1 Sekolah Baru Iris

Saat menjukkan pukul 05.45 WIB seseorang gadis cantik masih asik dengan mimpi indahnya sambil memeluk Choco boneka panda kesayangannya yg di belikan oleh Ayahnya saat gadis cantik itu berumur 14 tahun dengan di temani selimut tebal yg membungkus badannya.

Terdengar suara pintu di buka.

Seorang wanita paruh baya hanya tersenyum melihat putri tercintanya masih tertidur pulas.

"Iris bangun," ujar Liona bunda Iris dengan nada lembut.

"Enghh iya Bun, 10 menit lagi." Iris berucap dengan masih masih memejamkan mata.

"Tidak ada sepuluh menit-sepuluh menitan. Ayo bangun sekarang sayang nanti kamu telat ke sekolah baru nya."

"Iya bunda," ujar Iris sambil bangun dan menuju kamar mandi tapi masih dengan mata yang setengah terpejam.

Dug!

"Aduh Bunda ini siapa sih yang ngasih pintu di sini," kata Iris sambil mengelus jidat nya yang menabrak pintu kamar mandi.

"Kamu ini tetap ada aja kelakuannya, dari lahir pun, itu pintu memang udah di situ. Makanya buka matanya jangan merem mulu." Liona hanya bisa terkekeh melihat kelakuan putrinya.

Setelah dua puluh wa menit akhirnya Iris pun turun menuju ruang makan dimana kedua orang tuanya sudah menunggu di meja makan.

"Good morning," ujarnya sambil menuruni anak tangga.

"Morning," ujar kedua orang tua Iris.

"Kamu mau sarapan pake apa sayang?" tanya bunda Iris.

"Roti aja Bunda cantik."

"Oh iya sayang kamu ke sekolah di anter sama mang Yaya aja ya," ujar Zayn Ayahnya Iris.

"Oke Ayah."

Sehabis menghabiskan sarapan dengan kedua orang tua nya, Iris pun berpamitan buat menuju ke sekolah barunya.

"Saya berangkat sekolah dulu Ayah Bunda," pamit Iris.

"Yaudah hati - hati di jalan ya sayang."

"Iya bunda."

"Assalamualaikum," pamitnya kemudian mencium tangan kedua orang tuanya satu persatu.

"Wa'alaikumsallam."

"Yaudah aku berangkat juga ke kantor dulu ya Bubda," ujar Zayn Ayah Iris.

"Iya Ayah hati - hati." Liona pun mulai mencium tangan suaminya.

Setelah menempuh bepergian selama 20 menit dari asal tempat tinggal menuju ke sekolah akhirnya Iris pun sampai di sekolah barunya.

"Neng sudah sampai ke sekolah," ujar mang Yaya pada anak majikannya itu.

"Oh iya mang makasih ya."

"Iya neng sama - sama nanti balik nya mang Yaya jemput ya."

"Oke mang dadah," ujar Iris sembari melambaikan tangan pada supir pribadi keluarganya itu.

Mang Yaya hanya bisa terkekeh pada pada kendaraan beroda empat melihat tingkah majikannya itu.

Kemudian Iris pun melangkah menuju gerbang sekolah barunya itu. Ia bergumam membaca nama sekolahnya itu yaitu sekolah Menengan atas Wellington itu lah nama sekolah yang akan Iris tempati sekarang.

Dia berjalan menyusuri koridor kelas sendirian karna bel sekolah sudah berbunyi berasal lima mnt yg lalu jadi seluruh murid sudah berada pada kelas nya masing - masing buat memulai aktivitas belajar mengajar.

"Ck, ini sekolah apa daerah buat landasan pesawat sih luas banget dari tersebut Iris muter - muter ngelilingin ini sekolah engga ketemu pula ruangan kepala sekolah nya sih," gerutu Iris sambil kepalanya sibuk menoleh ke kanan kiri mencari ruang ketua sekolah. beliau tak sadar bahwa dari arah antagonis terdapat seseorang pria yang sedang berjalan sembari memasukan kedua tangan kedalam saku celana seragam sekolah nya akhirnya

Brukk.

"Tadi pagi nabrak pintu kini sekarang nabrak tembok," ujarnya sembari terus mengelus jidatnya tanpa melihat objek yg beliau tabrak.

"Ehem," deheman pria yang ia tabrak.

"Ehh bunyi apa itu perasaan Iris sendirian deh, maafin Iris ya setan jangan gangguin Iris apalagi bawa Iris ikut setan soalnya kalo Iris ikut setan, nanti kasian Choco engga ada yang nemenin tidur," katanya menangkup ke 2 tangan didepan wajahnya sambil menutup mata.

Pria itu bergumam, "Lucu," sambil tersenyum tipis tidak terdapat yang menganggap bahwa itu sebuah senyuman. "Ehemmm." dehemannya sekali lagi.

