1 Membutuhkan Suami

"Duchess, kalau kita hanya akan berdiam diri seperti ini saja, maka tidak akan ada lagi keturunan lainnya."

Seorang pria dengan baju yang sangat rapi sedang bersimpuh, dia menunduk tapi wanita yang ada di depannya tahu wajahnya tergores rasa khawatir yang menurutnya berlebihan. 

[Mereka mulai lagi.]

Alexandra memutar bola matanya, Ada bagian di dalam dirinya yang tidak mau mendengar ucapan orang di depannya lagi. 

Dia begitu pusing dengan banyaknya urusan yang sedang terjadi. Tidak bisakah dia mendapatkan ketenangan yang dia inginkan?

Sulit… tentu saja, karena dialah pemimpinnya.

"Hanya Anda satu-satunya yang tersisa dari pohon keluarga ini, Duchess." 

Pria itu lagi mengungkit hal yang membuat telinga Alexandra gatal dan sakit. Dia menatap pria yang ada di depannya, tatapannya sangat dingin yang membuat orang-orang ingin kabur darinya. Keringat yang muncul dari tubuh pria itu terasa mengalir dari pelipisnya hingga melewati pispi dan rahangnya yang terlihat. 

Dengan keberaniannya yang besar, dia telah dikorbankan oleh pengikut lainnya agar mengingatkan Alexandra untuk segera memiliki keturunan agar bisa meneruskan keluarga Duke Rissingshire.

Keturunan yang bisa membuat mereka semua menjadi lega.

"Umur Anda telah melewati umur terbaik untuk menikah, Duchess." 

Pria tersebut kembali bicara, kali ini menyentuh sesuatu yang sangat sensitif.

Hingga kening Alexandra mengerut.

[Sialan, mereka membawanya lagi? Haruskah aku menggulung mereka dengan api? Lalu melemparnya keluar dari mansionku?]

Alexandra sedang menimbang untuk melakukan apa yang sedang dia pikirkan, pilihan mana yang terbaik untuk melakukan penyiksaan pada mereka yang memaksanya memiliki keturunan? 

Seharusnya menikah bagi Alexandra adalah hal yang sangat mudah, selain dia cantik, dia juga memiliki status yang tinggi. Dia seorang Duchess sejak umurnya 18 tahun. Gelar itu bahkan tidak berani direbut oleh orang lain walaupun dia seorang wanita karena dia begitu kuat. 

Ada rahasia umum di keluarga Duke Rissingshire, tentang darah naga yang  mengalir di dalam darah mereka.

Karena itulah tidak ada pria yang mendekati Alexandra, selain dia memiliki tatapan yang tajam, mereka takut rumor kutukan di keluarga Rissingshire itu benar.

Kalau mereka bukanlah pasangannya, maka mereka akan menjadi tumbal bagi Rissingshire. Mereka mundur lebih dulu, karena mereka lemah dan takut pada pahlawan perang ini.

Alexandra turun dari singgasananya, berjalan menuju ke arah rombongan pria—pengikut keluarganya untuk melihat mereka lebih dekat dengan cara yang mengerikan.

Mereka semua tahu, berhadapan dengan Alexandra artinya menggadaikan nyawa mereka. Tapi mereka butuh mendapatkan pasangan untuk Duchess, mereka yang telah disumpah setia sejak ayahnya memimpin tidak bisa menutup mata mereka dan mengabaikan ini. 

Ini hal yang sangat krusial bagi duchy Rissingshire!

Rambutnya yang merah membara akan membuat siapa pun merasakan kekejaman Alexandra, matanya berwarna kuning keemasan yang indah.

"Alfo, apa kau pikir akan ada yang mau menikah denganku? Siapa? Mereka semua kabur saat tahu aku adalah Rissingshire." 

Alexandra menyentuh dirinya sendiri, membuat yang lainnya menelan saliva mereka. Semua pria takut dengan Alexandra karena di umurnya yang ke dua puluh tahun, dia memimpin perang dan memenangkannya.

Alfo takut salah bicara. 

"Alfo."

Alfo masih menunduk di hadapan Alexandra, tengkuknya terasa sakit karena sering menunduk, meskipun begitu dia harus menghadapi Alexandra. 

Suara yang terdengar pelan namun sangat menakutkan itu, Alfo bergidik.

"Kami akan mencari pasangan untuk Anda, Duchess Rissingshire."

