webnovel

DON'T WATCH ME CRY

Pernikahan adalah sesuatu yang amat sakral dalam kehidupan manusia. Pernikahan yang merupakan sebuah ikatan yang menyatukan cinta antara Adam dan Hawa dengan bersumpah, berjanji dihadapan Tuhan untuk bersama sehidup semati. Sebuah pembeda antara manusia dan hewan dalam melampiaskan nafsu birahi. Namun bukan dalam arti sempit seprti itu. Pernikahan tidak hanya menjadi jalan dibebaskannya dua anak manusia untuk melampiaskan nafsu birahi nya. Tapi pernikahan hakikinya lebih dari itu. Pernikahan juga bukanlah sebuah ikatan yang main-main. Ia begitu suci. Bahkan suci nya mengalahkan malaikat yang diciptakan Tuhan tanpa dosa.

Fafa_City · Teen
Not enough ratings
2 Chs

SIANG ITU DIPENGADILAN

Sidang perceraian antara Zack dan Amaryl digelar. Zack hadir lengkap dengan pengacara yang sudah ia bayar sebelumnya untuk mengurus perceraian nya dengan Amaryl. Zack menyewa pengacara mahal agar urusan perceraian nya dengan Amaryl bisa cepat selesai tanpa butuh proses dan sidang yang berbelit-belit.

Sementara Amaryl?

Ia hanya datang didampingi sang ibu. Tanpa ada pengacara disampingnya walau hanya untuk sekedar membelanya. Ia hanya pasrah. Pasrah dengan apapun keputusan yang akan hakim lontarkan atas nasib pernikahan seumur jagungnya. Ia tak sanggup menyewa pengacara walau hanya kelas ecek-ecek sekalipun.

Ya, Amaryl hanya perempuan biasa yang hidup sederhana dengan ibunya. Ayahnya sejak kecil sudah meninggalkannya dan juga sang ibu entah kemana.

Kembali ke Pengadilan.

" Saudara Zack, sudah bulat kah niat anda untuk bercerai dengan istri anda Nyonya Amaryl? Mengingat baru saja kemarin kalian berdua melangsungkan pernikahan?" Tanya sang Hakim memastikan sang suami atau mungkin sebuah saran untuk Zack agar lebih matang menimbang kembali keputusannya.

" Klien saya sudah mantab untuk bercerai bapak hakim yang terhormat. Tuan Zack sudah mempercayakan semuanya kepada saya. Untuk itu Bapak Hakim, saya memohon agar Bapak segera mengabulkan permohonan Cerai Klien saya dengan Nyonya Amaryl." Jawab sang pengacara mewakili sang Klien.

Amaryl yang duduk berseberangan dengan Zack hanya tertunduk lesu. Menyembunyikan wajah ayunya yang sudah sembab akibat semalaman menangis. Ia tak mampu melakukan pembelaan apa-apa lagi. Dan kini pun harapannya sama dengan Zack. Berharap Tuan hakim yang agung segera mengabulkan perceraian mereka.

" Nyonya Amaryl. " Hakim paruh baya itu memanggil namanya dengan lugas. " Apakah anda sudah siap dan bersedia menerima gugatan saudara Zack yang ingin segera bercerai dari Nyonya? Atau Nyonya ingin mengajukan banding?"

" Sudah pasti dia bersedia menerimanya Tuan Hakim yang Terhormat." Sang pengacara Zack menyela.

" Maaf Tuan, saya sedang berbicara dengan Nyonya Amaryl. Bukan Anda."

" Segera kabulkan saja permintaan mereka Tuan Hakim. Saya sudah pasrah dan menerima apapun keputusannya. "

Sang Hakim mengangguk mengiyakan permintaan Amaryl. Ia kemudian berdiskusi sebentar dengan hakim Anggota yang berada di sebelah kanan dan kirinya sebelum membacakan keputusan final atas nasib pernikahan Zack dan Amaryl.

" Baiklah, Tuan Zack dan Nyonya Amaryl. Berdasarkan permohonan Gugatan cerai yang dilayangkan Tuan Zack terhadap Nyonya Amaryl dan keputusan Nyonya Amaryl yang menerima gugatan cerai dari Tuan Zack, maka dengan ini saya disaksikan Tuhan Yang Maha Esa dan juga semua yang telah hadir di ruang sidang ini, Saya mengabulkan gugatan cerai Tuan Zack atas Nyonya Amaryl dan memutuskan bahwa Tuan Zack dan Nyonya Amaryl telah resmi Bercerai. "

Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan palu kemudian menggema di ruang sidang. Zack terlihat bangga diri penuh kemenangan atas keputusan hakim mengabulkan gugatan cerainya dalam satu kali sidang dan tanpa berbelit-belit. Ya, mungkin karena kepasrahan Amaryl pula yang sangat membatunya mempercepat proses perceraian mereka. Apalagi Amaryl tidak melibatkan seorang pengacara pun. Zack menang telak.

Laki-laki berkulit Tan itu menghampiri mantan istrinya yang masih duduk lesu di kursi panas yang berseberangan dengannya. Ia kemudian melayangkan sebuah senyuman penghinaan pada sang mantan istri.

" Kau sudah menang Zack, ku ucapkan selamat atas kemenangan mu. Kau sudah sukses menghancurkan hidupku. " Zack mendecih kemudian kembali mengumbar senyum mengejek ke arah mantan istrinya.

" Memang itu yang harus kau ucapkan kepadaku Amaryl. Kau tidak ada apa-apa nya dibandingkan aku. Menyewa pengacara saja kau tak mampu" Ujarnya menyombongkan diri.

Amaryl hanya diam menanggapi ocehan mantan suaminya. Ia sama sekali tidak ingin menyanggah ucapan lelaki itu. Karena kenyataannya memang benar. Amaryl secara finansial berbanding terbalik dengan mantan suaminya. Zack punya uang, ia punya segalanya. Bahkan ia salah satu petinggi perusahaan elektronik ternama. sedangkan ia, hanya Upik Abu yang berharap menjadi Putri cantik setelah menikah dengan seorang pangeran tampan dan kaya dalam perumpamaan nya. Walau sebenarnya Amaryl tidak pernah punya mimpi seperti itu seumur hidupnya. Ia tidak pernah bermimpi menikah dengan seorang pria kaya hanya untuk status Nyonya besar.

" Jangan pernah kau bermimpi bisa bersanding denganku untuk menjadi nyonya besar Amaryl. " Zack kembali menghina mantan istrinya. " Kau harus sadar diri, siapa kau dan siapa aku? Ini dunia nyata. Bukan negeri dongeng. Jangan pernah bermimpi menjadi seperti seorang ratu Wanita miskin! "