webnovel

PROLOG 2 CHAPTER 3 : DESA HAUS DARAH

Tak… tak....taakkk. klutuk...klutuk klutuk… suara jejak kaki kuda terdengar dengan sangat nyaring memecah keheningan disepanjang jalan ini , genangan air serta lumpur yang diakibatkan hujan membuat kuda putihku terlihat kotor dan penuh lumpur .  Kami tiba didesa Kariango dengan tanda sebuah prasasti yang ada tepat sebelum memasuki desa ini. akupun datang membaca prasasti kuno ini dimana paman sendiri tidak bisa membacanya . kubesarkan suaraku agar paman dapat mendengar isi informasi yang ada didalamnya . Prasasti itu berisi " Selamat datang dan selamat jalan bagi pendatang yang ingin memasuki atau meninggalkan tempat ini segala hal yang terjadi didalam desa ini jangan pernah menceritakannya ke khalayak luas . dan nama yang menulis prasasti ini adalah Dewa Samora sang pelindung. "  Selama hidupnya tidak ada Dewa yang bernama Samora mungkin ini adalah bentuk kepercayaan penduduk disini " ucap paman sembari melihat kegerbang masuk dengan penuh keheranan . Akupun bertanya mengenai desa ini kepada paman karena sepamahamanku ia pasti melintas melewati area disini untuk naik ke gunung BK " paman bukankah engkau sudah masuk kedalam ? memangnya didalam sana ada apa ?". dia menjawab pertanyaanku dengan nada keheranan " yah kata penduduk desa pada hari ini akan ada pesta meriah dan pemberian seserahan kepada sang dewa mereka . Penduduknya pun sangat ramah dalam menyambutku dan memberikan sekelompok kami berbekalan untuk naik kesana . maka dari itu walau hujan badai yang terjadi kita harus berangkat hari ini agar bisa menikmati acaranya saat tiba didalam sebelum mentari tenggelam , yang aku herankan adalah kenapa suasana didalam sangat sepi seperti ada sesuatu yang terjadi didalam sana " .dia melanjutkan pembicaraannya sembari berjalan menuju kedalam desa " ayo kita segera masuk kedalam agar kita mengetahui apa yang sebenarnya terjadi ". 

Saat digerbang desa terlihat pria yang gagah mengenakan pakaian berwarna putih dengan sarung sebagai celananya . Ia menjaga gerbang dan tersenyum ramah tamah menyambut kedatangan kami berdua . " hai kalian ingin masuk kedalam ? kebetulan ada upacara adat serta pesta adat didalam kalian yang sangat beruntung " ucap si penjaga gerbang tersenyum . " hai nak dimana si Latung salah satu penjaga disini ? kebetulan aku akrab dengan dia saat aku terakhir kali tiba disini ". Tiba - tiba datang seorang pria kekar berlari dari dalam kearah si penjaga gerbang dan membisikkan sesuatu . Sehabis mereka berdua berbisik - bisik si pria yang baru saja tiba menyapa paman " oh Riziq lama tak bertemu , bagaimana sensasi berliburmu diatas sana ? apakah kau telah menemukan sesuatu yang kau cari itu ? " tanya pria tersebut dan tak lain adalah si Latung kenalan paman saat berada di desa . " hai latung apakah didalam baik - baik saja ? karena sepengetahuanku desa ini telah mengadakan pesta " paman yang memiliki firasat yang buruk bertanya ke Latung . " semua aman saja ayo masuk kedalam " .

