webnovel

Dua Penguasa

Mengisahkan dua Pemuda dari Negara Maritim yang sangat menggilai barang antik dan kuno, keduanya mengikuti sebuah lelang di Negara Tirai Bambu. Hingga sampai dimana keinginan mereka terwujud, yaitu untuk mencapai dunia lain. Namun sial, setelah sampai di dunia tersebut. Mereka tidak mendapatkan jalan pulang. Kini keduanya terjebak di dunia dengan Manusia yang bisa mengendalikan panasnya api, membekukan air, kerasnya tanah dan hampanya angin. Mereka menyebut diri mereka adalah Kultivator Mereka mendapat identitas baru dari dua Harimau yang mereka temui untuk memulai petualangan mereka di dunia tersebut, mereka berdua dengan sangat tekun menaikan kekuatan mereka dalam tujuan untuk menguasai dunia ini! *Original bukan terjemahan.

Han_disini · Eastern
Not enough ratings
525 Chs

Bab111. Jurang Kejahatan

"Aku tidak tahu harus dengan apa aku membayarmu," ujar Fu Daiyu seraya menatap Ne Zha.

"Jika aku Han Xiao maka aku akan menjawab, dengan tubuhmu," jawab Ne Zha seraya tertawa kecil.

Wajah Fu Daiyu memerah padam saat mendapatkan jawaban Ne Zha.

"Tenanglah aku bukan orang seperti dia, aku hanya ingin kau menepati syarat yang aku ajukan. Itu saja," lanjut Ne Zha.

"Ehm... sebaiknya kita pergi, sebentar lagi para orang tua dari sekte besar akan datang." Ruan Jian memberanikan dirinya untuk mengeluarkan pendapatnya, itu karena saat dia melesat kesini tidak hanya dia, tapi ada beberapa Kultivator lain juga.

Ne Zha mengeluarkan Kuai You Shengqi setelah memasukan semua meja dan kursi pada Cincin Spasialnya. dia segera masuk kedalam kabin.

Dua gadis cantik itu juga tidak banyak bicara dan masuk kedalam Kuai You Shengqi.

Kuai You Shengqi melesat dengan sangat cepat ke udara, tak selang beberapa detik Kultivator lain berkumpul di tempat Ne Zha dan lainnya tadi berkumpul.

Dalam kelompok itu terdapat tiga Kultivator Alam Inti Kosong, mereka adalah Patriark dari Sekte Tiga Pedang, Tetua Lembah Obat dan Tetua Agung Sekte Penyuling Merah.

"Petir Penyucian sebelumnya sungguh sangat besar, kemungkinan seseorang telah menerobos Alam Dewa," komentar Tetua Lembah Obat.

Walaupun Tetua Agung Sekte Penyuling merah dan Patriark Sekte Tiga Pedang tidak mengangkat suara, tapi mereka juga setuju dengan hal tersebut.

"Siapapun itu aku harap bukan musuhku," gumam Tetua Agung Sekte Penyuling Merah.

Para Kultivator yang hadir tentu mendengar guamaman itu, mereka juga berdoa hal yang sama seperti Tetua Agung. Karena jika memiliki musuh yang berada di Alam Dewa itu sama seperti menantang Dua Orang Suci dan meminta kehancuran.

***

"Hufh... padahal aku ingin mencoba kekuatan baruku, si tua dari Sekte Tiga Pedang akan sangat cocok untuk bahan percobaan," keluh Fu Daiyu.

"Konsumsi Buah Neraka," ucap Ne Zha singkat tak mengalihkan pandangannya pada jalan.

Fu Daiyu segera teringat keberadaan Buah Neraka, segera saja dia mengeluarkan kelima buah tersebut.

"Dengan kapasitasku saat ini aku tidak perlu takut atas ledakan Qi yang besar saat mengkonsumsi Buah Neraka," batin Fu Daiyu bangga.

Tangan Fu Daiyu menempatkan Buah Neraka pada mulutnya lalu mengambil sebuah gigitan besar, segera aliran Qi yang besar mengisi seluruh tubuh Fu Daiyu.

Fu Daiyu mengambil posisi berkultivasi untuk menyerap dengan baik khasiat Buah Neraka, dia mengambil gigitan demi gigitan hingga menghabiskan Buah Neraka pertamanya.

Di depan, Ne Zha merasakan aliran Qi masuk kedalam tubuh Fu Daiyu mengangguk tipis, sudah dalam harapannya Fu Daiyu bisa menghabiskan satu Buah Neraka dalam sekejap.

Sudah empat Buah Neraka dihabiskan oleh Fu Daiyu, gadis itu segera menghentikan aktifitasnya untuk berkultivasi karena seluruh khasiat Buah Neraka telah diserapnya.

"Bukankah masih ada satu Buah Neraka lagi Guru?" tanya Ruan Jian heran karena Fu Daiyu tidak mengkonsumsi Buah Neraka tersebut.