[Hm, apa mereka serius?]

Kepala Alexandra sakit. Padahal dia telah bilang pada  orang-orang yang ada di depannya untuk tidak melakukan hal yang tidak perlu. 

"Memangnya kau tahu pria kesukaanku bagaimana?"

"Eh?"

Suara dinginnya itu membuat tubuh Alfo merinding. Dia tidak tahu sama sekali tentang selera dari wanita di depannya ini. 

"Yang tampan?" 

Alfo menggigit bibirnya sendiri saat menunduk. Semua wanita menyukai pria yang tampan, kan? Itu akan memanjakan mata mereka. Setiap mereka bangun dari tidur mereka dan melihat wajah tampan, itu akan membuat mereka senang. 

Faktanya banyak wanita yang menggilai wajah tampan. 

"Alfo, kau tidak tahu apa pun tentangku." 

Alexandra berbalik, dia akan duduk di singgasananya lagi karena dia telah malas dengan ucapan tentang pernikahan yang sulit dia gapai. 

"Aku bisa mengambil penerusku dari panti asuhan, atau jalanan. Kalian semua berisik sekali." 

Ucapan itu membuat Alfo terpicu, oh ya, dia adalah orang terdekat dari Ayah—Felix Rissingshire, dan dia tidak mau keluarga Rissingshire diteruskan oleh darah yang tidak jelas. 

"Anda tidak bisa melakukan itu, Anda harus menikah, dan mempunyai anak. Bagaimana nasib Rissingshire kalau Anda sama sekali tidak memikirkan mereka?" 

Ucapan Alfo membuat Alexandra berbalik dengan cepat. Matanya berkilat tajam dan udara dingin langsung menyerang mereka semua. Alexandra sekarang menjadi marah. 

"Memangnya siapa yang mau denganku?"

[Aduh, kepalaku sakit sekali karena mereka! Tidak cukup aku menjalankan pekerjaan dengan baik mengurusi semua hal di Rissingshire ini?!]

[Suami! Anak! Berisik sekali mereka!]

Mereka semua terdiam, bahkan mendengar namanya saja mereka ketakutan.

"Kalau begitu bawa suami yang tidak akan membuatmu stres. Kalau kalian gagal, aku akan menggantung kalian semua terbalik di depan gerbang utama!"

Alexandea memberikan mereka ancaman yang membuat mereka semua mengatupkan gigi mereka. Jantung mereka berdebar dengan sangat kencang, mudah bagi Alexandra melakukan hal itu . 

Yang membuat Rissingshire terkenal adalah, saat mereka stress dan emosi, mereka akan berubah menjadi ....

"Duchess!"

Mereka semua berteriak, saat Duchess mereka berubah lagi menjadi naga. 

Oh sial, bola api langsung menyerang mereka semua karena kendali Duchess yang hilang. Mereka terlalu menekan Duchess mereka sehingga membuatnya berubah menjadi seekor naga.

Semua yang ada di sana panik untuk membuat Duchess Alexandra tenang. Lalu, mereka mendapatkan tugas baru, mendapatkan calon suami untuk Duchess yang memiliki masalah kecil ini. 

"Duchess, jangan hancurkan singgasananya lagi!" 

Alfo menjerit saat melihat Alexandra meledakkan singgasana di depan mereka, dia menangis. Di usianya yang enam puluh tahun harus menghadapi kepala keluarga yang sering menggila seperti ini.

Kemudian yang terjadi selanjutnya membuat Alfo dan yang lain menjerit-jerit begitu khawatir. Kaca besar di dekat mereka ditabrak oleh Alexandra yang dalam bentuk naga. 

Secara naluriah dia ingin ada di tempat terbuka, dan suara raungan naga terdengar di mansion  Rissingshire.

Di salah satu sudut mansion Rissingshire, seorang pria muda yang merupakan ksatria bayaran sedang mengawal datangnya pasokan makanan ke mansion Rissingshire. 

Telinganya berkedut saat mendengar suara raungan itu.

"Apa itu?" ucapnya dengan kepala yang sedikit dia miringkan, dia melihat langit dan tidak ada apa pun di sana. 

Mungkin dia salah dengar, karena itulah dia mengabaikannya. 

"Baiklah, Anda boleh istirahat sejenak sebelum melakukan pekerjaan lainnya." 

Pria berambut hitam itu tersenyum mendengarnya. "Terima kasih!"

avataravatar
Next chapter