webnovel

Dimples (BTS - Bahasa Indonesia)

[complete] “Sora ... ayo kita pergi ke fansign bersama?!”, ajak Sunmi sambil tersenyum “Haruskah aku pergi? Aku bukan seorang ARMY sejati sepertimu, Sunmi. Aku hanya menikmati lagu-lagu mereka, aku bahkan tidak hapal nama anggota Bangtan Sonyeondan ini”, jawabku Tapi, setelah bertatap muka langsung dengan Bangtan Boys, Kim Sora tidak bisa melepaskan pesona dari pria tinggi berlesung pipi itu. Dan hal itulah yang membuat Sora semakin ingin mengenal dan bahkan dekat dengannya. Namun, merangkul orang yang kau cintai bukan berarti akan selalu membawa kebahagiaan. Ketika semuanya terasa sempurna, insiden dua tahun lalu kembali terulang pada Sora. Dan hubungannya dengan Kim Namjoon menjadi taruhannya... 13 Feb - 03 Jun 2021

Ditabell · Music & Bands
Not enough ratings
55 Chs

Bertemu Mr. dan Mrs. Kim

Kim Namjoon POV,

5 Juni 2020,

Aku berjalan kembali ke rumah utama setelah mengecek para member di rumah atas. Mereka semua -kecuali Jimin dan Jungkook- sudah bangun dan bersiap untuk memasak makan siang.

Aku berjalan terpincang-pincang menuju kamarku di lantai atas dan mengeluarkan sebuah buku mengenai seni modern dari koperku. Kemudian aku turun kembali ke bawah dan melihat JK yang sedang sibuk merakit pesawat mainan.

"Boleh aku membaca disampingmu, Jk?", tanyaku mendekatinya

"Membaca? Ye, tentu saja", jawabnya tanpa menatapku

"Oke...", kataku sambil duduk di sampingnya dan mulai membuka buku ku

Saat ini kami sedang berada di kota Chunchon, ibukota provinsi Gangwon di sebelah utara Seoul untuk syuting program In The Soop. Sudah 3 hari kami berada di sini, dan rencananya kami akan kembali ke Seoul sore ini. Kami akan mempersiapkan konser online kami yang akan diadakan tgl 14 Juni mendatang dan kemudian akan kembali ke sini setelah itu.

*pipipipip

Ponselku berdering, ku rogoh saku celana ku dan mengangkatnya.

"Yeobosseyo?", jawabku

"Namjoon~aah, apa aku menganggu?", tanya Sejin dari sebrang telpon

"Ani, hyung ... ada apa?", tanyaku sambil mengusap wajahku

"Aku sudah menjadwalkan terapi mu sore ini, jadi kau akan kembali lebih awal siang nanti", kata Sejin lagi

"Aah, ye hyung, gomawo", jawabku

"Baiklah, aku akan ... uh, sebentar",  suara Sejin terdengar tidak jelas

"Hyung? Yeobosseyo? Kau masih disana??", tanyaku sambil berjalan keluar rumah menuju tepi danau

Sejin tidak menjawab, ia terdengar seperti sedang berbicara dengan seseorang di dekatnya, namun aku tak tau apa yang sedang ia bicarakan.

"Namjoon~aah, maaf, aku baru saja mendapat kabar dari rumah sakit tempat Sora dirawat, mereka mengatakan Sora baru saja sadar!", kata Sejin dengan cepat

"Huh? Apa hyung? Coba katakan lagi??", kataku mengerutkan dahi, berusaha memastikan kembali

"Kim Sora ssi baru saja sadar! Kondisi nya cukup stabil namun ia masih terlihat kebingungan", jawabnya

"Jinjja?? Benarkah?? Syukurlaah!! Aigoo syukurlah ...", kataku sambil tertawa sekaligus menahan tangis

Aku menghampiri sebuah ayunan yang terbuat dari kayu dan duduk sambil mengusap kedua mataku.

"Ye, syukurlah. Para dokter sedang memeriksa kondisi nya saat ini ... kau tak perlu khawatir lagi sekarang, Namjoon~aah ... aku rasa ia akan baik-baik saja", kata Sejin

"Hyung, dapatkah aku menemuinya? Aku ingin sekali bertemu dengannya hari ini juga...", kataku lagi

"Entahlah, aku harus menanyakan hal ini pada para dokter terlebih dahulu, aku akan mengabarimu setelah kau tiba di Seoul, oke?", katanya lagi

"Baiklah, terima kasih hyung", jawabku sambil mengakhiri pembicaraan kami

Aku tersenyum lega mengetahui hal ini, aku memandangi hamparan danau dan hijaunya pepohonan di bukit yang berada di hadapanku. Aku merasa, pemandangan ini bertambah indah 50 kali lipat dari sebelumnya. Hatiku terasa ringan, beban di kepalaku pun terasa menguap.