Sebuah gelengan kepala dari Fu Daiyu cukup untuk membuat Ruan Jian semakin penasaran, melihat muridnya penasaran seperti itu Fu Daiyu terkekeh pelan.

"Ini untukmu, kau harus kuat jika ingin saru tim dengan Tuan Ne Zha," ucap Fu Daiyu seraya memberikan Buah Neraka pada Ruan Jian.

"Tapi Guru..."

"Senior Fu ambil Buah Neraka itu, aku memberikannya untukmu, untuk Ruan Jian aku bisa memberinya. Tapi dilihat dari kekuatan besar yang bisa meledak kapan saja dari tubuh Ruan Jian aku merasa itu tidak perlu," suara Ne Zha memotong Fu Daiyu yang hendak memaksa Ruan Jian untuk menerima Buah Neraka.

"Tuan Ne Zha tahu juga?" Fu Daiyu menghela napas, dihadapan Ne Zha seolah tidak ada yang bisa ditutupi.

"Panggil aku Ne Zha seperti biasa saja, untuk masalah Ruan Jian. Kau pasti memikirkan Han Xiao sebagai penanganan bukan?"

Fu Daiyu tersentak kaget saat mendengar perkataan Ne Zha, memang! Dia sempat berpikir untuk Han Xiao berkultivasi menggunakan teknik dari Sekte Musim Semi Kosong dengan Ruan Jian. Han Xiao yang bisa menyerap keuatan besar sungguh cocok dengan Ruan Jian.

"Aku pernah berpikir seperti itu," aku Fu Daiyu seraya terkekeh pelan.

"Kau tidak salah, dengan teknik kultivasi yang dimiliki Sekte Musim Semi Kosong kekuatan Ruan Jian bisa distabilkan oleh Han Xiao." Ne Zha tidak menyangkal atau marah atas ide Fu Daiyu, hal tersebut membuat Fu Daiyu bernapas lega.

"Menstabilkan Ruan Jian adalah salah satu rencana Han Xiao, mungkin kau tidak ingat. Saat itu Han Xiao bertemu denganmu di hutan, bocah nakal itu merasakan kekuatan dalam dirimu akan meledak kapan saja. Entah apa yang merasukinya tiba-tiba saat bertemu denganku dia ingin mencarimu dan membantumu," jelas Ne Zha panjang lebar.

Ruan Jian san Fu Daiyu bertepuk tangan kagum tanpa sadar. Jelas, ini adalah kalimat terpanjang yang pernah keluar dari mulut Ne Zha selama bersama mereka.

"Tunggu sebentar! Bertemu denganku sebelumnya?" Ruan Jian bertanya pada Ne Zha.

"Di hutan," terang Ne Zha singkat.

Alis Ruan Jian saling berpadu menyiratkan bahwa dia tengah berpikir keras.

"Ah ternyata dia!" Ruan Jian kini ingat, sosok pemuda yang terlihat seperti tengah mengamuk kerasukan di hutan, ternyata Han Xiao!

"Oh mengenai perjalanan kali ini, kau berniat pergi kemana di Kekaisaran Ren?" tanya Fu Daiyu, selama ini dia menekan rasa penasarannya.

"Jurang Kejahatan," jawab Ne Zha.

Baik Ruan Jian ataupun Fu Daiyu mematung mendengar jawaban Ne Zha, sesuai namanya. Jurang Kejahatan adalah salah satu dari lima tempat paling berbahaya di Benua Angin Selatan.

Pemuda didepan mereka hendak pergi kesana sendirian?

"Tidak perlu kalian ikut, hanya akan menjadi beban," ujar Ne Zha sebelum Fu Daiyu mengangkat suara untuk mengajukan dirinya agar pergi kesana bersama Ne Zha.

Mendapat penolakan bahkan sebelum mengeluarkan ajuannya membuat Fu Daiyu sedikit kesal, tapi tak urung dia khawatir pada dermawannya.

"Apakah serius kau ingin kesana sendiri? Aku berada di Alam Dewa. Dengan begitu kau akan sangat aman," kata Fu Daiyu.

"Aku sendiri sudah cukup, tidak perlu repot," balas Ne Zha.

"Haih... baiklah, itu maumu." Fu Daiyu mau tidak mau mengalah dan membiarkan Ne Zha pergi ke Jurang Kejahatan sendirian.

Jurang Kejahatan, orang yang mendengar namanya akan mengigil ketakutan, bukan tanpa sebab. Segala hal kahat ada di tempat tersebut.

Konon katanya di Jurang Kejahatan adalah tempat penghukuman masa pada Iblis jahat yang mengacau di Benua Angin Selatan jutaan tahun lalu.

Setiap seseorang menginjakan kaki mereka di Jurang Kejahatan, mereka akan menghadapi satu-persatu hal-hal jahat. Layak untuk namanya.

Untuk perampok yang mendapatkan peta, dia hanya menginjakan kakinya pada pintu pembuka saja, tetapi walaupun pintu pembuka sudah menbuat Gas racun yang sangat mengerikan.