webnovel

DIARIES OF HOROR

Kita sebagai makhluk hidup adalah makhluk sosial. Saling membutuhkan dan saling melengkapi. Akan tetapi kita tidak hidup sendirian. Bukan berarti hewan dan tumbuhan bukan termasuk makhluk hidup. Ya, mereka tergolong makhluk hidup juga yang hidup di Bumi. Tetapi, di sini yang di maksudkan bukanlah mereka. Kita hidup berdampingan juga dengan yang tidak kasat mata. Ya, kita mengenalnya dengan bermacam nama. Hantu, Setan, Jin dan lainnya. Setiap wilayah memiliki nama yang berbeda untuk mereka yang tidak kasat mata. Misalnya saja Kuyang. Kuyang adalah hantu kepala yang terbang dengan organ dalam tubuhnya. Sebutan Kuyang ini berasal dari Kalimantan. Berbeda dengan di Bali, di Bali Kuyang disebut dengan nama Leak. Buku ini berisikan cerita-cerita horor yang akan menemani hari-hari kalian menjadi lebih... berwarna.

TRIS_WISNOF · Fantasy
Not enough ratings
296 Chs

Chapter 8# Jangan Mandi Maghrib!!

Dalam akun social media tersebut lelaki ini membagikan ceritanya dengan judul 'Jangan Mandi Waktu Maghrib' yang merupakan cerita nyata bertempat di Rumah Solo, Jawa Tengah.

Pada awal cerita tersebut, dirinya menyatakan bahwa ia bukanlah anak indigo atau bisa dikatakan dia adalah orang pada umumnya yang tidak memiliki kemampuan atau kelebihan untuk melihat yang tak kasat mata.

Meski demikian, dirinya merasa makhluk gaib sering kali mendekati dan menunjukkan eksistensi mereka kepadanya.

Cerita kali ini adalah tentang pamali atau pantangan, yaitu 'Dilarang Mandi pada Saat Maghrib' yang dialaminya sendiri.

Jadi, kejadian tersebut dialaminya di Solo, di rumah alm eyangnya yang adalah orang tua dari sang ibu.

Rumah ini terletak tidak jauh dari pusat kota, dekat dengan stadion Manahan yang sebenarnya situasinya biasa saja, artinya tidak sepi dan cenderung ramai.

Namun, memang di rumah tersebut dulunya terdapat banyak barang antik, seperti wayang kulit, keris, dan pernak pernik khas Jawa, karena memang eyang dari Jeremy ini hobi mengoleksi barang tersebut.

Dalam kejadian horor ini, dirinya tidak tahu apakah barang-barang ini ada hubungannya dengan kejadian horor tersebut atau tidak.

Dirinya menceritakan bahwa pada pembangunan lantai atas rumah tersebut, di tahun 2001, ada orang ronda yang melihat sosok hitam besar duduk di atas balkon yang masih dalam proses pembangunan.

Sosok hitam ini seperti sedang merokok dan mengeluarkan asap putih tebal yang menyebabkan jalan di samping rumah terselimuti kabut.

Cerita ini didengar oleh seluruh warga kampung, bahkan membuat orang yang ronda tak lagi berani melalui rumah eyang Jeremy ini.

Pada tahun 2009, barang-barang kuno tersebut akhirnya dijual dan diberikan ke kerabat, karena eyang sudah mulai belajar tentang agama yang lurus.

Kemudian pada tahun 2015, pada saat Jeremy kuliah di Solo, ia mengalami pamali di rumah tersebut.

"Aku tinggal di rumah tersebut bersama keluarga tanteku. Tannteku punya empat orang anak, anak pertama laki-laki dan sisanya perempuan. Adikku yang laki-laki ini namanya Sheehan, waktu itu dia baru lulus SD. Anak ini isengnya minta ampun," jelasnya.

Salah satu keisengan adiknya ini adalah mengganggu Jeremy pada saat mandi, entah mengetuk pintu, teriak-teriak dari luar, atau mematikan lampu.

Sampai suatu hari setelah kuliah, Jeremy sampai di rumah menjelang Maghrib, dan langsung mandi di kamar mandi lantai atas.

"Kamar mandinya terpisah dari ruangan lantai atas. Jadi kalau mau ke kamar mandi atas, kita harus keluar ruangan, kemudian melewati jemuran di dak-dakan terlebih dahulu," ceritanya.

Tidak ada firasat di awal mandi, namun di tengah-tengah mandi, lampu kamar mandi pun mati, Jeremy pun langsung mengira bahwa ini adalah ulang sang adik sepupunya.

Jeremy pun teriak untuk meminta tolong Sheehan menyalakan kembali lampu tersebut, namun tidak ada jawaban, sehingga dirinya mengenakan handuk untuk keluar dan menyalakan lampu kembali.

Pada saat keluar, keadaan di luar sangat sepi, namun dirinya masih belum berpikir bahwa itu adalah gangguan mistis.

