webnovel

roh naga

"Benarkah apa yang kau ucapkan barusan" dengan dahi mengkerut, "Kalau begitu boleh kah aku berguru dengan mu," ucapnya sambil menekuk kedua lututnya.

Sun Ji pun tersenyum kecil lalu ia berkata, "Gak ah,kau kira mengajar itu mudah seperti membalikan telapak tangan," ucap sun Ji ia pun langsung meninggalkan kan Lin qi.

Sebelum sun Ji melangkah kan kakinya, Lin qi pun berteriak, "kalau begitu aku tidak akan meninggalkan tempat ini,"

Sun Ji  pun memutarkan badannya  ke arah Lin qi lagi, "Haa..kau kira aku peduli, kau bunuh diri di depan ku saja aku gak masalah," ucap sun ji. Ia pun benar benar meninggalkan Lin qi, akan tetapi saat itu ia hanya ingin menguji tekad Lin qi untuk menjadi lebih kuat.

Lin qi pun mengepalkan tangannya ke arah langit, sambil berkata "Aku tidak akan pernah menyerah untuk mendapatkan hati mu kakek," 

Ia pun mulai berlatih sendiri di atas gunung gufi, hari demi hari ia berlatih sangat keras walaupun para monster menyerangnya ia tetap melakukan latihan yang berat tersebut satu Minggu kemudian perbekalannya habis ia berniat untuk turun akan tetapi Lin qi mengurungkan niatnya karna ingin bersungguh sungguh berlatih rasa haus dan lapar tak membuat nya menyerah.

Akan tetapi ia hanya manusia biasa yang tidak bisa menahan rasa lapar yang terlalu lama, "Ah sial kalau begini terus bisa bisa aku mati," ia pun memberanikan diri untuk memakan daging monster.

"Sial rasa nya seperti daging busuk, tetapi ini lebih baik dari pada aku mati," Lin qi pun terus memaksakan mulutnya untuk memakan daging itu.

Setelah daging monster habis tak bersisa dia pun mengalami kesakitan yang sangat tak tertahankan, sel sel di dalam tubuhnya mulai hancur dan berubah menjadi sel monster, tetapi ia terselamatkan oleh motabilisme dan anti bodiy yang di luar nalar.

Di saat Lin qi terlepas dari jurang kegelapan sun Ji yang awalnya tak pernah nampak tiba tiba ia sudah berada tepat di hadapannya, "Sial kau kakek  ku kira siapa," ucap Lin qi.

"Dasar pemuda goblok, untung saja motabilisme mu kuat kalau tidak mungkin kau sudah hancur," ucap sun Ji.

"Ha.. benar kah yang kau ucapkan barusan,ucap nya dengan dahi mengkerut, oh iya kek apakah ada efek samping selain kematian," tanya Lin qi sambil menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Kau akan mendapatkan kekuatan monster yang telah kau makan, akan tetapi jika kau terlalu banyak memakan daging monster maka kau akan kehilangan kesadaran dan menjadi mahluk tak berakal." 

"Kalau begitu aku akan memakan daging monster terus saja, walaupun aku akan menjadi orang berbeda maka aku tidak akan peduli selagi aku bisa membalaskan dendam ku," ucap Lin qi.

"Jika kau tetap kekekeh dengan pendirian mu maka aku akan membunuhmu sekarang," sun Ji pun meleset kearah Lin qi di saat mereka akan membenturkan kedua senjata tiba tiba roh naga muncul lalu berkata, "Berhenti kalian berdua,"

Seketika sun Ji bersujud di hadapan roh naga.

"He dasar pemuda goblok cepat menunduk," ucap sun Ji.

"Ha kenapa aku harus menuduk ke pada naga itu," bantah Lin qi ia merasa tidak ada yang harus di takatuti.

"Maaf kan pemuda ini dia memang bodoh," ucap sun Ji.

