webnovel

AKAN ADA KISAH SELANJUTNYA

Hari-hari aku terus merenung dan berpikir, Tuhan masih adakah kasihMu untukku walaupun hanya setitik saja, aku juga wanita yang lemah, sekuat apapun aku bertahan untuk berjuang akan tetapi lama kelamaan akupun tidak sanggup juga. Dalam keputusasaan dan ketidak berdayaan aku tidak kuat dan tidak mau bertemu dengan siapapun termasuk orang yang paling aku sayangi kak Nicky, setiap kali dia datang untuk menemuiku aku selalu menolak untuk bertemu meskipun jauh didalam hatiku aku sungguh ingin bertemu dengan dia, ingin melihat senyumannya, ingin mendengar suaranya dan ingin mencium wangi tubuhnya, kak Nicky maafkan aku, aku benar-benar tidak mampu bertatap muka denganmu, maafkan aku karena tidak bisa menjadi wanita kuat seperti yang kamu mau, tidak suci seperti sedia kala, aku sekarang wanita yang kotor, rintihan hatiku setiap waktu.

Saat segalanya sudah sunyi tiba-tiba datang suster Lia menghampiriku

"Hai… bagaimana perasaannya ? sudah mendingan ?"

Aku hanya tersenyum sinis, melihat responku begitu suster Lia menyemangatiku dengan cara menepuk pundakku dengan lembut.

"Hmmm pernah dengar cerita Cinderella gak ?" suster Lia diam sejenak dan menatapku kemudian dia tersenyum lagi dan melanjutkan ceritanya "Cinderella dulu hidup bahagia bersama kedua orangtuanya namun suatu ketika ibu Cinderella sakit keras dan meninggal, sampai suatu ketika ayah Cinderella memutuskan untuk menikah lagi dengan janda yang mempunyai dua anak perempuan, mulai saat itu hidup Cinderella sangat menderita, saat ayahnya tidak ada dirumah dia selalu disiksa sama ibu tiri dan kedua saudara tirinya, tapi Cinderella tidak mudah putus asa, dia selalu bersyukur dengan apa yang dia alami sampai suatu ketika berkat dari buah kesabarannya itu dia bisa bertemu dengan pangeran tampan dan kaya dengan dibantu oleh fairy godmother akhirnya merekapun menikah"

"sudah cukup ceritanya" tanyaku sama suster

"iya, intinya kamu mesti harus bersabar dan percaya sampai Tuhan menjawab setiap doa-doamu, lihat Cinderella akhirnya dia berakhir dengan happy ending"

"iya memang benar Cinderella menikah dengan pangeran tampan tapi semua orang gak tau apa yang akan terjadi setelah mereka menikah, apa mereka punya musuh baru atau penyihir baru yang mau menghancurkan keluarga mereka karena setiap ending di film maupun didongeng sepanas apapun mereka melakukan ciuman pada akhirnya ada lagi cerita selanjutnya yang harus mereka hadapi, bukan begitu suster ?"

"hmmmm ya itu benar juga, tapikan.. "

"sus aku mau istirahat, aku capek" tanpa mau mendengarkan celotehan dari suster Lia aku langsung membaringkan tubuhku. Suster Lia hanya terpaku menatapku

"kalau begitu aku permisi dulu, istirahat yang cukup dan cepat sembuh" suster Lia langsung pergi meninggalkan ku sendiri.

Aku tidak bisa memejamkan mata, pikiranku terus bertanya-tanya, apa yang akan terjadi jika aku tidak bisa berjalan lagi, apa teman-temanku akan menerima seorang yang cacat seperti aku, apa kak Nicky mau menerima aku yang sudah tidak suci lagi, kenapa dunia ini membenciku, kenapa Tuhan pergi meninggalkan aku. Apa yang harus aku lakukan ? Dulu aku anak yang baik, rajin dan tidak pernah sekalipun mengecewakan orang lain tapi kenapa aku diberi cobaan yang aku sendiri tidak sanggup menghadapinya sendiri, kenapa Tuhan ?

