1 KELAHIRAN ANAK TERKUTUK

Malam yang dipenuhi dengan Sambaran petir serta badai membuat malam itu sangat mencekam. Pohon pohon terbakar oleh Sambaran petir serta beberapa rumah hancur dan atapnya berterbangan karena badai petir itu. Badai petir seolah-olah menjadi pertanda bahwa akan lahirnya seseorang yang memiliki kekuatan yang sangat besar.

Di suatu rumah terdapat suami istri bernama Balbad dan Maria yang sudah menantikan waktu kelahiran dari sang buah hati yang mereka impikan selama beberapa tahun. Usia kandungan yang sudah 9 bulan menandakan bahwa sudah saatnya anak dalam perut harus sudah lahir.

Rasa sakit yang muncul dari perempuan yang sedang mengandung itu sangat panas serta membuat beberapa bagian tubuhnya seperti kebas dan ada yang mati rasa, seolah anak dalam kandungannya ingin segera keluar.

"Sayang ku sepertinya anak kita akan segera lahir." kata perempuan yang sedang mengandung kepada suaminya.

"Tunggu lah disini, aku akan memanggil seorang dukun beranak untuk membantumu melahirkan anak kita." Jawab suami sambil memegang tangan istrinya yang dingin.

Badai petir serta hujan yang sangat lebat tidak menggetarkan hati sang suami untuk tetap pergi menjemput dukun beranak untuk membantu proses lahiran istrinya. Sang suami bergegas menuju tempat dukun beranak menembus badai petir serta berlari dalam derasnya hujan. Suami terus berlari di tengah guyuran derasnya hujan yang dipenuhi Sambaran petir di setiap saat.

Sambaran petir mengenai jalan yang Balbad lewati sehingga membuat di terpental karena kuatnya Sambaran petir itu, tapi untungnya tidak mengenai langsung pada Balbad, jika petir mengenai tubuh manusia secara langsung akan membuat manusia mati seketika.

Balbad yang sekarang terjatuh dan di lumuri oleh lumpur, berusaha untuk bangkit dan meneruskan perjalanan menuju tempat sang dukun beranak, sesampainya di tempat dukun beranak, Balbad langsung membawa paksa dukun beranak tersebut karena khawatir akan keadaan Maria, Balbad menggendong dukun beranak itu kemudian berlari menuju rumahnya dengan penuh rasa semangat menanti kelahiran dari buah hati hasil cintanya dengan Maria.

Balbad sudah sampai di dekat rumahnya.

"Bertahanlah sayang." masih sambil berlari dan menggendong dukun beranak. Balbad dan dukun beranak sudah sampai di rumah tempat istrinya akan melahirkan, Balbad langsung masuk ke dalam rumah.

Sang dukun beranak langsung membantu Maria dalam melahirkan. Balbad terus menemani Maria di sampingnya sambil memegang tangan Maria untuk menyemangati Maria dalam melahirkan anak mereka berdua.

"Kamu pasti bisa istriku." Kata Balbad kepada istrinya yang sedang berjuang antara hidup dan mati.

beberapa saat kemudian lahirlah seorang bayi yang mereka impikan, suka cita memenuhi ruang tersebut. Meskipun di luar sedang badai petir serta hujan deras, sama sekali tidak mempengaruhi kebahagiaan dari Balbad dan Maria yang sekarang memiliki seorang anak.

Maria menggendongnya dengan penuh kasih sayang meskipun dirinya masih kelelahan akibat melahirkan, serta Balbad yang memandangi anak serta istrinya penuh dengan tatapan yang sangat bahagia sampai membuat dia meneteskan air mata.

Kebahagiaan Balbad dan Maria tidak berlangsung lama, Anak yang mereka pandangi dengan penuh rasa suka cita malah membawa sebuah petaka yang membuat kebahagiaan yang baru saja hadir sekarang sirna dengan sangat cepat. seperti kata pepatah, bak disambar petir di siang bolong. Pepatah tersebut menggambarkan keadaan Balbad dan Maria.

