1 Bagian 1 : 2023

31 Oktober 2023

Suara derap langkah kaki yang tengah berlari cukup kencang menggema di seluruh penjuru lorong rumah sakit, seorang wanita berjilbab dengan pakaian khas seorang perawat berlari tergesa-gesa karena tengah khawatir. Beberapa kali langkahnya hampir saja terpeleset karena lantai yang licin, tapi hal itu tak membuatnya berhenti melangkah hingga akhirnya ia sampai di depan sebuah ruangan praktik yang kini cukup sepi. Tak mau membuang banyak waktu, ia segera bergegas masuk ke dalam ruangan tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Ya astaga! " Pekik Seseorang yang berada di dalam ruangan, tengah duduk santai sembari memangku wajah merasakan kantuk yang kini mulai mendera. Tiara Agnesia, wanita berusia 28 tahun yang kini menjalani profesinya sebagai seorang asisten dokter bedah di salah satu rumah sakit terkemuka. Lima bulan yang lalu ia di percaya untuk membuka praktik khusus penyakit dalam sendiri di rumah sakit dengan jam kerja yang singkat, di luar jam tersebut ia akan menghabiskan waktu di ruang operasi sebagai asisten Dokter.

"Suster Diana, bisa kan ketuk pintu? " Sindirnya dengan judes. Mendadak ia kesal, jam praktiknya baru saja usai, ia kini tengah beristirahat sejenak sebelum akhirnya ia menjalani jadwalnya di ruang operasi yang akan di lakukan dua jam lagi. Dan kini istirahat singkatnya terganggu karena kedatangan suster menyebalkan yang tak lain adalah sahabat sendiri.

"Gue butuh bantuan lo," Pinta Diana dengan tergesa.

"Bantuan apa lagi? Gue capek. Mau tidur." Balas Tiara dengan malas. Ia benar-benar merasa sangat lelah, tubuhnya rasanya sangat remuk dan juga kehilangan semangat, semalam ia menghabiskan seluruh waktunya di ruang operasi dan baru selesai sekitar jam 3 dini hari. Ia tidur di rumah sakit selama empat jam sebelum akhirnya ia kembali bekerja mengecek beberapa pasiennya dan membuka ruang praktik.

"Renata telat hari ini, di rumah sakit sebelah katanya pasiennya rame banget. Jadi dia belum dateng, gantiin lah sebentar. " Pinta Diana sembari memohon.

Tiara memutar bola matanya dengan jengah, beginilah tidak enaknya memiliki dua bestie yang memiliki pekerjaan di bidang sama. Dirinya seorang asisten dokter bedah, Diana perawat, dan sahabat nya yang satunya adalah seorang dokter kandungan paruh waktu yang setiap harinya bekerja di dua rumah sakit sekaligus.

"Gue itu dokter bedah, bukan dokter kandungan. " Bela Tiara dengan sebal.

"Yaelah, ini juga bukan yang pertama atau ke dua buat lo gantiin posisinya Renata sebentar. Ini udah yang kesekian kalinya. "

"Dan gue udah gak mau lakuin lagi, "

"Tiara ih! " Pekik Diana yang kini mulai panik. Jam praktik dokter kandungan yang di pimpin oleh Renata sudah di buka sejak satu jam yang lalu, dan sampai sekarang sahabatnya tersebut belum juga datang. Saat ia berusaha menghubunginya, Renata mengatakan bahwa dia masih sibuk di rumah sakit lain dan mungkin akan terlambat dua jam.

"Ayo Tiara, bantuin gue. " Pinta Diana yang kini mulai mengemis meminta bantuan pada sahabatnya, ia bahkan sampai mau berlutut di depan Tiara agar wanita itu mau membantunya.

"Sekali ini doang ya? " Senyuman Diana akhirnya merekah dengan indah, ia seperti baru saja mendapatkan jackpot yang cukup besar karena bantuan dari sahabatnya tersebut.

"Janji, ini yang terakhir. " Balas Diana dengan tenang.

"Pasiennya banyak? "

"Lumayan, "

"Mampus gue! " Maki Tiara pada dirinya sendiri.

