96 96. the forgotten memory 2

96. Ingatan yang terlupakan 2

Setelah semalaman menghabiskan waktu  diruang kerjanya didalam tower sihir, Farel merasakan akumulasi kelelahan yang menyebar diseluruh tubuhnya. Begitu langit mulai terang, tanpa menunda waktunya lagi, Farel segera naik keatas kudanya untuk berangkat ke wilayah selatan kerajaan.

"Aku harus cepat menyelesaikan tugas ini, dan segera mengunjungi Carlos."

Setelah 6 jam memacu kudanya seperti orang gila, Farel akhirnya sampai ditempat tujuannya.

Desa kecil yang terletak disebelah hutan kematian. Akhir-akhir ini, goblin penghuni hutan berkeliaran disekitar desa. Karena itulah, raja menginginkan Farel untuk masuk dan melenyapkan semua monster yang ada didalam hutan.

Nama hutan kematian itu diberikan oleh penduduk sekitar, karena tidak ada satupun manusia yang dapat keluar dari dalam hutan itu hidup-hidup.

Rumor juga mengatakan bahwa hutan kematian adalah gerbang penghubung neraka. Tidak ada yang pernah tahu kebenarannya, karena manusia terlalu takut untuk memasuki hutan itu.

Farel mengikatkan kudanya di salah satu pohon yang ada diluar hutan, kemudian menempatkan tumpukan besar rumput kering untuk makanan kudanya.

Setelah mengambil perlengkapannya dari atas kuda, Farel akhirnya memasuki hutan itu dengan perlahan.

Walaupun tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, aura hutan itu terasa begitu berat. Tubuh lelah Farel semakin terasa sulit untuk digerakkan.

Pepohonan yang tumbuh didalam hutan juga memiliki daun yang rindang sehingga menghalangi cahaya matahari untuk masuk kedalamnya.

"Sial! Aku tidak dapat melihat dengan jelas."

Walaupun matahari belum terbenam, suasana didalam hutan itu sudah seperti malam hari.

Farel merapalkan mantra sihirnya untuk membentuk sinar terang disekitar tubuhnya, setidaknya sinar ini dapat membantunya untuk melihat keadaan disekitarnya.

Grooo...

Groooo.....

Bunyi suara yang keras mulai terdengar di telinganya, dari kejauhan tampak ada makhluk yang berlari mendekatinya.

Grooo...

Dua goblin besar dengan kulit yang bewarna hijau terlihat mendekatinya. Lendir transparan keluar dari sela-sela gigi tajamnya, keduanya melebarkan tangannya yang memiliki kuku tajam untuk menyerang Farel.

Baginya yang telah sering melakukan pembersihan monster, pemandangan seperti ini bukanlah sesuatu yang mengejutkan.

Farel mengangkat satu jari telunjuknya ke udara, kemudian merapalkan mantra sihirnya dengan tenang.

"ፕዘሁክዕቿዪ ልፕፕልርጕ! "

Kilatan cahaya yang berbentuk seperti petir keluar dari jari tangannya. Kilat itu menyambar dua ekor goblin didepannya dengan cepat.

Zdar!

dalam sekejap, tubuh dua monster menakutkan itu telah berubah menjadi abu.

Farel kemudian melanjutkan penyisirannya ke area hutan yang lebih dalam. Didalam perjalanannya, goblin dan monster besar lainnya terus bermunculan sehingga Farel terus mengerahkan tenaganya untuk merapalkan mantra sihirnya.

"Ck! Monster ini tidak ada habisnya! "

Farel yang telah melakukan pembasmiannya selama 3 hari berturut-turut tanpa istirahat, akhirnya mendecakkan lidahnya dengan kesal.

Moster yang mendiami hutan itu terlalu banyak untuk dibasmi.

Tubuh Farel terasa kaku karena rasa sakit yang menyerang ototnya. Merasa dirinya sudah diambang batas kelelahannya, Farel akhirnya memutuskan untuk beristirahat sejenak dengan menyandarkan tubuhnya dipohon yang berada di dekatnya.

