webnovel

Diva dan dua pilihan

"Pak? apa bapak tidak salah? saya masuk team?", tanya diva sambil memegang dada nya karena terkejut dan terheran. 'mana mungkin aku bisa masuk tim? aku kan ikut latihan baru baru ini! apa gara gara kebetulan aku masukin bola ke keranjang kebanyakan ya? haduuuuh kok jadi gini sih? gimana dengan pramukaku ya!' batin diva.

"Wah, hebat nih diva, udah nilai semester penjas (pendidikan jasmani/olah raga) sudah pasti bagus, masuk team basket yang mau tanding pula", ninik yang sedari tadi nempel ke diva berbisik. "Apaan sih ninik! malah nambah beban ya Iya! Haduuuh!", jawab singkat diva. "Apaan sih div... gitu aja sewot! maaf maaf! lagi pms ya? sewot amat!", lanjut ninik. Hanya lirikan yang ninik dapat.

"Diva, nanti sore latihan jam 3 disini ok?", sahut pelatih. "ya pak!", jawab singkat diva. 'Aduh... terpaksa deh emang bener bener selingkuh dari organisasi pramuka. Tak kusangka, yang tadi nya pelarian alias main main eh malah dibasket ini main beneran', kegeraman hati diva.

Bapak guru menyudahi pelajaran olah raga, karena waktu sudah selesai dan semua siswa sudah mengikuti rangkaian tugas yang diberikan. "Tambah semangat ya div!" sapaan pak tony sambil menepuk pundak diva. "ya pak!" spontan jawab diva yang juga terkejut tepukan pak tony.

Diva terdiam semenjak pelatih basket menyebutkan bahwa dia masuk dalam tim. Ada sedikit penyesalan karena memang poin banyak yang di dapat atas ketidak sengajaan. Dia mencoba menerima seakan inilah takdir tuhan, karena diva berfikir bahwa nasi sudah menjadi bubur.

***

'Waktu berlalu begitu cepat, aku lho rasa rasanya gak mau berangkat latihan basket! haduh.. mungkin pelatih salah memilih pemain kali ya! haduh kan tidak mungkin aku fokus pada keduanya! pramuka ini baru ada persiapan raimuna lagi, kok aku khawatir gini ah... ! ehem tenang diva tenang! kan sudah ada blacki (mencoba nenangin diri) ah gak tahu ah...' dalam fikiran diva.

Waktu menunjukkan 14.30wib, diva sudah di sekolahnya. Sambil nungguin latihan basket, diva masuk ruang pramuka ngecek agenda kegiatan selanjutnya. Merasa memiliki tanggung jawab pula jadi tetap cek and ricek yang bisa dicek di sanggar.

Terdengar suara motor mulai berdatangan, beberapa orang bercanda dilapangan. Diva nyoba ngecek sudah ada cewek nya apa belum. Di dapati baru dua personil yang sudah di lapangan. Mereka pemanasan sendiri dan langsung latihan sama tim cowok /kombinasi kaeena memang belum komplit, pelatih juga belum terlihat disana.

Diva merapikan kembali ruang sanggar seperti semula, lalu berjalan menuju lapangan. Tiga menit kemudian pelatih datang dan semuanya mulai berdatangan.

"Okey guys! kita lakukan pemanasan", perintah pelatih. Lalu di suruh kumpul kembali dan diperkenalkan personil nya. "Selamat sore semua, oke kita akan bertanding tri on tri. Untuk tim putra, leadernya adam dan tim putri, nala. oke sekarang kalian latihan tanding! ini tim putra dulu yang main yang putri perhatikan cara mainnya. intinya kalian harus kompak! sering latihan akan membuat kalian menguasai permainan", arahan dari sang pelatih. "Ya pelatih", suara bersamaan.

Latihan passing, latihan dribel, curi poin, curi bola, dengan tehnik tertentu serta informasi aturan main basket diberikan oleh pelatih. Ditengah tengah waktu latihan dihadirkan anggota putri basket yang dulu sering mengikuti pertandingan. Ia bernama Eka, berwajah cantik cool tinggi dan sudah berkostum basket.

"Diantara mereka hanya ini yang baru?" tanya kak eka pada pelatih. "Iya! Semoga saja kemaren tes pass shoot tidak hanya kebetulan!" harapan pelatih. "Dia cukup tinggi diantara yang lain!", sahut kembali eka. "Ya, dia yang rajin rutin berangkat! jarang absen" balas pelatih.

Waktu latihan berlalu begitu cepat, pelatih mengumpulkan semua team basket. Sekali lagi pelatih menekankan team putra maupun putri semua sama yakni satu satu kesatuan diharapkan gak ada yang saling buat masalah.

