2 Chapter 1 : Permulaan

Hal yang ia rasakan pertama kali adalah sebuah guncangan yang di sebabkan oleh adik perempuannya, yang mencoba untuk membangunkannya. Lalu, dia pun terbangun dan melihat sosok adik perempuan kecilnya yang memiliki postur pendek dan memiliki rambut sebahu dan juga senyuman selamat pagi yang membuat seakan-akan seluruh kakak di dunia akan rela mati demi melindungi senyuman tersebut.

"Kakak ayo bangun, nanti kita bisa terlambat untuk ke hutan untuk menebang kayu"

Ryouichi pun bangkit dan segera bergegas mencuci muka dan mengganti bajunya lalu bersiap untuk pergi ke hutan bersama adik kecil nya untuk menebang kayu dan mengumpulkan buah-buahan untuk dijual ke pusat provinsi. Ryoichi tinggal di sebuah rumah sederhana yang terletak di desa pinggiran hutan di wilayah provinsi timur [Empire] dan hanya tinggal berdua dengan adiknya karena orang tuanya telah meninggal karena insiden 8 tahun yang lalu. Sejak saat itu, yang ada di pikiran Ryouichi hanyalah bagaimana cara untuk membahagiakan adiknya dan bisa hidup bahagia tanpa masalah.

Teriknya sinar matahari menyelinap melalui celah-celah pepohonan di hutan , dimana Ryouichi duduk beristirahat setelah menebang kayu. Dia terlihat melamun,memikirkan insiden 8 tahun yang lalu.

"Tidak, aku tidak akan pergi tanpa ibu dan ayah!" teriak bocah berusia 7 tahun yang disampingnya adalah adik perempuannya yang berusia 4 tahun.

"Kamu harus pergi sekarang ! Para monster-monster itu akan kesini sebentar lagi, jangan pikirkan ayah dan ibu disini!" teriak seorang pria paruh baya yang memegang pistol ditangannya.

"Itu benar nak, jangan pikirkan ibu dan ayah. Kamu harus bisa hidup mandiri dan melindungi adikmu ini." kata seorang wanita dengan kata halus namun menyimpan banyak kepedihan didalamnya.

"Kakak..."

"Kakak! Jangan melamun terus… Ayo kita pergi" ucap Asuka

Ryoichi yang sedang termenung pun kaget dan lamunannya pun buyar.

"Ah.. maaf Asuka, kakak tadi hanya melamun sebentar" ucap Ryouichi.

Ryouichi pun bangkit dari duduknya dan membawa tumpukan kayu yang sudah dia tebang , dan ditemani adiknya dia pun berencana untuk meninggalkan hutan untuk pergi ke pusat provinsi untuk menjual kayu tersebut. Namun di perjalanan Ryouichi merasakan ada yang aneh, hari yang tadinya panas terik berubah menjadi hari yang gelap dan hembusan angin yang menerpa pun menjadi lebih kencang. Melihat kondisi seperti itu, Ryouichi pun membatalkan niatnya untuk pergi ke pusat provinsi dan bergegas kembali ke desa. Sesampainya di luar hutan, Ryouichi menyadari bahwa desa yang biasanya ramai dan ada penjaga gerbangnya, menjadi kosong. Ketika dia memasuki desa, dia dikejutkan oleh bau darah yang begitu menyengat.

"Kakak, apa yang terjadi? Mengapa tercium bau darah seperti ini? Asuka tidak suka dengan bau ini" ucap Asuka.

"Asuka, kamu segera sembunyi sekarang. Perasaan kakak tidak enak" kata Ryouichi sembari mengelus kepala Asuka.

"Baik kak, jangan lupa untuk menjemput Asuka nanti." ucap Asuka.

Dengan segera Asuka pergi bersembunyi dan Ryouichi mulai perlahan berjalan kearah tengah desa. Dan dia pun kaget dengan dicampur perasaan jijik, dia melihat potongan kepala, tangan, dan juga organ dalam yang berceceran dimana-mana. Dan dia tambah terkejut ketika melihat sesosok bayangan hitam sedang duduk dan terdengar suara menguyah daging .

