webnovel

8. Makan Seblak Berdua

Ales menepuk jidatnya sendiri setelah dihubungi oleh Ciel, gadis muda yang sialnya dia butuhkan untuk bisa memantau putranya, Noah Leopoldo.

Marga Noah dengan Ales berbeda. Karena memang, Noah bukanlah anak kandungnya. Noah adalah anak mendiang istrinya yang telah meninggal sepuluh tahun yang lalu. Selama itu Ales menjadi seorang duda dan hidup seorang diri.

Saat itu usia Noah sembilan tahun. Dan entah bagaimana, dia sejak awal memang tidak menyukai Ales. Jadi, setelah kematian ibunya, rasa benci Noah pada Ales semakin bertambah. Belum selesai di sana, Noah juga akhirnya memilih hidup seorang diri setelah sekolah menengah atas.

Ya meski tetap saja mengandalkan uang dari Ales.

Dan selama itu pula, Ales jadi sulit untuk mendapat kabar dari Noah. Meski putranya itu bukanlah darah daging nya, bagi Ales dia bertanggung jawab penuh atas Noah. Anggap saja ini sebagai bukti cintanya pada mendiang istrinya yang dahulu memberi wasiat pada Ales untuk menjaga Noah.

Berkali-kali Ales mencoba untuk mengirimkan seseorang agar bisa memantau perkembangan putra tirinya tersebut. Namun tetap saja gagal. Noah selalu sadar dan tahu. Yang mana semuanya berakhir dengan pemuda itu mendatanginya dan mengancam.

Ales sempat mencapai jalan buntu sebelum akhirnya terbitlah Ciel.

Gadis muda yang kebetulan sekali kekasih putranya. Gadis muda yang harus Ales akui cukup menggemaskan sekaligus menjengkelkan. Otaknya yang begitu lemot membuat Ales kadang harus mengulang dua kali ucapannya. Atau bahkan lebih hingga Ciel mau mengerti.

"Tuan Morozova?" Suara Adi di belakang sana membuat Ales berdeham pelan. Dia sedang dalam suasana hati tidak ingin diganggu. Terbukti dari dirinya yang saat ini sedang sibuk berdiri di balkon kantornya. Tempat dia bisa sedikit bersantai.

Dan siapapun yang sedang bersantai tentunya tidak akan suka mendapat sedikitpun gangguan bukan?

Apalagi jika ini urusannya dengan pekerjaan.

Adi yang sadar bahwa Ales sedang dalam suasana hati yang buruk segera meminta maaf. Bisa mati dia di tangan Ales. "Maaf Tuan sebelumnya. Tapi, Nona Ciel ada di sini."

Kening Ales berkerut sempurna. Dia membuka ponselnya, tidak mendapati pesan dari Ciel. Karena dia sudah sering bilang pada gadis itu untuk selalu memberi kabar apabila akan ke sini. Dasar si ceroboh satu itu.

Bukan tanpa alasan Ales melarang Ciel datang tanpa izin darinya. Ales hanya takut barangkali saat Ciel datang, dia sedang di luar negeri, menerima tamu penting dan semacamnya. Dia tau watak Ciel yang sangat ceroboh dan banyak bicara. Karenanya, Ales tidak mau terlalu dekat dengan gadis itu.

"Suruh masuk!" Pinta Ales akhirnya.

Pria itu masih ada di posisinya, memandangi ibu kota yang semakin sesak.

Rambutnya yang masih panjang seperti biasa dia kuncir setengah kebelakang.

Tak butuh waktu lama hingga suara melengking milik Ciel terdengar di telinganya. Dan cukup mengganggu.

"Om, Ciel datang!" Sahutnya.

Ales menghela nafas panjang, memutar tubuhnya. "Astaghfirullah!" Ales terkejut saat gadis itu ternyata sudah berdiri di belakangnya. Hampir saja dia menubruk tubuh mungil Ciel.

"Sedang apa di sini?" Tanya Ales, berusaha untuk baik.

Bahaya jika sampai Ciel tiba-tiba menulis di twitter tentang CEO dari Mozova, brand fashion ternama berperilaku buruk. Yang ada saham perusahaannya anjok dan dikecam masyarakat.

