webnovel

Emross Empire : War And Order

INSTAGRAM : @EEWAO_NOVEL @Shiromsfa LINE : qyo25 EMAIL and PAYPAL : sirojuddinmusyafa@gmail.com Patreon : ShiroMSFA (novel with illustrations) Cerita dimulai saat Shiro seorang remaja berusia 17 tahun akhirnya mampu membeli sebuah Chip game popular dari hasil tabungannya selama 1 setengah tahun. Karena sebuah peristiwa misterius yang terjadi didunia nyata, sistem dari EEWAO melakukan update dan penutupan server secara paksa. Shiro dan jutaan player yang lainnya terjebak di dalam sebuah dunia game dan tidak bisa kembali lagi, mereka berusaha membiasakan diri untuk bisa bertahan hidup di dunia dimana kedamaian tidak pernah dapat ditemukan. Shiro yang mempunyai ambisi untuk menguasai dunia tersebut pun berjuang untuk mengejar ketertinggalannya dan menantang para top player untuk membuktikan kekuatannya. Sementara itu.. Di hari dimana Event besar terjadi, sesuatu yang misterius telah terjadi di dunia nyata, pasukan pengumpul telah bersiap untuk melakukan soul harvest! Waktu telah berlalu, perjuangan Shiro membuahkan hasil. Disaat Shiro sudah berhasil menguasai dunia Emross, dia memerintah 13 kerajaan dari berbagai ras yang telah ia taklukkan dengan kekuatan dan rasa takut. Akan tetapi rasa bosan perlahan menghampirinya, dan akhirnya ia memutuskan untuk kembali ke dunia nyata dengan membawa pasukan besar untuk menghancurkan pemerintah dunia yang telah memerintah selama ribuan tahun. "jadi.. kau adalah pimpinan Javanese?" kata Shiro menatap satu-satunya orang yang masih berdiri medan perang. Setibanya di dunia nyata Shiro Lighters yang dijuluki sebagai Hakaishin mempunyai obsesi baru untuk mengalahkan seorang pimpinan pemberontak bergelar Shiroyasha, seorang raja iblis sejati yang menjadi penguasa neraka. I uploaded the EEWAO novel on p4treon with illustrations. please help support. I will use all the money to make EEWAO or New World manga.

Shiro_MSFA · Games
Not enough ratings
119 Chs

32. "Take Home The Wild Princess"

Distrik Melati, tempat para bangsawan dan para Senshi tinggal.

"Oow.. Cindy-chan! Apa kau mau bermain petak umpet lagi??" sapa salah seorang Senshi yang terlihat cukup ramah.

"Aku tidak punya waktu untuk bermain. Lagipula siapa juga yang mau bermain dengan om-om sepertimu!" teriak sang Tuan puteri sambil terus berlari dan menjulurkan lidahnya untuk mengejek Senshi tersebut.

Pada zaman EEWAO masih berupa game, para player sangat sering sekali mendapatkan sebuah misi untuk mencari Tuan putri yang hilang entah kemana. Tuan Putri Cindy menghilang bukan karena diculik, akan tetapi sudah menjadi kebiasaan dari gadis kecil tersebut yang selalu menyusup keluar istana untuk bisa bermain dengan anak-anak di distrik kumuh.

Di dalam misi yang diberi judul "Take Home The Wild Princess", para pemain disuruh untuk menangkap sang Tuan putri yang berkeliaran di distrik kumuh dan membawanya kembali pulang ke istana.

Walaupun sang Tuan putri dan para kawanannya kadang suka melawan, akan tetapi para pemain dilarang untuk melawan balik. Mereka harus membujuk anak-anak tersebut satu persatu agar mau diajak bekerjasama untuk menangkap sang Tuan putri. Akan tetapi ada juga para pemain yang kesal dan membunuh anak-anak tersebut. Dengan terbunuhnya Tuan putri, otomatis mereka gagal untuk menyelesaikan misi tersebut dan harus mengulanginya kembali.

