1 Prolog ; Jiraiya Hyudo

Di dalam kamar lelaki dirumah keluarga Hyudo. Putra sulung mereka yang bernama Jiraiya Hyudo sedang melakukan pull up di pintu kamarnya. Asap hangat keluar dari tubuhnya menandakan bahwa dia sudah berlatih sangat keras dari pagi hingga saat ini.

Kemudian suara alarm terdengar dari jam electrik di atas ranjang miliknya. Tapi Jiraiya yang memang sudah bangun masih saja melakukan latihan.

Didalam kamarnya terdapat sebuah poster lukisan tangan yang menggambarkan seorang pria mirip dirinya tetapi terlihat lebih tua berdiri gagah di atas seekor katak raksasa yang merokok menggunakan cerutu.

Disebelahnya adalah poster sebuah keluarga dengan sang ayah berambut kuning berkumis kucing dan sang wanita yang buta tapi masih terlihat anggun dan cantik serta kedua anak mereka yang berpose seolah-olah keluarga mereka bahagia.

Satu poster lagi terdiri dari 3 orang berbeda yang memakai baju yang sama jubah hitam dengan hiasan awan merah. Orang pertama berambut oranye dan memakai banyak tindik hitam berbaring di atas bunga kertas yang indah. Orang kedua berambut uban putih dengan kulit keriput berbaring di ruang kosong dan Orang terakhir seorang gadis dengan rambut biru dengan hiasan bunga kertas cantik dirambutnya mengapung di atas permukaan air yang tenang.

Kemudian suara orang yang menaiki tangga terdengar memasuki kamar Jiraiya. Seorang wanita berumur 40an melihat Jiraiya yang sedang berolahraga di pintu kamarnya. Keringat yang mengalir keluar dari kulitnya sedikit manambah pesona gagah padanya.

"Jiraiya apa yang kau lakukan ini sudah pukul 8 pagi segera mandi dan pergi sekolah" wanita itu menatap Jiraiya dengan tatapan tegas membuat Jiraiya yang berolahraga berhenti dan segera memakai handuk untuk mengusap keringatnya yang sangat basah.

"Baik, Ibu tolong panaskan airnya ya" Jiraiya kemudian duduk sebentar dikamar nya mengistirahatkan otot-ototnya yang sangat tegang karena pull up 500 kali.

"Baiklah ayo kita berangkat" setelah istirahat beberapa menit Jiraiya kemudian berangkat ke kamar mandi.

####

Disekolah Jiraiya yang membawa tasnya menguap karena kurang tidur akibat latihan ekstrim yang dia jalani. Dia latihan bukan karena main-main melainkan dia bertemu sesuatu yang membuat dirinya harus menjadi kuat seperti kehidupan sebelumnya.

Ya, Jiraiya dikehidupan sebelumnya merupakan seorang ninja yang sangat kuat sampai disebut "Sanin" dia bertempur demi desanya dan gugur ditangan muridnya sendiri.

Setelah dia bereinkarnasi dia tau jika kehidupan sebelumnya tak lebih dari sebuah cerita ninja dari seorang mangaka. Tapi dia tidak kecewa karena setelah tau bahwa muridnya yang satu lagi adalah tokoh utama dan berhasil menyelamatkan dunia rasa bangga mengalir kedalam hatinya.

Dia bereinkarnasi dengan ingatan utuh dari kehidupan sebelumnya dan dia bisa menjadi ninja lagi jika dia mau, tapi karena negara ini tidak ada perang dia memutuskan untuk hanya berlatih seminimal saja untuk membantunya dalam kehidupan sehari-harinya. Setidaknya sampai 1 tahun sebelumnya dia menemukan fenomena aneh terjadi pada hidupnya.

Setahun yang lalu dia bertemu dengan monster menakutkan, dia yang berkeyakinan bahwa dunia ini damai harus menjungkir balikan dirinya di masa lalu dan mengubah persepsinya kembali mengenai dunia ini.

