webnovel

Masuk rumah sakit?!

"Mikha? kamu disini untuk menyerahkan tugas, ya?" tanya Ali sembari berjalan menuju teras rumah.

"Iya pak, tadi sambil menunggu bapak aku ngobrol-ngobrol dulu sama Bu Mira," jelas Mikha sembari menatap wajah Mira.

"Hmm sepertinya ibu masih ada urusan, ibu masuk kedalam dulu ya. Kalian disini berdua, oke?" ujar Mira.

"Oh ya, Bu. Tadi Ali beli nasi Padang untuk ibu makan," ucap Ali sembari memberikan kantong berisi nasi Padang.

"Makasih nak, ibu masuk kedalam dulu ya," setelah itu Mira masuk kedalam dan membiarkan Ali berduaan dengan Mikha. Ali pun duduk disamping Mikha saat Mira masuk kedalam rumah.

"Hmm, sekarang mana tugas yang saya berikan kepadamu?" tanya Ali.

"Ini pak, sekaligus buku yang berisi rumus matematika nya yang bapak bawa tadi," jawab Mikha sembari memberikan buku yang dibawanya.

"Baik, saya cek dulu ya Mikha," Ali pun membuka buku latihan Mikha lalu membaca jawabannya.

Sembari menunggu diberi nilai oleh Ali, Mikha coba bertanya karena ia masih penasaran dengan sosok Aarav Alkatiri yang dikatakan oleh temannya.

"Pak, saya mau tanya sesuatu boleh?" tanya Mikha dengan sopan.

"Tanya sesuatu? tanya apa, Mikha? silahkan saja kamu mau tanya apa," jawab Ali.

"Bapak pernah tidak mengalami insiden begitu?" tanya Mikha.

"Insiden?" Ali mencoba mengingat-ingat kejadian yang dialami sebelumnya.

Seketika Ali mendapat sebuah bayangan

singkat tetapi banyak. Ia mendapat bayangan singkat mengenai tragedi kecelakaan yang dialaminya waktu itu. Tak cuma itu, ia juga melihat seorang wanita cantik yang memandanginya sembari tersenyum. Dan ia juga mendapatkan bayangan seorang pria dan wanita dewasa yang menatapnya lalu wanita dewasa tersebut memanggilnya dengan nama Aarav.

Namun bayangan singkat tersebut justru membuat kepala Ali merasa sakit seperti terkena benturan keras.

"Awwh," teriak Ali merasakan kesakitan.

"Pak? bapak kenapa?" tanya panik Mikha.

Mira pun keluar lalu menemui Ali yang sedang kesakitan tersebut.

"Nak, kamu kenapa?" tanya panik Mira.

"Ck... mungkin aku hanya sedikit pusing saja, Bu," jawab Ali.

"Pak, aku minta maaf jika buat sesuatu yang menyakiti bapak," ucap Mikha khawatir.

"Tidak apa-apa. Mungkin sehabis saya selesai memeriksa latihan mu, baru saya istirahat," jawab Ali.

"Ali, kamu jangan paksakan kondisi kalau kamu sedang tidak enak badan," usul Mira.

"Iya betul kata bu Mira, ntar saja kalau kondisi bapak sudah lumayan baru bapak nilai latihan saya," jawab Mikha.

"Tidak usah, tanggung sedikit lagi. Saya hanya pusing biasa kok, jadi tenang saja," ucap Ali tetap kekeuh.

Ali pun kembali memeriksa jawaban Mikha dengan ditemani Mira. Setelah selesai memeriksa, Ali pun memberikan nilai lalu menyerahkan buku tersebut ke Mira.

"Kamu saya kasih nilai seratus karena jawabannya sudah benar semua. Kamu lebih banyak berlatih ya, supaya bisa jago matematika," nasihat Ali.

"Siap, pak. Kalau begitu saya pamit pulang," sebelum pergi, Mikha pun mencium punggung tangan kanan Ali dan juga punggung tangan kanan Mira.

Setelah Mira pergi, Ali pun langsung masuk bersama Mira kedalam rumah.

"Nak, kamu istirahat ya," pesan Mira.

"Iya Bu, tapi Ali ambil air dulu buat minum obat," jawab Ali.

Ditempat Mikha...

Mikha masuk kedalam kamarnya lalu duduk diatas ranjang sembari memeluk bantal mini berwarna biru.