Sudah lebih dari 20 hari Sora koma, ia terbaring di ICU tanpa menunjukkan tanda-tanda akan sadar kembali. Menurut dokter, hal ini bisa disebabkan karena saraf di kepalanya mengalami kerusakan. Mereka pun telah melakukan berbagai cara agar Sora dapat membuka mata namun hasilnya nihil.

Aku dua kali datang mengunjunginya di rumah sakit, namun aku tak dapat menemuinya secara langsung. Karena saat ini sedang pandemi, pihak rumah sakit menerapkan sebuah aturan bahwa tidak diperbolehkan ada pengunjung di ruang ICU. Jadi Aku hanya dapat melihatnya dari balik kaca jendela.

Hatiku sedih sekali melihatnya terbaring sendirian dengan berbagai macam alat menempel pada tubuhnya. Mengapa ia harus mengalami hal ini? Aku merasa sangat bersalah karena tak dapat melindunginya dengan baik.

*pipipipip

"Yeobosseyo", jawabku

"Hyuung, makan siang sudah siap. Mereka meminta kalian untuk datang kesini", terdengar suara serak Jimin dari sebrang telpon

Sepertinya ia baru bangun tidur, batinku.

"Ah, ye. Aku akan kesana. Gomawo", jawabku dan menutup telponku

Aku berjalan tertatih-tatih menuju rumah utama.

"Taehyung~aah, Jungkook~aah .... mereka meminta kita ke rumah atas untuk makan siang", kataku dari ambang pintu kepada mereka

"Makan siang sudah siap?", tanya V dari dapur

"Ye, mereka meminta kita ke sana sekarang, ayo", ajakku sambil beranjak menuju rumah atas

"Ye", jawab Jk sambil membawa sosis yang telah ia panggang dan berjalan mengikutiku

Aku melihat dari kejauhan suasana di rumah atas, Suga sedang berkutat dengan panggangan yang ada di hadapannya. Jhope terlihat keluar masuk rumah sambil membawa peralatan makan, sedangkan Jin berada di dapur memasak sesuatu.

Kali ini kami akan makan siang di teras rumah atas. Kulihat Tae menaruh sepiring penuh potongan melon dengan prosciutto di atasnya (irisan daging ham), yang baru saja ia buat di rumah utama tadi, dan menghias sebuah keju dengan payung kecil berwarna biru. Aku tersenyum melihatnya. Tae memang suka menghias makanan, ia suka sesuatu hal yang detail.

"Wah, kenapa mendung?", tanya Jin yang keluar dari dalam rumah

"Wae? Apakah buruk kalau mendung?", tanyaku

"Ani, hanya saja aku tadi kepanasan ketika membersihkan ikan", kata Jin tertawa

"Aahh!", terdengar pekikan dari Suga

Ia baru saja menjatuhkan sepotong iga bakar ketika akan menaruhnya ke piring.

"Tiga detik", kataku sambil menoleh ke arahnya

"Terlambat", kata Suga

"Hyung, cuci saja dengan air lalu beri bumbu dan bakar lagi", kata Jk menatap ke arah daging iga yang tergeletak di tanah

"Kau mau mencobanya?", tanya Suga terkekeh ke arahnya

Jk langsung terdiam dan menyeringai malu.

"Waah ini seperti sebuah pesta", kataku menatap tumpukan daging iga yang baru saja Suga letakkan di hadapanku

"Apa ada nasi?", tanya Jk ketika Jin membagikan sumpit kepada kami

"Tidak, kita tak punya nasi", kata Jin

"Bukankah ada nasi sisa kemarin?", tanya Suga

"Sudah habis, tapi ini ada nurungji (kerak nasi)", kata Jhope

"Kau memasak semua nasinya menjadi nurungji?", tanya Jin pada V

"Wah banyak sekali nurungji nya", kata Suga terkekeh

Menu makan siang kami hari ini terdiri dari mulhoe (irisan ikan mentah dan sayuran dengan kuah asam dan pedas) dan iga babi bakar, ditambah beberapa makanan pendamping yang telah dibuat oleh V dan Jk tadi. Setelah kami semua duduk mengelilingi meja makan, Jin mulai menuang kuah mulhoe ke atas mangkuk besar berisi irisan ikan dan berbagai jenis sayuran.