Ia masih mengira bahwa adik sepupunya yang mematikan lampu dan langsung lari sembunyi atau turun ke lantai bawah.

Tak lama setelah Jeremy kembali menyalakan lampu dan meneruskan mandi, lampu kamar mandi pun berkedip beberapa kali, namun dirinya masih menyangka bahwa itu ulah Sheehan.

"Namun, tepat ketika aku sedang mengenakan bajuku, tiba-tiba lampu mulai berkedip lagi. Tapi untuk mati-nyala yang terakhir ini sangat singkat. Kalau tidak salah hanya dua atau tiga kedipan. Aku pada saat itu sudah terlanjur gemas dan jengkel dengan yang ku kira ulah adikku tersebut. Rasanya pengen membalas keisengan adikku itu," cerita Jeremy.

Saking jengkelnya, Jeremy pun mengambil gayung berisi air bermaksud ingin mengguyur ke adiknya tersebut, namun ia mengintip melalui kaca pintu kamar mandi untuk memastikan apakah sang adik berada di luar atau tidak.

Saat mengintip, ia yakin bahwa di depan pintu kamar mandi ada sosok anak kecil yang menyerupai adiknya, rambut, baju, celana, semuanya mirip, namun sosok ini membelakangi Jeremy sehingga ia tidak bisa melihat wajah anak tersebut.

"Tapi yang berbeda dari sosok itu, kulitnya putih pucat seperti orang kedinginan, padahal adikku kulitnya agak kecoklatan karena sering panas-panasan. Sosok tersebut seakan mematung menatap lurus ke depan, seakan memandang ke arah genteng rumah. Aneh, aku heran kepada Sheehan kurang kerjaan bengong lihat genteng seperti itu," tulisnya.

Ia pun segera membuka pintu kamar mandi, namun seketika itu juga di depan Jeremy tak ada siapa-siapa, Jeremy pun terkejut.

Jeremy langsung turun dan hendak menanyakan hal itu kepada adik sepupunya, namun Sheehan ternyata sedang shalat di kamarnya.

Setelah selesai dan menanyakan hal ganjil tersebut, Sheehan menyatakan bahwa ia tidak ke atas sama sekali, bahkan mengaku dirinya tidak tahu Jeremy pulang dari kuliah.

"Sejak awal, aku di lantai atas sendirian. Dari gangguan lampu mati yang pertama, hingga yang terakhir aku lihat sosok anak kecil di depan kamar mandi, itu bukanlah keisengan Sheehan. Aku tidak tahu siapa sebenarnya sosok anak kecil tersebut, dan sampai saat ini aku tidak pernah melihatnya lagi,"

Di akhir ceritanya tersebut, Jeremy memberikan pesan agar saat maghrib tidak melakukan aktivitas dan ingat bahwa mereka ada di sekeliling.

"Eh jangan keluar rumah.. sudah jam 6 sore, ini udah mau maghrib.." mungkin kalimat ini sering kamu dengar, terutama saat kecil. Menjelang atau saat waktu maghrib tiba, seakan sangat dilarang untuk ke luar bermain apalagi sampai ke luar rumah.

Banyak orang bilang, waktu maghrib adalah waktu di mana setan berkeliaran. Ada juga mitos yang mengatakan, jika bermain saat dan menjelang waktu maghrib, nanti akan diculik kolong wewe (sudel bolong). Ya, begitu banyak mitos yang berkembang di masyarakat.

Sebenarnya alasan dilarang keluar rumah saat maghrib bisa dijelaskan secara ilmiah. Waktu maghrib atau sekitar jam 6 sore adalah waktu di mana warna alam berubah menjadi merah, di mana spektrum cahaya ini memiliki resonansi yang sama dengan setan dan jin. Resonasi adalah dengungan suara atau peristiwa turut bergetarnya suatu benda karena pengaruh detaran gelombang elektromaknetik luar.

Karena itulah, pada waktu tersebut, setan dan jin yang keberadaannya tidak bisa dinafikan dari dunia ini, memiliki tenaga yang lebih kuat. Dengan alasan demikian, akan lebih baik kamu menghindarinya dengan tetap berada di dalam rumah.

Ada suatu cerita dimana saya mempunyai kawan dia di culik dikarenakan tidur di luar pada saat menuju waktunya adzan maghrib pada saat itu kawan saya dibawa oleh sosok makhluk halus atau bisa di sebut dengan kolong wewe selama 3 hari terjebak di dunia lain dunia para makhluk goib dan ternyata wewe gombel tersebut dari cerita dia ceritakan hanya berjangka waktu 1 jam dia berada disana padahal semua warga mencarinya sudah selama 3 hari.

Dan dia ditemukan didalam kandang ayam milik tetangganya dalam posisi meringkuk bagaikan anak kecil yang masih umur 5 tahun.

Sebagai pelajaran untuk kita semua agar lebih hati-hati dalam menjaga diri dan tetap di rumah pada saat maghrib tiba.

(tamat)