Langkah demi langkah ku telusuri desa ini , kembang bunga mawar yang mekar berwarna putih dan hitam menghiasi atap dan dinding rumah di sepanjang jalan ini . Mataku terlalu fokus terhadap rumah yang sangat besar berada di tengah jalan desa ini sebagai pusat semua rumah melingkar disekelilingnya . " Paman lutung itu rumah apa ? kenapa rumah ituberada ditengah jalan dan tidak memiliki pintu disetiap sisinya ? dan akupun juga heran rumah seluas ini hanya dibatasi dengan kain dan hanya lilin dan obor sebagai penerang didalamnya  ada dimana - mana meneranginya didalam ? " tanyaku yang haus akan kebenaran dirumah itu . " Itu adalah rumah Kami - sama ( dewa ) sang pemberi kemakmuran dan perlindungan didesa kami . Nak setelah kita berjalan keliling didesa ini aku ingin kau memakai pakaian serba putih ini sebagai pertanda penyambutan esok hari saat upacara , kuharap engkau bersedia nak " jawab Latung sembari memberikanku sebuah kain putih . Semua warga didesa menyambutku sore itu dan membawa berbagai makanan yang tidak kuketahui semua jenis makanan ini , tetapi memiliki rasa yang enak di lidahku . 

  Malam itu aku merasa semua pengorbanan dan perjalanan yang panjang menuju ke desa ini terbayar dengan rasa puas yang ada dalam diriku . Sehabis mandi dan makan dengan lahap segera ku istirahatkan ragaku ini dengan paman Riziq disampingku .  

DISUATU TEMPAT YANG TIDAK JAUH DARI PENGINAPANKU DAN PAMAN PARA PENDUDUK DESA SEDANG MELAKUKAN SEBUAH RENCANA ..…

"Hai Latung ini tidak pernah terjadi sebelumnya semenjak zaman nenek moyang kita . Mengapa tiba - tiba anak suci itu kepalanya terbelah menjadi 2 sedari siang tadi " Linshu (salahsatu  wanita yang bisa berbicara kepada dewa bisa dikatakan sebagai pemimpin dari keagamaan mereka ) bertanya dengan nada tinggi dan penuh amarah kepada Latung . Latung menjelaskan semua yang terjadi dan menjawab pertanyaan Linshu dengan penuh kepasrahan dan rasa bersalah yang teramat sangat " Hai Linshu , awalnya aku meremehkan pria yang lewat itu ( yang dimaksud adalah viki si athemarine. penduduk disana belum mengetahui siapa dia akibat desanya yang tertutup dunia luar ) , dia tidak memiliki mana sama sekali dengan tubuh yang ramping serta pedang yang tidak pernah kulihat sebelumnya serta mana yang nyaris dia tidak miliki membuatku kasihan dan sekaligus tertawa sangat besar akibat aku melihat manusia selemah dia . Saat itu aku memandunya untuk keluar dari desa dari kejauhan kami melihat seoarang anak kecil yang berdiri depan rumah dewa , dan coba tebak anak kecil itu adalah Longjhi . Saat aku ingin menyapanya tiba - tiba kepala Longjhi terjatuh ketanah dengan darah berhembus keluar dengan derasnya mengarah keatas . Akupun panik dan segera berlari kearah Longjhi dan meminta pertolongan kepada pria misterius itu , betapa terkejutnya aku , ternyata pria itu sejak awal aku melihat Longjhi dia sudah tidak berada disampingku " Latung menjelaskan semuanya dengan terbata - bata akibat tidak bisa melindungi gadis suci Longjhi yang akan digunakan sebagai salah satu syarat terpenuhinya upacara syukur ini . " Oh pria itu , dia menitipkan pesan untuk seseorang didesa ini dia berkata bahwa SELANJUTNYA ADALAH KEPALAMU dengan wajah senyum lebar dan langsung menghilang dari pandanganku  " ucap si penjaga gerbang sembari memberikan informasi saat tragedi siang itu . " Kita sangat beruntung bahwa ada anak suci lainnya yang datang dari desa kita secara cuma - cuma , kuharap sang dewa menerima anak ini sebagai gantinya " latung memberikan sebuah saran dan semua setuju bahwa Razaklah yang menjadi manusia suci pengganti saat upacara adat siang esok . 