"Terima kasih atas makanannya", kataku sebelum mulai menyantap makan siang kami

"Wah ini pasti enak", kata Jimin

Kami mulai makan sambil sesekali mengobrol.

"Jin hyung mulhoe nya enak sekali", kata Jhope

"Benarkah? Gomawo", jawab Jin

"Coba lah melon buatanku hyung", kata V pada yang lain

"Apa ini memang di sajikan seperti ini?", tanya Jhope pada V

"Ye, ini adalah salah satu snack bila kita minum anggur", kata V menjelaskan

"Woaahh ... rasanya cukup unik, manis dan asin", kata Jimin setelah mencoba melon tersebut

"Jadi kita akan makan apa nanti malam?", tanya Jk

"Ayo kita makan chapaguri instant (chapagetti dan neoguri, seperti dalam film parasite)", kata Jhope mengusulkan

"Ye, ye chapaguri pasti enak", kata Jin

"Hyung, kata para staff kau akan kembali ke Seoul lebih awal?", tanya V

"Ye, aku ada jadwal terapi sore ini", jawabku

"Terapi untuk kaki mu?", tanya Jimin

"Ye, kaki ku terasa sakit lagi, aku harus berbuat sesuatu sebelum kita mulai berlatih untuk konser kita minggu depan", jawabku sambil mengunyah sebuah sosis

"Apa ada kabar terbaru mengenai kondisi Sora, Namjoona~aah?", tanya Suga menatapku dari ujung meja makan

"Ah ye, aku lupa memberitau kalian, tadi Sejin hyung mengatakan bahwa Sora baru saja sadar, mungkin aku akan menemuinya setelah sesi terapi ku selesai", kataku tersenyum menatap sahabat-sahabatku

"Jinjja?", tanya Jhope membelalakkan matanya padaku

"Benarkah? Waah syukurlah", kata V, perlahan senyuman terlukis di wajahnya

"Ye ... aku merasa sangat lega dan bersyukur. Sejin hyung bilang, saat ini kondisinya cukup stabil", kataku lagi

"Syukurlah, aku senang mendengarnya", kata Suga mengangguk-anggukkan kepalanya

"Aku harap ia dapat segera pulih, luka yang di deritanya cukup parah, kan?", kata Jimin memandangku

"Ye, aku juga berharap noona segera pulih, ia wanita kuat", kata Jk

"Apakah kasusnya benar-benar akan ditutup?", tanya Jin

"Entahlah, mungkin setelah polisi mendapatkan keterangan langsung dari Sora, mereka akan segera menutupnya. Karena pelaku kejahatan ini sudah meninggal, kurasa kepolisian tidak bisa berbuat apapun", jawabku menatap mangkuk di hadapanku

"Terus terang aku masih terkejut mengetahui pelakunya adalah salah satu dari pegawainya, benar-benar menakutkan", kata Jhope dengan wajah serius

"Bagaimana tanggapan Bighit?", tanya Suga lagi

"Sebetulnya mereka memintaku memikirkan kembali mengenai hubunganku dengan Sora, namun aku belum bisa memutuskan karena belum membicarakannya dengan Sora", jawabku dengan wajah serius

"Apa maksudnya?", tanya Jk

"Entahlah ... aku juga belum tau pasti apa maksud perusahaan", jawabku mengherakkan bahuku

"Mereka tak memintamu mengakhiri hubungan kalian kan?", tanya Jhope menatapku

Aku terkejut menatap nya, aku tak berpikir sejauh itu.

"Aku rasa bukan itu maksud Bighit, mereka tak pernah melarang kita memiliki sebuah hubungan sebelumnya, dan hal itu juga tertulis di kontrak", jawab Jimin mengernyitkan dahi

"Entahlah. Aku hanya berharap hal-hal seperti ini tidak akan pernah terjadi lagi. Aku dapat melihat bahwa hal ini cukup membuatmu tidak fokus, Namjoon~aah. Setiap hari kau terlihat muram dan seperti banyak sekali beban di kepalamu", kata Jin

"Ye, Jin hyung benar. Walaupun hyung dapat menutupinya dengan baik ketika di depan kamera, namun kami masih bisa merasakannya", kata V

"Jinjja? Maafkan aku ... aku memang banyak pikiran akibat insiden itu ... sekali lagi maafkan aku", jawabku bersungguh-sungguh

"Aku harap di masa depan hanya akan ada kebahagiaan di sekelilingmu Namjoon~aah", kata Suga tulus sambil tersenyum padaku

Setelah selesai makan siang, kami membagi tugas bersih-bersih. Aku saat ini sedang mencuci piring di dapur. Kaki ku terasa sangat sakit bila harus berdiri diam seperti ini.

