43 Bab 43 - Kenapa kau tidak menikahiku saja?

Xiao Yi di bawa ke sebuah apartemen yang ada di kota Hangzhou. Kedua pria itu mendorong tubuh Xiao Yi ke dalam sebuah apartemen yang berada di lantai sepuluh.

Brak …

Setelah melepaskan ikut pada tangan Xiao Yi, pintu langsung tertutup dengan sangat keras.

"Hai, kenapa kalian mengurungku?" Xiao Yi menggedor daun pintu dengan kedua tangannya berharap mereka mendengarnya.

Namun usaha Xiao Yi tidak berhasil. Tidak ada yang datang kembali membuka pintunya.

"Ughh, sebenarnya siapa mereka? Kenapa mereka membawaku ke tempat ini?" gerutu Xiao Yi sembari berbalik mengamati sekeliling apartemen.

Itu bukanlah apartemen biasa karena banyak perlengkapan mewah yang ada di dalamnya. Lukisan-lukisan mahal berjejer di dinding dan terlihat sangat mempesona. 

Xiao Yi berjalan sambil meraba lukisan itu. Entah siapa pemiliknya tapi Xiao Yi merasa pasti orang kaya yang memilikinya.

"Sepertinya mereka sudah salah menculikku," ujar Xiao Yi.

Bukannya takut justru Xiao Yi beruntung karena terlepas dari Mei-Yin dan Li Zheng Yu. Dengan wajah senang ia menuju dapur karena perutnya lapar. Tidak mungkin apartemen orang kaya kulkasnya tidak ada isinya.

Terserah jika Li Zheng Yu nanti mencarinya. Ia akan mengatakan jika dirinya telah diculik. Namun Xiao Yi masih penasaran siapa orang yang berada di balik kedua pria tadi.

"Terserah mereka lah, setidaknya aku bisa bersantai untuk hari ini," ujar Xiao Yi cuek. Tidak terlalu peduli, nanti ia akan memikirkannya bagaimana caranya untuk kabur.

Xiao Yi kembali terperangah melihat isi kulkas yang terisi. Meski tidak penuh tapi setidaknya ada beberapa jenis bahan yang enak untuk dimasak.

Dengan cepat Xiao Yi mengeluarkan beberapa bahan dari kulkas karena sudah sangat lapar. Ia tidak peduli jika pemilik rumah akan marah padanya.

"Ahhh, kenyang sekali perutku," ujar Xiao Yi sembari menepuk perutnya setelah menghabiskan makanannya.

Matanya juga sekarang terasa mengantuk. Tak ingin terlalu memikirkan keberadaannya, Xiao Yi lantas berpindah ke sofa dan membaringkan tubuhnya di sana.

Xiao Yi terbangun dari tidurnya setelah matahari tenggelam.

"Kupikir aku bermimpi berada di apartemen ini. Nyamannya karena terbebas dari anak itu," gumam Xiao Yi dengan mata yang masih terpejam.

Namun tubuhnya terasa lengket sehingga Xiao Yi bangkit dan melangkah ke salah satu kamar yang terletak di dalam kamar mandi.

Semoga saja pemilik apartemen kembali sampai besok pagi. Karena ia tidak memiliki pakaian ganti.

Xiao Yi mengguyur kepalanya di bawah shower yang mengalir sambil bersenandung ria. Ia menganggap apartemen itu seperti rumahnya sendiri.

Setelah selesai Xiao Yi mengenakan handuk sebatas atas lutut kemudian memutar knop pintu.

"Tuan Li?" Kedua mata Xiao Yi langsung terbuka dengan sangat lebar saat melihat siapa yang tengah berdiri di depan pintu kamar mandi.

Li Zheng Yu memandang gadis itu dengan tatapan tajam. Sorot matanya dipenuhi dengan amarah dan rasa kesal yang mendalam.

Xiao Yi lantas menutup pintu tapi sebelum pintu tertutup rapat, Li Zheng  Yu sudah berhasil menahannya.

"Kenapa kau ketakutan begitu?" tanya Li Zheng  Yu dengan penuh selidik.

"Tuan Li, apa yang kau lakukan? Aku bahkan tidak mengenakan pakaian," ujar Xiao Yi sembari berusaha menahan daun pintu tapi kekuatan Li Zheng Yu lebih kuat dari tangannya.

"Tuan Li, aku mohon pergilah," usir Xiao Yi. Tubuhnya gemetar sungguh tidak percaya jika yang itu adalah apartemen Li Zheng Yu.

Xiao Yi pikir sudah terbebas dari cengkeraman pria itu tapi nyatanya justru terjebak di dalamnya.

"Beraninya kau kabur dan membuat putriku menangis?"

Brak ….

Li Zheng Yu merasa sudah habis kesabarannya. Sudah cukup gadis itu mempermainkan kehidupan mereka.

Xiao Yi beringsut mundur tatkala Li Zheng Yu menggebrak pintu cukup kuat. Tubuhnya gemetar melihat sorot mata tajam pria itu yang dipenuhi oleh amarah.

"Tuan Li, aku … aku tidak kabur," sanggah Xiao Yi. Tubuhnya kini sudah merapat ke tembok. Sepertinya ini adalah terakhir kalinya untuk hidup atau? Tiba-tiba Xiao Yi memikirkan sesuatu yang lain. 

"Jangan lakukan apapun padaku, Tuan Li." Xiao Yi memohon dengan wajah memelas.

"Mau sampai kapan kau membayarnya? Untuk menjadi pengasuh putriku saja kau tidak peduli dengannya. Uang yang aku keluarkan sangat sia-sia." Li Zheng tidak menghentikan langkahnya. Pelan tapi pasti sudah sampai tepat di depan tubuh Xiao Yi. Memepetnya ke dinding, meletakkan sebelah tangannya di samping kepala Xiao Yi.

Xiao Yi memejamkan matanya karena jarak mereka sangat dekat. Bagian dadanya langsung terhenyak saat dada mereka saling bersentuhan. Wajah mereka berjarak beberapa senti saja.

Hembusan nafas Li Zheng menerpa wajahnya. Membangkitkan sesuatu pada dirinya. Xiao Yi mencengkram kuat handuk yang dikenakannya agar tidak merosot.

"Tuan Li, aku sungguh minta maaf. Aku tadi ketiduran saat mereka masih belajar. Xiao Yi berusaha keras untuk mengelak karena tidak ingin hanya menjadi pemuas nafsu.

"Dasar pembohong!" umpat Li Zheng Yu.

"Kenapa kau tidak menikahiku saja?" Di saat keadaan panik tiba-tiba saja kata-kata itu terlontar dari bibirnya.

Setidaknya kalau mereka menikah akan ada yang bertanggung jawab jika hamil. Xiao Yi tidak berani membuka matanya karena hembusan nafas dari bibir Li Zheng Yu sangat terasa.

avataravatar
Next chapter