85 85.i'm back

85. Aku kembali

[Sebelum baca, di vote dulu yah seperti biasašŸ„° jangan lupa di comment juga.. šŸ˜˜]

Dengan tubuh yang berlumuran darah, Elliot memacu kudanya dengan cepat tanpa istirahat. Kuda hitam itu akhirnya sampai di kerajaan Emerland.

Elliot segera menuju gedung organisasi

Yang dipimpinnya untuk mencari Venus.

"Ketua! "

"Ketua! "

"Ketua! "

Wajah para Ksatria bayaran dipenuhi air mata. Mata mereka membulat melihat kedatangan Ketua mereka yang tiba-tiba itu.

"! "

Hanya dengan melihat ekspresi para pengikutnya, Elliot dapat mengerti jelas fakta yang terjadi.

Bibirnya bergetar hebat.

" Dimana Venus? "

".... "

"Dimana Venus!!! "

Para Ksatria menangis lebih kencang ketika mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Elliot.

" Ketua.... Nyonya telah meninggal. "

" ..... "

"Nyonya telah meninggal "

Tubuh Elliot mematung, wajahnya yang tidak berekspresi itu berubah seketika. Seakan seluruh dunianya hancur begitu saja.

"..... Dimana tubuhnya? "

Elliot tidak mengontrol nada suaranya yang bergetar hebat, saat ini dia tidak akan mampu menerima semua kenyataan yang telah terjadi.

"Ah.... Itu, ketua.... Tubuh calon nyonya... "

Ksatria bayaran itu terlihat tidak sanggup melanjutkan perkataannya.

".... Tubuh yang ditempati roh calon nyonya sekarang sedang berada di pemakaman. "

Tanpa menunda waktu sedikitpun, Elliot segera berlari naik keatas kudanya dan memacu kudanya secepat mungkin. Dirinya sekarang telah kehilangan akal sehatnya.

Masih belum.... Masih belum.... Dirinya masih belum melihat secara langsung. Mungkin saja itu tidak benar, venus berada didalam perlindungannya. Bagaimana bisa begitu mudah venus kehilangan nyawanya? Sebenarnya apa yang telah terjadi?

"Sial! Sial!"

"........ Harusnya aku tidak meninggalkanmu. "

"Harusnya aku tidak pergi berperang walaupun harus menjadikan raja musuhku! "

"Sialan! "

Bukankah ada hal yang harus kau katakan kepadaku? Bagaimana kau bisa pergi begitu saja venus?

'Apakah karena Farel? '

Apakah semua ini karena Farel? Jika itu penyebab semuanya, walaupun harus keujung dunia sekalipun, aku akan menghancurkanmu Farel!

Kuda Elliot berhenti diluar pagar pemakaman anggota bangsawan. Elliot menaiki bukit kecil yang lebih tinggi dari tempat itu agar dapat melihat pemakaman dari atas bukit.

Tidak jauh dari sana, para bangsawan dan anggota kerajaan berkumpul dengan memakai pakaian hitam. Masing-masing dari mereka membawa bunga untuk diletakkan ke dalam peti mati itu.

Elliot melihat dengan seksama sosok yang berada didalam peti mati itu.

Mayat itu adalah mayat lelaki yang sangat dikenalnya, itu adalah ayahnya piero van trochel. Tubuh piero terbaring dikelilingi bunga putih yang diletakkan kedalam peti matinya, wajahnya terlihat pucat, dengan memakai setelah hitam rapi. Tubuh itu terlihat seperti sedang tertidur.

"Ve.. Venus... "

Begitu melihat mayat itu, hati Elliot terasa sangat sakit. Segala luka tusuk yang didapatkan didalam peperangan sama sekali tidak berarti apapun untuknya. TetapiĀ Ā  hanya dengan melihat mayat didepannya itu telah membuat hatinya terasa sakit. Hatinya seperti diremukkan dengan membabi-buta.

"Bahkan di saat seperti ini... Tubuh itu juga bukan merupakan tubuhmu"

Semuanya menjadi hitam putih, dadanya menjadi sesak. Hanya dengan bernafas saja dia telah merasa begitu tersiksa.

Venus telah pergi tanpa meninggalkan apapun. Seakan dirinya lenyap begitu saja, tubuh yang ditempati nya juga bukan miliknya, kematiannya bahkan tidak dapat meninggalkan raga aslinya.

Hanya seperti ini.... Venus telah mati begitu saja?

"Tidak boleh! Masih ada hal yang harus kau katakan padaku Venus! "

Elliot berdiri tegak seperti mematung ditempat itu.

Hanya dengan hidup seperti ini saja telah membuat dirinya merasa sangat tidak berdaya, seakan semua dunianya telah hancur. Semua dunianya telah menghilang. Sesuatu telah hilang dan dia tidak tahu harus berbuat apa.