"Namjoon~hyung, biar aku yang mencuci piring, kau harus bersiap-siap kan?", kata Jimin datang menghampiriku

"Ok, gomawo", jawabku sambil mengeringkan tanganku. "Jk tolong kau keringkan piringnya ya", pintaku pada Jk

"Ye", jawabnya

Aku berjalan pelan menuju rumah utama. Aku belum merapikan koperku, sedangkan supir sudah menungguku untuk mengantarku kembali ke Seoul.

"Hyung, kau cuci piring?", tanyaku pada Jin ketika membuka pintu dapur rumah utama

"Ne, ini adalah piring kotor tadi malam", jawab Jin tanpa menoleh

"Tapi kau sudah memasak, mengapa masih cuci piring juga? Oya, terima kasih untuk makanannya, enak sekali", kataku sungguh-sungguh sambil berjalan menuju tangga

"Ye", jawab Jin dari dapur

Aku langsung membereskan buku yang tadi aku baca dan memasukkannya ke dalam koper. Aku hanya membawa beberapa pakain jadi aku tak memerlukan waktu lama untuk berkemas. Hanya dalam waktu 5 menit, koper dan tas ku sudah siap. Aku membawanya ke bawah dan menyeretnya menuju mobil yang sudah menungguku.

Aku berpamitan kepada para member yang berada di rumah atas dan kemudian masuk ke mobil dan duduk di kursi penumpang. Aku menyalakan ponselku dan mengetikkan pesan pada Sunmi. Selama Sora tak sadarkan diri, aku selalu menanyakan kondisi Sora padanya.

"Annyeong Sunmi ssi, ku dengar Sora sudah sadar? Aku sedang dalam perjalanan kembali ke Seoul. Bagaiamana kondisinya saat ini?", tulisku dengan cepat

Aku memijat-mijat kaki kananku sambil menyandarkan kepalaku pada kursi mobil.

*tring

Aku membaca pesan dari Sunmi.

"Ye oppa, Sora telah sadarkan diri. Aku sudah berada di rumah sakit saat ini, tapi belum bisa bertemu dengannya. Sora masih di ruang perawatan intensif untuk pemeriksaan lebih lanjut. Kami baru bisa menemuinya setelah ia dipindahkan ke ruang perawatan umum. Aku akan mengabari mu lagi nanti bila ada kabar terbaru. Hati-hati dalam perjalanan ya, oppa", isi pesannya

"Arasso, gomawo yo Sunmi ssi", balasku

Aku menghembuskan napas lega. Ia akan baik-baik saja, ia akan segera pulih, batinku. Aku menyandarkan kembali kepalaku dan memejamkan mataku. Beberapa minggu ini aku kurang tidur karena memikirkan keadaan Sora. Aku memilih untuk mengerjakan musik dan membaca buku untuk mengalihkan pikiranku. Sekarang aku akan mencoba tidur, kurasa tidur selama 1-2 jam akan membuatku lebih segar ketika bertemu dengan Sora nanti, pikirku.

———————————————————————

4, 5 jam kemudian, Seoul

Ketika tiba di Rumah Sakit Yongsan, aku dan manajerku langsung berjalan menuju lobi dan menghampiri meja informasi.

"Permisi, kami ingin menanyakan dimana letak ruang perawatan pasien umum berada?", tanya Sejin pada seorang petugas yang berjaga

"Nama pasien?", tanya nya ramah

"Kim Sora ssi", lanjut Sejin

"Kim Sora ssi, 26 tahun? ruang perawatan barat, lantai 7 nomer ruangan 710. Kau bisa belok ke kanan di depan lalu berjalan lurus hingga menemukan lift. Naiklah ke lantai 7 dan berbelok ke arah kiri, kau akan menemukan ruang 710 berada di ujung lorong", jawabnya detail

"Kamsahamnida", jawab Sejin menganggukkan kepalanya

"Sama-sama", jawabnya ramah

Kami berjalan menuju arah yang telah ditunjukkan petugas tadi kepada kami. Kaki ku sudah terasa lebih baik, walaupun aku tidak bisa berjalan terlalu cepat saat ini. Aku telah menyelesaikan sesi terapi ku dan segera menuju rumah sakit ini ketika Sunmi mengatakan bahwa Sora telah dipindahkan ke ruang perawatan umum dan kondisinya terlihat sangat baik.