"Ada yang aneh dengan pak Ali. Tadi aku tanya begitu, dia langsung tiba-tiba sakit. Terus pas aku tanya bu Mira, bu Mira malah melamun memikirkan sesuatu. Apa jangan-jangan dugaan ku benar, ya? tapi bisa ajakan itu hanya kebetulan," pikir Mikha.

Tak lama, ibu Mikha masuk kedalam kamar Mikha lalu menatap wajah anaknya yang sedang berpikir sesuatu.

"Mikha, apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Angelina (ibu Mikha).

"Mama, sejak kapan mama ada didalam kamarku?" tanya Mikha terkejut.

"Baru saja masuk. Kamu mikirin apa sih, Mikha?" tanya Angelina sembari duduk disamping Mikha.

"Enggak ma, aku enggak mikirin apa-apa," bantah Mikha.

"Ooh, mama kira kamu mikirin Ali," celetuk Angelina.

"Ih, apaan sih ma? pak Ali itukan cuma pengajar dan sahabatku, bukan apa-apa!" bentak Mikha yang membuat mamanya tertawa.

Setelah itu Angelina keluar dari kamar Mikha dan membiarkan Mikha untuk belajar atau bermain didalam kamar.

Mikha memutuskan untuk kembali membaca artikel yang menjelaskan data pribadi Aarav Alkatiri.

***

Beberapa jam kemudian...

"Mikha! Mikha!" teriak Angelina dari luar yang mengusik ketenangan Mikha.

Mikha langsung berlari keluar menemui mamanya dengan raut wajah yang murung karena ia sedang sibuk dengan urusannya.

"Hmm... ada apa sih, ma?" tanya bete Mikha.

"Ali masuk rumah sakit!" jelas Angelina.

"Apa, ma? pak Ali masuk rumah sakit?" tanya terkejut Mikha.

Saat itu juga, Mikha langsung berlari ke rumah Ali yang ada disamping rumahnya. Iapun langsung berteriak memanggil nama Ali sembari mengetuk-ngetuk pintu rumah.

Tak lama, pintu rumah Ali pun terbuka dan yang membukanya ternyata adalah Ali.

"Mikha, ada apa?" tanya Ali terkejut.

"Loh pak Ali? bukannya pak Ali masuk rumah sakit?" tanya Mikha heran.

"Masuk rumah sakit? saya dirumah dari tadi, tidak kemana-mana. Bu Mira suruh saya istirahat sejenak karena mungkin kecapean bekerja," jelas Ali.

Mikha menatap kearah rumahnya. Iapun melihat mamanya yang sedang tertawa di jendela setelah itu menutup jendela rumah.

"Ih, jadi mama bohongi aku?! awas aja nanti!" batin Mikha.

"Oh ya, tadi...." Ali langsung berhenti bicara secara tiba-tiba.

"Kenapa, pak?" tanya Mikha.

"Bukan apa-apa," jawab Ali sembari tersenyum sedikit.

"Ya sudah pak, saya pamit dulu ya. Maaf jika saya mengganggu bapak," ucap Mikha.

"Iya tidak apa-apa," jawab Ali.

Setelah itu Mikha pun pulang kerumahnya dan Ali kembali masuk kedalam rumah untuk berwudhu sekaligus menunaikan ibadah shalat Maghrib karena sudah terdengar adzan Maghrib.

***

Keesokan harinya...

Terlihat Ali sedang memakai jam tangannya. Setelah itu iapun mengambil kunci motornya serta tasnya lalu pergi keluar dari kamar menemui Mira.

"Pagi, Ali," sapa Malik yang membuat Ali terkejut.

"Loh, bapak? bapak kapan datangnya?" tanya Ali sembari menghampiri Malik.

"Semalam saya sampai rumah. Kata ibumu, kamu sudah istirahat duluan sehabis shalat Isya karena kamu sakit. Memang kamu kenapa?" jelas Malik sekaligus bertanya.

"Kemarin itu aku lagi duduk sambil menilai jawaban latihan yang dikerjakan oleh Mikha. Nah terus tiba-tiba Mikha nanya soal insiden yang pernah kualami. Saat sedang mengingat, Ali malah mendapatkan sebuah bayangan singkat! Ali melihat seorang wanita cantik dan...Ya Allah lupa saya," Ali pun memijat kepalanya sembari mengingat bayangan dikepalanya kemarin.

"Sudah, lupakan saja itu. Sekarang kamu sarapan saja dulu supaya berenergi saat sedang mengajar. Sudah ayo," ajak Malik sembari merangkul Ali.

Setelah itu Ali dan Malik duduk dimeja makan lalu menyantap hidangan yang dimasak oleh Mira.

Next chapter