Karena tergolong sebagai misi yang mudah dengan imbalan yang cukup besar, misi "Take Home The Wild Princess" menjadi salah satu misi favorit dari para player yang merasa bosan terus-menerus berburu Monster. Oleh sebab itu setelah event besar terjadi dan mereka terpaksa harus hidup di dunia ini, para Senshi sudah tidak asing lagi dengan sifat dari sang Tuan putri yang sangat sering sekali mereka temui di dalam game.

Di dunia yang sangat menakjubkan ini, sosok dari Tuan putri Cindy terlihat lebih nyata. Kecantikannya terpancar dengan sangat jelas sehingga mampu memikat hati dari orang-orang yang melihatnya. Dengan rambut pirang panjang, mata biru cerah dan suara manja khas dari seorang gadis kecil yang tomboi, hanya membutuhkan waktu singkat bagi Tuan putri Cindy untuk dapat mencuri hati dari para pemain.

Walaupun distrik Melati merupakan distrik terbesar yang mempunyai luas hampir separuh dari luas wilayah ibukota, akan tetapi Karena letak istana yang berada di perbatasan tidak jauh dari distrik Salam, tidak membutuhkan waktu yang lama bagi Tuan putri Cindy untuk dapat sampai di pusat distrik Salam.

Beberapa saat kemudian ketika Tuan putri Cindy tiba di sebuah pasar di distrik Salam, sebuah distrik dimana para penjahat berkumpul dan melancarkan aksinya. Di sebuah sudut gang yang sepi, terlihat 2 orang pria yang sedang memalak seorang pria tua.

"Berikan semua barang berharga yang kau miliki, orang tua!" kata salah satu dari bandit tersebut memojokkan pria tua itu ke jalan buntu.

"T-Tapi aku tidak punya apa-apa." jawab pria tua tersebut dengan ketakutan.

"Jangan bohong!!" Karena tidak percaya dengan perkataan dari pria tua tersebut, kedua bandit itu pun mendorong pria tua itu ke tembok dan menggeledah tubuhnya.

Tuan putri Cindy yang melihat kejadian tersebut pun bergegas menghampiri mereka dan berkata, "Lepaskan kakek itu!"

"Hah? Siapa kau berani memerintah kami!!" sentak salah satu dari bandit tersebut dengan wajah arogan.

"Oohh.. Gadis kecil yang sangat cantik sekali. Apa kau putri dari seorang bangsawan? Kemarilah dan ikut dengan paman, paman akan belikan apapun yang kau suka. Kau pasti akan senang hehe.." Pria gendut dengan wajah cabul perlahan menghampiri Tuan putri Cindy.

"Cepatlah pergi dari sini sebelum kalian kuhajar!" Tanpa sedikitpun menunjukkan rasa takut, Tuan putri Cindy kembali mengancam mereka agar mau meninggalkan pria tua tersebut. Dan tentu saja mereka tidak mungkin takut hanya karena gertakan dari seorang gadis kecil sepertinya.

"Hah? Hahaha.. Jadi kau ingin bermain perang-perangan?! Baiklah kalau begitu, paman akan bermain denganmu. Jangan khawatir, paman pasti akan memperlakukanmu dengan lembut hehehe.."

"Hoi! Apa kau sudah gila? Dia hanyalah seorang bocah kecil!" kata bandit satunya yang masih memegangi tubuh dari pria tua tadi.

"Tidak masalah jika gadis kecil tersebut secantik ini hehe.." Dengan wajah memerah karena nafsu yang semakin memuncak, bandit gendut tersebut berjalan perlahan mendekati Tuan putri Cindy.

"Ahh... Menjijikkan sekali." keluh Tuan putri Cindy dengan wajah mual.

Karena sudah tidak sabar untuk bisa memainkan tubuh mulus dari gadis secantik Tuan putri Cindy, pria gendut mesum tersebut pun berlari menyerangnya sambil berteriak dengan penuh birahi. Sedangkan tuan putri Cindy terlihat cukup tenang mengambil posisi untuk bersiap menghajar pria tersebut. Akan tetapi belum sempat pria cabul tersebut menyentuh Tuan putri Cindy, tiba-tiba lengan kanan dari pria tersebut terputus.