Seketika roh naga tertawa terbahak bahak lalu ia pun berkata, "Ternyata orang yang di pilih oleh tuhan ku sangat menarik juga ya,"

Setelah Mendengar perkataan roh naga seeketika kening sun Ji mengkerut, "haha apakah kau bercanda." 

"Ternyata kau ya antek antek paman yang membuat ku kesakitan satu bulan yang lalu, ngomong ngomong dimana dia sekarang,"  Lin qi bertanya dengan polos bahwa ia belum menyadari ia berbicara dengan roh naga.

"Orang yang kau maksud dewa roh ya, dia sedang melihat mu Lo," ucap lu nie.

"Haha dewa roh, berarti kau roh naga yang ada di dongeng itu ya, ku kira cerita itu hanya bualan semata," ucap Lin qi.

Mendengar obrolan Lin qi dan lu nie entah kenapa mulut sun ji tak bisa mengeluarkan suara sama sekali seakan akan mulutnya di jahit oleh benang yang teranpasan.

"Oh iya ada urusan apa kau kesini," tanya Lin qi.

Seketika roh naga berubah ke wujud manusia dari naga yang mengerikan berubah menjadi gadis cantik berkulit putih berambut emas bergelombang setinggi bahu, dan dia beralis tips  hidung yang sedikit mancung, dia juga mengenakan armor naga yang berwarna emas. Roh naga itu pun bersujud di hadapan Lin qi.

"Kedatangan ku kesini hanya ingin bertemu dengan mu, saat kita bertemu aku akan menentukan pilihan ku, dan pilihan ku saat ini adalah mengikuti mu dimana kau berada," ucap lu nie.

"Ha apakah kau yakin, tetapi aku sekarang belum cukup kuat," ucap Lin qi dengan dahi yang sedikit mengkerut, trntu saja tidak ada orang yang tidak heran dengan pernyataan lu nie barusan.

"Baik lah kalau begitu aku akan kembali lagi saat kau sudah menjadi lebih kuat," Seketika lu nie menghilang, akan tetapi sebelum ia menghilang ia memperingatkan sun Ji agar ia tidak membunuh tuannya.

Setelah lu nie menghilang sun Ji pun memukul Lin qi, "Dasar bodoh kenapa kau tak bilang dari kemarin kalau kau adalah titisan pengendali kekuatan roh." Ucap sun Ji.

Dengan entengnya Lin qi berkata, "Ya kau tidak bertanya kok, emang kenapa kalau aku memberitahu mu saat itu."

"Ya kau tak perlu lagi melakukan tes seperti kemarin," ucap sun Ji.

"Ha tes, ia terkejut ternyata selama ini kau menguji ku ya," ucapnya lin qi pun mulai mengeluarka aura kemarahan. 

"Sudahlah lupakan saja bisa kah kita mulai latihan nya sekarang," ucap sun Ji yang sudah merasakan kemarahan lin qi tentu saja dia tidak ingin berurusan dengan roh naga sehingga dia mengalihkan topik pembicaraan.

"Ha kenapa kau yang memaksa apakah karena roh naga itu, kalau iya jangan mengajari ku dulu aku gak mau belajar ilmu dengan orang yang terpaksa mengajariku."  Lin qi berkata seperti itu karena ia ingin menjadi kuat tanpa ada nya seseorang yang membantunya.

"Tidak kok sebenarnya aku tadi berniat untuk mengajari mu apabila kau berhasil melukai ku tadi, akan tetapi setelah aku mengetahui bahwa kau titisan dewa roh aku yakin pasti kau bisa melukai ku dengan mudahnya," ucap sun Ji dia merasa bahwa linqi sangat kuat walapun kekutannya melebihi orang biasa sun ji mengggap bahwa kekuatan yang di miliki lin qi masih tumpul dan  perlu di asah lagi.

"Oh ternyata kau tadi bercanda, eh ngomong ngomong perkataan mu tentang efek samping dari kebanyakan memakan daging monster itu benar enggak." Tanya Lin qi dia lagi lagi ingin memastikan suatu hal yang sebenarnya tidak perlu di pastikan.