Aku memindahkan balon berisi bunga dari tangan kananku ke tangan kiriku ketika kami memasuki lift menuju lantai 7. Aku sangat bersemangat, aku sangat merindukan Sora saat ini.

Ketika pintu lift terbuka di lantai 7, aku langsung melihat Sunmi yang sedang duduk di sebuah ruang tunggu. Ia terlihat sedang berbincang serius dengan seorang wanita paruh baya.

"Annyeong, Cha Sunmi ssi", sapaku sambil membuka maskerku ketika tiba di depannya

"Ye, ah! Anyyeong oppa! Kau sudah tiba?", kata Sunmi menolehkan wajahnya dan tersenyum

"Ye", jawabku sambil membungkuk pada wanita paruh baya di sampingnya

"Oppa! Perkenalkan, ini ibu nya Sora. Oemoenim, ini adalah Kim Namjoon ssi, kekasih Sora", kata Sunmi berdiri dihadapanku memperkenalkan kami berdua

"Ah, annyeong! Senang bertemu dengan anda, maafkan aku belum sempat memperkenalkan diriku. Aku Kim Namjoon, kekasih Sora", kataku membungkuk ke arahnya

"Anyyeong Kim Namjoon ssi, aku telah banyak mendengar tentangmu dari Sora, senang akhirnya bisa bertemu denganmu, walaupun di situasi seperti ini", katanya tersenyum ramah, senyumnya mengingatkanku pada senyum Sora

"Ye, Sora juga menceritakan mengenai anda padaku, kuharap kau selalu sehat Oemonim", jawabku tersenyum padanya

"Oya, perkenalkan ini manajer ku", kataku memperkenalkan Sejin pada Sunmi dan ibunya Sora

"Bagaimana keadaan Sora?", tanyaku pada mereka berdua

"Kondisi nya sangat baik, semua alat bantu sudah dilepas, walaupun ia masih menggunakan selang oksigen, namun semua organ vitalnya telah berfungsi dengan baik. Dokter mengatakan tidak ada tanda-tanda kerusakan pada otaknya, namun ia masih belum bisa banyak bergerak dan berkomunikasi dengan baik", kata Sunmi menjelaskan dengan semangat

"Ye, Untuk saat ini Sora masih belum kuat menggerakkan tubuhnya, karena luka di tulang rusuknya belum pulih. Ia bisa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh kami dan tim dokter, hanya saja suara nya masih sangat lemah. Tapi untuk orang yang baru saja bangun dari koma, kondisi Sora sangat amat baik", lanjut ibu nya dengan mata berkaca-kaca

"Syukurlah ....", jawabku tersenyum lega

"Ah, yeobo. Ini kekasih Sora, Kim Namjoon ssi", kata ibu nya Sora kepada laki-laki paruh baya berbadan tegap yang baru saja tiba di ruang tunggu

"Senang bertemu denganmu", jawab lelaki tersebut mengangguk kepadaku

"Annyeong Ahboenim, perkenalkan saya Kim Namjoon, senang bertemu dengan anda. Maafkan aku karena baru bisa menyapamu ssekarang", kataku dengan formal sambil membungkukkan badan 90 derajat

"Ye. Saya Kim Seojun, ayah Sora", jawabnya singkat

Lalu ia menoleh pada istrinya dan Sunmi.

"Yeobo, Sora ingin berbicara denganmu, temuilah dia. Kau juga Sunmi~aah, temuilah Sora, ia menanyakan dirimu juga", katanya menunjuk lorong tempat kamar Sora berada

"Ne, ayo Sunmi. Kim Namjoon ssi kau ingin ikut bersama kami?", tanya ibu Sora padaku

"Ani, kalian pergi saja dulu. Ada yang ingin kubicarakan dengannya", jawab ayah Sora menatapku

"Arasso", kemudian nyonya Kim membungkuk kepadaku dan berjalan ke arah kamar perawatan Sora sambil menggangdeng tangan Sunmi

Aku dan Sunmi saling berpandangan sebelum ia pergi mengikuti ibu Sora.