Berbeda dengan Ales yang tampak menahan kesal, Ciel justru tersenyum selebar dunia. "Mau ngajak Om makan seblak."

"Hah?!" Ales tercengang. Dia melirik jam tangannya sendiri, sadar dirinya tidak memiliki banyak waktu.

"Saya hanya ada waktu empat puluh delapan menit untuk meladeni kamu, Ciel. Jadi dimohon untuk jangan basa-basi. Katakan apa alasan kamu kemari?" Ales berjalan menuju kursi balkon, duduk di sana diikuti oleh Ciel di belakangnya.

"Ciel mau ajak Om makan seblak!" Sahut Ciel, serius.

"Kamu bukan datang untuk melaporkan sesuatu tentang Noah?"

Ciel menggeleng. "Jadi begini… Noah selingkuh. Ciel mau balas dendam dengan cara mendekati Om biar Om suka sama Ciel dan jadi kekasih Ciel. Nah untuk balas dendam itu Ciel butuh usaha. Karena Om gak mau diajak pura-pura pacaran, jadi Ciel mau mencoba memikat hati Om. Dan ini Ciel lagi usaha!" Ocehnya panjang lebar.

Ales terhenyak mendengarnya. Tidak menyangka gadis itu kemari hanya untuk… apa tadi? Makan seblak?

"Apa itu seblak?" Ales tidak tau menahu tentang jenis makanan yang Ciel bawa.

Ciel membuka seblak miliknya, meraih mangkuk plastik yang dia bawa dari tasnya, tak lupa dengan sendok dan garpu.

Ales yang melihat persiapan Ciel semakin tercengang. "Jangan bilang kamu bawa air putih segalon?"

Ciel mengerjap. "Kok Om tau? Ciel bawa dua liter nih!" Gadis itu mengeluarkan botol minuman jumbo berisi air putih.

Dan ini benar-benar membuat Ales syok. "Kamu gak bawa pisau dan sejenisnya 'kan?" Ales harap-harap cemas.

"Bawa Om—"

"Fuck!" Ales mengumpat.

"—eh, tenang aja! Udah disita sama security tadi."

Oke, Ales bisa bernafas lega. Setidaknya petugas keamanannya bekerja baik. Karena jika sampai Ciel lolos dengan apa yang dibawanya itu, dipastikan semua petugas keamanan yang ada akan dia pecat.

"Ngapain sampai bawa pisau Ciel?" Ales merasa tidak habis pikir.

Sambil sibuk menata dua porsi seblak yang dia beli, Ciel menjelaskan. "Ciel cewek. Dan Ciel sadar kalau Ciel gak punya ilmu bela diri. Jadi, Ciel kemana-mana selalu bawa pisau lipat yang Noah kasih. Katanya buat jaga diri."

Ales tidak menyangka putranya cukup manis juga. Sampai berpikiran seperti itu demi menjaga kekasihnya ini. Sudah pasti Noah sangat mencintai Ciel kalau seperti ini. Dan sepertinya begitupun sebaliknya.

"Kamu yakin Noah berselingkuh?" Tanya Ales, memastikan. Bisa saja Ciel hanya memanfaatkannya.

Ciel menghela nafas panjang. "Ciel lihat sendiri Noah nana ninu sama cewek. Mereka desah-desah manja." Jelas Ciel. Sadar Ales masih tidak percaya, Ciel kembali menjelaskan lebih detail.

"Ciel gak memanfaatkan harta Om kok. Ciel cuman mau ngasih balasan aja ke Noah. Emangnya cuman dia yang bisa selingkuh? Ciel juga kali. Lagian ya… kayaknya semua anak kampus udah tau kalau mereka diem-diem main di belakang Ciel. Om bisa cari tau sendiri. Nama selingkuhannya Amara Dinah."

Ales jadi bersimpati pada Ciel. Dia menyandarkan punggungnya di kursi, tersenyum tipis. "Nanti saya cari tahu untuk memastikan apa yang kamu katakan."

"Kalau bener Om mau jadi pacar Ciel?"