webnovel

Bilik Kamar

Seperti pagi hari biasanya Aldi selalu disibukkan dengan segala rutinitasnya yang padat dengan segudang ide yang bersarang dibenaknya, begitu juga hari ini dia dengan langkah santai dan energik mengarungi alun-alun trotoar seperti biasanya menuju ketempat kerjanya.

....

Ditempat lain, dibalik sebuah kamar rumah tingkat dua tidak jauh dari trotoar, seorang gadis sedang duduk disebuah kursi didepan jendela sambil menikmati secangkir teh melati kesukaannya dan sesekali mengurai senyum lembut dibibirnya.

Sudah tidak tahu berapa lama kegiatan seperti ini dia lakukan, hal ini rutin dia lakukan dipagi hari, menunggu tampilan seorang lelaki yang tidak pernah bosan untuk dia lihat , yang selalu membuat hati berdegup kencang dan membuat pipinya menimbulkan warna semu kemerahan setiap kalinya melihat.

Lelaki yang selalu dia lihat itu adalah Aldi, yang selalu ia kagumi dan menjadi sosok pengisi didalam relung hatinya. kata orang mengagumi tanpa mengungkapkan itu sakit, tapi biarlah karena gadis tersebut memutuskan tidak ingin sang lelaki menjadi terganggu karena dirinya.

Hal ini bermula ketika ia tanpa sengaja bertemu ditrotaor, ketika itu dia tanpa sengaja menabrak Aldi yang mengambil foto dialun-alun, dia yang pada saat itu tidak fokus dengan dengan jalannya menyenggol Aldi dan karena tubuhnya tidak reflek dia sempat terjatuh dan ditolong Aldi.

karena terkejut dan Aldi sigap ketika itu dia langsung menggapai lengan gadis tersebut dan membantunya untuk segera bangun dari jatuhnya.

Gadis yang sedang linglung tersebut tidak langsung tetapi mebeku seketika menatap mata Aldi

"Hei...kamu enggak apa-apa ??"

seketika gadis itu tersadar dengan teguran Aldi, ia langsung bangun dan segera mengambi langkah cepat meninggalkan Aldi.

Aldi yang bingung dengan tingkah tersebut hanya tersenyum dan menggelengkan kepala tanpa memikirkan kejadian tersebut dan kembali dengan fokus nya mengambil foto jalanan.

Setelah sang gadis melangkah dengan tergesa-gesa, dia berhenti ketika sampai pada sebuah tikungan gedung dan bersandar pada dinding gedung tersebut menarik nafas panjang dengan nafas besar menenangkan gejolak yang baru saja ia alami, tidak tahu mengapa baru kali inii ia melihat mata yang begitu tajam dan dalam sampai menggetarkan hatinya.

...

Teringat akan hal ini sang gadis yang selalu berada didalam bilik kamar dan jarang untuk keluar ini membuat pipinya kembali memerah, kemarin dia memutuskan untuk keluar dan kembali berada dialun-alun dan sedikitpun tanpa ia sadari bahwa pada saat itu Aldi juga berada ditempat tersebut karena tempat tersebut adalah tempat favorit bagi banyak orang untuk bersantai atau sekedar singgah menghabiskan ketika pulang dari tempat kerja, tetapi tanpa ia ketahui Aldi sudah memotret dirinya dan Aldi pun tidak tahu dan lupa bahwa gadis tersebut adalah orang yang telah ia temui dan ia tolong sebelumnya.