"Duduklah, Kim Namjoon ssi. Maaf, anda siapa?", tanya ayah Sora pada Sejin

"Annyeong, saya Sejin, manager Kim Namjoon ssi", jawab Sejin membungkukkan badan

"Ah, ne. Pasti kau sangat sibuk ya ... senang berkenalan denganmu. Boleh aku minta tolong Sejin ssi? Aku ingin berbicara berdua saja dengan Namjoon, apa kau bisa meninggalkan kami sebentar?", tanya Tuan Kim ramah

"Ye, tentu saja. Aku akan menunggumu di lobi", kata Sejin kepadaku dan membungkuk pada kami sebelum masuk ke dalam lift

Aku merasa gugup, terus terang ini pertama kalinya aku berhadapan dengan orang tua kekasihku. Walaupun mereka terlihat baik dan ramah, namun aku masih tetap merasa cemas.

"Duduklah", kata ayah Sora padaku sambil menunjuk sebuah kursi dihadapannya

Aku meletakkan balon berisi bunga yang kubawa ke atas meja dan duduk berhadapan dengan Mr. Kim.

"Maaf kita harus bertemu di situasi seperti ini. Aku tau kau sangat sibuk, tapi mengetahui kau masih menyempatkan diri mengunjungi putriku membuatku sangat senang dan berterima kasih", ucapnya

"Ye Ahboenim, aku juga minta maaf karena tidak datang menemui mu lebih awal", jawabku

"Gwaenchana, aku tau kau adalah grup paling sibuk di Korea, ah ani, di dunia .... aku mengerti hal itu. Kau tau, ketika Sora menceritakan bahwa ia memiliki kekasih seorang bintang, aku tak pernah menyangka bahwa itu adalah kau, haha .... aku tau tentang BTS tentu saja, aku bekerja di bidang musik jadi aku harus tau perkembangan musik di korea maupun di dunia", kata Mr. Kim tersenyum padaku

"Ani, kami tidak sehebat itu, Ahboenim", kataku tertunduk malu

"Tidak, aku tidak berlebihan mengatakannya, kalian membuat Korea bangga. Aku pun merasa bangga dan terkejut ketika mengetahui kalian betul-betul berpacaran. Sora sangat mencintaimu, kau tau kan? Aku tak pernah melihatnya sebahagia itu ketika ia menceritakan hubungan kalian", katanya lagi

"Ye, aku juga sangat mencintainya, ia wanita paling luar biasa yang pernah ku temui. Kurasa tak ada seorangpun yang tak menyukainya bila bertemu dengannya", jawabku tersenyum mengingat wajah Sora yang tersenyum

"Ye, aku dapat melihat bahwa kau pun mencintainya. Kau pun seorang pria yang baik dan sopan menurutku, putri ku sangat beruntung dapat bertemu pria seperti dirimu", katanya mengangguk-anggukkan kepalanya

"Ani, aku lah pria yang beruntung", jawabku tersenyum menatap Mr. Kim

Ia menhela nafas dalam dan menatap ku dengan serius.

"Kau tau, aku sangat ingin melihat kalian bahagia ... tapi setelah melihat Sora terbaring koma kemarin, aku rasa sebaiknya kalian mengakhiri hubungan kalian ...", kata Ayah Sora memandang ku

"Maaf? Apa?? ... aku, aku tak mengerti", jawabku bingung sambil mengerutkan dahi

"Aku tau ini akan berat bagi kalian, tapi ku rasa hubungan kalian tidak akan berhasil. Kalian memiliki dunia yang berbeda, kau seorang bintang ternama sedangkan putri ku hanya gadis korea biasa. Aku tak ingin melihat atau mendengar komentar buruk dari fans mu mengenai putriku. Kau lihat apa yang telah terjadi padanya ketika ada seorang fans obsesif mengetahui hubungan kalian, kan? Aku tak ingin kehilangan putri ku, Kim Namjoon~aah", kata Mr. Kim dengan mata berkaca-kaca

Aku tak dapat berkata apa-apa mendengar perkataan Mr. Kim. Aku hanya merasa terkejut, ku kira ia akan merestui hubungan kami, tapi ternyata ia berkata sebaliknya. Aku sangat sedih dan terpukul saat ini.