Dirinya tidak dapat kembali lagi, seperti ketika saat dia belum mengenal Venus. Dunianya yang hitam putih telah menjadi bewarna, Venus telah memberikan warna didalam hidupnya.

Wajah kesal Venus yang terlihat lucu, ekspresi terkejutnya ketika Elliot masuk ke kamarnya lewat balkoni kamarnya, wajahnya yang memerah karena malu terlihat begitu imut. Semua itu sekarang telah menghilang sepenuhnya.

"Tidak..... Belum... "

"Belum boleh pergi... "

"Kau masih harus menjadi milikku... "

"Kau masih belum menjawabnya...... "

Duruk...

Duruk....

Bunyi guntur terdengar keras dari atas langit yang disertai awan hitam. Seketika hujan deras turun membasahi semua tempat itu.

Rintik hujan terlihat seperti ribuan jarum yang turun dari langit.

Tubuh Elliot masih berdiri mematung ditempat itu, dingin air hujan yang menguyur tubuhnya sama sekali tidak dirasakan olehnya.

Wajah putihnya telah sepenuhnya dibasahi air hujan.

Entah itu air hujan ataukah air matanya sendiri. Semua itu telah bercampur menjadi satu.

Tubuh yang berdiri tegak itu akhirnya bertekuk lutut diatas tanah, sehingga celana yang dikenakan olehnya terbungkus oleh lumpur yang dibasahi air hujan.

Aroma tanah dan darah yang menempel ditubuhnya bercampur menjadi satu, Elliot sama sekali tidak merasakan semua itu. Matanya hanya menatap lurus kearah tempat penguburan piero. Dirinya terlihat seperti boneka yang telah rusak, tubuhnya terus menerus berlutut ditempat itu dengan mata yang terlihat kosong.

"Masih belum boleh pergi.... "

"Aku masih belum mengatakannya kepadamu..... "

"Aku masih belum mengatakan hal yang begitu penting. Bahwa... "

' aku mencintaimu. '

Kata cinta yang tidak terlalu dipahaminya, membuat dirinya bingung untuk mengungkapkan hal itu kepada Venus.

Awalnya Elliot hanya berpikir dirinya hanya tertarik kepada Venus, perasaan aneh yang tidak familiar ketika pertama kali menatap matanya, sesuatu terasa berbeda. Apakah dirinya memang seperti itu? Kenapa dia dapat merasakan perasaan mengelitik yang kuat dihatinya kepada seorang wanita yang tidak dikenalnya? Semakin lama, perasaan yang dirasakannya semakin kuat. Seperti badai yang menghantam kedalam hatinya yang hampa. keinginan untuk memonopoliĀ  Venus juga terus berkembang. Tetapi Elliot berpikir bahwa semua itu hanyalah obsesinya saja.

Lelaki yang tumbuh tanpa mengenal cinta dari siapapun, bagaimana bisa tahu cinta itu seperti apa?

Dirinya adalah seseorang yang tidak mempunyai kapasitas untuk merasakan cinta.

Cinta itu seperti apa? Kadang kala Elliot mengunjungi kamar Venus ketika Venus tertidur pulas, sambil duduk pelan di samping ranjangnya, Elliot mengulurkan tangannya untuk membelai wajah Venus.

" Apakah rasa cinta itu seperti ini? "

Detak jantung yang begitu kencang tanpa bisa dikontrol olehnya, hanya melihat wajah Venus saja sudah membuat dirinya bahagia. Perasaan mengelitik ini terasa tidak familiar.

Elliot berpikir didalam hatinya ketika melihat Venus, perasaan apa yang sedang dirasakan olehnya? Rasa yang begitu aneh, ketika wajah Venus mendekat, rasa panas merambat menutupi seluruh wajahnya. Tanpa disadari olehnya, wajahnya telah memerah sepenuhnya. Ciuman pertama yang dilakukannya bersama Venus membuatnya terus menerus memikirkan hal itu, seperti binatang buas yang kehausan dengan bibir lembut Venus.

'Aku ingin menciumnya lagi dan lagi. '

Aku ingin terus mengengam tangannya, aku ingin terus memeluk tubuh kecilnya, aku ingin terus melihat wajah manisnya....

Segalanya dari Venus, dari kepala sampai ujung kaki, semuanya ingin dilindungi nya. Karena Venus begitu indah dan mengemaskan. Tidak ada hal yang dibencinya dari Venus. Bahkan jika Venus melakukan hal yang dibenci olehnya sekalipun, mungkin Elliot juga akan menyukainya.

'Apakah aku memang mesum seperti yang dikatakan oleh Venus? '

Sambil terseyum kecil didalam kamarnya, Elliot perlahan mulai menerima kenyataan bahwa mungkin saja dirinya adalah lelaki yang mesum.

Ketika pertama kali melihat Venus mengeluarkan darah dari mulutnya, seisi dunia Elliot seakan berakhir. Saat itu hanya ada satu hal yang dipikirkan olehnya.