Anak yang mereka impikan tiba tiba tubuhnya mengeluarkan petir yang sangat kuat sehingga membuat Maria mati seketika karena tersetrum oleh petir dan Balbad yang berada di samping Maria, sebelum petir itu menyetrum istrinya Balbad dengan cepat menghindar sehingga hanya mendapatkan luka bakar di tubuhnya tapi si selamat.

Sekarang Maria mati oleh anaknya yang dulu ia jaga dan rawat dengan penuh cinta serta ia kandung selama 9 bulan sekarang menjadi sebab Maria mati. Tempat mereka sebagian hancur oleh kuatnya petir yang keluar dari bayi yang baru lahir itu. dan Malam kelahiran bayi dari Balbad dan Maria menjadi Malam yang menganjurkan kebahagian keluarga Balbad untuk selama lamanya karena Istri yang ia sangat cintai harus mati oleh anaknya sendiri yang baru lahir ke dunia.

Rasa marah, sakit hati dan putus asa bercampur aduk dalam hati Balbad melihat kenyataan Maria harus mati di depan matanya oleh anaknya sendiri. Mulai saat itu Balbad sangat membenci sekali anaknya sampai-sampai ia tidak Sudi memberikan nama pada anaknya. Balbad menceritakan semua kejadian kematian istrinya kepada seluruh penduduk di desanya sehingga mereka semua membenci anak yang baru lahir itu. Waktu ke waktu terus berlalu sang anak yang tidak memiliki nama tumbuh tanpa kasih sayang dari kedua orang tuanya, ia hidup hanya seperti binatang ternak, cuma diberi makan saja tanpa ada satu katapun keluar dari mulut Balbad yang menyatakan kasih sayang ataupun memanggil nama dari anaknya.

Umur anak tersebut sekarang sudah menginjak 5 tahun, usia yang sangat tepat untuk seorang anak bermain bersama kawan-kawan seusianya, tetapi karena kekuatan yang ia miliki serta tidak bisanya mengendalikan kekuatan tersebut sering kali membuat semua orang di sekitarnya tersetrum dan mengakibatkan tidak ada yang mau mendekatinya. semua orang di desanya menjauhi anak tanpa nama tersebut dan jika anak tanpa nama tersebut berjalan melewati rumah warga, seketika para warga melempari anak itu dengan batu atau kotoran hewan. Anak itu di panggil dengan sebutan anak terkutuk.

Kehidupan anak tanpa nama itu sangat tragis, karena tidak diberi kasih sayang oleh kedua orang tuanya, tidak memiliki nama, tidak memiliki kawan dan selalu saja disakiti oleh penduduk di desanya. Sehingga membuat anak tanpa nama tersebut membenci dirinya sendiri serta kekuatannya.

Anak tanpa nama itu pergi menyendiri ke hutan untuk menghindari semua orang, disana dia menangis kuat-kuatnya sampai mengeluarkan kekuatan petirnya dan membuat sekitarnya menjadi hancur karena kekuatannya, anak tanpa nama tersebut sedih sekali, kenapa dirinya harus terlahir dengan kekuatan terkutuk serta membunuh ibunya. Tidak ada tempat yang dapat ia sebut sebagai rumah oleh anak terkutuk itu.

Desas desus seorang anak terkutuk yang memiliki kekuatan petir sampai kepada seorang agen pahlawan dari Akademi Superhero. sehingga membuat agen yang bernama Leonardo itu pergi ke sebuah desa yang jauh dari mana pun untuk mencari seorang anak yang memiliki kekuatan petir. Leonardo mengajak anak itu untuk masuk ke Akademi Superhero dan menjadikannya sebagai seorang pahlawan.

Perjalanan yang cukup lama dan sangat jauh untuk sampai ke desa tempat anak terkutuk berkekuatan petir. Tapi Leonardo sama sekali tidak putus asa atau kehilangan sedikit semangatnya, malah Leonardo sangat bergairah sekali untuk cepat cepat bertemu dengan anak terkutuk yang memiliki kekuatan petir itu. Leonardo terus melanjutkan perjalanannya sampai akhirnya ia sampai di sebuah desa yang menurut desas-desus yang beredar bahwa desa itu adalah tempat kelahiran dari sang anak terkutuk yang memiliki kekuatan petir.

avataravatar
Next chapter