1 Sebuah pertemuan

cahaya mentari pagi kembali menyapa kehidupan di desa philiya. warga desa mulai menjalani aktivitas sehari-hari mereka seperti biasa.

cahaya yg hangat itu mulai membangunkan Ray dari tidur nyenyaknya. namanya adalah Ray Rayvold. ia tinggal bersama ibunya di kota philiya. ayahnya sudah lama meninggal karena perang antar ras yg pernah berkecamuk dahulu. tapi ia tidak merasa sedih dan terus menjalani kehidupannya sebagai anak desa pada umumnya. ia selalu mendapatkan momen-momen istimewa bersama teman-temannya. dan hari ini, Ray kedatangan tamu yg sangat istimewa.

" Ray!! bangun!!" terdengar teriakan seorang wanita paruh baya dari ruang tamu. suara itu tidak lain adalah suara ibunya tercinta." cepat kemari!! ini Magus datang mengunjungimu!!"

" M-Magus?!" Ray sedikit terkejut. ia segera bangkit dari kasur dan mengenakan pakaiannya." b-baiklah, aku kesana!"

tak perlu aba-aba, Ray segera melesat turun kelantai bawah (kebetulan kamar Ray terletak di lantai atas) dan menuju ke ruang tamu. disana ia mendapati seorang pria berjubah putih duduk diatas kursi. ketika Ray tiba, pria itu tersenyum dan menyapanya dengan hangat.

" sudah lama ya, Ray " sapa Magus.

" ya, sudah lama...."

nama aslinya adalah magusion grey. ia adalah anak dari seorang paladin terkenal kebanggaan desa philiya, Leone grey. saat berumur 12 tahun, Magus dan keluarganya pindah ke ibukota, kota barelight. Magus yg bercita-cita menjadi seperti ayahnya itu mulai bersekolah di sekolah militer yg sangat terkenal di kota barelight. dan kini setelah 5 tahun berpisah, ia sudah tumbuh menjadi seorang paladin kerajaan yg bertugas menjaga keamanan negara Human ini. artinya, ia sudah menggapai cita-citanya

" lalu, apa yg membuatmu kembali ke desa?" tanya Ray

" pindah pekerjaan.." jawab Magus " mulai hari ini aku akan bertugas menjaga keamanan desa philiya..ini juga karena ada keributan kecil terjadi akhir-akhir ini"

" begitu ya..." gumam Ray " mau bertemu yg lain?"

" kurasa itu ide bagus"

" kalau begitu, ayo ikut aku" ajak Ray " aku akan membawamu bertemu mereka semua"

" baiklah..." jawab Magus sambil beranjak dari kursinya " sebagai tuan rumah, kau menjamu tamu dengan baik ya..."

Ray tidak menghiraukan perkataan Magus dan beranjak keluar.

tujuan pertama mereka adalah akademi pedang desa Philiya, tempat Lily mengasah kemampuan berpedang nya. dengan stamina dan semangatnya yg besar itu menjadi pendekar pedang adalah pilihan yg tepat. ia tahu apa yg harus ia lakukan dengan stamina dan semangatnya yg hampir over power itu.

" hei Magus, apa kau tidak gerah ?" tanya Ray " jubah yg kau pakai itu terlihat tebal dan panas..."

" kalau sudah terbiasa tak ada masalah" jawab Magus santai.

setelah 10 menit menyusuri desa philiya, akhirnya mereka sampai di tempat tujuan. sebuah bangunan yg tak terlalu besar dan tak terlalu kecil. tempat itu memiliki halaman yg cukup luas. disana, Lily terlihat sedang melatih kemampuan berpedang nya.merekapun memutuskan untuk menghampiri nya.

" Lily"

tak ada jawaban sama sekali.

"Lily"

lagi-lagi tak ada jawaban dari Lily. ia benar-benar diacuhkan

" oi Lily, bisakah kau berhenti sejenak?" tanya Ray kesal setelah ia terus diacuhkan seperti itu

" huh..Ray, apa kau bisa berhenti mengganggu ku?" tanya Lily " bulan depan akan ada latih tanding, aku tidak boleh malas-malasan"

" sampai kau tak mau menyapa teman lamaku?"

mendengar perkataan Magus, Lily sedikit terkejut. walupun sudah lama berpisah, ia tak bisa melupakan suara teman baiknya itu. ia pun langsung menoleh ke arah Ray dan Magus dengan ekspresi bingung sekaligus terkejut.

" M-Magus?!! itu benar-benar kau?!" teriak Lily histeris

" akhirnya kau tersadar juga " ucap Ray. " kalau Magus tidak angkat suara aku bisa saja meninggalkanmu disini dengan pedang mu itu tanpa tahu apa yg sedang terjadi..."

" heee?! itu kejam Ray!" balas lily

"lebih kejam lagi kau yg mengacuhkan ku tadi " balas Ray lagi.

"b-baiklah ! aku minta maaf!" ucap Lily dengan mukanya yg merah padam.