Tanpa terasa waktupun cepat berlalu, sudah hampir satu bulan lamanya aku menginap dirumah sakit ini, kesehatankupun sudah mulai membaik walaupun kakiku masih belum bisa berfungsi dengan benar akan tetapi dokter menyarankan agar aku harus rajin untuk melakukan terapi dan rawat jalan, aku disarankan oleh dokter untuk datang minimal tiap dua kali seminggu untuk control kerumah sakit sambil dilakukan fsioterapi, awalnya aku menolak saran dari dokter karena aku tidak cukup uang untuk terus berobat namun hal itu pun terjawab karena seorang pemuda itu mengetahui permasalahanku sehingga dia menyanggupi untuk membiayai segala pengobatanku meski sampai sekarang aku belum mengetahui si pria misterius itu akan tetapi aku sealu membawa dia dalam doaku, andai suatu saat aku dapat bertemu dengannya aku akan sangat bersyukur kepadanya.

"sus " panggilku sama suster Lia yang sedang membereskan tempat tidurku.

"iya" jawab suster Lia sambil asyik merapikan tempat tidur

"tau gak aku terus ngebayangin pria sang penolongku?"

"owh ya menurut kamu seperti apa rupanya"

"heee" sambil tersenyum sipu akupun membayangkan wajah pria itu, meskipun aku tidak bisa menggambarkannya tapi aku pikir sepertinya dia mempunyai wajah yang manis.

"hey apa yang kamu lamunkan?"

"gak, hanya saja aku jadi kepikiran sama wajah sipria itu"

"menurutku dia mempunyai wajah yang garang dengan penampilan seperti Jason Mamoa"

"ah suster ada-ada aja, aku pikir dia seperti Ariel Noah"

"hahahaha bisa jadi" kami pun tertawa bersama-sama sambil mebayangkan wajah pria itu dengan sudut pandang kami masing-masing. Sejenak aku dapat melupakan beban yang ada dalam hidupku, kutatap suster Lia dengan penuh haru sambil membayangkan dia sebagai sosok yang bakal aku panggil kakak kelak, suster Lia pun demikian dia mengerti akan tatapanku padanya yaitu rasa tatapan terima kasih yang teramat sangat dalam selama aku dirawat disini

"sekali lagi thanks ya sus" dia tidak membalas perkataanku dengan ucapan namun dia hanya tersenyum bahagia lalu dia memegang kedua tanganku dan menyatukannya seolah membentuk sebuah doa, selang beberapa detik dia langsung melepaskan kedua tangannya sambil berceloteh sehingga membuat suasana kembali berubah.

"sampai lupa kalau sekarang aku masih berkerja" dia pun memebereskan segala keperluan obat-obatan yang mesti aku bawa pulang, "nah sekarang sudah beres, ayo kita keluar teman-teman kamu sudah pada nunggu"

Akupun menuruti ajakan dari suster Lia, tiba saatnya aku meninggalkan kamar kecil ini, meskipun awal-awalnya aku tidak betah namun seiring berjalannya waktu mulai terbiasa dan bahkan tempat itu menjadi temanku saat-saat aku merasa kesepian. Aku harus meninggalkan suster Lia walaupun aku sering membuat dia kesal akan tetapi sebenarnya karena ada dia jugalah yang membuat aku bertahan dirumah sakit ini, terima kasih suster Lia.

"nah itu teman-temanmu" suster Lia mengarahkan pandangannya keteman-temanku ketika aku sudah sampai didepan lobby rumah sakit menggunakan kursi roda yang dibantu dorong oleh suster Lia.

"makasih ya sus sudah mau menjaga aku" aku memegang tangan suster itu dengan erat seraya tidak ingin melepaskannya ketika dia dekat berdiri didepanku

"sudahlah nanti kita juga bertemu lagi" aku tersenyum menatap wajahnya sambil berkata

"sus sekali-skali jangan lupa jenguk aku ya, kalau aku kesepian jangan bosan buat menghiburku ya"

"iya, kamu itu sudah aku anggap sebagai adek aku sendiri, jaga kesehatan ya"

"iya sus"

Saat itu juga Angel dan Gea datang menghampiriku

"ayok kita pulang" ajak Angel sambil memegang kursi rodaku dan mengiringnya disusul Gea yang berdiri disampingku sambil memegangi tasku. Akupun meninggalkan rumah sakit tersebut setelah sebulan penuh aku dirawat disitu.

Pahit manisnya hidup ini tidak membuat aku harus mengakhirinya, semarah apapun aku sama dunia, aku tidak mau berakhir begitu saja, karena aku masih memiliki orang-orang yang ada sekitarku, Angel, Gea, kak Nicky dan suster Lia, mereka adalah obat penawar dari segala hal yang menyakitkan dalam hidupku ini, terima kasih buat segalanya.