"Kau tau bagaimana perasaan ku dan ibunya ketika mengetahui Sora terluka dan kehilangan bayinya? Kami merasa hancur, mengapa putri kami tersayang harus mengalami hal seperti ini? Apa yang telah kuperbuat di kehidupanku yang lalu hingga putri ku harus menderita seperti ini??", katanya dengan penuh emosi

"Kami bahkan belum sempat berbahagia dan mengucapkan syukur atas kehamilan nya, tapi ... tapi kami sudah harus kehilangan bayi itu lagi", lanjutnya terisak berusaha menahan air matanya

Hatiku merasa sakit dan sedih melihat lelaki yang berkharisma ini harus terpuruk seperti ini. Ia pasti sangat menyanyangi Sora dan keluarganya. Aku menghapus air mata dari kedua mataku dan mengambil sebuah sapu tangan dari saku celana ku dan memberikannya pada Mr. Kim.

"Gomawo, ah ... maafkan aku. Aku tak seharusnya bertingkah laku seperti ini", katanya menggelengkan kepala sambil mengelap matanya menggunakan sapu tanganku

"Ani, aku tau kau pasti merasa sedih saat melihat orang yang kau sayangi terluka. Aku pun merasa demikian ketika melihat Sora terluka tepat di hadapanku, aku ... aku merasa dunia ku hancur. Tapi, tapi aku akan membuktikan padamu bahwa aku bisa membuatnya bahagia dan membangun dunia yang aman dan hangat untuk nya. Aku akan melindunginya dari semua komentar jahat orang-orang. Aku akan membuktikannya Ahboenim, aku sangat mencintainya", kataku bersungguh-sungguh

"Dengan cara apa? Apa kau akan menikahinya saat ini juga?", tanya Mr. Kim mengangkat kedua alisnya

"Ye, aku memang akan menikahinya", jawabku penuh tekad

Mr. Kim menatap ku tidak percaya dan menolehkan wajahnya ke arah lain.

"Walaupun kau ingin menikahinya, aku tidak akan memberikanmu ijin. Kalian masih muda, Namjoon~aah, menikah bukanlah sesuatu yang bisa kau lakukan hanya karena saling mencintai, banyak hal yang harus kalian pikirkan dengan matang. Terlebih lagi kau seorang publik figur, apa kau siap bila penggemarmu tidak mendukungmu lagi? Apa kau siap semua orang akan menghujat kalian? Mungkin kau siap dengan hal itu, tapi bagaimana dengan putriku?? Bila hal itu terjadi, kau malah akan membuatnya menderita", kata Mr. Kim lagi penuh emosi hingga wajahnya menjadi sangat merah

Aku menggertakkan rahangku dan menahan air mataku dengan susah payah. Mungkinkah menikah denganku akan membuatnya lebih menderita? Bagaimana bila orang-orang seperti Aeri bermunculan? Apa aku akan sanggup melindunginya?. Aku menundukkan wajahku dan menghela napas panjang, berusaha menenangkan diriku.

"Lanjutkanlah hidupmu Namjoon~aah, kejarlah dulu semua impianmu. Buktikanlah pada Sora bahwa kau bisa membuat dunia yang aman dan hangat untuknya. Dan bila kau sudah siap, datanglah kembali pada Sora, aku yakin ia akan dengan senang hati menunggu dan menerima mu kembali", kata Mr. Kim

"Apa tidak ada jalan lain? Aku tak ingin kehilangan dirinya ...", jawabku dengan suara tercekat

"Pasti ada jalan lain, tapi untuk saat ini, itulah satu-satunya jalan terbaik yang kau punya. Aku rasa management dan para member juga menginginkan yang terbaik untuk kalian. Hanya saja masalah Aeri dengan Sora ini sudah berubah menjadi sebuah masalah yang besar, sehingga akan sulit untuk di tutupi", kata Mr. Kim memandangku dengan tatapan seorang ayah kepada anaknya

Aku memijat dahiku berusaha berpikir jernih, berusaha mencari bantahan atas perkataan Mr. Kim tadi. Namun semakin kupikir kan, semakin aku menyetujui dengan apa yang telah ia katakan.

Insiden ini memang mendapat perhatian dari publik. Bighit berupaya keras agar rekaman CCTV dari Minerva tidak terekspos media. Hingga saat ini masyarakat tidak mengetahui keterlibatanku pada insiden itu. Perusahaan juga tidak ingin kejadian ini akan mengguncang eksistensi BTS.

