webnovel

DIARIES OF HOROR

Kita sebagai makhluk hidup adalah makhluk sosial. Saling membutuhkan dan saling melengkapi. Akan tetapi kita tidak hidup sendirian. Bukan berarti hewan dan tumbuhan bukan termasuk makhluk hidup. Ya, mereka tergolong makhluk hidup juga yang hidup di Bumi. Tetapi, di sini yang di maksudkan bukanlah mereka. Kita hidup berdampingan juga dengan yang tidak kasat mata. Ya, kita mengenalnya dengan bermacam nama. Hantu, Setan, Jin dan lainnya. Setiap wilayah memiliki nama yang berbeda untuk mereka yang tidak kasat mata. Misalnya saja Kuyang. Kuyang adalah hantu kepala yang terbang dengan organ dalam tubuhnya. Sebutan Kuyang ini berasal dari Kalimantan. Berbeda dengan di Bali, di Bali Kuyang disebut dengan nama Leak. Buku ini berisikan cerita-cerita horor yang akan menemani hari-hari kalian menjadi lebih... berwarna.

TRIS_WISNOF · Fantasy
Not enough ratings
296 Chs

Chapter 6# Mobil Berbau Amis (Tamat)

Karena tak menangkap kebohongan dari pernyataan pak Dirga.

Ikhsan jadi buntu, kenapa mobil yang dibelinya ada penunggunya.

Setelah ngobrol panjang lebar akhirnya ia pun pamit dan pak Dirga memberikan saran kalau mobilnya harus diruwat atau dibersihkan dari makhluk tak kasat mata.

Seminggu setelah pertemuan dengan pak Dirga, Ikhsan mendapat telpon dari orang bengkel.

Katanya, karyawan bengkel di sana sering mendapati seorang wanita sedang duduk menggendong bayinya di jok belakang mobilnya.

Mereka pada ketakutan dan baru sekarang ini mengalami kejadian seperti ini.

Ikhsan pun langsung berkoordinasi dengan pak Dirga agar proses ruwat mobil ini dipercepat saja.

Karena ternyata makhluk ini mulai menampakkan dirinya pada siapa saja.

Pak Dirga pun setuju, beberapa hari setelah itu mereka pun langsung datang ke bengkel dan di sore hari.

Setelah bengkel tutup, mereka sudah meminta izin pada pemiliknya bahwa akan melakukan ruwat pada mobil ini.

Pak Dirga datang bersama seorang pria setengah baya memakai baju Koko dan sorban. Beliau mengenalkan diri sebagai pak Hadi yang akan melakukan ruwatan itu.

Mereka pun memulai acara ruwat mobil ini. Disana selain ada Ikhsan, pak Dirga dan pak vHadi, ada juga pemilik bengkel dan beberapa karyawannya.

Mobil ini dimandikan dengan air yang katanya sudah didoakan.

Semua bagian mobil baik dalam dan luar dipercikkan air dan pak Hadi berdoa di dalam mobil.

Ketika pak Hadi sedang berdoa di dalam mobil, ada salah satu karyawan bengkel ada yang kesurupan.

Dia langsung terjatuh begitu saja dan tiba-tiba berteriak

"Jangan usir kami..."

"Jangan usir kami..."

Sontak, orang-orang yang ada di sana semuanya kaget dan takut.

Pak Hadi langsung keluar dari mobil dan langsung memegang ubun-ubun orang yang kesurupan tadi.

Beliau langsung bertanya

"ini siapa"

"Saya Riska..."

"Kamu yang ada didalam mobil ini?"

"Iya..." Katanya sambil menangis

"Kenapa kamu tingga dimobil?"

"Karena saya meninggal disana bersama bayi saya" jawabnya.

"Kamu meninggal kenapa?"

"Huhuhuuuuu... Dedii... Dediii.... Dediiii..."

Orang yang kesurupan itu malah menangis dan menyebut nama Dedi.

Entah siapa Dedi itu, Ikhsan tidak kenal, tapi raut muka pak Dirga jadi berubah.

Beliau seperti kaget dan gugup. Entahlah

Krina pun bertanya pada pak Dirga...

"Bapak kenal dengan yang namanya Dedi?"

"Itu anak saya..." Ujar pak Dirga dengan muka pucat pasi.

Ternyata pak Dirga punya anak namanya Dedi yang masih sekolah SMA kelas 3.

Wah, Ikhsan pun kaget dibuatnya.

Sedangkan arwah Riska ini tidak mau disuruh meninggalkan mobil tersebut karena katanya dia nyaman ada disana.

Dia malah menangis dan terus menangis.

Pak Hadi yang berusaha untuk memindahkan arwahnya seperti kewalahan. Beliau terlihat capek sekali.

Ikhsan dan pak Dirga akhirnya mengambil keputusan untuk mencari tahu dari Dedi.

Mungkin Dedi tahu sesuatu seseorang yang bernama Riska. Akhirnya mereka sudahi ruwat mobil ini.

Ia langsung ikut pak Dirga pulang ke rumah beliau untuk bertemu dengan Dedi. Kebetulan Dedi sedang ada dirumah jadi mereka bisa langsung bertanya padanya.

