webnovel

Dungeon Maker: World Ender

Setelah menyelesaikan 1.000.000 stage didalam game yang disebut "Dungeon Maker" seorang laki-laki mendapati dirinya dipindahkan kedunia lain untuk mengakhiri umur dunia itu dengan semua pengetahuan yang dia miliki dari game yang dulu pernah dia mainkan sebagai seorang wanita setengah iblis dan malaikat.

FirmZodiac · Fantasy
Not enough ratings
30 Chs

Masalah 5

Setelah aku sampai ke rumah kepala desa, Pria muda itu berteriak "Kepala desa, kita memiliki tamu, bisakah kamu keluar?!?"

Teriakkan pria itu terdengar hingga keseluruh desa, mendengar teriakkan pria itu membuat diriku harus menutupi telingaku, dan tidak lama kemudian, pria paruh baya keluar dari rumah itu dan melihat kearahku.

Setelah memeriksa seluruh tubuhku dari atas sampai bawah, orang itu berkata

"Silahkan masuk"

Saat aku hendak masuk, pria muda itu hanya diam di pintu masuk dan aku berkata "Kau tidak ikut?"

Mendengar pertanyaanku pria itu hanya mengelengkan kepalanya dan berkata "Tentu tidak, aku hanya mengarahkan anda ke rumah kepala desa, untuk sisanya, kepala desa yang akan mengarahkan anda"

Mendengar ucapan pria itu aku mengangguk dan mengikuti kepala desa itu masuk kedalam rumah.

"Maaf tidak bisa menyambut anda dengan baik, saya tidak menyangka orang dari pusat akan datang selarut ini" kata kepala desa

Mendengar apa yang di ucapkan oleh kepala desa membuatku sedikit tidak mengerti, namun karena aku tidak membuat kesalahan disini, jadi aku menggunakan sihir untuk mengetahui maksud dari kepala desa,

'Dari semua sihir yang aku miliki, hanya ada 1 sihir yang bisa aku bayangkan saat ini'

<Piece of Memories>

'Sihir Pecahan ingatan adalah sebuah sihir tingkat tinggi yang melihat isi pikiran dari target, walau itu hanya pecahan ingatan yang sangat acak, namun ingatan itu mungkin bisa memberikanku sebuah informasi'

Setelah mengaktifkan sihir, sebuah gambaran ingatan milik pak tua itu memasuki kepalaku dan membuatku jadi mengerti apa maksud dari "Orang pusat datang kemari selarut ini"

Setelah mengetahui apa maksud dari ucapan kepala desa, aku menjawab "Tidak, tujuanku sebenarnya ingin ke ibukota, namun dipertengahan jalan kami mengalami serangan musuh dan membuatku melarikan diri sendiri"

Kepala desa yang mendengar jawabanku, menganggukkan kepalanya dan meminta ku untuk duduk disofa yang ada disebrangnya dan berkata

"Begitu ya, aku mengerti keadaan anda, jadi berapa lama anda ingin tinggal di desa ini?" tanya kepala desa

Mendengar pertanyaan dari kepala desa membuatku berfikir bahwa kepala desa masih meragukanku, jadi dia bertanya seperti itu kepadaku.

"1 Minggu, aku akan menetap disini selama 1 minggu" jawabku

Kepala desa yang mendengar jawabanku menunjukkan aura senang, dan berkata

"Baiklah, Jika begitu" kepala desa berdiri dan berjalan ketempat dimana lemari penyimpanan kunci, dan mengambil satu-satunya kunci yang tersisa didalam lemari kunci, lalu berjalan kearahku dan melanjutkan kata-katanya "Ini adalah kunci rumah nomor 17 yang ada dipinggir desa"

Kepala desa meletakkan kunci rumah itu diatas meja dan mendorong kunci itu mendekat kearahku,

Aku mengambil kunci itu dan berterima kasih kepada kepala desa lalu keluar dari rumah kepala desa.

Sesaat aku keluar dari rumah kepala desa, semua orang desa menatapku dengan takut, namun aku tidak memikirkan mereka, tapi aku tidak tau dimana rumah nomor 17 itu berada.

Aku berjalan dijalan utama desa dan memperhatikan nomor-nomor rumah mereka, dan saat aku menjauh dari rumah kepala desa, pemuda yang tadi mengantarkanku kerumah kepala desa mendekatiku lagi dan berkata "Ada yang bisa aku bantu, Nona?"

Mendengar pertanyaan pemuda itu, aku menjawab "Aku mencari rumah nomor 17,apa kamu tau dimana itu?"