Setelah Farel berhasil membuat penghalang dari sihirnya, Farel meletakkan tas bawaanya disamping tubuhnya dan mulai memejamkan kedua matanya.

Farel yang terlelap didalam tidurnya sama sekali tidak menyadari sepasang mata yang berkilau didalam kegelapan, sedang memandangi dirinya.

Suara rendah yang bergema didalam kegelapan mulai terdengar.

"Rupanya ada anak domba yang tersesat ditempat ini."

Sosok itu mengamati Farel yang tertidur dengan tenang. Manusia ini masuk kedalam hutan yang dipenuhi oleh moster, tetapi dapat tertidur seperti anak bayi.

Sosok itu tersenyum dengan lebar sambil  terus mengamati Farel untuk beberapa saat, sebelum pergi meninggalkannya.

***************************************

"Ng... "

"Sudah berapa lama aku tertidur?"

Karena tidak ada cahaya yang masuk kedalam hutan itu, Farel menjadi sedikit kesusahan untuk mengetahui waktu yang dihabiskannya.

Farel mengangkat kedua tangannya ke udara untuk merenggangkan otot tubuhnya.

Sra...

Sra sra...

Samar-samar terdengar bunyi suara air terjun yang turun dengan deras. Sambil menggosok matanya yang masih belum terlalu fokus, Farel berjalan mendekati suara air yang didengarnya.

Tidak lama setelah dia berhasil melewati pohon-pohon rindang yang berada di sekitarnya, akhirnya dia menemukan sumber suara itu.

Langit terbuka tanpa ditutupi oleh pepohonan membuat area tempat itu terang benderang karena disinari oleh cahaya matahari pagi.

Mata Farel menyisir seluruh sudut tempat itu, air terjun yang jernih mengalir dengan deras, tidak jauh dari pandangan matanya. Wilayah disekitar air terjun itu juga ditumbuhi oleh bunga-bunga kecil karena mendapat sinar matahari yang cukup.

"Aku tidak tahu jika ada tempat seperti ini didalam hutan."

Langkah kaki Farel yang berjalan semakin mendekat kearah air terjun itu, mendadak terhenti.

Sebuah sosok telah mencuri perhatiannya.

Tepat dibawah air terjun itu, terlihat sosok seseorang yang berdiri sambil membasahkan setengah tubuhnya kedalam air yang mengalir.

Rambut perak panjang menutupi punggungnya, kulit yang seputih salju, otot tubuh yang terlihat sempurna. Meski hanya melihat bagian belakang lelaki yang berada didepannya, Farel merasa terpukau dengan warna rambutnya yang bercahaya terpantul oleh sinar matahari.

Tangan lelaki itu yang sedang menyisir rambut peraknya terhenti sejenak, karena menyadari keberadaan Farel yang berada didekatnya. Dia memutar tubuh kekarnya sehingga mata mereka sekarang saling berpandangan.

'Malaikat'

Kata itu reflek terucap di pikiran farel ketika melihat wajah lelaki itu. Meski tidak mengamati wajah lelaki itu dari dekat, sosoknya yang berdiri didalam air itu terlihat tidak seperti manusia biasa, jika elf yang ada didalam buku dongeng bergambar masa kecilnya itu nyata, mungkin sosoknya akan terlihat seperti lelaki yang ada didepannya. Seakan tersihir oleh sosok indah didepannya, Farel tidak dapat mengalihkan pandangannya.

Lelaki itu keluar dari dalam air dan meraih pakaian hitam yang lebih terlihat seperti jubah, kemudian mengibaskan pakaiannya keudara dan memasukkan kedua lengannya untuk memakai pakaiannya dengan cepat.

Wajah lelaki yang mendekatinya itu

Tampak tersenyum, tetapi senyuman lelaki itu bukanlah senyuman lembut yang terlihat seperti malaikat, melainkan senyuman licik yang terlihat jahat.

Setelah langkah kaki lelaki itu terhenti didepan Farel. Lelaki itu mulai berbicara kepadanya yang masih mematung ditempat itu.

"Hah!domba yang tersesat, apa kau kehilangan jalan pulang?"