"Heh?" Karena merasa ada yang aneh, pria cabul itu pun berhenti berlari dan melihat tangan kanannya tergeletak di tanah dengan darah yang masih mengucur. Seketika pria cabul itu pun terlihat sangat panik setelah menyadari tangan kanannya yang sudah terpisah dari tubuhnya. "Aarrgghhh!! Tanganku!! Tanganku!!"

"Hoy bocah!! Apa yang telah kau lakukan?!!" teriak teman dari pria mesum tersebut yang masih memegangi pria tua tadi.

"Acchh... Paman.. Apa kau tidak apa-apa?" Tuan putri Cindy kemudian melihat ke sekitar dan berteriak, "Yin, kah??! Bukankah sudah kubilang untuk tidak mengikutiku!"

Tepat disamping pria mesum yang sedang meronta kesakitan, tiba-tiba terlihat sosok Yin yang entah muncul darimana. "Maafkan saya Tuan putri. Tapi orang ini sudah keterlaluan."

Kemampuan menghilang Yin berasal dari pakaian magicnya yang bernama Pocong Shozoku, sebuah pakaian yang terbuat dari kain pocong yang telah dimodifikasi sendiri olehnya.

"Masalahnya bukan itu kan?! Kenapa kau masih mengikutiku?!" teriak Tuan putri Cindy dengan nada jengkel.

"Tu-Tuan putri katamu?! Jadi bocah itu adalah putri raja Ali?!" kata bandit yang satunya yang masih memegangi pria tua tadi.

"Benar sekali! Berani-beraninya kalian melecehkan Tuan putri!" kata Yin yang terlihat sangat marah memandangi bandit tersebut dengan sorot mata tajam.

"Hey! Jangan mengabaikanku!" teriak Tuan putri Cindy yang terlihat semakin jengkel.

"Maaf, Tuan putri. Aku akan membereskan orang ini terlebih dahulu." kata Yin perlahan menghampiri bandit tersebut.

"T-Tunggu dulu! Aku mohon biarkanlah kami pergi. Kami tidak tahu jika dia adalah Tuan putri." Bandit tersebut pun kemudian melepaskan genggamannya dari pria tua tadi dan menjatuhkan pisau yang sedang ia pegang.

Tuan putri Cindy menghela nafas dan kemudian berkata, "Pergilah.."

"Tapi Tuan putri!!" Yin menoleh ke arah Tuan putri Cindy karena keberatan.

"Diamlah!" sentak Tuan putri Cindy yang masih marah terhadap Yin.

"T-Terimakasih!" Dengan sangat panik bandit tersebut bergegas mengambil tangan kanan temannya dan kemudian berlari menjauh sambil membopong tubuh temannya.

"Ahh.. Kenapa kau memotong tangan dari paman tadi, apa kau pikir aku akan kalah melawan mereka berdua?!" keluh Tuan putri Cindy yang terlihat kesal.

"Tidak juga, hanya saja..." Yin melirik ke samping karena tidak sanggup memandang wajah dari Tuan putri Cindy.

"Hanya saja...??!" Tuan putri Cindy terus memelototi Yin dengan kedua tangan di pinggul, memaksa kunoichi itu untuk menjawab pertanyaannya.

"Hanya saja tangan saya terasa sangat gatal untuk tidak menghajar mereka. Kalau begitu selamat menikmati hari anda Tuan putri." jawab Yin dengan nada cepat. Dengan kecepatan angin Yin bergegas melompat ke atap pasar dan kembali bersembunyi untuk mengawasi Tuan putri Cindy dari kejauhan.

"Gatal....?" Tuan putri Cindy termenung dengan raut wajah kesal mencoba memahami perkataan Yin.

"Apakah anda benar Tuan putri Cindy??" kata orang tua tadi sambil berjalan menghampirinya.

"Hehehe begitulah.. Kalau begitu aku pergi dulu kek." Karena merasa adanya sesuatu yang merepotkan akan terjadi, Tuan putri Cindy pun bergegas meninggalkan tempat tersebut dan menghilang di tengah kerumunan orang yang berlalu-lantas di pasar.

Next Chapter : 33. Misi Pertama Gentayangan Di Dunia Baru

Pocong adalah nama dari Monster tipe Undead. Dan Shozoku adalah salah satu nama seragam ninja.

Shiro_MSFAcreators' thoughts