"Monster?!" ucap Ryouichi dalam hati.

"Tidak mungkin monster bisa menyusup kesini, bukankah daerah ini sudah dibersihkan oleh prajurit [The Saviour]? " gumam Ryouichi.

Ryouichi pun mundur perlahan-lahan, namun dirinya tidak sengaja menginjak sebuah pecahan kaca dan menghasilkan bunyi yang menarik perhatian demon tersebut

"Oh… rupanya ada makanan yang tertinggal disana" sesosok bayangan tersebut pun berdiri dan Ryouichi dapat melihat sosok aslinya.

Sosok monster dengan wajah mengerikan yang memakai armor emas yang dipenuhi percikan darah. Sesosok monster itupun menarik pedangnya dan berniat untuk menebas Ryouichi. Namun dengan sigap Ryouichi pun menghindari serangan itu.

"Heh menarik, ada seorang pun manusia yang bisa menghindari serangan ku selain para prajurit sialan itu" ucap sosok itu.

Satu-satunya senjata yang dipegang Ryouichi adalah belati yang biasanya dia bawa ketika keluar ke hutan.

"Bagaimana bisa monster masuk ke daerah perlindungan [Empire] ini ?!" seru Ryouichi.

Ryouichi pun ketakutan setengah mati hingga tidak bisa lagi berpikir dengan jernih, dia pun mengacungkan belatinya kearah demon itu. Namun apa daya sosok itu pun menghempaskan tubuh Ryouichi ke arah dinding rumah. Alhasil Ryouichi pun tergeletak tidak berdaya.

"Monster ? Hahaha…. bocah, bahkan kau tidak tau perbedaan monster dan demon? Dengarlah, aku ini seorang demon peringkat bumi." kata demon itu sambil tertawa.

"Demon ? Apa itu berbeda dengan monster ?" ucap Ryouichi.

Ryouichi pun hanya bisa pasrah menunggu kematian dirinya. Satu-satunya hal yang dia ingat adalah senyuman adiknya yang manis dan perilaku adiknya yang manja kepada dirinya.

"Maaf Asuka, kakak tidak dapat melindungimu lagi." gumam Ryouichi.

Begitulah kata terakhir dari Ryouichi yang menyadari hidupnya akan segera berakhir. Demon itu pun melayangkan pedangnya ke arah Ryouichi.

"Kakak ! Awas !" teriak Asuka yang tiba-tiba berlari ke arah Ryouichi.

Pandangan Ryouichi yang semula kabur pun perlahan kembali menjadi terang. Dan dia terkejut ketika melihat Asuka terluka parah karena tebasan pedang demon tersebut .

"Asuka ! Tidak… tidak… ini tidak mungkin terjadi" teriak Ryouichi

Ryouichi berlinang air mata setelah melihat hal itu.

"Hehe... kakak jangan menangis, Asuka tidak suka melihat kakak menangis" ucap Asuka sembari menghapus air mata Ryouichi.

"Tidak… Asuka, kamu tidak akan mati… kita akan tetap bersama, kita akan makan sup yang kamu buat itu, kita akan berjalan bersama-sama dihutan lagi, kakak janji tidak akan bangun kesiangan lagi. Jadi tolong jangan pergi! " ucap Ryouichi.

Ryouichi mencoba meyakinkan dirinya bahwa semua akan baik-baik saja, tapi semua itu sia-sia.

"Kakak… tolong setelah Asuka mati, kakak harus makan tepat waktu, istirahat yang cukup dan jangan bangun kesiangan yah, perbanyak olahraga supaya kakak tetap sehat" ucap Asuka dengan berlinang air mata.

Terlihat ekspresi Ryouichi kesedihan yang mendalam ketika mendengar ucapan Asuka.

"Maaf kakak, Asuka tidak dapat melihat kakak dapat pacar dan menikah hehe"

Asuka pun tersenyum terakhir kalinya dan akhirnya meninggal di pelukan Ryouichi.

"Hoi, Asuka… tolong jangan bercanda dengan kakak, kamu akan baik-baik saja bukan ?" ucap Ryouichi.