Kali ini dehemannya lebih keras akhirnya dengan memberanikan diri Iris pun membuka matanya sembari melihat objek yang iya tabrak seketika mata mereka bertemu oleh pria hanya diam menggunakan paras datar nya, Iris malah cengengesan.

"Eh hehe maafin Iris ya kirain Iris tersebut setan soalnya Iris ga liat ada orang," katanya terkekeh sambil menggaruk belakang kepala nya.

"Hmmm," jawab sang pria singkat.

Iris melongo kemudian beliau pun bertanya "Kamu sakit gigi ya? Jawabannya singkat banget."

"Gak."

"Ya allah seumur hidup Iris baru nemuin tembok berjalan kaya kamu," pungkasnya sambil mengelus dada.

Sang pria masih permanen memasang paras datar walaupun pada hatinya dia sangat sangat gemas menggunakan wanita yang terdapat di depannya ini. Entah kenapa beliau merasa jantungnya berdetak dua× lebih cepat asal biasa nya terdapat apa menggunakan dirinya? beliau belum pernah merasa begini sebelumnya.

"Eh iya Iris boleh minta tolong gak?"

Laki-laki itu hanya mengangkat satu alis nya tanda bertanya.

"Anterin Iris ke ruangan kepala sekolah ya soalnya dari tadi Iris udah muter muter kaya gasing engga ketemu pula ruangan kepala sekolahnya."

"Hm."

Sang pria berjalan lebih dulu akhirnya Iris mengikuti langkah laki-laki tersebut berasal belakang. Akhirnya mereka pun hingga pada depan ruang ketua sekolah.

"Makasih ya udah nolongin Iris nyari ruang kepala sekolah," ujarnya sembari nyengir menampilkan formasi gigi putihnya.

"Hm."

Si laki-laki pun melangkah pergi. Sedangkan Iris masuk kedalam ruang kepala sekolah.

Tok tok tok.

"Masuk," ujar suara dari dalam sana

Akhirnya Iris pun melangkah masuk.

"Engkau Iris Anadhita ya yang pindahan dari bandung itu," ujar pak Deni ketua sekolah pada Sekolah Menengan Atas Wellington.

"Iya pak benar."

"Baik Iris engkau masuk kelas 12 IPS 3 yuk saya antar."

"Baik pak."

lalu mereka berdua pun hingga didepan kelas yg pak Deni beritahu tadi. Pak Deni pun mengetuk pintu kelas tadi.

Tok tok tok.

lalu guru yg sedang mengajar pun membuka pintu.

"Ada apa ya pak?" tanya pengajar itu.

"Begini loh bu saya membawa siswa baru."

"Oh iya pak terima kasih."

"Baik bu aku permisi."

"Ayo nak mari masuk," ujar guru itu.

"Eh iya bu."

Akhirnya Iris pun mengikuti langkah pengajar tadi, memasuki kelasnya yang dan mendadak ramai oleh sorakan apalagi kaum adam karna melihat seorang anak didik baru wanita pada kelas mereka.

Asikkk siapa tuh.

Weh cantikk gila.

Wuihhh bening coyy.

"Sudah telah kalian membisu. Baik nak silahkan perkenalkan diri kamu."

"Perkenalkan nama aku Iris Anadhita, pindahan dari bandung salam kenal sahabat sahabat," ujarnya sembari tersenyum cantik.

Aduhh meleleh abwang de.

Senyum nya ngajak berumah tangga.

manis banget senyumnya gula aja kalah ini ibu cok.

"Sudah telah membisu kalian baik Brisska perkenalkan nama bunda, ibu Dewi bunda mengajar bahasa indonesia sekaligus wali kelas kamu."

"Baik bu."

"Oke Iris kamu duduk bersama Zia, Zia angkat tangan kau."

Seseorang siswi wanita pun mengangkat tangannya.

"Baik bu terima kasih."

Lalu beliau pun berjalan menuju seorang siswi yg bernama Zia tadi. beliau pun duduk pada samping siswi itu kemudian siswi itu pun tersenyum ramah kepada Iris, akhirnya Iris pun tersenyum.

"Hai kenalin nama saya Zia Aprilianty." pungkasnya mengulurkan tangan tangan sembari tersenyum.

Iris pun mendapatkan uluran tangan itu sembari tersenyum manis.

"Kenalin nama saya Iris Anadhita." Sembari memamerkan kumpulan gigi putihnya.

"Ihh gemes banget si," ujar Zia. dia itu orangnya agak heboh sedikit ya.

Iris hanya terkekeh geli menanggapi ucapan teman baru nya itu.

"Eh iya ini di depan kita namanya Keyra. dia temen saya juga," ujar Zia memperkenalkan temannya di Iris.

"Iris Anandhita," ujarnya tersenyum sembari mengulurkan tangan.

"Keyra Stefany." Iris menerima uluran tangan itu.

"Baik anak anak buka bab 4 kita mulai pembelajaran perihal--" ujar guru itu menjelaskan.

avataravatar
Next chapter