Ketika mereka menanyakan nama Riska pada Dedi, reaksi Dedi langsung kaget dan pucat pasi.

Pak Dirga langsung curiga melihat reaksi Dedi. Ikhsan pun begitu. Jadi mereka desak Dedi untuk menceritakan siapa Riska ini sebetulnya.

Ternyata Riska ini adalah pacar Dedi. Mereka sudah berpacaran cukup lama dan gaya berpacaran mereka buka hanya sekedar pacaran biasa.

Pacaran mereka sudah melewati batas dan akhirnya Riska hamil.

Awalnya Dedi bersedia bertanggungjawab atas kehamilan Riska. Tapi Dedi berjanji akan menikahi Riska jika sudah lulus ujian SMA.

Dan Riska pun menyanggupinya. Walaupun Riska harus menunggu dan menutupi perut buncitnya dulu.

Tapi malam itu Riska minta tolong pada Dedi bahwa dia merasakan mulas. Dia sepertinya akan melahirkan. Jadi minta tolong Dedi untuk menjemputnya.

Dedi pun menjemput Riska kerumahnya dan rencananya akan mengantar Riska ke klinik bersalin.

Dedi menjemput Riska menggunakan mobil Si Abu Monyet yang saat itu masih milik ayahnya.

Sebelumnya, Riska ini hanya tinggal bersama ayahnya. Sedangkan ibunya sudah meninggal.

Jadi karena ayahnya sibuk bekerja, dia tidak sadar dengan perubahan fisik anaknya.

Riska pun sedemikian rupa menutupi kehamilannya selama di sekolah supaya tidak ada yang curiga.

Selama di perjalanan menuju klinik, Riska merasakan sakit mulas di perutnya.

Dedi dan Riska pun panik, mereka tidak tahu harus berbuat apa.

Tapi tiba-tiba pikiran jahat berkelebat di pikiran Dedi.

Dia langsung membekap mulut Riska sampai Riska kehabisan napas. Riska pun meninggal saat itu juga sedangkan bayinya waktu itu masih hidup.

Bayinya laki-laki, namun karena setan sudah menguasai pikiran Dedi, maka Bayi tidak berdosa itu pun menjadi korban kebiadaban Dedi.

Karena takut perbuatannya diketahui oleh orang lain, maka Dedi membuang Jasad Riska di jurang di suatu tempat malam itu juga.

Dedi merasa perbuatannya aman-aman saja dan tidak ada yang mengetahuinya.

Ketika mendengar cerita lengkap dari Dedi anaknya, pak Dirga langsung emosi dan memukul Dedi.

Dia langsung bersumpah bahwa Dedi harus mempertanggungjawabkan perbuatannya, saat itu Dedi langsung sujud di kaki ayahnya.

Dedi mengaku salah dan khilaf.

Ikhsan pun yang mendengarnya hanya bisa geleng-geleng kepala. Bahwa pergaulan anak muda zaman sekarang memang benar-benar sudah diluar batas.

Mereka tidak memikirkan risiko atas perbuatan mereka.

Pak Dirga pun mendesak Dedi untuk menunjukan dimana dia membuang jasad Riska.

Keesokan harinya setelah mereka laporan ke polsek terdekat dan ditemani beberapa anggota kepolisian dan langsung menuju jurang dan dimaksud oleh Dedi.

Ternyata jurang yang dimaksud Dedi adalah jurang dimana tempat Ikhsan kecelakaan.

Mungkin di kecelakaan Ikhsan kemarin, Riska ingin menunjukkan menunjukkan jasad dirinya padanya.

Tapi waktu itu dia tidak melihat sekeliling Ternyata, jasad Riska ditemukan sudah membusuk saat itu juga beserta jasad bayi yang dilahirkannya.

Mereka ditemukan tertutup daun-daun kering di dasar jurang.

Begitulah jika setan sudah merasuki jiwa seseorang.

Untuk menutupi kesalahannya dia melakukan kesalahan lain yang lebih fatal, akhirnya Dedi dipenjara untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Sedangkan nasib mobil Si Abu Monyet sampai saat ini masih dihuni oleh Riska.

Sampai saat ini, jika Ikhsan sedang menyetir malam-malam masih suka terdengar suara tangisan bayi di mobil itu dan bau amis masih suka tercium.

Cerita ini hanya Ikhsan yang tahu dan sengaja memberitahu istrinya karena dia sangat penakut.

Kejadian pembunuhan Riska terjadi seminggu sebelum mobil ini Ikhsan beli.

Jadi mungkin wajar saja jika pak Dirga tidak merasakan keganjilan seperti yang dia rasakan.

Pelajaran untuk hal yang seperti ini jika melakukan sesuatu yang berdampak besar ataupun melakukan hubungan bebas alangkah baiknya bertanggung jawab dan tidak melakukan hal diluar batas kewajaran apa lagi sampai membuang jasad itu yang membuat hantu menjadi gentayangan dan meneror kapan saja.

Mobil Berbau Amis ( Tamat )