webnovel

Duda Tampan : Mengejar Istri yang Kabur

(TAMAT) Mature Content Demi menepati janjinya dengan sang kekasih, Lin Xiao Yi rela kabur meninggalkan rumah suaminya yang bernama Li Zheng Yu tepat saat malam pertamanya. Namun Lin Xiao Yi harus menerima kenyataan pahit karena justru harus melihat kekasihnya berselingkuh dengan saudara kembarnya. Setahun kemudian Lin Xiao Yi bertemu dengan suaminya dengan keadaan yang tidak terduga. Dia dipaksa menjadi pengasuh anak tirinya yang berumur empat tahun. Padahal Lin Xiao Yi sangat tidak suka dengan anak kecil. Akankah Lin Xiao Yi dan Li Zheng Yu mengetahui jika mereka sudah menikah? Bagaimanakah sikap Li Zheng Yu setelah mengetahui jika pengasuh anaknya adalah istrinya yang kabur sebelum ia menyentuhnya pada malam pertama? Ikuti kisah selengkapnya hanya di aplikasi Webnovel. Jangan lupa baca juga cerita saya yang lainnya dengan judul Istri Simpanan. Follow me, Instagram : Nayya_phrustazies Facebook : Nayya Phrustazies

Nayya_Phrustazies · Urban
Not enough ratings
407 Chs

Bab 35 - Ada manis-manisnya

Li Zheng Yu melepaskan ciumannya setelah menyadari jika Xiao Yi terengah-engah akibat ciuman panas yang baru saja terjadi.

Xiao Yi menyadarkan dirinya agar tidak terperangkap oleh Li Zheng Yu. Jangan sampai jika pertahanannya runtuh maka harga dirinya akan benar-benar hancur.

"Tuan Lee, biarkan aku tidur. Aku sangat mengantuk," ujar Xiao Yi sembari pura-pura menguap.

"Minumlah, dengan meminum ini kau tidak akan mengantuk lagi." Li Zheng Yu menyodorkan gelas berisi wine pada Xiao Yi.

'Apakah di dalamnya sudah dimasukkan obat perangsang?" gumam Xiao Yi dengan tubuh gemetar. Sudah banyak film yang ditontonnya, untuk meningkatkan gairah pada orang yang tidak dikenal biasanya mereka akan menggunakan obat perangsang.

"Minumlah, sudah kubilang kau harus menemaniku," tukas Li Zheng Yu dengan suara yang sudah serak. Kini ia meneguk wine dari botolnya dalam jumlah banyak.

Sebenarnya minum alkohol tak asing bagi Xiao Yi setelah kepedihan yang menimpa hidupnya. Tapi untu saat ini Xiao Yi takut pria itu mencampur sesuatu ke dalam minumannya.

"Minumlah, kadar alkoholnya tidak terlalu tinggi sehingga kau tidak perlu cemas akan mabuk," tukas Li Zheng Yu.

"Bolehkah aku duduk sendiri?" ujar Xiao Yi dengan perasaan takut.

Li Zheng Yu menuruti kemauan Xiao Yi sehingga menurunkannya tepat di sebelahnya.

Dengan tangan gemetar Xiao Yi menerima gelas yang diberikan oleh Li Zheng Yu. Menyesapnya sedikit di ujung bibirnya. Setelah mengecap beberapa saat, Xiao Yi mulai merasakan jika rasa wine itu cukup enak karena ada rasa manis-manisnya. 

Rasa wine kali ini jauh lebih enak dari pada minuman alkohol yang pernah dicicipi oleh Xiao Yi. Kini Xiao Yi bahkan sudah menghabiskan satu gelas wine yang diberikan Li Zheng Yu.

Xiao Yi mulai menikmatinya, aroma alami wine menguak naik dari gelas elegan yang ada di tangannya. Ia merasakan desiran hangat seiring dengan sedikit sensasi mabuk.

"Aku mau lagi," rengek Xiao Yi sembari meraih botol wine yang ada di tangan Li Zheng Yu. 

Li Zheng Yu menggelengkan kepalanya karena Xiao Yi justru tampak bersemangat sekali untuk minum. Hingga wine itu tumpah ke pakaiannya karena terlalu terburu-buru menuangnya.