" Yo Lily, lama tak jumpa ya..." sapa Magus. " sepertinya kau tak banyak berubah"

" begitu juga denganmu Magus" jawab Lily tersenyum.

"ya ya, kalau sudah selesai ayo ikut aku" ucap Ray " Magus ingin bertemu dengan yg lain"

" oh benar juga!" ucap Lily " ayo Magus, aku akan memandu mu untuk bertemu dengan yg lain"

" baiklah, nona muda..."

mereka kembali pergi. tujuan selanjutnya adalah perguruan sihir desa philiya, tempat Monica dan Zayne berada. tempat itu adalah bangunan yg sangat besar dengan halaman yg sangat luas. bangunan ini adalah bangunan terbesar yang ada di desa philiya. tak perlu waktu lama, Ray sudah menemukan posisi Monica berada. seperti biasa ia selalu duduk di bangku taman sambil membaca buku. dari dulu dia memang seorang kutu buku yg pemalu. tanpa perlu menyapanya, Monica sudah menyadari kehadiran mereka.

" eh, Ray,Lily, apa yang kalian lakukan disini?" tanya Monica sambil menyebarkan pandangannya. ia pun melihat sosok yg tak asing. sontak ia pun terkejut. " Ma-Magus?! itu kau?!"

" ya lama tak jumpa, Monica"

" Monica, dimana Zayne?" tanya Ray.

" dia didalam.. sebentar, akan ku panggilkan.."

" tidak perlu "

suara itu terdengar dari arah pintu masuk bangunan. disana Zayne berdiri sambil tersenyum kearah mereka.

" lama tak jumpa, Magus" sapa Zayne

" ya, lama tak jumpa" Magus menyapa balik " kau semakin keren saja ya, Zayne"

mereka berlima akhirnya kembali berkumpul bersama. mereka terlibat percakapan ringan sebagai teman lama yg telah terpisah. mereka menceritakan berbagai pengalaman mereka masing-masing. saat ini mereka sudah banyak berubah, bukan lagi anak ingusan seperti dulu.magus sudah menjadi seorang paladin saint, class mulia yg memiliki kemampuan untuk menyerang musuh sekaligus melindungi sekutunya. Lily sudah menjadi seorang pendekar pedang dengan class swoord master. Monica yg memiliki class sorcerer sudah menguasai berbagai macam sihir yg ia dapatkan dari buku-buku yang ia baca, mulai dari sihir biasa sampai sihir kuno. Zayne yg juga seorang sorcerer sudah mahir menggunakan sihir tipe serangan. dan Ray dengan kemampuan berpedang nya dan class uniknya, spirit rider.

saat mereka mulai berbicara mengenai class Ray, Lily mulai bertingkah.

" hei Ray, ayo keluarkan roh milikmu itu" pinta Lily " aku yakin Magus juga mau melihatnya"

" Ray, Lily benar" Monica mulai mendukung Lily. aku menghembuskan nafas. aku tahu persis apa yg mereka inginkan.

" huh... baiklah" gumamnya "...Vixy, keluarlah"

seketika, kepulan asap muncul di depan mereka. sesosok gadis kecil dengan kuping dan empat ekor rubah muncul dari dalamnya. itu lah Vixy, roh milik Ray yg sudah lama bersamanya. ia duduk menunduk didepan Ray

" apa kau memanggilku, tuan Ray?"

" kyaaaa!!!!"

tanpa aba-aba, Lily dan Monica melompat ke arah Vixy dan memeluk nya erat-erat. Lily mengelus ekor dan telinga rubah Vixy yg meronta minta dilepaskan.

" t-tunggu nona Lily kumohon lepaskan aku!!" ronta Vixy " nona Monica juga!! tolong lepaskan!"

" wah Vixy, kau masih imut dari hari ke hari" ucap Lily

" oi sudah hentikan!" ucap Ray " kalian selalu saja melakukan ini kalau melihat Vixy"

" wah wah , tuannya marah tuh" ucap Lily dan kemudian melepas pelukannya " baiklah akan ku lepas"

" kita lanjutkan ini lain kali ya, Vixy" ucap Monica tersenyum kearah Vixy. sontak Vixy melompat kearah Ray seakan ketakutan melihat hewan buas.

" hmmm....jadi ini ya roh yg didapatkan spirit rider" gumam Magus " menarik juga"

mereka lanjut bercerita sedangkan Vixy duduk di pangkuan Ray. sampai akhirnya pembicaraan mereka memasuki tahap yg tidak Ray sukai. mereka mulai mengarah ke tujuh tahun lalu, janji mereka ketika menemukan Dungeon itu. Lily yg pertama kali memulai, diikuti oleh Magus. mereka berdua tetap saja bersikeras untuk memasuki tempat itu. dan sekarang, janji mereka itu menjadi senjata ampuh untuk membuat Ray ikut dengan mereka.

" soal Dungeon itu, aku punya kabar penting.." ucap Ray. mereka semua menyimak " tiga tahun lalu, aku kembali ke Dungeon itu....tapi"

" tapi?"

" pintu Dungeon itu tertutup rapat " jawab Ray serius.

avataravatar
Next chapter