1 Prolog

Prolog

"Aku rasa hubungan kita cukup sampai disini deh," ujar Nathan suaminya Safa.

Mereka sudah menikah lima tahun dan baru kali ini Safa mendengar suaminya dengan suara kasar berbicara dengannya, ia yang sedang melipat selimut menatap suaminya yang sedang bercermin.

Jantungnya berdegup dengan kencang, sakit tentu saja? Sudah bertahun lamanya mereka menikah tidak pernah dirundung permasalahan.

"Maksud kamu apa berbicara seperti itu, Mas?"

"Ayolah Safa, kamu pasti mengerti dengan apa yang aku katakan! Aku ingin kita bercerai," ujar Nathan selesai memakai baju kemeja miliknya.

Beberapa bulan ini hubungan mereka memang kurang harmonis, Safa berpikir jika semua itu karena suaminya terlalu lelah bekerja di bank.

"Bercerai! Apa salahku Mas?" Tanya Safa dengan hati yang cukup sakit, tidak bisa dikatakan sesakit apa hatinya.

Air matanya mulai menganak sungai di pelupuk mata, ia tidak boleh menangis karena ia harus tahu apa alasan suaminya memilih bercerai sedangkan mereka tidak mempunyai masalah apapun.

"Ckk.. kamu tidak salah hanya saja aku terlalu bosan melihat penampilan mu ini," ujar Nathan dengan santai menatap istrinya dengan remeh.

Karena penampilan rasa cinta suami bisa hilang, setipis itukah iman lelaki?.

"Mas, aku menutup diri itu semua untuk kamu, agar kamu tidak berdosa di akhirat nanti karena aku yang selalu membuka aurat. Bukankah Mas tahu jika wanita itu wajib menutup auratnya," ujar Safa mencoba membuka mata hati suaminya yang dia pikir khilaf.

"Iya, aku tahu! Tapi aku sudah bosan melihat kamu, tidak ada menariknya lagi. Lihatlah perempuan di luar sana begitu cantik tapi istriku membosankan," ujar Nathan sangat melukai hati istrinya.

Apa dia tidak pernah berpikir jika dalam pernikahan mereka sudah ada Alisha, anak yang begitu cantik juga imut hadir di dalam pernikahan mereka.

Safa menggelengkan kepala tak percaya dengan perubahan sikap suaminya, ternyata memiliki semuanya membuat suaminya buta mata.

"Tunggu saja surat dari pengadilan," ujar Nathan hanya bisa diam melihat perubahan sikap suaminya tanpa bisa berkata-kata hatinya masih terkejut mendengar hal ini dari lelaki yang begitu ia puja dan cintai selama ini.

Nathan pergi meninggalkan Safa seorang diri sedangkan putrinya sedang bersekolah, ia masih tidak menyangka jika rumah tangganya akan di terpa angin badai seperti ini.

Tubuhnya terasa lemas, dunianya seakan runtuh tak tersisa. Selama ini ia menjadi ibu rumah tangga tanpa bekerja jika mereka berpisah lalu bagaimana ia menghidupi anaknya.

Ting…tong….

Suara ponsel berbunyi, ia mencari senuber suara darimana datangnya dan ia pun mengambil ponsel di bawah bantal dan melihat siapa panggilan di ponsel suaminya.

"Hello Kitty"

Siapa hello Kitty,? Batin Safa berkata, tak ingin di buat penasaran ia pun mengangkat dan ternyata yang menelepon adalah seorang perempuan.

"Hallo Mas Nathan, jadikan jemput aku,"

Tut…

Safa mematikan ponsel karena tak sanggup mendengar suara perempuan di ponsel suaminya, selama ini ia terlalu polos tidak pernah mengecek ponsel suami karena ia berpikir jika suami akan setia padanya. Apalagi mereka menjalin hubungan sebelum menikah sehingga ia sangat yakin jika suaminya akan setia.

"Ternyata saling percaya tidak cukup membuat suami setia," lirih Safa menggenggam erat ponsel di tangannya, hatinya semakin sakit dengan penghianatan yang di lakukan suaminya.

Ting..Ting…

Pesan beruntun kembali masuk ke ponsel suaminya yang tak dikunci, ia pun membacanya dengan dada yang penuh rasa sesak.