"Maaf, aku mengganggu kalian", terdengar suara Sejin dari belakangku

"Hyung? Ada apa?", tanyaku sambil mengusap wajahku

"Kita harus pergi Namjoon~aah, kita akan ada rapat dikantor jam 8. Kau ingat kan?", kata Sejin

"Apa sudah waktunya pergi? Tapi aku belum bertemu dengan Sora, hyung ...", jawabku pelan

"Kita sudah tidak punya waktu, kita harus berangkat sekarang atau kita akan terlambat", kata Sejin lagi

Aku menolehkan wajahku kembali ke Mr. Kim yang duduk terpaku menatap kami berdua.

"Pergilah, pikirkanlah apa yang telah ku katakan padamu tadi. Aku akan menyampaikan pada Sora bahwa kau datang berkunjung", kata Mr. Kim dengan tenang

"Tapi ... hyung? Hanya sebentar saja?", pintaku pada Sejin

"Kita akan terlambat Namjoon~aah, produser dan para staff sudah menunggu kita", jawab Sejin dengan simpati

Aku menundukkan wajahku dan menghela napas.

"Baiklah, tolong berikan ini pada Sora, Ahboenim", kataku sambil memberikan balon bunga yang kubawa tadi

"Ye, aku akan memberikan ini pada Sora. Terima kasih", kata Mr. Kim tersenyum padaku

"Aku akan memikirkan perkataanmu, aku akan mencari jalan yang lebih baik untuk kami. Aku permisi dulu", kataku sambil membungkuk padanya

Aku berjalan pergi menuju lift dengan perasaan sesak. Mr. Kim memang hanya menginginkan yang terbaik bagi Sora, akupun demikian. Namun bila itu berarti bahwa aku harus mengakhiri hubunganku dengan Sora, terus terang aku merasa berat melakukan hal itu.

"Namjoon~aah, apa kau merasa bahwa hubunganmu sangat mempengaruhi para member dan perusahaan juga?", tanya Sejin padaku

"Huh? Apa maksudmu, hyung?", tanyaku

"Kau seperti kehilangan fokus akibat masalah ini, dan juga sepertinya skala prioritasmu sedikit berubah", kata Sejin sambil berjalan keluar dari lift

"Maksudmu aku lebih memprioritaskan hubunganku daripada pekerjaanku?", tanyaku memandangnya tak percaya

"Ye. Dulu kau bukanlah orang yang egois dan selalu memprioritaskan bangtan dan pekerjaan. Tapi sekarang, kau hanya memikirkan Sora dan melalaikan beberapa tugas sebagai seorang leader", kta Sejin menatapku ketika kami sudah sampai di lobi rumah sakit

"Jinjja?? Apa perusahaan mengeluhkan hal itu padamu?", tanyaku sambil menundukkan wajahku

"Tidak, kurasa belum, mereka mencoba untuk tetap menghargai privasi mu. Hal itu adalah berdasarkan hasil pengamatanku dan apa yang kurasakan padamu. Kita sudah bersama selama hampir 9 tahun, Namjoon~aah. Aku tau bila kau sedang dalam kesulitan walaupun kau tak mengatakannya", jawabnya

"Menurutmu apa yang sebaiknya ku lakukan, hyung?", tanyaku setelah kami berada di dalam mobil

"Putuslah dengan Sora", jawab Sejin menatapku

"APA?!?", pekikku tak percaya dengan apa yang baru saja ia katakan

"Kurasa ini bukan saat yang tepat untukmu menjalin sebuah hubungan. Terlalu banyak masalah yang kalian timbulkan. Dan aku takut bila hal ini diketahui oleh publik maka namamu dan BTS tidak akan bertahan", jawab Sejin menatapku dengan wajah serius

Aku tak dapat berkata apa-apa, mulutku ternganga karena shock. Aku tak percaya kata-kata itu akan keluar dari mulutnya ... ada apa ini? Hubungan kami memang tidak selalu berjalan mulus, tapi mengatakan bahwa hubungan kami menimbulkan banyak masalah adalah hal yang berlebihan.

Sudah dua orang mengatakan ini padaku, apa para member juga merasakan hal yang sama?? Pikiranku sangat penuh saat ini hingga terasa sakit.

"Pikirkanlah Namjoon~aah, sebelum semuanya terlambat", kata Sejin mengakhiri pembicaraannya

Aku memejamkan mataku, berusaha menghilangkan semua pikiran dan perkataan yang baru saja kudengar.

——————————————————————

Stay save n stay gold wherever you are,

Borahae 💜💜💜💜