Setelah itu Jiraiya rajin berlatih untuk menjadi Shinobi yang kuat dan tidak mati didunia yang terlihat damai ini. Setiap malam dia berburu monster-monster yang mirip seperti yang menyerangnya seperti malam kemarin dia bertemu monster setengah manusia setengah singa dan memiliki sayap kelelawar.

"Yo Jiraiya, menonton porno sampai malam seperti biasanya"

"Sepertinya dia bergadang lagi sampai tengah malam saat menguap seperti itu"

Jiraiya melihat dua temannya didunia ini yang satu botak dan satu lagi berpenampilan suram dan memakai kacamata. Dia tersenyum sambil melambaikan tangan pada mereka.

"Yo Matsuda, Motohama. Masih mesum seperti biasanya" Jiraiya menyapa mereka berdua teman mesumnya disekolah ini.

"Huh seperti biasa, kau tidak mengakui bahwa kau juga sangat mesum Jiraiya"

"Kau sangat tidak setia kawan BAJINGAN"

Matsuda dan Motohama sedikit sakit hati karena Jiraiya tidak menjadi mesum terbuka seperti mereka. Tapi entah kenapa kemesuman Jiraiya sangat dikagumi oleh mereka berdua.

"Ayolah kalian tau jika aku tidak mesum seperti kalian apakah aku mungkin bisa menjual foto-foto itu pada kalian. Jika kita bukan teman mungkin harga dari satu foto akan meningkat 50% kalian tau".

Matsuda dan Motohama segera menghampiri Jiraiya yang memegang tas sekolahnya saat ini. Mereka berdua menggosokkan tangan mereka dan menyanjung Jiraiya agar tidak menaikkan harga barang yang ia jual.

"Ayolah Jiraiya-sama jangan seperti itu kita sesama trio mesum harus saling melengkapi di sekolah Kuoh ini"

"Ya, ya akhir-akhir ini pertahanan para gadis dikelas kita lebih kokoh dari yang kita duga. Sebagai ketua kau harus mencari solusinya"

Jiraiya hanya tersenyum licik pada mereka berdua sembari memamerkan foto-foto yang ia keluarkan dari tasnya

"Hohoho tenang saja foto-foto masih akan update seperti biasa dan masih pada harga yang sama"

Mereka berdua langsung menyambar foto-foto yang ada ditangan Jiraiya. Setelah mendapatkannya mereka menggabungkan tangan mereka dalam pose berdoa ala Budha. Dan mulai menyembah Jiraiya.

"Terimakasih Jiraiya-sama kau adalah pimpinan kami"

"Kemurahan hatimu telah sampai pada orang mesum seperti kami"

Keduanya kemudian melihat foto-foto yang mereka dapatkan dan wajah mereka berubah menjadi mesum sampai dilihat jijik oleh para siswi yang lewat. Sementara itu Jiraiya sudah masuk menuju kelasnya sendiri.

####

Saat jam pulang sekolah sementara orang lain berada di klub mereka masing-masing Jiraiya saat ini sedang dalam mode tak terlihat. Dia mendapat Jitsu ini saat di kehidupan sebelumnya dia adalah seorang pengintip atau pengintai sejati.

Dia sering mencoba mengintip pemandian para perempuan saat mereka mandi dan menciptakan Jutsu ini sebagai hasilnya. Ditambah dengan hasil latihan akhir-akhir ini dia lebih menguasai Jutsu ini hampir ketingkat mahir.

Jiraiya memegang kamera DSLR sembari memasang wajah mesum. Karena dihadapannya terdapat banyak siswi gadis SMA Kuoh yang cantik dan segar sedang mengganti pakaian ke seragam ekskul mereka.

Saat Jiraiya sedang senang-senangnya tiba-tiba terdengar suara berbisik yang terdengar dari luar tentu bukan hanya Jiraiya yang mendengar suara itu sampai salah satu dari gadis diruangan ini berteriak.