Di sisi lain adam begitu memperhatikan diva walau terlihat cuek. Sedangkan Diva yang begitu cuek dengan sekitar hanya berfikiran mengenai basket dan pramuka nya.

'Hem... masuk tim juga! hebat juga tu anak! haha paling bener kata pelatih! hanya beruntung!' dalam fikiran adam.

Dalam perjalanan ke arah halte bus saat pulang dari latihan, diva merenung dan berfikir keras! 'Semoga saja teman-teman pramuka memahamiku. Kalau Tanding basket kan hanya kita fokus pada waktu latihan dan puncaknya saat tanding! setelahnya kan bisa balik lagi fokus di pramuka. Haiah... ternyata membingungkan juga ya..!'.

***

Pada latihan berikutnya, sepulang sekolah diva dijemput teman waktu sma.

Bel pulang sekolah berbunyi, "Kring... kring.. kriiiiing".

"Ayo div pulang? ngebis kah?" tanya ninik. "Hari ini ada latihan basket nik! hehe.. ", jawab singkat diva. "Wah, sibuk ya? ya udah aku cabut dulu ya!" balas ninik. "Heem, see ea!".

Kelas udah mulai sepi, diva mulai mengeluarkan handphone (hp) nya. Walau diva bukan dari keluarga berada sejak sd kelas 6 dia sudah di pegangi hp oleh ayahnya.

"tak tuk.. tak tuk", diva mulai fokus pada hp nya, ternyata ada satu pesan masuk dari Roby.

Roby adalah teman smp diva. Roby dulu pernah satu kelas dengan diva saat smp kelas 1 (sekarang kelas 7 ya!). Dia baik, namun diva jarang mau dibantu olehnya, saat itu diva jadi sekretaris dikelas. Wajahnya yang cukup enak di pandang, membuat diva tertarik. Namun saat bully teman teman smp diva dan roby secara spontan menjauh, tetapi saat saling bertemu mereka tetap menyapa dan senyum. Sudah lama diva tidak bertemu roby, tidak menyangka robby menghubungi diva. Nomer hp diva masih disimpan roby, dan beberapa kali di hubungi hanya sekedar say hello dan memberi kabar tentang pekerjaan nya di bogor dan apa saja yang dia lakukan di sampaikan pada diva. Kebetulan diva merespon dengan baik, mengingat diva pernah naksir, dan sedikit memahami pekerjaan supir. Balik lagi ke cerita.

"Div, pulang sekolah jam berapa? aku jemput jam berapa? kita jadi makan siang bareng kan?"//"Iya jadi! kebetulan ini udah jam pulang! teman teman sudah bubar aku masih di kelas"//"Tunggu aku ya, ni aku menuju kesana"//"Ya!", pesan singkat antara Roby dan diva.

Diva melanjutkan dengan menelfon bunda melalui pamannya, diva meminta izin pada bunda.

"tut... tut...." suara telfon menyambung.

"Halo, Assalamualaikum paman//Halo waalaikum salam diva//paman apa kabar?//alhamdulillah baik, mau bicara sama bunda mu ya? tunggu sebentar ya hp nya biar ku berikan pada bundamu//Iya paman", obrolan diva dengan pamannya.

"Assalamualaikum diva sayang//Waalaikum salam bunda//Ada apa sayang?//Bunda, diva ini sudah jam pulang sekolah! diva mau di jemput sama roby temen smp yang dulu itu lho bun, yang pernah diva ceritain//eem, emang diva mau di jemput kemana sayang?//kebetulan kemarin roby pulang dari bogor bun, nah ceritanya hari ini roby ngajak makan siang diva! Boleh ndak bun?//Selain kalian ada orang lain gak sayang?//Kayaknya ndak deh bun!//Kamu anak perempuan harus hati hati ya sayang! sebenarnya bunda berat ngasi ijin, tapi bunda juga tidak mau mengekang kemauanmu, terlebih lagi kamu sudah hebat mau ijin sama bunda!//Lalu bagaimana bun?//iya yang dekat dekat saja! bagaimanapun kamu tetap waspada dan hati hati jangan lupa sholat dulu! //iya bunda... terimakasih ya bun sudah ngasi ijin, rencana diva selesai makan siang diva minta di anter kesekolahan lagi... mau latihan basket seminggu lagi diva tanding!//Iya bunda mendukungmu nak, jika ada apa apa hubungi paman mu segera ya... atau minta tolong teman lainnya.//iya bunda, sudah dulu ya bunda//iya sayang... hati hati ya nak!//iya bun, assalamualaikum//waalaikum salam" telpon singkat bersama bunda.

Selang beberapa saat diva sudah mulai keluar kelas dan hp diva berbunyi ada telpon masuk, diva bergegas ke depan gerbang!

Dengan muka kaget "lho... kok roby ngobrol sama adam?"