1 Dia adalah Diana Suci

Dadanya sakit dan sulit untuk bernafas, itu bukanlah penyakit. Hanya kekalutan dalam dirinya yang tidak tersalurkan. Dia hanya merenung, membisu, dan menunduk sangat dalam. Dia tidak bisa melawan orang-orang sekitarnya yang tengah mengejeknya meski pelajaran tengah berlangsung.

Dia ingin menangis, tapi air matanya seolah kering tidak mau keluar. Dia hanya bisa mengetatkan kepalan tangannya, menahan bom yang mungkin akan menyakiti mereka atau membunuhnya sendiri.

"Tuhan, kenapa hanya aku?" batinnya bergemuruh.

Kelas yang tengah berlangsung tak membuat mereka berhenti mengejeknya. Bahkan orang yang duduk di sampingnya atau guru tidak ada yang menegur mereka. Bayangkan jika itu dirimu, masih bisa bertahankah? Itu yg tengah dialami Diana Suci, gadis kelas 10 SMA di Kebumen.

Haaa Suci

Haaa Suci

gendut..

Huuuuuu

"Bisa diem ga sih!" seru Diana kesal karena terus diganggu dan tidak ada yang membela. Dia tengah belajar untuk tugas nanti, tapi teman-temannya meledeknya terus. "M*ti saja sana!" serunya karena mereka makin menjadi dan dia sudah tidak tahan lagi.

"Mati aja lu! Beraninya sama cewe!" seru seorang cowo di depan pintu. Seketika kelas menjadi diam termasuk orang-orang yang mengejeknya.

Kini mereka menatap Diana termasuk guru bahasa Jawa, yang tengah duduk. Karena merasa diperhatikan Diana keluar, tanpa pamit. Dia berjalan menunduk menyembunyikan wajah jeleknya yang tengah marah.

Sungguh dia malu karena lepas kontrol, tapi kenapa tidak ada yang menolongnya dari tadi. Dia sungguh ingin meninju wajah ilham. Gara-gara cowo itu semua orang di kelasnya mengejeknya.

Dia berjalan ke mushala di sekolahnya, berwudhu dan mengerjakan shalat sunah. Setelah selesai shalat dia duduk bersandar. Dia ingin sendiri saat ini, dia ingin berkeluh kesah, dan meredakan kemarahannya. Dia tidak ingin kemarahannya menyakiti orang disekitarnya. Entah sejak kapan dia tertidur di sana hingga bel istirahat terdengar.

****

Diana terbangun karena bel istirahat berbunyi dan adzan dzuhur berkumandang. Dia segera berwudhu dan melaksanakan shalat dzuhur. Setelah itu dia kembali ke kelas, karena dia telah membolos kelas bahasa jawa tadi.

Setibanya dia kelas, Diana tidak mendapati teman sekelasnya. Dia tahu pasti mereka sudah berpindah ke kelas selanjutnya. Dia hanya menghela nafas dan memasukkan semua peralatan tulisnya ke dalam tas.

Diana berjalan menunduk saat keluar dari kelas bahasa Jawa, dia sekarang akan menuju kelas Kimia. Karena harus melewati kelas kesenian dia semakin menunduk. Dia sangat malu karena harus berserapah dan di dengar kakak kelasnya, dan kakak kelasnya sekarang berada di depan kelas kesenian tengah membuat kerajinan dari janur kuning.

Saat melewati cowo yang tadi membelanya, kak Azaly. Dia bergumam terima kasih sambil mengangguk.

###

Maaf ini tulisan pertama ku bergenre putih abu-abu. Tolong beri saya saran agar tulisan saya lebih baik.

Sanny_Days

avataravatar