[ Mas, kok dimatiin? Kamu jadi jemput aku kan, aku tunggu ya di rumah ]

[ Mas, makasih ya udah beliin tas baru! Kapan kamu akan menceraikan istri kamu biar kita bisa bersama, aku bosan terus ngumpet dari Safa ]

Deg… jantung Safa berpacu lebih kencang saat membaca pesan yang kedua, lagi-lagi ia kembali mengulangi membaca pesan yang kedua. Jika wanita itu mengenal dirinya maka orang terdekat lah yang merebut suaminya, pikir Safa.

Ia menghapus jejak air mata itu, tak perlu menangisi. Semuanya tetap akan berakhir, pengadilan tetap akan menyambut mereka dengan salam perpisahan.

Kini Safa berada di depan kantor pengadilan, tak pernah terbesit di hatinya bisa kessini? Hari ini pemutusan pengadilan tentang dua hati yang tak lagi cinta, tak bisa lagi bersama.

Safa mencoba menguatkan diri di balik kelemahan, ia terus berjalan masuk dengan tetesan air mata jatuh perlahan. Begitulah wanita dia akan rapuh disaat hatinya di lukai.

Nathan sudah lama datang bersama seorang wanita, rupanya wanita itu satu kantor dengan suaminya dan tak lagi membuat Safa terkejut, ia menatap istrinya yang akan menjadi mantan sebentar lagi.

"Kamu datang sama siapa?" Tanya Nathan.

"Sendiri, kenapa?" Tanya Safa.

"Dimana Alisha?" Tanya Nathan, sudah seminggu ini ia tidak menjenguk putrinya karena terlalu sibuk dengan kekasih hatinya.

"Di sekolah," ujar Safa pergi meninggalkan suami yang sebentar lagi akan menjadi mantan.

"Mas, kok kamu masih ngejar Safa sih?" Ketus Hello Kitty tersebut.

"Ya ampun sayang, aku hanya ingin menanyakan kabar putriku! Sudah seminggu aku tidak menemuinya," ujar Nathan menatap wanita yang begitu ia cintai saat ini, gairahnya meletup-letup saat berada di samping selingkuhannya itu.

"Yakin kamu hanya ingin menanyakan putri kamu? Bukan ingin kembali padanya, kan?" Tanya Amelia si hello Kitty yang berhasil merebut seorang ayah dari anak-anaknya dan seorang suami dari istrinya.

Terasa kejam kah dunia ini? Seakan mempermainkan seorang hati wanita.

Tidak? Bukan dunia yang kejam, lelaki saja yang tidak tahu diri mempermainkan hati istrinya.

"Bukan sayang, aku sudah memilih dirimu bukan," ujar Nathan mencubit pipi kekasihnya.

Tak bisa di pungkiri, seminggu tak melihat istrinya Nathan merasa inner beauty Safa nampak berbeda dari sebelumnya. Cantik dan begitu menawan tapi kecantikan itu tak pernah terlihat karena ada wanita lain yang sudah menempati hatinya itu.

Nathan masuk ke dalam ruang sidang, duduk di depan hakim tepat di sebelah Safa yang kini mencoba menguatkan diri. Mereka saling menoleh satu sama lain, ada yang terluka di balik hati yang paling dalam tapi Nathan mencoba menepisnya.

"Dengan ini Hakim memutuskan jika Anak akan diasuh oleh Mamanya"

Tuk..tuk…tuk….

Palu pun diketuk tanda perpisahan sah, Safa menelungkupkan wajahnya bersyukur Alisha bisa bersamanya meskipun setelah ini ia harus berjuang untuk menghidupi anaknya.

Mereka pun bangkit dari tempat duduk begitu juga dengan hakim meninggalkan ruang persidangan dan para saksi lainnya, hanya tinggal mereka bertiga.

"Selamat Mas, apa yang kau ingin sudah terwujud dan untuk kamu, terimakasih sudah mengambil lelaki yang tidak bisa setia. Saya harap kamu tidak akan merasakan seperti yang saya rasakan,"

Usai berkata seperti itu Safa pergi meninggalkan Nathan yang terpaku menatapnya, entah kenapa? Masih ada secuil hati untuk istrinya saat menatap mata indah itu.

Sementara si Hello Kitty merasa sangat senang melihat mereka berpisah, dengan begitu ia bisa memiliki Nathan seutuhnya. Lelaki yang memiliki pesona karena ketampanannya, tak hayal jika banyak perempuan yang mendekatinya dirinya apalagi seorang Nathan sangat kaya raya.

avataravatar