Dosa Terindah

Perlahan pak Gibran mulai mendekatkan bibirnya pada bibir ranum Suci, meski dengan gemetaran dan bagai tersengat aliran listrik dengan daya yang besar, namun Suci tidak menghindar ketika kini bibirnya sudah bersentuhan dengan bibir pak Gibran.

Dalam hati pak Gibran berpikir, "Dia mudah di rayu seperti ini, dia tidak berbeda dengan yang lainnya," gumamnya dalam hati.

Suci masih terdiam dan perlahan memejamkan kedua matanya, tanpa memberikan perlawanan apapun. Hal itu membuat pak Gibran meyakini jika perkataan Suci padanya tadi memang benar adanya. Terlihat dari cara Suci yang masih canggung dan kaku dari caranya menerima perlakuan pak Gibran.

"Suci… Ternyata kau memang belum pernah mendapatkan dan merasakannya, kau sangat canggung tanpa perlawanan," ujar pak Gibran setelah melepas kecupan bibirnya dari bibir Suci.