webnovel

Journey 0.0

Di sebuah gunung yang terkenal akan tingkat bahayanya.

Hutan bambu, area tengah hutan yang berisi sebuah rumah yang terbuat dari kayu dan bambu dengan atap bambu yang dipotong seukuran telapak tangan orang dewasa.

Rumah ini sekitar 5x6 meter persegi dengan halaman yang luas berisi kebun bunga dan tanaman obat yang jika dibawa keluar dari sini untuk diperdagangkan di dunia luar akan menjual harga yang tinggi.

Tapi siapa yang akan tahu tanaman obat yang begitu langka akan ditanam di halaman ini seperti tanaman hias.

Pada saat ini pintu rumah terbuka dan sosok seorang remaja laki-laki keluar dari sana.

Mengenakan pakaian yang terbuat dari kulit bintang spiritual.

Bintang spiritual adalah binatang yang dapat mengolah Qi di tubuhnya.

Remaja itu membawa sebuah bakul yang terbuat dari rotan digendong di punggungnya.

Selain itu sebuah parang yang diikat di pinggang kirinya.

parang ini memiliki panjang sekitar 60 cm termasuk pegangannya.

...

'Yah tidak terasa sudah lima tahun sejak kematian kakek' pikirku sambil melangkah meninggal rumah berjalan ke luar dari area rumah menuju hutan bambu.

Ada pagar yang memisahkan area rumahku dengan hutan bambu.

Aku telah hidup disini sejak kecil bersama kakekku, sebenarnya dia bukan kakek kandung saya.

Tapi karena dia telah merawat saya sejak kecil saya sudah menganggap dia seperti kakek sendiri.

Sayangnya dia meninggal 5 tahun lalu karena sakit yang parah, itu adalah masa paling berat untukku.

.....

Waktu mundur:Sekitar 5 tahun lalu.....

Pagi yang cerah.

Gunung Atalan, hutan bambu, area tengah hutan.

Rumah yang terbuat dari bambu dan kayu ini ditinggali oleh dua orang manusia.

Seorang kakek yang memiliki rambut dan jenggot putih dengan kulit yang sudah keriput.

satu lagi adalah seorang anak laki-laki dengan rambut hitam dengan pupil mata yang berbeda antara yang kiri dan kanan.

Pupil mata kanan adalah mata naga yang berwarna merah sedangkan pupil kiri adalah mata biasa berwarna hitam.

pada saat ini kedua orang itu berada di dalam sebuah kamar yang berada didalam rumah.

Terlihat lelaki tua itu sedang terbaring ditempat tidur dengan wajah pucat.

Anak laki-laki yang duduk disampaikan tempat tidur lelaki tua itu terlihat khawatir.

"uhuk uhuk uhuk" lelaki tua itu batuk dengan keras.

Dia menutupi mulutnya dengan tangan kanan sambil terus batuk.

Melihat hal ini anak laki-laki yang duduk segera berdiri lalu bergerak membantu lelaki tua untuk duduk.

Setelah duduk lelaki tua masih batuk tidak menunjukkan tanda berhenti.

Anak laki-laki yang masih memandang lelaki tua itu,berhenti melihat dan berjalan keluar kamar menuju dapur.

Setelah beberapa saat dia datang membawa mangkuk yang terbuat dari kayu yang berisi sebuah cairan warna hijau.

Dia berjalan mendekat lelaki tua itu dan berkata "kakek minum ini" memberikan mangkuk pada kakeknya yang masih batuk namun sudah agak ringan.

lelaki tua itu mengambil mangkuk yang di berikan oleh cucunya, menahan batuk yang akan keluar dia meminum cairan yang berada didalam mangkuk.

Setelah selesai dia mengembalikan mangkuk itu pada anak laki-laki itu.

Mangkuk diambil ditaruh di atas meja kecil yang berada di dekat tempat tidur.

Lelaki tau itu memandangi tindakan anak itu, dapat terlihat ada jejak kesedihan dimatanya.

Karena setelah meminum obat yang diberikannya batuk sang kakek telah berhenti hatinya menjadi lega.

saat dia menoleh untuk melihat kakeknya memandangi dirinya dengan tatapan sedih.

Jadi dia ragu sejenak "kakek ada apa? apakah obatnya tidak cukup bagus dan masih ada rasa sakit di dada? "

Mendengar ini sang kakek menggelengkan kepalanya.

"Tidak aku sudah lebih baik, hanya saja aku berpikir jika aku meninggal siapa yang akan merawat dirimu" jelas sang kakek.

"Kakek jangan bicara yang tidak tidak, kakek pasti akan sembuh dan melihat Ao Ling tumbuh dewasa" kata Ao Ling yang merasakan perasaan tidak enak dihatinya.

"yah aku juga ingin melihat dirimu dewasa, menikah dan punya anak" kata kakek sambil tersenyum.

"iya kakek harus istirahat dulu, aku akan keluar untuk memburu kelinci dan mencari beberapa sayur liar untuk makan malam" kata Ao Ling dengan enggan, karena dia tidak mau meninggalkan kakeknya yang sedang sakit.

