webnovel

DON'T WATCH ME CRY

Pernikahan adalah sesuatu yang amat sakral dalam kehidupan manusia. Pernikahan yang merupakan sebuah ikatan yang menyatukan cinta antara Adam dan Hawa dengan bersumpah, berjanji dihadapan Tuhan untuk bersama sehidup semati. Sebuah pembeda antara manusia dan hewan dalam melampiaskan nafsu birahi. Namun bukan dalam arti sempit seprti itu. Pernikahan tidak hanya menjadi jalan dibebaskannya dua anak manusia untuk melampiaskan nafsu birahi nya. Tapi pernikahan hakikinya lebih dari itu. Pernikahan juga bukanlah sebuah ikatan yang main-main. Ia begitu suci. Bahkan suci nya mengalahkan malaikat yang diciptakan Tuhan tanpa dosa.

Fafa_City · Teen
Not enough ratings
2 Chs

PERCERAIAN SETELAH MALAM PERTAMA

" Aku Ingin Kita Bercerai "

Perempuan Cantik yang baru saja melepaskan mahkota kegadisan yang ia persembahkan sebagai hadiah terindah untuk lelaki yang baru beberapa jam yang lalu menikahinya membelalak tak percaya dengan apa yang baru saja diucapkan suaminya.

" Zack, apa maksudmu? Kau tidak sedang bercanda kan?"

Dua insan itu bahkan belum mengenakan pakaian mereka setelah pergulatan erotis yang mereka lakukan beberapa menit yang lalu. Amaryl, menatap intens sang suami yang masih diam mematung. Tatapannya menuntut sang suami agar segera memberi jawaban. Dan ia berharap, suaminya memang sedang mengepranknya.

laki-laki itu menghembuskan nafas kasar

"Aku tidak sedang bercanda "

Jantung Amaryl terasa bagai memberontak ingin keluar dari sarangnya. Sebenarnya tidak hanya sedang memberontak. Namun karena terasa seperti habis ditusuk dengan sebuah benda tumpul, namun menghujam nya berkali-kali hingga terasa begitu nyeri.

Mata ayunya terasa panas, seprti ada sesuatu yang ingin keluar melalui sudut matanya.

" Zack... "

" Amaryl, maafkan aku... "

" Lalu apa alasanmu menalakku? Aku baru saja menyerahkan kegadisanku untukmu Zack! "

Tes. Tes

Benda cair dalam matanya sudah tidak tertahan dan terjun begitu saja mengaliri pipi chubby wanita berkulit putih Langsat itu. seiring rasa sakit yang kian menyeruak dalam batin perempuan itu.

" Zack jawab aku!!! " Amaryl kembali menginterupsi

" Aku... Aku belum siap untuk berumahtangga."

BLAM!

Seperti ada sebuah petir yang menghujam begitu dahsyat dalam jantung Amaryl. What The... Alasan macam apa yang baru dilontarkan lelaki tampan berkulit Tan itu? Logis? Tentu saja tidak. Alasan itu tidak bisa diterima sepenuhnya oleh Amaryl. Atau bahkan memang tidak masuk akal.

" Lalu kenapa kau mau menikahiku jika sebenarnya kau belum siap berumah tangga Zack! Aku tidak bisa menerima alasanmu! "

" Simple saja..." Kata Zack menggantung. lelaki itu kemudian menyunggingkan sebelah bibir nya. terlihat seperti senyuman meledek. " Aku hanya ingin menikmati tubuhmu. Itu saja. "

What The..

Perkataan lelaki itu begitu menohok Amaryl. Jadi, alasan ia menikahi Amaryl hanya agar ia terbebas dari dosa untuk menikmati tubuh indah perempuan itu? Hanya untuk merenggut kegadisannya tanpa takut akan dipenjara karena terbebas dari tuduhan pemerkosaan?

" Jadi... ini hanya sebuah perkawinan kontrak Zack? "

" Ya bisa dibilang begitu, dan sekarang kontrak pernikahan kita berakhir. " Jawab Zack dengan entengnya.

" Kau benar-benar lelaki jahat Zack! Kau Jahat! Brengsek kau Zack!! "

Amaryl marah sejadi-jadinya. Tangan mungilnya tak berhenti memberikan pukulan mentah tepat di dada bidang sang suami. Atau lebih tepatnya mantan suaminya karena secara agama mereka sudah bercerai terhitung Zack mengucapkan kalimat talak kepadanya. Namun bagi Zack, apa yang dilakukan Amaryl tak kan merubah niatnya untuk bercerai darinya.

Zack menyibak selimut yang menutupi tubuh telanjangnya dan Amaryl setelah pegulatan erotis mereka. Ia mengenakan kembali pakaiannya dan bersiap keluar dari kamar sang istri yang sebentar lagi ia ceraikan secara sepihak. Ia berjalan lugas tanpa memperdulikan perempuan yang masih duduk sambil menangis di atas ranjang cinta milik mereka. Oh, mungkin lebih tepatnya sekarang hanya kamar Amaryl.

Sampai di tengah pintu ia berhenti. ditolehkannya wajah tampan itu pada perempuan yang masih telanjang dan hanya berbalut selimut tebal yang menutupi tubuh indahnya.

" Besok siang, aku tunggu kau di Pengadilan..." Ucapnya lugas kemudian berlalu dari hadapan perempuan cantik itu.