Suara lelaki itu terdengar dingin dan rendah sehingga membuat Farel tidak dapat berpikir jernih selama beberapa saat. Dengan wajah yang seperti itu, suara yang keluar dari mulutnya terdengar mengerikan.

Mulut lelaki itu tersenyum menyeringai dengan memasang tatapan yang terlihat seperti predator yang telah menemukan mangsanya.

"Kenapa kau terdiam? Apa kau baru pertama kali melihat iblis? "

"... Iblis?"

Melihat wajah Farel yang memandanginya dengan mata yang membulat. Lelaki itu mendekatkan wajahnya kearah Farel.

Wajah lelaki itu sekarang terlihat kaku dan tidak berekspresi. Dalam jarak sedekat ini, membuat Farel dapat melihat semua tekstur wajahnya dengan jelas.

Mata hitam lelaki itu memandangi Farel dengan tajam.

'Bola mata hitam! '

Itu adalah ciri khas kaum iblis. Didalam kerajaan ametis, seseorang yang memiliki bola mata bewarna hitam adalah penanda bahwa manusia itu berkaitan dengan iblis.

Mata lelaki yang seperti malaikat ini bewarna hitam pekat. Pupil mata hitamnya terlihat sedikit lebar dari pupil mata manusia biasa, sehingga bagian putih matanya hampir tidak terlihat.

'Indah'

Anehnya, bola mata yang sehitam malam itu, berpadu harmonis dengan rambut hitam panjangnya. Walaupun wajahnya menampilkan ekspresi licik, lelaki didepannya itu terlihat sangat indah.

"Setelah melihat mataku, apa kau masih meragukannya?"

Farel mengelengkan kepalanya dengan cepat. Ketika kesadarannya mulai kembali, Farel segera melangkah mundur kebelakang untuk menjauhi iblis yang ada didepannya.

"Aneh... Bagaimana mungkin iblis setampan ini?"

Farel yang kebingungan, mengumamkan perkataan yang ada dipikirannya secara tidak sadar.

Mendengar perkataan Farel yang keluar secara tidak sengaja itu, membuat iblis yang berada didepannya terdiam kaku. Matanya terus memandangi wajah Farel dengan ekspresi kebingungan.

Selama ini, manusia yang melihat matanya selalu mengutuknya dan memandanginya dengan jijik.

Lelaki itu mengerutkan kedua alisnya dan mulai berkata dengan sedikit ragu.

"Kau.... Tidak takut padaku?"

Farel yang terdiam kaku akhirnya kembali tersadar dari pikirannya. Dirinya kembali menjadi lebih tenang dan mulai mengamati sosok iblis yang berada didepannya.

Hm... Apakah iblis sosoknya seperti ini? Bukankah makhluk itu selalu digambarkan dengan wajah yang menakutkan dengan tanduk yang besar di kepalanya.

Farel memutar kepalanya kekiri dan kekanan untuk melihat tanduk iblis yang ada didepannya.

Tetapi kepala iblis itu malah terlihat sempurna dengan rambutnya yang berkilauan. Tidak ada tanduk yang berada diatas kepalanya.

Iblis itu melihat tingkah Farel dengan bingung. Seharusnya manusia biasa akan segera berlari pergi jika melihat matanya bahkan mengetahui identitasnya.

Tetapi wanita didepannya ini malah berdiri dengan santai sambil mengamati kepalanya seperti mencari sesuatu.

"Apa yang kau lakukan?"

"Mencari tandukmu"

Seakan mendengar sesuatu yang konyol dari mulut Farel. Iblis itu hanya memegang pelipisnya sambil menyibak rambut panjangnya kebelakang.

"Haaahhh, darimana kau mengambil kesimpulan seperti itu, bahwa iblis miliki tanduk? "

Farel hanya menjawab dengan polosnya.

"Dari buku, bukankah normalnya seperti itu? kau seharusnya memiliki dua tanduk dan rupa yang mengerikan."

"Ck, tampaknya domba tersesat ini tidak mengerti situasinya."

Iblis itu mengulurkan tangan panjangnya sehingga telapak tangan besarnya mencengkram leher Farel dengan cepat.