"oke, aku akan istirahat dan kamu harus hati hati jangan sampai melukai dirimu" kata kakek dengan kasih sayang.

Kakek mengangkat tangannya lalu mengelus kepala Ao Ling.

Ao Ling Mengangguk lalu pergi meninggalkan kamar tidur.

Setelah kepergian Ao Ling kakek tua itu bangun dari tempat tidur lalu berjalan ke dinding menekan sebuah lingkaran dengan diameter 1 cm.

setelah lingkaran itu ditekan sebuah lingkaran sihir muncul di dekat lelaki tua itu.

Lingkaran sihir ini memiliki diameter 30 cm dengan cahaya biru dan berbagai karakter kuno.

Setelah beberapa saat sebuah kotak muncul dari lingkaran sihir itu.

Pada saat seluruh kotak terlihat lingkaran sihir perlahan menghilang dan hanya menyisakan kotak berbentuk kubus dengan panjang rusuk 15 cm.

Lelaki tua itu membungkuk untuk mengambil kotak itu, memegang kotak itu ditangannya dia berjalan menuju tempat tidur lalu duduk diatasnya.

Dia memandangi kotak dengan tatapan nostalgia, perlahan air mata jatuh dari matanya.

"Setidaknya aku hanya bisa melakukan ini untukmu" katanya sambil membuka kotak yang dia pegang.

Saat kotak terbuka dapat dilihat sebuah gelang yang dihiasi dangan giok berwarna merah.

Gelang ini terbuat dari emas putih yang sangat langka, dengan 12 giok darah naga yang menghiasinya membuat gelang ini terlihat indah.

Dia mengambil gelang itu dengan hati hati, dari apa ekspresi lelaki tua ini tadi dapat dilihat bahwa gelang ini memiliki kenangan yang mendalam.

Seolah kembali ke masa mudanya dia dapat melihat senyum manis dari dulu pemilik gelang ini.

"Kalian berdua dapat tenang sekarang Ao Ling sudah besar dan dia dapat hidup sendiri tanpa dukungan orang lain" dia tersenyum seolah berkata pada seseorang.

"Mungkin sebentar lagi aku akan menyusul kalian berdua" lelaki tua itu terkekeh sambil mengusap air mata yang keluar.

Karena suatu alasan dirinya tidak dapat menyembuhkan luka dalam yang dideritanya akibat sebuah racun mematikan yang digunakan oleh musuh saat itu.

Diperkirakan umurnya sudah tidak lama lagi dan oleh sebab itu dia ingin memberikan gelang ini kepada anak laki-laki itu sebelum dia meninggal dunia.

Dia berharap anak laki-laki itu akan hidup dengan baik, menjadi dewasa lalu menikah dan punya anak.

Tapi dia tahu tidak akan semudah itu karena dunia ini tidak pernah damai, karena dimana kekuatan adalah hukum akan selalu ada konflik antara individu atau kelompok.

Itu sebabnya dia mengajarkan tentang bertahan hidup dan bela diri pada Ao Ling sejak kecil.

karena dia tahu bahwa tidak. selamat Ao Ling akan berada di rumah ini, dia harus keluar untuk mencari pengalaman hidup dan membuka wawasan tentang dunia.

Setelah mengenang masa lalu selama beberapa menit dia menaruh gelang itu kembali ke dalam kota lalu menutupnya.

Lalu dia berjalan keluar kamar menuju ruang kerja, didalam ruang kerja terdapat buku yang berjumlah puluhan.

Dia berjalan ke sebuah meja dan kursi yang berada di sudut ruangan ini.

duduk di atas kursi dia menaruh kotak yang dia bawa di sebelah kanan.

Membuka laci yang berada di awah meja untuk mengeluarkan sebuah kertas dan penanggulangan bulu dengan tidak tinta.

Setelah itu dia menulis kata demi kata sampai kertas itu penuh lalu melipatnya empat kali sampai bisa digenggam.

'yah semoga dia bisa menerima kenyataan pada saat itu tiba' kata dia dalam hati.

pada saat ini dia sudah memegang sebuah amplop yang tadi dikeluarkan dari dalam laci.

Memasukan kertas tadi kedalam amplop lalu menaruhnya di atas kota gelang yang berada di sebelah kanan.

Berdiri dari kursi dia berjalan kearah rak buku kecil yang berisi puluhan buku, menekankan buku secara acak dan semua buku yang ada di rak bersinar kemudian menyatu membentuk sebuah buku dengan panjang 10 cm dan lebar 5 cm dengan ketebalan 3 cm.

sampul buku terbuat dari kulit yang tidak. diketahui kulit apa itu dengan ukiran naga oriental yang sedang melilit sebuah pohon.

Mengambil buku dia berjalan kembali kemeja kerja untuk mengambil kota dan amplop tadi.

.....

pada saat ini lelaki tua itu sudah berada di atas tempat tidur dan apa yang dia ambil tadi sudah berada di atas meja kecil yang tepat berada di dekat tempat tidur.

......

Halo terimakasih telah membaca buku ini....