Pagi buta ini semua warganya bersiap untuk pesta yang megah ini . Semua warganya mengenakan pakaian putih bersih tanda sebagai hari kesucian bagi mereka , tak lupa dengan diriku dan paman yang memakai pakaian seperti mereka   bedanya aku memakai ikat kepala bandana berwarna coklat kehitaman sama seperti sarung yang ku kenakan . " WAHH INI DIA SANG ANAK SUCI ITU !!! " teriak warga menyambutku dengan penuh kemeriahan . Kami semua memakan jenis makanan yang di jajakan warga dan bermain dengan permainan yang mereka adakan seperti menebak dimana letak batu tersembunyi diantara 3 gelas , hingga menangkap ikan menggunakan alat yang mudah rusak bila terkena air . semuanya hampir mirip seperti festival yang ada didesa kami . " paman yang bulat itu apa ? sepertinya itu juga salah satu permainan yang menyenangkan yah " tunjukku pada suatu benda yang bulat menumpuk di dekat rumah warga . " Owh itu adalah lampion nanti saat acara hampir selesai di sore hari menjelang mentari terbenam , lampion ini akan kami nyalakan dan menerbangkannya ke udara . Semua doa - doa kami lontarkan saat lampion itu terbang hingga semua lampion itu saat di udara seperti layaknya bintang yang berhamburan " ucap paman penjual cumi bakar yang menjelaskan kepadaku dan paman sembari menghabiskan makanan yang telah disiapkan ini . Semua makanan dan permainan ini gratis selama upacara yang sakral ini . 

    Tiba saatnya puncak di siang hari ini , entah mengapa semua tiba tiba berkumpul melingkar di rumah yang besar ini , saat terdengar suara pukulan gendang yang nyaring terdengar di pinggir rumah itu . hanya ada 1 jalur yang tersisa di tempat itu yaitu jalur untuk aku masuk kedalamnya bertemu dewa mereka . disetiap pinggir tiang rumah itu ada penyihir yang wajahnya tertutup kain serba putih menambah kesakralan upacara ini . Langkah demi langkah kumasuki rumah yang besar ini , semua orang perlahan mulai duduk hingga bersujud .  Penyihir tersebut mulai membaca mantranya hingga tercipta sebuah pelindung disekitar rumah tersebut . Saat kumasuk betapa terkejutnya diriku . Aku melihat sebuah mayat gadis kecil dengan kepala terpisah berada di depan ku tepat di tengah ruangan ini , dengan lilin yang menyala memenuhi ruangan ini sebagai penerengan . Seketika aku berlari kembali ketempatku tadi masuk tetapi aku sudah sulit untuk keluar akibat mantra sihir pelindung tingkat tinggi . " Duduk  " Suara lelaki yang menggelegar diruangan tiba - tiba membuatku tersentak dan melakukan apa yang dia perintahkan . Aku dapat mendengar dengan jelas suara musik diluar sana tetapi suaraku didalam sini tak dapat didengar dari luar . " KYAHAHAHAHA , HAI NAK APAKAH KAU TAHU MENGAPA KAU BERADA DI SINGGASANAKU , DAAAN APAKAH KAUUU PENASARAN DENGAN WANITA YANG KEPALANYA TERBELAH TEPAT DIHADAPANMU ITU ??? aku tidak menyangka mereka berbuat seperti itu , tapi aku melihat semuanya dan aku tertawa terbahak - bahak akan semua kasus yang terjadi dalam waktu sesingkat ini " ucap pria misterius yang berada dibalik tirai tepat dihadapanku ini . Perlahan tirai itu terbuka dengan sendirinya, aku melihat dengan jelas pria yang bertubuh ramping dengan matanya yang biru menyala serta rambut yang pendek berwarna biru itu perlahan turun dari duduk singgasananya . dengan sekejap dengan tiba-tiba berada didepanku dan memegang kepalaku , saat kutatap matanya , matanya tersebut menyala dengan mengucapkan mantra yang aneh , seketika aku melihat kejadian demi kejadian yang terjadi beberapa hari ini dikepalaku .