"Ukh! "

Merasa jiwanya terancam, Farel segera mengerakkan jari telunjuknya untuk merapalkan mantra sihirnya.

"ፕክሃክዕቿዪ ልፕፕልርጕ! "

Sinar yang menyambar seperti kilat keluar dari jari tangan Farel, melihat serangan itu, iblis lelaki itu hanya mengangkat satu jarinya untuk menepis kilat yang baru saja menyambar kearahnya.

Dia melenyapkan seranganku dengan mudah? Iblis ini..... Iblis ini memiliki kekuatan yang sangat besar melebihi perkiraan ku.

Melihat semua itu, membuat Farel menyadari perbedaan kekuatan mereka. Sihir yang digunakannya untuk melenyapkan monster dalam sekejap, ditangkis dengan mudah seakan-akan sihir Farel hanyalah permainan anak-anak untuknya.

Lelaki itu melepaskan cengkramannya dan mengarahkan jari telunjuk nya untuk mengangkat dagu Farel.

"Aku tidak tahu kalau sekarang anak domba juga sudah dapat mencakar."

Apa-apan panggilannya itu?

"Jangan memanggilku dengan panggilan yang aneh!"

Farel segera menepis jari iblis itu dengan tangannya, sambil memandanginya dengan kesal.

Iblis itu memiringkan kepalanya seakan tidak mengerti bagian mana yang aneh dengan panggilannya.

"Aneh?bukankah kau memang anak domba? "

"Domba...?dilihat dari sisi manapun aku ini manusia! Aku juga memiliki nama, bukan anak domba!"

"Cih, merepotkan sekali manusia. Jadi apa nama panggilan yang kau inginkan."

"Farel, itu namaku. Tapi lebih baik kita tidak perlu memanggil satu sama lain. Lagipula aku tidak berniat terus bertemu denganmu, iblis!"

Iblis itu menaikkan satu sisi alis matanya.

"Farel? Aku lebih suka memanggilmu anak domba. Baiklah anak domba, sekarang apa yang sedang kau lakukan di wilayah kekuasaan ku?"

Farel mencoba menggerakkan jarinya untuk merapalkan mantra lainnya. Namun iblis itu menyadari tindakannya. Tangan besar iblis itu membungkus kedua tangan Farel, sehingga tangan mereka sekarang saling terhubung.

"Ck, kekuatan seperti ini tidak dapat mengoresku. Jangan melakukan hal yang sia-sia."

Farel mencoba melepaskan tangannya, namun perbedaan kekuatan mereka terlalu besar, sehingga tubuh Farel tidak dapat bergerak.

Diluar dugaan, tangan iblis itu terasa hangat seperti tangan manusia.

Farel mulai memikirkan identitas sosok yang berada didepannya.

Hanya ada satu sosok iblis yang diketahui Farel didunia ini. Satu-satunya penguasa kegelapan yang terkenal kejam. Nama iblis itu adalah...

"Azekiel."

Iblis itu melepaskan cengkraman tangannya ketika mendengar nama yang keluar dari mulut Farel, wajahnya menatap Farel dengan ekspresi yang rumit.

".... Namaku... Darimana kau tahu namaku? "

Benar, dia bernama azekiel. Apakah dia harus bertanya sesuatu yang diketahui oleh banyak orang seperti ini? Hei iblis, kau adalah sosok terkenal yang selalu ditulis didalam buku. Hanya saja sosoknya terlihat berbeda dengan yang digambarkan didalam buku.

"Buku! Semua itu dijelaskan didalam Buku. Semua manusia juga tahu namamu. Azekiel, iblis yang ingin menghancurkan dunia."

Mata azekiel melebar menatap Farel dengan tatapan tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

"Menghancurkan dunia? Aku? "

Iblis itu menunjuk dirinya sendiri untuk memastikan hal yang didengarnya barusan.

"Apa itu yang tertulis didalam buku manusia?"

Kenapa kau terkejut seperti itu? Kau bertanya seakan-akan kau tidak merencanakan kehancuran dunia.

"Bukankah kau ingin menghancurkan dunia dengan melenyapkan seluruh manusia?"

