webnovel

Hanya Sebuah Permen

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

"Kamu tidak tahu kalau membawa pisau ke sekolah termasuk melanggar peraturan sekolah, kan? Dalam peraturan sekolah tertulis dengan sangat jelas kalau tidak memperbolehkan siswa untuk membawa pisau, atau barang apapun yang berbahaya. Kalau kamu melanggar peraturan, kamu harus mendapatkan hukuman!"

Ekspresi wajah wali kelas itu terlihat sangat serius.

"Aku tidak membawa pisau." Ucap Jian Yiling.

"Tidak membawa pisau? Bisa-bisanya kamu mengatakan tidak membawa pisau?" Qiu Yichen merasa dirinya sudah terbakar amarah, "Tadi semua orang sudah melihatmu membawa pisau, bahkan satu set pisau! Kenapa sekarang kamu malah pura-pura tidak bersalah! Siapa yang mau kamu tipu?!"

Guru itu sebenarnya tahu, Jian Yiling yang sekarang terlihat tidak bersalah itu, sebenarnya sudah mendorong kakak kandungnya sendiri dari tangga.

Namun guru itu kemudian berkata dengan lembut, "Jian Yiling, keluarkan pisau itu, aku tidak akan menghukummu dengan hukuman berat. Tapi kalau kamu masih tidak mau mengakui kesalahanmu, jangan salahkan aku kalau memanggil orang tuamu untuk datang ke sekolah."

Jian Yiling lalu mengambil sesuatu dari bawah laci, yakni satu bungkus pisau operasi.

"Iya itu dia! Guru, pisau itu ada di dalam tas hitam itu! Qiu Yichen berujar kepada wali kelas seraya menunjuk tas hitam tersebut.

"Jian Yiling, serahkan tas itu kepadaku." Guru itu berkata dengan cepat.

"Ini hanya permen." Kata Jian Yiling. 

Permen?

Bohong!

"Jangan bohong! Apa kamu pikir aku tidak pernah makan permen?! Itu jelas-jelas sebuah pisau!" Qiu Yichen terlihat memutar bola matanya, sudah jelas ketahuan masih saja mengarang bohongan seperti ini! 

Wali kelas tersebut kemudian berkata dengan lembut, "Jian Yiling, jangan sembarangan bicara lagi, kamu sudah melanggar peraturan karena membawa pisau. Ada orang yang bisa dimaafkan setelah melakukan kesalahan, tetapi kalau orang itu terus mengulangi kesalahannya, maka tidak akan ada orang yang mau dengan sabar dan pengertian memaafkannya."

Wali kelasnya ini sedang memberi peringatan tentang masalah Jian Yiling yang mendorong Jian Yunnao. 

Namun Jian Yiling tidak menjelaskannya di depan semua orang, dia malah mengambil 'pisau operasi' nya dan meletakkannya ke dalam mulutnya …

Semua orang yang ada di dalam kelas pun terkejut, apa yang sedang dilakukan oleh Jian Yiling! 

Terutama teman sebangkuknya yang langsung berteriak, "Jian Yiling, jangan melakukannya!"

Kemudian semua orang mendengarkan suara, 'Ka Cha', 'pisau operasi' yang diletakkan di dalam mulut Jian Yiling langsung patah.

Patah!

Dan ternyata patah begitu saja!

Sudah jelas kalau benda itu bukan dari bahan emas atau besi.

Jian Yiling menjilat permen sambil menjelaskan, "Ini hanya permen yang terbuat dari gula, glukosa atau karamel, lalu dibentuk menyerupai pisau setelah dimasak."

Walaupun permen pisau itu terlihat sangat tajam, tetapi sebenarnya tidak bisa digunakan untuk memotong apapun.

Jian Yiling mengatakan kalau itu adalah salah satu seni, namanya 'Seni Membuat Permen"

Ketika ada perlombaan antara orang barat dan orang China dalam kancah international, seni membuat permen ini pasti akan ikut dilombakan.

Seni membuat permen ini kebanyakan digunakan untuk membuat berbagai macam bentuk binatang, tetapi sepertinya baru Jian Yiling yang menggunakan teknik kesenian ini untuk membuat 'pisau'.

Membuat pisau operasi sepertinya sangat gampang, tetapi sebenarnya tingkat kesulitannya cukup tinggi, bahan yang digunakan untuk membuatnya harus berwarna karamel, dan permen tipis itu tidak boleh kelihatan transparan. 

Jian Yiling mengambil 'pisau operasi' yang lain, lalu menghancurkannya dengan tinjuan yang kuat, dan permen 'pisau' itu pun langsung hancur berkeping-keping. 

Semua murid yang ada di dalam kelas pun tertegun melihatnya.

Dan yang paling terkejut adalah Qiu Yichen yang sudah memanggil guru untuk datang.

Ternyata pisau itu hanyalah sebuah permen?

Sialan, jadi barang itu memang hanyalah permen?! Permen yang bisa dimakan?

Qiu Yichen pun merasa dirinya benar-benar konyol.

Eksepsi wajah sang guru pun juga terlihat buruk.