' aku tidak boleh kehilangan dirimu! '

Hanya dengan memikirkan Venus yang akan menghilang sepenuhnya dari dunia ini, membuat Elliot merasa ketakutan. Ketakutan besar yang sama sekali tidak pernah dirasakan olehnya. Sosok Venus yang terlihat kesakitan itu membuatnya ingin menggores tubuhnya sendiri dengan pedang, jika hal itu dapat memindahkan rasa sakit yang di rasakan oleh Venus. Dia akan melakukannya tanpa ragu.

'Kenapa aku bisa merasa seperti ini? '

Perasaan kuat ini membuatnya dapat mengorbankan dirinya sendiri. Apakah dia memang orang yang seperti itu? Kenapa Venus dapat membuatnya merasa seperti itu?

Sosok Venus telah menjadi sesuatu yang sangat berharga di hidupnya.

'Apakah semua perasaan ini yang disebut cinta? '

Elliot masih tidak mempercayai dirinya sendiri.

'Venus jadilah milikku! '

Elliot terus mengulang kata-kata itu, mau itu puluhan kali maupun ribuan kali. Jika semua itu masih tidak berhasil, dirinya akan terus mengatakan hal itu untuk selamanya. Selamanya... Hingga Venus menyetujuinya.

Aku menginginkanmu dalam hidupku. Aku tidak ingin dirimu terluka, karena itu jadilah milikku. Hiduplah denganku untuk waktu yang lama, dengan begitu aku dapat melindungimu untuk selamanya. Karena hati dan seluruhnya dari diriku telah menjadi milikmu, karena itu terjadi begitu saja tanpa sepengetahuan ku.

Ketika menyadari semua itu, Elliot telah sadar bahwa dirinya telah jatuh cinta kepada Venus.

Dia mencintai Venus.

Apakah Venus menginginkannya seperti dia menginginkan Venus? Apakah Venus ingin menjadi miliknya seperti dirinya yang telah menjadi milik Venus?

Suatu saat nanti kuharap akan seperti itu.

Tetapi sekarang Venus telah menghilang, walaupun dirinya mencari keseluruh dunia, dia tidak akan menemukan Venus. Karena dari awal dunia mereka berbeda, bahkan setelah kematian, jiwa mereka mungkin tidak akan pernah bertemu.

Venus dari dunia lain.....

Bagaimana cara agar dapat menemukanmu jika kau dari dunia lain?

Bahkan jejakmu saja tidak tersisa sama sekali...

Apa yang harus kulakukanĀ  Venus? Mau hidup maupun mati, aku tetap tidak dapat menemukanmu... Bagaimana ini?

Apa yang harus kulakukan sekarang Venus?

******************************************

Matahari telah tenggelam sepenuhnya, kegelapan mulai menyelimuti semua wilayah pemakaman.

Hujan yang turun dari langit masih belum berhenti.

Kasak... Kasak...

Suara air hujan yang menyentuh tanah itu terdengar seperti suara tangisan.

Elliot beranjak dari tempatnya untuk turun mendekati kuburan pieoro van trochel.

Bunga segar masih terlihat diatas tanah kuburan yang baru digali itu, beberapa kelopak bunga yang bewarna putih itu mulai berhamburan bercampur dengan tanah karena air hujanĀ  yang turun terus menerus.

Saat ini, tidak ada orang yang terlihat disana. semua bangsawan telah lama pergi meninggalkan tempat itu.

Elliot mulai menggulung lengan bajunya dan mulai menggali tanah kuburan itu dengan kedua tangannya.

Seperti orang yang kerasukan, gerak tangan Elliot begitu cepat. Tanah basah itu mulai turun dengan cepat karena galian Elliot.

Tangan besarnya mulai mengeluarkan darah, beberapa dari kukunya mulai lepas dari jarinya. Tekstur tanah yang lembab itu, membuat permukaan tanah menjadi lebih lembab dan susah digali. Tanah yang telah tercampur air hujan itu mulai membentuk lumpur.

Walaupun darah merahnya telah menjadi hitam karena bercampur dengan air lumpur, Elliot masih tetap terus menggali tanpa berhenti sedetikpun.

Tubuh piero van trochel yang menjadi cangkang dari Venus telah dikubur di tanah ini.

Saat ini dia terus menggali seperti kesurupan hanya dengan satu pikiran itu saja.

' cangkang dari Venus '

Hanya hal itu yang menghubungkan Venus dari dunia ini.

Notes:

Yuk baca novel rofan terbaru aku yang berjudul "the villainess partner in crime"

(Rekan kejahatan penjahat wanita)

Gimana jadinya kalau wanita polos yang kembali ke masa lalu dan menjadi pembunuh yang sakit jiwa mempunyai rekan yang sama-sama kurang waras sepertinya?

Yuk dicek dulu!

17+ karena mengandung kata-kata kasar dan vulgar.

avataravatar
Next chapter