     Dewa rakyat ini memperlihatkanku kepada kejadian kemarin dulu dimana seorang pria yang berpapasan denganku membelah kepala gadis itu yang tidak lain akan di tumbalkan sebagai santapan si iblis ini , sirambut panjang membisik telinga si gadis suci ini dengan kata " kau sudah boleh tidur lelap nona " dengan senyuman yang penuh kebebasan wanita tersebut meneteskan air matanya beberapa detik sebelum kepalanya terbelah dan berterima kasih kepada pria itu . setelah tindakannga itu dia menatapkan matanya tepat kedalam singgasana sang dewa dengan ucapan " ku tunggu di pertemuan berikutnya " lalu pria itu seketika menghilang . Dewa ini seketika melepas genggaman tangannya diatas kepalaku dan mencekikku . " Kyahahahaa .… kyahaahaha kau sudah melihat semuanya nak dan betapa malangnya nasibmu kau akan kusantap demi pemulihan energiku ini . aku akan memberimu sebuah fakta yang menarik SEBENARNYA AKU ADALAH IBLIS DAN SEMUA KLAN IBLIS BESERTA RAJAKU TIDAK PERNAH TERTIDUR DAN TIDAK  PERNAH  MERASAKAN KELAPARAN , KAMI SEMUA MENIKMATI HIDUP DIMANA SEMUA MANUSIA SALING BERPERANG SATU SAMA LAIN "   ucap si dewa yang tidak lain adalah iblis yang sudah hidup didesa ini ribuan tahun lamanya , iblis itupun mencekik leherku semakin kuat bahkan kesadaranku sudah hampir hilang . " Nak aku akan menyelamatkanmu dari dunia yang hampir kiamat ini akibat tuanku yang sudah bosan melihat kedamaian dunia yang tidak adanya perang ini , kami akan melakukan sebuah PEMUSNAHAN MASSAL DAN MENYISAKAN BEBERAPA DARI RAS KALIAN SEBAGAI MAINAN BAGI .  selamat makan " . Didepan mataku aku melihat mulut si iblis ini melebarkan mulutnya selebar kepalaku , giginya menyentuh kepalaku hingga darah muncrat keluar,  tiba - tiba iblis itu melemparku akibat darah yang keluar dalam diriku sembari meminum air yang ada di mejanya " hai nak kau sudah ditandai dengan iblis ALDNOAH dimana kau bertemu dengan dia ? " dengan rasa kecewanya dia seketika teriak dan meretakkan pelindung tingkat tinggi itu  " SIALAN !!!! " wajahnya yang seketika berubah seperti kepala kelelawar itu melihat kehadapanku dengan tatapan yang tajam dia pun mengeluarkan sihir dimana semua orang didesa dapat mendengarnya q " KALIAN SEMUA AKAN KENA HUKUMAN DARIKU , AKAN KUTURUNKAN SEBUAH MALAPETAKA DIDESA INI SELAMA SETAHUN PENUH SERTA KAN KUSANTAP KALIAN DENGAN JUMLAH 10 ORANG SEBAGAI PENGGANTI PERSEMBAHAN BUSUK YANG KALIAN BERIKAN "  aku yang masih kesakitan dan rasa penuh ketakutan tak berdaya dihadapan dia . " Hai nak aku akan membunuhmu akibat informasi yang kuberikan padamu adalah hal tabu yang tidak boleh kau ketahui , walau nanti Aldnoah akan marah besar kepadaku tapi kau akan menjadi malapetaka bagi kami , aku tidak tahu alasan sibrengsek itu menandaimu tapi mungkin kau akan menjadi sebuah BENCANA " ucapnya sembari perlahan berjalan dan memunculkan pedang menggunakan sihir pemanggil , pedang itu berwarna hitam legam dengan aura kegelapan di sekelilingnnya .

