Pindah Rumah

Bab 71

"Wah, selamat, ya, Intan. Ternyata Pak Dion suka dengan gadis seperti kamu. Kalem, manis dan murah senyum."

Mario masih saja menggodaku sampai tiba waktunya pulang. Aku sedang menunggu ojek yang kupesan, sedangkan Mario menunggu jemputan ayahnya.

"Apaan, sih, Rio. Kan Pak Dion udah bilang tadi, kalau dia itu memang sedang batuk bukan karena terdesak akibat omongan kamu," balasku.

Sejak kejadian Pak Dion tersedak tadi, aku jadi bahan ledekan Mario, Sari dan Dita. Aku tahu, sih, kalau mereka hanya bercanda, tapi aku takut Pak Dion malah salahsmagka nanti. Dikiranya aku beneran suka sama dia, kan bisa jth harga diriku.

"Mbak Intan, ya?" Pertanyaan dari tukang ojek online membuyarkan lamunanku.

"Iya, Pak," sahutku sambil menerima helm darinya. " Aku duluan, ya, Rio."

"Oke, hati-hati, Pak. Bawa pacarnya manajer, ha-ha-ha?" balasnya dengan sangat puas.