"AHHHHKKKKK"

Dengan teriakkan itu Jiraiya segera berlari bersembunyi di dekat lemari sementara para gadis itu memegang pedang kayu dan mengejar sumber suara dari luar.

Setelah para gadis itu pergi Jiraiya menampakkan dirinya lagi dan menggelengkan kepala karena kelakuan para duo Mesum. Jiraiya kemudian pergi kebelakang sekolah tepatnya ke gedung sekolah lama di belakang sekolah.

Matsuda dan Motohama saat ini beristirahat di pohon rindang dekat gedung sekolah lama dengan nafas yang terengah-engah keduanya mengistirahatkan diri mereka dari kejaran para gadis. Tubuh mereka sebagian lecet karena dipukuli oleh pedang kayu tapi wajah mereka masih mengagumi keindahan tubuh para gadis yang berhasil mereka intip.

"Hehe, lain kali aku akan benar-benar melihat payudara utuh Murayama"

"Tidak, tidak, tidak paha katase menurutku lebih menggoda"

Keduanya membayangkan jika mereka berdua bisa membenamkan wajah mereka pada objek khayalan mereka berdua.

"Kalian masih belum kapok - Kapoknya ya. Sudah babak belur seperti itu tapi masih ingin pergi untuk mengintip sepertinya ambisi kalian sangat besar Ya"

"Cih, Jiraiya habis dari mana kau Bajingan" Matsuda yang kesal karena Jiraiya selalu menghilang saat mereka berdua ingin mengintip menunjuk Jiraiya dengan tangannya seakan-akan meminta duel.

Motohmma yang tau Jiraiya telah melakukan apa menghentikan Matsuda yang sudah sangat marah.

"Tenanglah Matsuda, lihat kamera yang dipegang Jiraiya"

Matsuda kini melihat kamera DSLR yang dibawa Jiraiya dan kali ini dia menunjuk Jiraiya dengan mata berlinang.

"Sialan, Sialan apa dia tau betapa kita harus berjuang demi hanya mendapatkan ingatan sesaat. tapi anak ini malah mendapatkan foto dengan begitu gampangnya SIALAN"

",Hei Jiraiya, dimana kau mendapatkan tempat untuk memotret ini" Motohama menunjukkan foto Murayama saat detik-detik dia buka baju memperlihatkan bra merah muda cantik yang membuat laki-laki manapun terangsang.

"Kalian ingin tau" Jiraiya tersenyum menggoda.

Mereka berdua kini mendekatkan telinga mereka ke mulut Jiraiya penasaran dengan tempat biasa Jiraiya mengambil foto.

"RA~HA~SI~A" Jiraiya kemudian tertawa terbahak-bahak melihat keseriusan kedua temannya.

"BAJINGAN" Mereka berdua kemudian mengutuk Jiraiya ditengah tawa Jiraiya yang terbahak-bahak.

Namun Jiraiya mencium bau parfum mawar yang membuat dirinya sedikit mabuk, saat matanya terbuka sehabis tertawa dia melihat sepasang mata hijau manatap dirinya.

Pemiliknya adalah kecantikan tiada banding diantara dua dunia yang pernah didatangi Jiraiya. Rambut merah semerah darah menambah pesona yang dimilikinya. Tubuh yang ideal serta payudara yang indah membuat semua laki-laki bermimpi indah saat memandangnya.

Rias Gremory kecantikan luar negeri itu entah kenapa memandang Jiraiya dengan ekspresi menarik. Dia memandang dari balik jendela gedung lama melihat Jiraiya yang tertawa jenaka bersama teman-temannya.

~~~~

Terimakasih yang membaca Prolog cerita ini entah kenapa tiba-tiba cerita ini datang di kepalaku dan aku merasa ingin menuliskannya.

Mungkin tidak update konsisten karena keterbatasan penulis tapi doakan agar penulis mampu menulisnya sampai tamat.

Sekali Lagi Terimakasih

GUFATAYAMA.

avataravatar
Next chapter