Xiao Yi benar-benar sudah lupa kecemasannya jika Li Zheng Yu mungkin memasukkan sesuatu ke dalam minumannya. Ia tidak lagi peduli saat ini.

"Xiao Yi, cukup," ujar Li Zheng Yu saat gadis itu hendak mengambil botol wine yang ada di atas meja kembali.

"Ternyata rasanya sangat enak," ucap Xiao Yi dengan setengah sudah tidak sadar karena ia sudah terlalu banyak minum.

Li Zheng Yu memijat pelipisnya, ternyata gadis itu memang tidak polos. Bahkan lebih liar dari kelihatannya.

Xiao Yi kemudian ambruk di pangkuan Li Zheng Yu karena kepalanya sudah sempoyongan. Pakaiannya sudah basah semua kali ini.

Li Zheng Yu membopong tubuh Xiao Yi ke ranjang sesudah mencuci wajahnya di kamar mandi. Meski agak sempoyongan tapi pria itu masih kuat mengangkat tubuh Xiao Yi.

Pria itu kemudian robek pakaian Xiao Yi secara paksa kemudian melemparkannya ke segala arah. Sebelum akhirnya ikut berbaring di samping Xiao Yi.

===============================

Hembusan semilir angin pagi menyusup melalui celah jendela. Terasa sangat menyegarkan bersamaan datangnya mentari pagi yang perlahan mulai bersinar.

Xiao Yi merentangkan kedua tangannya dengan mata terpejam. Namun segera membuka mata saat ia merasakan menyentuh kulit manusia yang bukan bagian dari tubuhnya.

Kepala kemudian menoleh ke samping. Matanya terbelalak lebar hingga hampir copot saat melihat Li Zheng Yu tidur di sebelahnya.

"Apa yang terjadi? Apakah semalam kami melakukan sesuatu?" Xiao Yi membuka selimut yang membalut tubuhnya bersama Li Zheng Yu.

Jantungnya berdegup kencang karena ia bahkan sudah tidak menggunakan pakaiannya.

Diliriknya pula Li Zheng Yu yang juga tidak mengenakan baju. Xiao Yi meneguk salivanya, tidak menyangka jika keperawanannya akan diambil secara paksa. Ia sendiri bahkan tidak merasakannya sekali.

Xiao Yi terisak-isak meratapi nasibnya. Sekarang tidak akan ada lagi yang mau menikahinya apalagi jika ia sampai hamil.

"Tuan Lee, kau sangat jahat," umpat Xiao Yi di sela isak tangisnya.

Li Zheng Yu membuka matanya karena suara isak tangis Xiao Yi sudah mengusik tidurnya. Dahinya berkerut melihat gadis itu terisak-isak sambil bersandar di ujung ranjang.

"Kenapa kau menangis?" Li Zheng Yu sembari menyipitkan matanya.

Xiao Yi semakin menangis histeris kemudian memalingkan wajahnya ke arah lain. Membayangkan bagaimana mereka bercumbu dan berhubungan membuatnya muak dan jijik melihat wajah Li Zheng Yu.

Li Zheng Yu akhirnya bangkit hingga tubuhnya yang kekar terlihat sangat jelas. Otot-otot seperti roti sobek yang membuat wanita mana saja pasti akan bergairah.

"Xiao Yi, sebenarnya kenapa kau menangis? Apa ada yang sakit?" tanya Li Zheng Yu sekali lagi. 

"Dasar pria mesum. Haruskah kau bertanya akan hal itu?" ujar Xiao Yi. Wajahnya sudah berlinang air mata.

Li Zheng Yu memijat pelipisnya. Tidak tahu bagaimana harus bersikap bersama Xiao Yi.

"Katakan mana yang sakit? Biarkan aku membantu memijatnya," tukas Li Zheng Yu sembari menghela nafas panjang.

Xiao Yi memicingkan matanya dengan dada naik turun karena sesak.

"Jangan menyentuhku!" teriak Xiao Yi dengan wajah yang memerah karena dipenuhi oleh amarah. Ia menepis secara kasar tangan Li Zheng Yu yang hendak menyentuh pundaknya.