"Ohh nomor 17,aku akan mengantarkan anda" jawab pemuda itu

Pemuda itu berjalan cepat didepanku, dan aku mengikuti dengan kecepatan yang sama dengannya agar aku tidak tertinggal olehnya,

Melihatku dapat mengikuti kecepatannya tanpa kelihatan lelah sama sekali, pemuda itu sedikit terkejut, dan mencoba menambah kecepatannya lagi, namun sebelum dia sempat menambah kecepatan, rumah nomor 17 sudah terlihat dan dia berhenti dengan perasaan kecewa.

Mengetahui niatnya, aku berkata "Ahh kita sudah sampai, terima kasih sudah mengantarkanku"

Aku berjalan melewati pemuda itu dan berbisik disamping telinganya "Sepertinya kamu cukup kecewa dengan itu"

Aku terus melewati pemuda itu, dan membuka pintu rumah itu,

Pemuda yang mendengar bisikanku, memutar tubuhnya hendak mengatakan sesuatu, namun, melihat diriku sudah masuk kedalam rumah, membuat dirinya membatalkan niatnya dan pergi dari sana.

...

Keesokan paginya, Saat aku membuka pintu rumah, ada sebuah keranjang berisi penuh dengan roti, sayur dan buah didalamnya,

Melihat ada banyaknya bahan makanan didalam keranjang membuatku kebingungan karena aku tidak tau dari mana keranjang ini datang, namun saat aku mencari-cari siapa yang memberikan, seorang anak laki-laki menghampiri diriku dan berkata "Ini adalah hadiah dari warga desa untuk anda nona, kami harap anda akan nyaman didesa ini"

Mendengar kata-kata dari anak kecil itu membuatku tidak bisa mengungkapkan kata-kata apapun, dan hanya berterima kasih kepadanya,

Mendengar ucapan terima kasih dariku, anak laki-laki itu berlari kearah rumahnya.

'Rumah nomor 9 ya, aku akan mengingatnya'

Aku tersenyum dan membawa keranjang yang berisi makanan itu kedalam.

Aku meletakkan keranjang itu diatas meja dan mengeluarkan semua isinya,

'Ada kentang, Tomat, Roti, botol susu, dan apa ini'

Aku mengangkat daun hijau dan memeriksanya dengan sihir appresial lalu melihat apa itu

[Seledri]

'Ohh, ini seledri? bentuknya berbeda dari apa yang ada diduniaku sebelumnya'

Aku meletakkan seledri diatas meja dan menurunkan keranjang dari meja lalu mengambil pisau dari dapur, dan mengelola semua bahan makanan yang diberikan oleh warga desa.

***

Setelah selesai membuat roti lapis dengan bahan seadanya, aku mencoba menikmati roti itu, namun roti keras tetaplah roti keras,

'Ini cukup untuk mengisi perut pagi hari'

Setelah selesai dengan sarapn, aku keluar dari rumah, aku melihat para warga sedang pergi keluar desa untuk mengurus perkebunan mereka, untuk para wanita mereka memelihara tanaman, sedangkan untuk pria, mereka sedang mempersiapkan ladang baru untuk ditanami,

'Mereka bisa bercocok tanam sesantai ini, apa mereka tidak takut untuk diserang oleh monster? bukankah didalam hutan sana ada beberapa monster seperti Serigala? tapi kenapa mereka bisa sesantai ini melakukan pekerjaan cocok tanam diluar pagar desa?'

Penjaga desa yang melihatku memperhatikan para warga yang sedang bercocok tanam, mencoba mendekati diriku dan berkata

"Selamat siang nona, sepertinya anda sedang memikirkan sesuatu"

Mendengarkan pertanyaan penajga aku menjawab "Ahh tidak, aku hanya sedikit bingung, kenapa warga sini sangat santai mengelola ladang, bukankah didalam hutan sana ada cukup banyak monster?" tanyaku

Penjaga yang mendengar kecemasanku berkata "Anda tidak perlu cemas nona, Monster didekat sini tidak ada yang berbahaya, bahkan anak umur 10 tahun bisa berburu serigala rumput dengan mudah, itu tidak akan menjadi masalah kecuali ada Babi Raksasa yang turun dari gunung untuk mencari makanan, tapi walau Babi Raksasa turunpun, kami (Penjaga) masih cukup kuat untuk menahan 1 ekornya"

'Mereka? 1 Ekor babi diserang oleh 5 penjaga, dan mereka hanya bisa menahan serangan babi? walau namanya Babi Raksasa, bukan berarti dia sebesar rumahkan?'

Melihatku masih kebingungan, pemuda yang semalam mengantarkanku berkata "Anda tidak perlu cemas nona, babi raksasa tidak akan turun terlalu sering, mereka akan turun jika persediaan makanan di gunung habis saja"

Mendengar perkataan percaya diri dari pemuda itu, membuatku tidak bisa berkata-kata lagi dan hanya terdiam begitu saja.