Langit pun menurunkan hujan sebagai pertanda bahwa langit pun bersedih melihat kepergian Asuka…..

"TIDAK ! TUHAN ! JANGAN BERCANDA DENGANKU ! KAU TELAH MERENGGUT SEGALANYA DALAM HIDUPKU, ORANG TUA KU DAN JUGA ADIKKU ! BAHKAN AKU TIDAK BISA MELINDUNGI SENYUMANNYA !" teriak Ryouichi dengan segala keputusasaan yang dia miliki.

"Jadi gadis kecil itu mati yah... hahaha" ucap demon itu sembari tertawa keras.

Ryouichi yang sadar dengan keberadaan demon tersebut langsung bangkit dan menyerang demon tersebut dengan nafsu membunuh yang besar dan emosi yang meledak-ledak.

"Demon sialan ! Bahkan jika aku mati hari ini, aku akan menyeretmu ke neraka bersamaku !" teriak Ryouichi.

Ryouichi pun mencoba menikam demon itu, namun hal itu sia-sia. Kekuatan dari seorang bocah yang mengamuk bukanlah tandingan dari kekuatan seorang Demon tingkat Bumi. Ryouichi pun dihempaskan kembali oleh demon tersebut dengan sangat mudah.

"Maaf nak… ini bukanlah hari keberuntunganmu!" teriak demon itu.

Ryouichi tergeletak bersimbah darah, tangan dan kakinya patah, serta rusuk nya retak di beberapa bagian.

"Asuka… maaf, bahkan kakak mu ini sangat lemah… bahkan tidak bisa membalaskan dendammu" ucap Ryouichi dengan mulut penuh dengan darah.

Pandangan Ryouichi pun semakin menghitam dan hampir kehilangan kesadaran. Namun tiba-tiba terdengar langkah orang berlari dari arah lain, dan pasukan dari [The Saviour] pun datang.

"Cih, kalian prajurit sialan. Bagaimana bisa kalian melacakku !" ucap demon itu.

Seketika demon itu pun telah dikepung oleh satu kompi dari prajurit [The Saviour] dan muncul sesosok prajurit yang tampak memiliki pangkat yang lebih tinggi dan melihat ke arah Ryouichi.

"Bawa anak itu ke base sekarang" kata prajurit tersebut.

"Prajurit sialan, beraninya mengganggu ku. Aku adalah demon tingkat bumi. Kalian pikir kalian dapat membunuhku ?!" teriak demon itu.

Demon itu pun mencoba menebas prajurit tersebut.

"[Byakkomaru] bangunlah dan bantu aku membunuh demon ini" ucap prajurit itu.

Seketika prajurit itu menebas tangan dari demon itu yang hendak menyerangnya.

"Tidak! Bagaimana mana mungkin ? [Cursed Weapon], apakah kau dari Dark Moon ?" ucap demon itu.

Demon itu pun jatuh dan terlihat menjerit kesakitan.

"Cih, bahkan demon yang memiliki harga diri tinggi sepertimu bisa merengek kesakitan seperti ini ?" ucap prajurit itu.

"Tolong ampuni aku, aku berjanji tidak akan kembali ke wilayah ini lagi" ucap demon itu.

"Merengeklah pada korban-korban yang telah kau bunuh ! " teriak prajurit itu.

Dan tebasan terakhir itu membuat demon tersebut berubah menjadi abu dan akhirnya demon itu mati.

"Kolonel, semua yang ada di desa ini sudah mati, hanya tersisa anak tadi yang menggenggam tangan seorang gadis kecil" ucap salah satu prajurit.

"Hmmm… bawa anak tadi serta mayat dari gadis kecil itu, mungkin itu adalah seseorang yang berharga untuknya, bahkan dia rela berjuang mati-matian untuk membalaskan dendamnya" ucap prajurit itu.

"Baik Kolonel !"

Para prajurit itupun akhirnya meninggalkan desa tersebut setelah menguburkan para penduduk desa yang telah meninggal dan membawa Ryouichi ke markas [The Saviour] tingkat provinsi.

avataravatar
Next chapter