"Gak akan lama kok, bentar lagi Renata dateng, jadi lo cuma gantiin bentar. " Pekik Diana dengan lega. "Yuk sekarang ke ruangan, udah pada nungguin. "

"Gue ada di ruangan. " Gumam Tiara yang kini mulai bangkit dari duduknya, berjalan mengambil jas kedokteran nya lalu memakainya dengan lesu.

"Maksutnya ruang praktik dokter kandungan. " Sambung Diana dengan sangat senang.

Ke dua nya keluar dari ruang praktik dokter bedah, berjalan beriringan menuju ruang praktik dokter kandungan yang siang ini cukup ramai dengan para pasien yang datang.

Tiara memang bukan Dokter kandungan, tapi ia cukup cerdas untuk menganalisis sebuah penyakit rahim maupun menjelaskan kondisi bayi bagi orang yang tengah hamil. Kadang Renata dan juga Diana kagum pada sosok itu, Tiara yang dulunya sangat nakal kini berubah menjadi dokter yang hebat.

"Pasien pertama, Nyonya Ayu Putri Widjaksari. " Panggil Diana di depan ruangan untuk meminta nama pasien tersebut segera masuk ke dalam ruangan untuk di periksa.

"Saya, " Seorang wanita cantik tersenyum sangat ramah, dengan di dampingi suaminya ia berjalan mendekat ke arah Diana yang tampak cukup terkejut dengan kedatangannya.

"Saya Ayu Putri Widjaksari. " Ungkap wanita itu dengan sopan. Tatapan Diana beralih pada sosok di sampingnya yang kini juga tengah menatapnya sangat lekat.

"Diana? " Sapa pria tersebut sembari mengerutkan keningnya. Diana mengangguk pelan, membenarkan tebakan pria itu dengan bimbang.

"Gak nyangka ya, kita bisa ketemu di sini. Udah lama loh, kita gak ketemu, bahkan lo gak pernah sekalipun dateng ke reuni sekolah. Jadi suster sekarang? Hebat banget. " Cerocos pria tersebut dengan akrab. Ayu yang berada di sampingnya menyenggol pelan lengan suaminya, meminta penjelasan mengapa dia bisa mengenal suster cantik tersebut.

"Dia Diana, temen semasa SMA dulu. Bahkan kuliah kita juga masih suka barengan. " Balas pria itu lengkap dengan senyuman manisnya.

"Dia kakak lo? " Tanya Diana pada pria itu. Aron tertawa pelan lalu menggeleng singkat.

"Ini istri gue, ya kali kakak gue semuda ini. " Kekeh pria memiliki nama Aronaldi Mahendra tersebut.

"Hah? "

"Iya gue udah nikah, waktu itu gue ngundang lo, tapi lo gak dateng karena sibuk. " Sindir Aron yang sukses membuat Diana sadar.

"Oh iya lupa, sorry gue gak bisa dateng waktu itu. Emang sibuk banget gue, tapi gue kirim hadiah kok buat lo waktu itu. " Balas Diana sembari tertawa hambar. Ingin rasanya ia menjedotkan kepala Aron sekarang juga ke pintu ruangan, kalau bisa sampai hancur sekalian, menyebalkan rasanya bertemu dengan pria ini di sini.

"Ouh, jadi kalian temenan? " Cetus Ayu dengan ramah.

"Iya kita temenan. "

"Oh ya Sus, ini udah boleh masuk, kan? " Tanya Ayu pada Diana. Wanita itu awalnya merasa sebal bukan main, tapi sikapnya berubah usai mendengar pertanyaan Ayu barusan.

Mereka? Mau masuk ke dalam? Ayu dan Aron?

"Bini lo hamil? " Tanya Diana dengan panik.

Aron tersenyum bangga sembari menatap ke arah sang istri lalu mengelus perutnya yang terlihat masih rata.

"Kayaknya iya, soalnya dia telat dateng bulan. "

"Anak pertama? "

"Bukan, ini anak ke dua kita. " Terang Ayu yang membuat Diana ingin pingsan sekarang juga. Tidak bisakah waktu di putar kembali? Ia ingin mengulangi waktu beberapa saat lalu untuk membatalkan permintaannya pada Tiara agar menggantikan posisi Renata.

Tiara tidak boleh melihat Aron dan istrinya yang kini tengah mengandung anak ke dua mereka!

avataravatar