Wajah Farel sekarang tampak konyol, dirinya terlihat bingung dengan situasi mereka saat ini.

"Hah.... "

Iblis itu menghela nafas panjang, dirinya tampak sedikit kesal dengan perkataan Farel.

"Hei anak domba yang tersesat, Aku tidak mengerti apa yang kau baca didalam buku sialan itu. Tetapi aku tidak memiliki rencana merepotkan seperti yang kau katakan. Lagipula untuk apa aku menghancurkan dunia? "

".....karena kau membenci manusia? "

"Aku memang membenci manusia. Karena itu,aku tinggal ditempat seperti ini. Apa menurutmu aku tidak dapat tinggal di kota manusia jika aku mau, dengan kekuatan yang ku punya? "

"..... "

Farel terdiam kaku, memang benar yang dikatakan oleh iblis yang bernama azekiel ini. Dengan kekuatan yang dimilikinya, bukan hal yang sulit untuk menghancurkan satu dua desa manusia untuk ditinggali olehnya, jika itu yang dia inginkan.

"Tapi... Tapi para monster itu melukai manusia."

"Kalian para manusia yang membunuh para monster itu terlebih dulu, bukankah kau sendiri yang telah masuk diwilayah monster?"

Azekiel meneruskan perkataannya.

"Manusia adalah makhluk menjijikan yang selalu tamak. Kenapa moster tidak boleh melenyapkan manusia, sedangkan manusia boleh melenyapkan monster? Apa kau pernah menghitung berapa banyak moster yang dibunuh oleh kalian?"

Hal seperti ini tidak pernah dipikirkan oleh farel. Memang benar manusia telah banyak membunuh monster. Raja negara ini juga banyak mencari wilayah kekuasaan moster untuk dilenyapkan. Bahkan banyak sekali moster yang telah mati ditangan Farel.

"Itu.... "

Farel tidak dapat memikirkan alasan apapun untuk membalas perkataan azekiel.

"Apa sosok moster dan iblis tidak boleh hidup didunia ini? Katakan padaku anak domba, apa kau ingin melenyapkan makhluk menjijikan seperti ku?"

Wajah itu tampak memancarkan aura yang berbahaya, seketika itu juga bunga yang berada di sekitar mereka menjadi layu dan berguguran ditanah.

"Kau... Tidak menjijikan."

Farel mengatakan hal yang jujur. Sosok azekiel yang berada didepannya itu, sama sekali tidak terlihat menjijikan.

"Setelah melihat mata hitamku ini, apa kau masih dapat berkata seperti itu?"

"Indah"

".... "

"Warna matamu terlihat indah seperti langit malam."

Azekiel membulatkan matanya dengan sangat terkejut. Mata hitamnya masih memandangi wajah Farel yang sama sekali tidak terlihat seperti sedang membohonginya.

Wajah itu terlihat tulus.

'Pertama kalinya seorang manusia mengatakan warna mata ini indah.'

Azekiel segera memalingkan wajahnya, sambil berbicara dengan nada dingin.

"Pergilah dari tempat ini. Ini bukan tempat yang cocok dikunjungi oleh anak domba."

Setelah berkata seperti itu. Azekiel melangkah pergi meninggalkan farel.

Notes:

Chapter ingatan ini penting yah,

Ini akan menjelaskan kaitan Venus dan Farel, kaitan sosok yang ada di masa lalu Farel dengan sosok yang dikenal venus sekarang dan lagi kenapa Farel bisa jadi penyihir hitam, siapa yang dihadapi oleh mereka?

Apa yang dilakukan Farel kepada Duke piero van trochel sehingga buat tubuh aslinya tertidur?

Penjahat utama yang harus mereka hadapi?

Sekarang yang didapatkan dari ingatan yang terlupakan part 1 adalah,

Rowan van trochel= Carlos mos wieniel

Jadi dia terlahir kembali jadi rowan.

Kemudian, hubungan mereka pada masa lalu itu seperti apa? Semuanya akan dijelaskan didalam chapter ingatan ini yah.

Sisa sosok yang akan muncul disini akan terungkap dipart terakhir dari chapter ingatan.

avataravatar
Next chapter