Beberapa saat sebelum kejadian didalam , Paman Rifqi sudah menyadari keanehan demi keanehan yang ada di desa ini , pertama adalah mantra pelindung dan kedua adalah mengapa orang luar menjadi manusia suci dikampung ini dengan keanehan itu dia diam - diam membaca mantra api yang ia kenakan waktu kami duel tapi bola api ini lebih gelap dari itu seakan mentari yang turun dari langit dan warga yang khusyuk melakukan upacara adat ini tidak menyadarinya . Saat terdengar teriakan sabda sang dewa yang tak lain adalah iblis yang bernama Samora . saat pelindung itu retak aura iblis yang keluar dari dalam walau samar disadari oleh paman Rifqi dan menjatuhkan api itu . Bola api itu menghantam pelindung tersebut dan menghancurkannya . Diriku yang memanfaatkannya segera berlari menggunakan sihir penguat dan menjauh dari rumah itu saat aku menoleh betapa terkejutnya aku api itu membakar dan menghancurkan rumah itu , iblis itu juga berhasil menghindari api besar itu . Sihir itu membakar semua penyihir pembuat pelindung tersebut . " Cih sihir yang kekanak - kanakan , berapa lama kau mengumpulkan hingga sebesar itu " ucap si Samora dengan cepat terbang kearah 5 penyihir itu dan memutuskan kepalanya lalu menyantapnya . " tersisa 5 orang lagi untuk menebus dosa kalian " . Saat Samora terbang kearah anak kecil , paman Segera melindungi anak itu menggunakan pedang yang diselimuti oleh pedang apinya , tapi entah mengapa tangan kanan  paman yang memegang pedang putus seketika dan kepala anak kecil itu beserta 2 warga lainnya berada tak jauh dari paman juga kepalanya putus dan berada di tangan di Samora dan menyantapnya didepan mataku . Penglihatanku yang tak jelas akibat darah yang menutupi mataku ini tapi aku dapat memastikannya bahwa Samoralah yang melakukannya . " Oi warga brengsek segera tangkap mereka berdua aku ingin dia tersiksa dahulu lalu memakannya tersisa 2 orang lagi , aku tak masalah walau harus bertarung antar sesamaku akibat membunuh bocah itu , yang jelas rasa kesalku ini hilang "  Suara yang menggelegar dari Samora membuat warga yang awalnya panik kini menjadi bersatu kembali mengejarku dan paman yang terluka parah . akupun merapalkan sihir pembeku pada jalanan yang bejek ini akibat hujan membuat mereka susah bergerak , paman Rifqi yang terluka melindungi menggunakan tornado apinya , walau begitu para warga disini memiliki sihir air untuk mengatasi sihir paman dan menghasilkan kabut yang besar akibat air yang menguap itu . Didalam kabut itu Samora segera terbang mengarahku lewat titik butaku walau seperkian detik dia tiba - tiba berada di hadapanku dan segera mengayunkan pedang hitamnya tapi entah mengapa paman Rifqi tiba - tiba menepis pedang tersebut dan  mendorongku menggunakan Sihir angin hingga menerbangkanku sangat jauh hingga ke gerbang desa yang tak jauh dari tempat kuda kami di tempatkan . " pergilah nak biar aku yang menahan iblis ini , aku akan menyusulmu nanti " , mendengar perkataan paman aku mengacu kudaku secepat mungkin keluar dari desa ini hingga desa tersebut sudah tak terlihat lagi . Karena  sihir angin bukanlah keahlian paman Rifqi , maka resiko yang ia tanggung adalah staminanya yang berkurang drastis . "kyahahaha.... kyahahaha kau benar benar diluar ekspetasiku  " paman Riziq  yang menahan rasa sakit akibat tangannya yang putus serta keringat di sekujur tubuhnya , dia memasang kuda - kuda untuk pertahanan menahan serangan Samora selanjutnya entah mengapa tiba - tiba badannya terbelah menjadi dua , tak tau secepat apa Samora yang jelas bahwa petinggi raja iblis ada mahluk yang takterkalahkan. Samora kembali ke wujud manusianya dan Memakan seluruh badan paman riziq hingga tak tersisa , dan orang ke sepuluh yang ia santap adalah penjaga gerbang masuk  sahabat si Latung .

   

   bersambung .…

chapter selanjutnya : Menuju Kerajaan Pepabri