir. Menurut kemampuannya sebelum mendapatkan teknologi ini, Aldi memiliki pemahaman pada satu dari empat cabang skill esport. Jadi, ia telah membuat keputusan mengenai pemilihan skill.

"Aku akan memilih penguasaan role tipe Jungler, penguasaan hero dan penguasaan item. Ketiga ini memiliki sinergi yang cocok," ucapnya sembari memilih skill-skill tersebut. Adapaun makro, ia memiliki sedikit pengetahuan soal itu dan ia bisa menunggu poin skill di masa depan untuk mengaktifkan skill tersebut.

Mengenai poin skill, itu bisa didapatkan melalui cara khusus seperti kenaikan level, menyelesaikan tugas, hingga mencapai suatu prestasi dalam memainkan game. Hal ini tidak diperhatikan oleh Aldi untuk sementara waktu, ia hanya fokus pada ketiga skill tersebut karena proses mendapatkan skill telah dimulai.

Aliran pengetahuan mengenai ketiga skill yang dipilih memembanjiri otaknya. Untuk sementara waktu, ia mengalami pusing kecil hingga beberapa detik kemudian ia merasa kepalanya lebih nyaman dari sebelumnya.

"Aku tidak menyangka akan ada efek samping kecil seperti itu." Aldi menghela napas lega.

avataravatar